Tentang ‘RADIOHEAD’

Radiohead Bukan Hanya Sekedar Band. Karena perlu lebih dari sekedar mendengarkan lagunya untuk bisa memahami musiknya.

Review Album Noah “Seperti Seharusnya”

Album “Seperti Seharusnya” ini seakan menjawab semua pertanyaan yang ada selama masa hiatus mereka dari industri musik Indonesia. Sekaligus sebagai hadiah bagi semua sahabat yang telah lama menantikan karya-karya mereka.

Cerpen: Aku, Kamu dan Hujan

"Hujanpun tak lagi turun disini seakan tak mengizinkan kami untuk bertemu lagi seperti dulu. Hari-hari begitu kelam terasa"

Lagu yang Berkesan Selama 2012

Lagu pada dasarnya bukan hanya untuk sekedar didengarkan. Kadang ada lagu yang berkesan dalam kehidupan saat ada moment-moment tersendiri dalam hidup kita.

Tentang Film Animasi di Tahun 2012

Dibalik kesederhanaan cerita, tema atau apapun, film animasi ternyata menyajikan banyak pesan tersirat, sarat akan makna dan banyak hal yang bisa kita ambil dari apa yang disampaikan dari kesederhanaan yang diungkap dalam film animasi.

Wednesday, February 27, 2013

Sepatah Kata #2


Di bulan Februari ini, gak tahu kenapa ide buat bikin tulisan disini jadi agak seret. Bingung mau bikin apa buat blog ini. Hasratnya pun udah berkurang. Mungkin itu yang bikin ide di kepala jadi kering. Ya, terkadang dalam hidup kita mengalami fase seperti ini. Fase dimana inspirasi, ide dan gagasan dalam diri kita izin pergi (pada batas waktu yang tidak ditentukan) dari imajinasi kita ini.
Dan, karena lagi bener-bener gak punya ide. Saya malah berpikir untuk mengutip ulang beberapa patah kata yang pernah diucapkan orang untuk saya posting disini. Ya, bisa dibilang semacam kata-kata bijak atau motivasi atau wisdom yang siapa tahu aja bisa menginspirasi siapapun yang membacanya.

“kita tidak pernah mengerti seberapa kecil kebutuhan kita akan sesuatu di dunia ini sampai kita tahu bagaimana rasanya kehilangan sesuatu itu”.
James Matthew Barrie (1860-1937), dermawan Skotlandia

“jika berlari, kamu mungkin saja kalah. Jika tidak berlari, kamu dijamin pasti kalah”.
Jesse Jackson, tokoh pejuang hak sipil Amerika Serikat

“tidak ada obat yang lebih mujarab dari harapan. Tak ada semangat yang menggebu dan obat yang ampuh seperti halnya harapan agar esok lebih baik”.
Orison Swett Marden (1850-1924), penulis  Amerika Serikat

“pertumbuhan diawali ketika kita mulai mengetahui kelemahan kita”.
Jean Vanier, filsuf  Kanada

“dalam berdoa lebih baik memiliki hati tanpa kata-kata daripada kata-kata tanpa hati”.
Mahatma Ghandi (1869-1948), filsuf  India

“kesabaran bukanlah kepasrahan, sebaliknya, kesabaran adalah tindakan aktif untuk mengumpulkan kekuatan”.
Edward G. Bulwer-Lytton (1803-1873), sastrawan Inggris

“kesempatan emas seringkali dilewatkan banyak orang karena selintas seperti hal yang biasa-biasa saja”.
Thomas Alva Edison (1847-1931), penemu  Amerika Serikat

“apa yang kita lihat sangat bergantung pada apa yang kita cari”.
John Lubbock (1834-1913), politikus dan ahli biologi  Inggris

“arti penting manusia bukan terletak pada apa yang dia peroleh, melainkan apa yang sangat ia rindukan untuk diraih”.
Kahlil Gibran (1883-1931), filsuf Amerika kelahiran Libanon

“di dunia ini tak pernah ada dua pendapat yang sama, demikian pula pada dua helai rambut atau dua butir biji padi, kualitas yang paling universal adalah keberagaman”.
Michael de Montaigne (1533-1592), filsuf dan penuli Perancis

“saya pesimistis karena kecerdasan, tapi optimistis karena keinginan”.
Antonio Gramsci (1891-1937), intelektual dan politikus Italia

“kebiasaan seseorang lebih meyakinkan daripada argumentasi yang ia kemukakan”.
George Santayana (1863-1925), filsuf Spanyol

“sejumlah godaan datang pada mereka yang tekun, tapi semua godaan pasti menyerang pada mereka yang bermalas-malasan”.
Charles H. Spurgeon (1834-1892), pendeta Inggris

“tak ada karya yang besar di dunia ini yang pernah dicapai tanpa kegairahan”.
Hebbel (1813-1863), dermawan dan pujangga Jerman

“kearifan seseorang tidak diperoleh, tapi diperoleh dari usaha keras semasa hidupnya”.
Albert Einstein (1879-1955), fisikawan Amerika kelahiran Jerman

“kita kalah karena mengatakan pada diri sendiri bahwa kita kalah”.
Leo Nikolaevich Tolstoy (1828-1910), filsuf dan novelis Rusia

“saya tidak tahu kunci kesuksesan, tetapi kunci kegagalan adalah berusaha menyenangkan semua orang”.
Bill Cosby, aktor dan pelawak Amerika Serikat

“jangan tanya tentang arti hidup, tertawalah itu sudah cukup”
Charlie Chaplin, (1899-1976) aktor


Friday, February 8, 2013

Sepatah Kata #1


Ide tentang sebuah kehidupan adalah sebuah pertanyaan tanpa ujung, dan di kehidupan ini terdapat lebih banyak pertanyaan daripada jawaban

Pahitnya sebuah pengkhianatan adalah panas api dalam kekecewaan dan hawa dingin yang menusuk dalam kesedihan tidak cukup sekedar air mata

Perjalanan mundur ke masa lalu adalah lamunan yang panjang, manis atau pahitnya tahapan kenangan

Drama cinta akan selalu menghiasi kehidupan manusia, dan kekuatan cinta yang sangat besar dapat menerangi hati yang meredup dari sebuah dilema perpisahan yang tulus

Dalam kesendirianku, kuhabiskan waktuku didalam kepalaku

Mencarilah kau terus, lalu kau temui sebuah misteri yang disebut TUHAN

The Greatest Session of The History

Kutukan Film Forrest Gump

          "Life is like a box of chocolates. You never know what you’re gonna get" 
- Forrest Gump -
Kalimat diatas adalah alasan kenapa saya sangat ingin nonton film ‘Forrest Gump’. Kalimat itu emang bagus kedengarannya, siapapun pasti suka, begitupun saya. Sampai saya bela-belain nyari tuh film agar bisa nonton kayak apa sih ‘Forrest Gump’ itu.
Pada akhirnya saya bisa punya file film tersebut. Dan malam kira-kira pukul 8 atau 9, sayapun menontonnya. Awalnya semua berjalan normal-normal aja, gak ada tanda-tanda akan ada hal buruk terjadi. Tiba-tiba pada pertengahan film, saya ketiduran. Dan dari sanalah semua bermulai. Gara-gara film tersebut gak selesai ditonton, film tersebut jadi punya dendam sendiri sama saya (emang ada film dendaman?)
Pas saya tidur, gak tau atas dasar apa film itu mulai menghantui saya, masuk kedalam mimpi dan memberi doktrin-doktrin gila dalam otak saya. Dia masuk dalam pikiran alam bawah sadar laksana sebuah ilmu filsafat yang bikin kepala pusing bukan kepalang. Pikiran saya dibawa melayang memikirkan tuh film yang gak tahu kenapa menjadi sangat berat. Film itu jadi sangat filosofis dan setiap apa yang ada dalam film itu, adegan, dialog, cerita bahkan tempatnyapun menjadi penuh akan hal-hal filosofis yang berat banget buat dipikirkan. Nalar saya gak mampu menjangkaunya, semua itu terlalu berat. Dan hasilnya?
Saya terbangun sejenak, tubuh saya mengalami demam tinggi, suhunya panas banget. Kayaknya kalo telor ditaruh ditubuh saya, bisa-bisa matang tuh telor (saking panasnya). Badan saya lemes. Kepala saya pusing, berat banget. Kayaknya berat kepala saya udah meningkat beratus-ratus kilo dari normalnya. Jalanpun jadi miring kayak di iklan minuman itu. Semuanya terjadi secara tiba-tiba, mendadak tanpa pesan sebelumnya. Padahal istilahnya kalo mau sakit pasti ada tanda-tandanya. Nah siangnya hidup saya normal-normal aja, semuanya baik dan gak ada tanda kalo saya bakalan seperti itu. Apa emang bener nih gara-gara film ‘Forrest Gump’ itu? Saya tak tahu.
Malam itu menjadi malam yang berat buat saya sampai tiba pagi hari saya masih terkulai lemah tak berdaya. Saya gak mampu berbuat apa-apa. Padahal saya sudah merencanakan sesuatu untuk waktu satu minggu ke depan. Dan semua rencana yang sudah tersusun dengan rapi dan sistematis itu sirna dalam sekejap. Tubuh saya mengadakan rapat dadakan tentang apa yang terjadi dan hasilnya telah diputuskan secara musyawarah dan mufakat bahwa saya sakit. Fix gak bisa ditawar lagi.
Mengetahui bahwa saya sakit, saya memutuskan untuk pulang ke rumah. Dan atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa dan dengan didorong oleh keinginan luhur, maka telah sampailah saya pada rumah saya yang tercinta. Disanapun saya hanya bisa terkulai lemah. Demam tinggi dengan bintik-bintik merah dibeberapa bagian tubuh dan dari area kaki ke atas semua mendadak menjadi gatal. Lidah saya menjadi kehilangan rasa, semua mendadak terasa pahit. Pokoknya gak enak banget. Sialnya, saya gak bisa memeriksakan diri ke dokter manapun karena hari itu akhir pekan. Akhirnya saya hanya bisa diam meratapi semua yang terjadi dan menunggu keajaiban akan terjadi. Untung masih ada laptop ama speaker ‘kreatif’ yang selalu setia menemani sehingga kadang saya bisa sedikit melupakan apa yang sedang terjadi.
Dalam masa itu, terjadi hal yang selalu memberatkan kepala saya terutama pas tidur. Dalam tidur, saya selalu dihinggapi hal-hal yang berat sekali untuk dipikirkan. Semua yang ada disekitar saya menjadi area berfilsafat yang mau tak mau harus saya pikirkan dan tentu saja saya gak sanggup memikirkan hal yang gak tahu dari mana datangnya dan kenapa juga saya pikirkan. Tapi yang pasti semua itu membuat kepala saya makin pusing dan berat.
Sakit itu emang gak ada yang enak. Mau itu ringan yang cuma sekedar flu atau pilek doang, tetep aja gak enak. Apalagi kalau itu sakit berat, sangat gak enak. Sehat itu emang nikmat dan sangat berharga. Ya, kadang kita suka lupa bersyukur pas kita lagi sehat dan gak menjaga kesehatan yang telah dianugerahkan Tuhan itu. Baru udah sakit aja, kita ngerasa kalau sehat itu segalanya.
Tapi dari perisitiwa yang saya alami ini, saya mengamini kata-kata Forrest Gump yang terkenal itu. Life is like a box of chocolates. You never know what you’re gonna get. Kayaknya ada benernya juga. Hidup itu emang misterius, banyak hal-hal terduga yang tak pernah terpikir sebelumnya. Kita gak pernah tahu apa yang akan terjadi dalam hidup kita ke depan. Kita gak pernah tahu apa yang akan kita dapatkan dalam hidup kita nanti. Kita hanya bisa berencana tetapi tetap Tuhan jualah yang menentukan segalanya. Dan satu hal lagi bahwa apapun yang terjadi, hidup harus tetap berlanjut dan berjalan terus.