Tentang ‘RADIOHEAD’

Radiohead Bukan Hanya Sekedar Band. Karena perlu lebih dari sekedar mendengarkan lagunya untuk bisa memahami musiknya.

Review Album Noah “Seperti Seharusnya”

Album “Seperti Seharusnya” ini seakan menjawab semua pertanyaan yang ada selama masa hiatus mereka dari industri musik Indonesia. Sekaligus sebagai hadiah bagi semua sahabat yang telah lama menantikan karya-karya mereka.

Cerpen: Aku, Kamu dan Hujan

"Hujanpun tak lagi turun disini seakan tak mengizinkan kami untuk bertemu lagi seperti dulu. Hari-hari begitu kelam terasa"

Lagu yang Berkesan Selama 2012

Lagu pada dasarnya bukan hanya untuk sekedar didengarkan. Kadang ada lagu yang berkesan dalam kehidupan saat ada moment-moment tersendiri dalam hidup kita.

Tentang Film Animasi di Tahun 2012

Dibalik kesederhanaan cerita, tema atau apapun, film animasi ternyata menyajikan banyak pesan tersirat, sarat akan makna dan banyak hal yang bisa kita ambil dari apa yang disampaikan dari kesederhanaan yang diungkap dalam film animasi.

Wednesday, April 17, 2013

Masalah Adalah...


Masalah, masalah dan masalah. Kayaknya kata yang satu ini selalu ada dalam hidup kita. Mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi, bahkan bisa jadi saat tertidurpun masih ada yang namanya masalah itu. Emang makhluk apa masalah itu?
Orang bilang: Masalah itu keadaan. Masalah itu proses. Masalah itu anugerah. Masalah itu berat. Masalah itu pembelajaran. Masalah itu introspeksi. Masalah itu latihan. Masalah itu tantangan. Masalah itu hidup. Sederhananya, banyak yang bilang bahwa masalah adalah ketika keinginan tak sesuai dengan kenyataan. It’s so simple.
Semua orang didunia ini, siapapun dia. Tak peduli orang mana, profesinya apa, pendidikannya gimana. Pasti dia punya masalah. Masalahnya apa, terserah si masalah itu sendiri. Mau masalah berat, kecil, ringan, sedang atau apapun. Datangnya darimana, gimana, kapan yang pasti masalah itu selalu ada. Sadar atau tidak. Dan karena masalah selalu ada disekitar kita, maka apa yang seharusnya kita lakukan untuk si masalah ini?
Ada sebuah pepatah mengatakan: “Bersahabatlah dengan masalah maka masalahpun akan bersahabat dengan kita”. Mungkin ini juga disadari Lenka lewat lagunya yang berjuduk ‘Trouble Is A Friend’ yang berarti masalah adalah teman. Dua kalimat tersebut mengisyaratkan bahwa masalah adalah bagian dari hidup kita. Kita pasti bisa membayangkan bagaimana jika kita hidup tanpa teman, hanya sendiri didunia ini. Pasti hidup kita akan terasa hampa. Begitu juga dengan masalah, bagaimana jika hidup tanpa masalah? Masih berartikah hidup kita?

Trouble he will find you, no matter where you go
No matter if you're fast, no matter if you're slow
The eye of the storm or the cry in the morn
You're fine for a while but you start to lose control...
He's there in the dark. He's there in my heart
He waits in the wings. He's gotta play a part
_Lenka_

Setiap orang punya masalahnya sendiri. Plus kadarnya. Karena memang kadar permasalahan yang dihadapi seseorang pasti berbeda. Bisa jadi untuk orang yang satu masalah itu adalah masalah yang besar, tapi untuk sebagian yang lain bisa jadi itu cuma hal kecil yang numpang lewat saja, padahal akar permasalahannya sama. Ya, berat atau tidaknya sebuah masalah itu tergantung kita. Karena setiap orang memang punya pandangan sendiri tentang masalahnya. Tapi yang pasti Tuhan telah menetapkan bahwa tidak akan ada satu masalahpun yang Dia berikan melainkan kita bisa mengatasinya.
Pada dasarnya, saat kita dihadapkan pada sebuah masalah, sesungguhnya kita bisa memilih. Kita memilih lari atau menghadapinya. Lari berarti kita lari dari kenyataan terhadap masalah itu sendiri. Tapi bisa jadi hal itu bukanlah solusi yang tepat. Karena sesungguhnya kita tak akan pernah bisa lari dari masalah. Malah masalah akan terus menghantui kita. Memilih menghadapinya mungkin langkah yang paling bijak. Menghadapinya berarti kita mencari solusi untuk menyelesaikannya. Memang kadang tak bisa semua diselesaikan karena akan selalu ada masalah baru setelah masalah lain pergi. Memang terkadang berat juga untuk menyelesaikannya, bahkan bisa sangat sulit. Tapi seperti kata ‘Last Child’ bahwa kita bisa anggap semua itu adalah satu langkah untuk mendewasakan diri kita dan menjadi pribadi lebih baik dari yang sebelumnya. Walaupun tentu semua itu tidaklah mudah. Semua butuh proses. Dan dari proses itulah kita akan dapatkan sesuatu yang hanya kita yang akan mendapatkannya.
Kita bisa belajar dari masalah dan memperbaiki diri karenanya. Karena masalah akan membuat jati diri kita yang sesungguhnya. Seperti yang saya kutip dari film ‘The Amazing Spiderman’ berikut ini.
Well, take it from an old man:
Those things send us down a road
They make us who we are
_Richard Parker_

Masalah pada hakikatnya bukanlah masalah. Mungkin itu adalah hal yang memang dipersiapkan demi kebaikan kita. Hanya kita yang harus benar-benar menyadari dan menerimanya sehingga kita tahu apa yang harus kita lakukan setelahnya. Seperti kata puisi yang diambil dari buku ‘Kisah Lainnya’ berikut.

Pada saat masalahmu menghampirimu, janganlah berkecil hati
Itu adalah pasangan hidupmu
Itu adalah takdirmu
Sesuatu yang sudah dipersiapkan untukmu
Bahkan sebelum kau dilahirkan
Itu adalah pelengkap hidupmu
Itu adalah gurumu, maka cintailah dia
Penilaian Tuhan tidak dimulai saat kau menerimanya
Karena semua orang akan menerimanya, tanpa terkecuali
Selayaknya seperti orang-orang sebelumnya

Jangan pernah berusaha menolak kesalahanmu
Terimalah itu sebagai bekalmu, untuk perjalanan panjangmu
Justru kesalahanmu dimulai ketika kau menolak menerima kesalahanmu
Sedangkan kau menyadarinya

Lapangkanlah dadamu, sehingga luas, tempat untuk ilmu yang berguna
Penilaian Tuhan dimulai saat kau memperbaikinya

- Ariel -

Monday, April 1, 2013

Ringkasan Buku Media Pengajaran

         Postingan kali ini merupakan hasil tugas saya pada mata kuliah Media Pembelajaran. Bentuk tugasnya merupakan rangkuman/ringkasanan buku yang isinya tentang media pembelajaran dan hal-hal yang berhubungan dengannya. Buku yang saya pilih untuk dirangkum dalam tugas ini adalah sebuah buku berjudul Media Pengajaran karya Basuki Wibawa & Farida Mukti tahun 1992.
         Yang saya rangkum dari buku ini hanya bab 1 & 2 saja, karena sisanya teman saya yang merangkumnya. Dan berikut tugas pertama mata kuliah ini yang langsung saya copy-paste dari word yang telah saya buat sebelumnya.

Deskripsi Buku
Judul Buku   : Media Pengajaran
Pengarang   : Basuki Wibawa & Farida Mukti
Tahun            : 1992

BAB I PENDAHULUAN
Pada dasarnya untuk bisa menggunakan media pembelajaran, seorang guru harus memahami latar belakang pemanfaatan media dalam proses pembelajaran. Dengan demikian seorang guru dapat memilih dan menggunakan media tersebut untuk membantu proses pembelajaran.
Keberhasilan kegiatan belajar siswa dapat dipengaruhi beberapa faktor, yaitu:
1.          Verbalisme
Hal ini terjadi apabila guru terlalu banyak menggunakan kata-kata dalam isi pelajaran, memberikan contoh dan ilustrasi yang diperlukan. Situasi tersebut dapat mengganggu konsentrasi belajar siswa, apabila penggunaan kata-kata tersebut masih asing di telinga siswa. Karena tidak semua siswa mempunyai tingkat kemahiran kosakata yang sama. Apabila guru kurang memahami keadaan seperti ini dan meneruskan menyajikan materi secara verbal maka siswa akan menjadi cepat bosan dengan materi tersebut. Situasi seperti ini dapat dicegah apabila guru terlebih dulu mempelajari keadaan siswa dan menggunakan media lain seperti gambar untuk menjelaskan ilustrasi yang tidak dapat dijelaskan hanya dengan kata-kata saja.
2.         Kekacauan makna
Kekacauan makna terjadi apabila siswa salah menafsirkan maksud dari sebuah meteri yang diajarkan seorang guru. Hal ini bisa jadi membuat proses pembelajaran sedikit terhambat. Kesulitan belajar bertambah besar bila siswa tersebut merupakan seorang yang pemalu dan tidak punya keberanian bertanya pada guru. Bila situasi ini terjadi maka makna yang keliru dari konsep akan terus terbawa dalam jangka waktu yang lama. Untuk itu, pemanfaatan media ini dapat membantu guru dalam proses pembelajaran.
3.         Kegemaran berangan-angan
Didalam sebuah kelas kadang ada satu atau dua siswa yang tampak tenang memperhatikan pelajaran tapi kadang mereka suka hilang konsentrasi belajarnya, karena mereka mengangakan sesuatu hal. Hal ini juga mampu menghambat tercapainya tujuan pembelajaran. Dalam hal ini, media pembelajaran dapat berfungsi untuk memberi penyajian pelajaran dan menciptakan suasan belajar yang menarik.
4.        Persepsi yang kurang tepat
Proses pemahaman serta persepsi siswa yang kurang tepat terhadap sebuah objek pelajaran dapat dipengaruhi latar belakang pengalaman, pengetahuan dan tingkat kemahiran kosakata. Untuk mengatasi hal ini, pemanfaatan media sangat membantu. Karena media membpunyai kelebihan secara teknis, mampu menyajikan suatu peristiwa secara terpadu atau menyajikan konsep secara utuh dan benar.

Proses belajar-mengajar sebagai proses komunikasi
Proses belajar-mengajar bisa juga disebut proses komunikasi. Dan layaknya proses komunikasi, guru berperan sebagai sumber pesan, dan siswa berperan sebagai penerima pesan. Sebagai sumber pesan, guru perlu mengolah informasi supaya dapat diterima dengan baik oleh siswanya. Ia harus mengubah isi pesan yang bersumber dari kurikulum menjadi hal yang dapat dimengerti siswa berdasarkan pengalaman, pengetahuan dan kebudayaan siswanya. Sebagai penerima pesan, siswa bertugas menafsirkan pesan pelajaran sesuai dengan yang dimaksud guru.
Pada prakteknya, komunikasi dalam pembelajaran ini tidak hanya berjalan hanya guru sebagai sumber pesan melainkan bisa sebaliknya. yaitu disaat siswa memberi tanggapan, menjawab pertanyaan dsb. Sehingga komunikasi ini terjadi dalam dua arah yang membuat aktivitas dikelas menjadi semakin variatif dan hal ini dapat membuat kualitas belajar menjadi semakin baik.
Dalam hal ini, media dapat membantu guru dalam menyampaikan pesannya. Media yang dirancang dengan baik dapat menentukan keberhasilan siswa dalam menangkap pesan yang disampaikan oleh seorang guru.

Pengertian media pengajaran
Mc Luhan, media adalah semua saluran pesan yang dapat digunakan sebagai saran komunikasi dari seseorang ke orang lain yang tidak ada dihadapannya. Meliputi surat, televisi, fil, dan telepon.
Romizowski, media adalah pembawa pesan yang berasal suatu sumber pesan kepada penerima pesan. Dalam proses belajar mengajar, sumber pesan adalah guru sedangkan penerima pesan adalah siswa. Siswa dirangsang oleh media untuk menggunakan inderanya untuk menerima informasi atau pesan. Pesan itu ialah isi pelajaran yang berasal dari kurikulum yang disampaikan guru kepada siswa. Pesan ini dapat bersifat rumit dan mungkin harus dirancang dengan cermat supaya dapat dikomunikasikan dengan baik kepada siswa.

Peran dan kegunaan media
Media dalam proses pembelajaran dapat digunakan dalam dua arah cara, yaitu sebagai alat bantu mengajar (dependent media) dan sebagai media belajar siswa yang dapat digunakan oleh siswa itu sendiri (independent media). Sebagai alat bantu, efektivitas media itu sangat tergantung pada cara dan kemampuan guru yang memakainya. Sedangkan untuk media yang dipakai oleh siswa dirancang, dikembangakan dan diproduksi secara sistematik serta dapat menentukan informasi secara terarah untuk mencapai tujuan instruksional tertentu.
Media dapat membantu guru memberikan informasi lebih baik:
1.         Media mampu memperlihatkan gerakan cepat yang sulit diamati dengan cermat oleh mata biasa.
2.       Media dapat memperbesar benda-benda kecil yang tak dapat dilihat oleh mata telanjang.
3.         Dapat mewakili objek yang besar yang tak  dapat dibawa ke dalam kelas.
4.        Objek yang terlalu kompleks dapat disajikan dengan model yang disederhanakan.
5.         Media dapat menyajikan suatu proses atau pengalaman hidup yang utuh.

BAB II PENGENALAN DIRI SISWA DAN EFEKTIVITAS MEDIA
Pemberian pengalaman belajar atau penyampaian pesan pengajaran dari sumber belajar kepada siswa seharusnya melalui media yang tepat. Agar media tersebut efektif penggunaannya dan dapat mengurangi distorsi informasi dari sumber ke penerima pesan. Namun media pengajaran yang efektif untuk kelompok A belum tentu efektif untuk kelompok B. Untuk itu, diperlukan upaya untuk mengenali karakteristik siswa yang menjadi sasaran program media akan sangat membantu pemilihan dan penggunaan media secara efektif.

Mengenal karakteristik siswa
Dalam kegiatan pembelajaran, media digunakan untuk membantu siswa mempelajarai objek, suara, proses, peristiwa atau lingkungan yang sulit dihadirkan ke dalam kelas. Dari hal itu siswa diharapkan mampu memperoleh persepsi yang tepat yang dapat berpengaruh terhadap pemahaman siswa.
Pemanfaatan media pengajaran dapat membantu guru maka pemilihannya harus memperhatikan:
1.          Kesesuaian media pengajaran dengan tujuan yang ingin dicapai
2.         Kesesuaian karakteristik media dengan karakteristik pelajaran
3.         Kecanggihan media pengajaran
4.         Kesesuaian media pengajaran dengan minat, kemampuan dan wawasan siswa
5.         Kesesuaian karakteristik media dengan latar belakang sosial budaya
6.         Kemudahan memperoleh dan menggunakan media pengajaran
7.         Kualitas teknis media pengajaran
Terkadang dalam pembelajaran terdapat perbedaan individual diantara siswa walaupun terdapat kesamaan kebutuhan antara siswa dengan yang lainnya. Perbedaan tersebut antara lain dalam hal:
1.          Kemampuan awal dan wawasannya
2.         Kebiasaan belajar
3.         Kedewasaan
4.         Kondisi fisik
5.         Latar belakang sosial budaya
6.         Faktor akademik
7.         Kondisi belajar siswa
Dalam kelas terdapat beberapa karakter siswa dalam proses pembelajaran, misalnya ada siswa yang lebih mudah belajar sendiri maka ia akan lebih mudah belajar menggunakan modul sedangkan siswa yang yang lebih suka belajar kelompk dapat disediakan simulator atau permainan. Mengenal kebiasaan siswa akan sangat membantu dalam memanfaatkan media dengan tepat. Pemanfaatan media akan berkurang efektivitasnya bila kondisi fisik siswa tidak mendukung. Misalnya gizi, mobilitas siswa dsb. Siswa yang mengalami hambatan fisik aka mengalami kesulitan belajar. Begitu pula siswa yang mudah gelisah dan terganggu konsentrasinya. Pada dasarnya, siswa-siswa semcam itu hanya perlu lebih banyak perhatian dan bantuan selama proses pembelajaran berlangsung. Selain itu, hubungan antara sesama siswa juga dapat memicu prestasi belajar siswa bahkan dapat menghambat pruduktivitasnya.
Kondisi belajar siswa yang meliputi sejumlah faktor itu mempengaruhi kemampua belajar siswa. Ada empat kondisi belajar yang dapat mengingat pelajaran, yaitu:
1.          Lingkungan fisik, seperti penerangan, suara, temperatur dan tatanan perabot diruang kelas.
2.         Suasana emosional lingkungan siswa, seperti motivasi, ketekunan dan rasa tanggub jawab siswa.
3.         Lingkungan sosial, seperti kecendrungan siswa untuk lebih menyukai bekerja sendiri atau tim.
4.         Keadaan fisik, seperti kelengkapan dan fungsional inderanya, mobilitasnya, cara atau kebiasaan menggunakan waktu dan pucak produktivitasnya.

Kerucut pengalaman Edgar Dale
Edgar Dale dengan model kerucut pengalamannya mencoba menunjukkan rentang derajat kekonkretan dan keabstrakan dari berbagai pengalaman. Untuk memahaminya, dapat dimulai dari siswa sebagai peserta dengan pengalaman langsung, kemudian siswa sebagai pengamat kejadian nyata, selanjutnya siswa sebagai pengamat kejadian tiruan atau yang dimediakan (ediated event) dan berakhir ke siswa yang mengamati simbol yang menghadirkan suatu peristiwa tertentu. Dengan demikian makin kebawah suatu jenis pengalaman dalam kerucut Edgar ini makin besar derajat kekonkretannya.


Bila derajat kekonkretan ini dikaitkan dengan media audiovisual, menguti pendapat Hoban dan Zissman, Heinich (1989) mengemukakan bahwa nilai suatu media audiovisual adalah sebagai fungsi derajat kekonkretannya.


Dengan demikian, Dale juga menunjukkan bahwa makin tinggi letak suatu jenis media dalam kerucut tersebut makin tinggi derajat keabstrakannya dan dengan demikian makin sempit atau kecil totalitas realita yang disajikan.
Dale menekankan bahwa siswa bisa mengambil manfaat dari berbagai kegiatan pengajaran yang lebih abstrak bila kegiatan tersebut mempunyai relevansi dengan pengalaman langsung (direct, purposeful experince), pengalaman terbatas (contrived experience), pengalaman yang diperankan (dramatizeds experince), demonstrasi atau karya wisata. Pengalaman belajar yang diperoleh dari pengalaman tersebut sangat efektif, tetapi pelaksanaannya menuntut banyak persiapan, waktu, dana dan tenaga.
Media berupa gambar diam, gambar bergerak, film, rekaman video atau audio mampu menyajikan pengalaman nyata secara integratif, sehingga apat membantu siswa dalam mengintegrasikan pengalaman tersebut dengan pengalaman yang sudah ada sebelumnya. Dan dalam proses pembelajaran, pemanfaatan media ini harus dilakukan dengan teliti dengan berjaga-jaga dan bersiap mengatasi kemungkinan terjadinya persepsi yang keliru dari para siswa.
Di puncak kerucut pengalaman Dale ini dapat dilihat penggunaan media yang menggunakan simbol visual dan verbal yang kadar keabstrakannya sangat tinggi. Cara penyajian pelajaran dan penjelasan dengan menggunakan media tersebut memang terasa ekonomis dipandang dari segi waktu da tenaga. Namun karena tingginya derajat keabstrakan, maka peanfaatannya untuk membantu proses pembelajaran perlu dilakukan dengan hati-hati dan perlu persiaspan yang cermat. Intinya, guru harus tahu pasti bahwa kata-kata, kalimat atau istilah asing yang dipakai untuk menjelaskan pelajaran mempunyai relevansi dengan pengalaman dan pengetahuan yang ada pada siswa.


Mengenang ‘My Chemical Romance’ lewat ‘Conventional Weapons’


“Being in this band for the past 12 years has been a true blessing. We’ve gotten to go places we never knew we would. We’ve been able to see and experience things we never imagined possible. We’ve shared the stage with people we admire, people we look up to, and best of all, our friends. And now, like all great things, it has come time for it to end. Thanks for all of your support, and for being part of the adventure
- My Chemical Romance -

Sangat disayangkan memang band yang terbilang favorit saya pas SMA harus membubarkan diri 22 Maret 2013 lalu. Tak disangka bahwa mereka akan membuat pengumuman mengejutkan dengan membuat pernyataan bahwa mereka telah berpisah sebagai sebuah band yang telah berdiri kurang lebih 12 tahun lamanya itu. Pas dengar kabar ini, sehari setelah mereka memberi pengumuman saya cukup terkejut dan sedikit tak percaya dengan berita itu. Sampai sayapun mencari tahu lagi lewat website-website yang saya kunjungi dan ternyata berita itu memang benar adanya.

Sumber gambar: http://kvltmagz.com
‘My Chemical Romance’ sendiri mulai dikenal dunia lewat lagunya yang berjudul Helena di album THREE CHEERS FOR SWEET REVENGE  (2004). Dan sedikit mengenang tentang ‘My Chemical Romance’, saya mulai mengenal band asal New Jersey ini pas SMA, saat mereka sedang berada di puncak popularitas sebagai sebuah band lewat albumnya yang fenomenal THE BLACK PARADE (2006). Saya begitu familiar dengan lagu-lagu yang ada di album tersebut. Dari sanapun mulai muncul beberapa track favorit yang selalu saya jadikan playlist, seperti Welcome To The Black Parade, I Don’t Love You, Cancer, Disenchanted dan beberapa track lainnya.
Karena saat ini mungkin ‘My Chemical Romance’ hanya tinggal nama saja, saya mau mencoba bercerita sedikit tentang rilisan terakhir mereka ‘Conventional Weapons’. ‘Conventional Weapons’ merupakan album yang terdiri dari lagu-lagu yang jadi pre-sesi di album DANGER DAYS: THE TRUE LIVES OF THE FABULOUS KILLJOYS (2010) yang dirilis secara bertahap per dua lagu, terhitung mulai 30 Oktober 2012 sampai 5 Februari 2013. Ada sepuluh lagu yang menghiasi album tersebut.


Hadir dengan suasana yang lebih rock dengan sound-sound gitar yang konvensional, album ini memberi cita rasa yang lain sebagai sebuah album pamungkas. Walaupun dengan cara yang berbeda, kita masih dapat merasakan nafas yang sama dengan album-album pendahulunya. Jadi, menurut saya album ini kayak semacam rangkuman yang merangkum semua karya yang telah mereka perdengarkan terlebih dahulu. Mulai dari I BROUGHT YOU MY BULLETS, YOU BROUGHT ME YOUR LOVE (2002) sampai DANGER DAYS: THE TRUE LIVES OF THE FABULOUS KILLJOYS (2010). Coba saja rasakan dan perhatikan lagu demi lagu secara seksama pasti nuansa itu akan terasa seiring lagu tersebut berputar.
Sebagai contoh, kita ambil dua track rilisan pertama mereka Boy Division dan Tomorrow's Money. Dengan vokal yang cepat serta teriakan khas Gerard Way tentu kita akan memutar ingatan kita pada dua album pertama mereka di tahun 2002 dan 2004 untuk kedua lagu ini. Ambulance, The World is Ugly atau Burn Bright menasbihkan ‘The Black Parade’ melekat pada album ini. Selain Surrender The Night yang menurut saya punya rasa Famous Last Word atau The Light Behind Your Eyes yang bernafaskan Cancer. Begitu juga dengan track lainnya seperti Gun, Kiss the Ring dan Make Room yang sangat terasa nuansa ‘Danger Days: The True Lives of The Fabolous Killjoys’-nya.
Secara pribadi, saya menganggap bahwa ‘Conventional Weapons’ bukanlah album dengan materi yang lebih baik jika dibandingkan dengan album-album sebelumnya. Tapi hal itu tidak mengurangi kualitas album yang memang layak untuk dinikmati ini. Karena meskipun lagu-lagu di album ini adalah pre-session tapi bukan berarti ini materi yang buruk. Bahkan Frank lero menjelaskan bahwa beberapa lagu di album ini merupakan track favorit yang pernah ditulisnya selama ini.
Ya, ‘My Chemical Romance’ memang telah resmi bubar dan mungkin namanya tidak akan ada lagi dalam permusikan dunia selanjutnya. Mungkin juga karya-karya barunya tidak akan ada dalam waktu sekarang ini. Tetapi lewat album ini, ‘My Chemical Romance’ masih punya alasan untuk menjelaskan kepada para penggemarnya bahwa mereka masih punya senjata terakhir dengan amunisi-amunisi hebat yang siap meledakkan telinga yang mendengarkannya, walaupun mereka sendiri harus berakhir.
So long to all of my friends
Everyone of them met tragic ends
With every passing day
I’d be lying if I didn’t say
That I miss them all tonight
- The Light Behind Your Eyes -