Tentang ‘RADIOHEAD’

Radiohead Bukan Hanya Sekedar Band. Karena perlu lebih dari sekedar mendengarkan lagunya untuk bisa memahami musiknya.

Review Album Noah “Seperti Seharusnya”

Album “Seperti Seharusnya” ini seakan menjawab semua pertanyaan yang ada selama masa hiatus mereka dari industri musik Indonesia. Sekaligus sebagai hadiah bagi semua sahabat yang telah lama menantikan karya-karya mereka.

Cerpen: Aku, Kamu dan Hujan

"Hujanpun tak lagi turun disini seakan tak mengizinkan kami untuk bertemu lagi seperti dulu. Hari-hari begitu kelam terasa"

Lagu yang Berkesan Selama 2012

Lagu pada dasarnya bukan hanya untuk sekedar didengarkan. Kadang ada lagu yang berkesan dalam kehidupan saat ada moment-moment tersendiri dalam hidup kita.

Tentang Film Animasi di Tahun 2012

Dibalik kesederhanaan cerita, tema atau apapun, film animasi ternyata menyajikan banyak pesan tersirat, sarat akan makna dan banyak hal yang bisa kita ambil dari apa yang disampaikan dari kesederhanaan yang diungkap dalam film animasi.

Friday, September 6, 2013

Tentang Film The Truman Show (1998)


“In case I don’t see you. Good afternoon, Good evening and Goodnight”
Truman Burbank
 Apa yang membuat hidup manusia begitu menarik?
Seperti yang dikatakan Forrest Gump, salah satunya adalah karena manusia tidak tahu apa yang akan terjadi dalam hidupnya ke depan. Manusia selalu ingin tahu dan mencari hakikat hidup yang sesungguhnya. Tetapi bagaimana kalau hidup kita diatur dan sudah dikontrol dalam acara reality show yang disaksikan seluruh dunia tanpa kita pernah menyadarinya? Hal itu benar-benar terjadi tapi dalam film. Judulnya “The Truman Show”. Dan saat menonton film ini, lupakan tentang segala hal yang logis. Karena di film ini begitu banyak hal yang tidak masuk akal. Tapi dengan premis cerita yang unik, hal itu tidak akan terlalu dirasa annoying saat kita menontonnya.
Cristof, penggagas acara ini awalnya merasa bosan dengan acara TV ataupun film yang menurut dia semua itu hanyalah bentuk kepalsuan. Berangkat dari hal itu, ia membuat acara reality show dengan keyakinan bahwa inilah tontonan yang benar-benar real dan jauh dari unsur kepalsuan. Nama acaranya The Truman Show, sebuah acara TV yang tayang selama 24 jam penuh tanpa jeda tanpa iklan. Sehingga iklan dilakukan oleh para pemain didalam acara ini. Truman Burbank (Jim Carrey) adalah aktor utama dari acara reality show ini. Sementara orang-orang disekitar Truman adalah aktor-aktris pendukung yang memang sudah disetting untuk kehidupan Truman.
Berlokasi di Seaheaven sebuah tempat yang sesungguhnya tak pernah ada karena tempat tersebut adalah studio raksasa dimana acara ini berlangsung. Lengkap dengan segala kejadian alamnya, Seaheven tampak seperti tempat dibumi pada umumnya. Kehidupan Truman dari mulai ia masih dalam kandungan sampai ia dewasa berjalan. Direkam oleh sekitar 5000 kamera disetiap sudut Seaheaven dan disaksikan oleh jutaan umat manusia didunia.
Kehidupan yang dirasa normal bagi Truman perlahan luntur ketika dia banyak mengalami kejadian yang janggal dalam hidupnya. Seperti kamera yang jatuh dari langit, istri Truman yang tiba-tiba mempromosikan sebuah produk dan pola hidup warga Seaheven yang membuat ia curiga. Kecurigaan tersebut terus memuncak seiring dengan mimpi berpetualang dan keinginannya pergi suatu tempat bernama Fiji yang selalu gagal. Wajar, karena sang sutradara tidak mau Truman kabur, hingga dengan berbagai cara ia lakukan untuk menggagalkan usaha Truman.
Dan pada suatu hari dengan kecerdikannya dia berhasil lolos dari mata kamera dan melarikan diri dengan berlayar ke laut walaupun laut sungguh menakutkan baginya. Dan perjuangan Truman untuk keluar dari dunia kepalsuan ini adalah bagian terbaik dari film ini. Kita akan dibawa kedalam sisi yang cukup emosionil disini. Membayangkan seakan yang ada disana adalah diri kita.
 Performa Jim Carrey juga terbilang apik dalam memerankan tokoh Truman yang mudah dicintai ini. Sehingga penonton dibuat begitu simpatik pada tokoh yang satu ini. Dalam hal ini, Peter Weir mampu memberikan jembatan pemisah antara tokoh yang mampu membuat penonton simpatik dan antipati bahkan cenderung dibenci. Cristof mungkin adalah tokohnya. Bagaimana tidak secara tidak langsung dia telah merenggut kebebasan hidup seorang manusia. Selain itu, dia adalah orang yang muak dengan kepalsuan, tapi apa yang dia lakukan pada orang-orang disekitar Truman. Bukankah mereka juga ada dalam ranah kepalsuan yang dimaksud Cristof. So, what the hell are you talking about ‘FAKE’, Cristof?
Menonton film ini seperti memberikan persepsi lain terhadap acara reality show TV yang ada didunia nyata. Di Indonesia saja contohnya, banyak reality show yang menurut saya nggak penting (SERIUS!). Bahkan yang lebih parah ada reality show yang seakan mengumbar aib-aib orang untuk dikonsumsi khalayak ramai. Anehnya banyak orang yang menontonnya. Damn it! Untungnya sekarang perlahan semua itu sedikit demi sedikit berkurang.
Film ini juga seperti sebuah sindiran untuk dunia pertelevisian dengan penceritaannya yang thought-provoking itu. Berharap saja semoga kejadian yang dialami Truman hanya ada di film dan takkan pernah ada didunia nyata.

Tentang Film 10 Things I Hate About You (1999)



“But mostly I hate the way I don’t hate you. Not even close, not even a little bit, not even at all”
Katarina Stratford
 
Sebelumnya, saya tidak pernah tahu tentang film ini. Maklum, jarang nonton film romantic comedy (romcom) kayak gini. Dan karena gak sengaja pas liat full filmography-nya Heath Ledger disini, saya menemukan film ini. Karena judulnya yang cukup thought-provoking buat ditonton + ada Joseph Gordon-Levitt nya juga. Jadi penasaran ingin melihat si Joker dan Si Johny Blake (a.k.a Robin) di masa lalu.
 “10 Things I Hate About You” merupakan sebuah film adaptasi dari karya Shakespeare berjudul "The Taming of the Shrew". Film ini bercerita tentang kisah romansa dua kakak beradik Kat dan Bianca. Cerita nya si Cameron (Joseph Gordon-Levitt) naksir Bianca (Larisa Oleynik) cewek populer disekolahnya. Selain masalah persaingan dengan Joey Donner (Andrew Keegan), hal lain yang harus dihadapi Cameron untuk mendekati Bianca adalah kenyataan bahwa Bianca harus mengikuti peraturan Ayahnya yang overprotective. Bianca tidak boleh pacaran, pergi kencan, atau apapun itu sebelum kakaknya Kat (Julia Stiles) melakukan hal yang sama. Nah, masalahnya si Kat ini justru orang yang gak suka dengan hal-hal seperti itu. Dia tidak punya banyak teman bahkan cenderung dianggap anti-sosial. Akhirnya dengan akal-akalan Cameron dan temannya Michael (David Krumhultz), mereka mencoba memanfaatkan ketajiran Joey dengan membayar Patrick Verona (Heath Ledger) agar bisa mengencani Kat. Joey tentu mau saja karena dengan begitu dia bisa berkencan dengan Bianca.
Yang menarik disini buat saya adalah kisah si Kat dan Patrick. Saya suka karakter keduanya. Kat yang super cuek dan kayak udah ilfeel sama cowok ini memang bukan tipikal yang mudah untuk didekati. Begitupun dengan Patrick Verona, cowok yang juga cuek, urakan dan gak peduli sama hal disekitar. Seperti perpaduan yang pas. Bagaimana tingkah polah si Patrick yang dimotivasi uang agar bisa menaklukan hati seorang Kat. Yang paling diingat tentu kelakukan si Patrick di lapangan football saat menyanyikan lagu Can’t Take My Eyes of You. GILA! Begitupun dengan Kat yang juga pernah melakukan hal gila saat ia mencoba mengalihkan perhatian gurunya agar Patrick bisa kabur dari kelas. Seorang Kat ternyata bukanlah seorang yang anti-sosial sesungguhnya, ia hanya sedang membatasi dirinya saja karena kejadian di masa lalunya. Hingga ia menemukan orang yang ia percayai dan akhirnya jatuh cinta. Pun begitu dengan Patrick. Klise memang.


 Actually, premis yang ditawarkan film ini bukanlah hal baru. Simple. Sekolah, cinta, suka-sukaan, marah-marahan dsb jelas bukanlah hal tabu untuk film-film romcom seperti ini. Dan saat ini sudah banyak film sejenis yang juga memakai formula yang sama. But especially, buat film ini saya merasa enjoy ketika menontonnya. Filmnya ringan, romance-nya dapet, tidak berlebihan, dialog dan humornya juga OK. Faktor tahun film inipun menurut saya turut memberi andil terhadap kekuatan film ini. Sehingga cerita, suasana dan nuansa film ini menjadi satu kesatuan utuh yang cerdas.
Departemen casting-nya juga memberikan performa cukup apik untuk menghidupkan masing-masing karakter. Dan buat Heath Ledger (walaupun sudah tiada) saya suka aktingnya disini. Keren dan mengejutkan. Ada pula hal yang membuat saya tertawa geli disini. Ya, melihat si Joseph Gordon-Levitt yang terlihat masih kecil. Cupu dan culun. Haha.
Oh iya, kalau penasaran dengan yang apa dimaksud 10 Things I Hate About You, kita akan tahu jawabannya dibagian ending film ini. Waktu Kat membacakan tulisannya didepan kelas. Dan tentunya kita tahu isi tulisan itu untuk siapa.
Kalau dilihat saat ini, 10 Things I Hate About You” mungkin akan terlihat biasa saja. Tapi kalau coba melihat dari sisi tahun film ini dirilis, 10 Things I Hate About You”akan jadi film romcom yang enak buat ditonton. Apalagi buat remaja tahun 90-an, tentu akan jadi nostalgia tersendiri. Sebuah pilihan film romcom yang cukup reccomended.