Tentang ‘RADIOHEAD’

Radiohead Bukan Hanya Sekedar Band. Karena perlu lebih dari sekedar mendengarkan lagunya untuk bisa memahami musiknya.

Review Album Noah “Seperti Seharusnya”

Album “Seperti Seharusnya” ini seakan menjawab semua pertanyaan yang ada selama masa hiatus mereka dari industri musik Indonesia. Sekaligus sebagai hadiah bagi semua sahabat yang telah lama menantikan karya-karya mereka.

Cerpen: Aku, Kamu dan Hujan

"Hujanpun tak lagi turun disini seakan tak mengizinkan kami untuk bertemu lagi seperti dulu. Hari-hari begitu kelam terasa"

Lagu yang Berkesan Selama 2012

Lagu pada dasarnya bukan hanya untuk sekedar didengarkan. Kadang ada lagu yang berkesan dalam kehidupan saat ada moment-moment tersendiri dalam hidup kita.

Tentang Film Animasi di Tahun 2012

Dibalik kesederhanaan cerita, tema atau apapun, film animasi ternyata menyajikan banyak pesan tersirat, sarat akan makna dan banyak hal yang bisa kita ambil dari apa yang disampaikan dari kesederhanaan yang diungkap dalam film animasi.

Saturday, May 31, 2014

Catatan Nonton #Mei’14



Dan tak terasa kebiasaan gak penting di blog ini sudah memasuki bulan ke-6, yang berarti sudah setengah tahun sy melakukan ini. Di bulan Mei kemarin, ‘Catatan Nonton’ random dgn sedikit review kecil-kecilan ini sebagian besar diisi oleh film-film yg mempunyai twist ending dan beberapa film Indonesia. Jadi, buat siapapun yg suka sama film yg punya twist ending, beberapa film dibawah mungkin bisa jadi rekomendasi.
Sy membuka lagi beberapa film karya anak bangsa utk semakin membuka mata sy bahwa dari dulu juga sebenarnya film Indonesia itu banyak yg bagus, kitanya saja yang masih suka skeptis dan selalu menutup mata. Dan ternyata memang terbukti malah gak kalah sama buatan hollywood. So, Langsung saja ‘Catatan Nonton’ edisi Mei 2014, Check it out!

Janji Joni (2005) (02/05/14)


Short review:
Joko Anwar adalah salah satu dr sekian banyak sineas Indonesia yg namanya cukup diperhitungkan. 'Janji Joni' yg dirilis 9 tahun lalu, bisa dibilang karyanya yg paling santai & sederhana. Tp berhasil tampil menarik dgn template-nya yg unik. Terlebih lagi krna 'Janji Joni' juga berbicara mengenai sisi lain dr film itu sendiri. Makin meriah krn ada seabrek cameo aktor-aktris disini. Dan tentu tdk hanya itu, krna kalau dicerna lebih jauh, 'Janji Joni' menghadirkan berbagai kritik sosial yg cukup menyindir tentang realitas hidup saat itu (dan saat ini).
Skor: 3,75/5

The Amazing Spider-Man 2 (2014) (06/02/14)


Short review:
Meski cukup banyak yg menyayangkan keputusan Sony utk me-reboot kisah Spiderman, toh itu tdk menghentikan langkahnya utk meraup pundi2 dolar dr si manusia laba-laba. Itu memang terbukti lewat film pertamanya 2012 lalu yg sukses dr segi komersial. Ditangan Marc Webb, Spider-Man punya tone berbeda dr versi Sam Raimi. Dan disekuelnya ini, Webb semakin menegaskan perbedaan tone itu. Meningkatkan unsur dramatisasi lewat kisah complicated relationship Peter-Gwen menjadi sesuatu yg memorable disini. Hanya saja filmnya yg ambisius sedikit banyak membuat kegemukan konflik dgn eksekusi yg terkesan malas. Tapi anehnya tidak sulit utk terhibur oleh film ini bahkan lebih menyenangkan dr prekuelnya. Dan sepertinya Spider-Man akan jd superhero paling melankolis tahun ini. Review lengkapnya bisa dilihat disini.
Skor: 3,25/5

Pintu Terlarang (2009) (08/05/14)


Short review:
Mudah sekali buat sy suka sama film ini. Dan memang hampir semua hal yg sy suka dlm sebuah film ada disini. Singkatnya ini film "Gw Banget". Karya Joko Anwar yg ada di tahun 2009 ini semakin meyakinkan sy bahwa film Indonesia pun tak kalah dgn film2 luar. Memang 'Pintu Terlarang' bukanlah film yg bisa dibilang sempurna. Tp ini tetaplah karya langka yg memang jarang ditemui di Indonesia. Salah satu thriller-psikologis (yg jg bisa dibilang) terbaik di Indonesia.
Skor: 4,25/5

Rumah Dara (2009) (08/05/14)


Short review:
Di debut pertamanya ini, duet sutradara Kimo Stomboel & Timo Tjahjanto ato yg lebih dikenal dgn 'The Mo Brothers' benar2 menyajikan sesuatu yg terbilang jarang buat perfilman Indonesia, horror-slasher lengkap dgn semua adegan gore didalamnya. Film yg juga dikenal dgn 'Rumah Dara' ini adalah sebuah parade bersenang-senang dgn yg namanya darah. Dan tdk usah memikirkan plot utk film2 sprti ini, krna plotnya memang standar dan usang. Cukup nikmati saja para psikopat disini melakukan kesenangannya dgn darah, dari mainin pisau, tusuk konde sampai gergaji mesin. Dan memang selalu ada keasyikan sendiri menonton film2 sprt ini. Perhatian lebih layak disematkan buat Shareefa Daanish yg terbilang cukup berhasil menebar teror sbg Ibu Dara bahkan sempat dapat penghargaan aktris terbaik di festival horror di Korea sana. Walaupun agak aneh jg sebenarnya karakter si Ibu Dara ini.
Skor: 3/5

Kala (2007) (09/05/14)


Short review:
'Kala' adalah karya kedua seorang Joko Anwar. Sebuah film noir dgn sentuhan mitologi yg bernada satir. Ada rasa menyesal jg baru sempat nontonin film2 Indo sekarang2 ini. Banyak yg bilang 'Kala' itu lebih baik dr 'Pintu Terlarang', tp entah kenapa sy lebih suka 'Pintu Terlarang' daripada 'Kala'. Tapi apapun itu, 'Kala' adalah sebuah bukti bahwa masih ada mutiara diantara perfilman Indonesia. Walaupun agak sedikit disayangkan bila film2 Indo kalah pamor dibanding film2 Thailand ato Korea. Tp toh masih banyak koq film2 Indo yg bagus kalo kita benar2 mau membuka mata.
Skor: 4/5

RoboCop (2014) (09/05/14)


Short review:
Permasalahan yg kerap muncul utk remake atau reboot sebuah film adalah apakah versi barunya lebih baik dr versi lamanya? Atau sebaliknya? Kesan membandingkan tentu tak akan terelakkan. Bagi sebagian orang bisa jadi ini adalah film mengecewakan. Ya, krna Paul Verhoeven telah melakukan sesuatu yg hebat utk 'RoboCop'. Tp kalau kita tarik perspektif lain, Jose Padhila jg tdk sepenuhnya gagal melakukan tugasnya. Dgn semangat era sekarang & sentuhan2 baru, 'RoboCop' dibawa ke dalam dunia yg lebih fresh dan kekinian. Walaupun agak dibawah ekspektasi utk yg mengharapkan suguhan action spektakuler. Tp sisi humanis 'RoboCop' yg coba digali lebih disini cukup berhasil menyajikan nuansa drama tersendiri, meskipun sempat tampil kedodoran juga.
Skor: 3/5

3 Days to Kill (2014) (10/05/14)


Short review:
'3 Days to Kill' mungkin akan sedikit mengingatkan pd filmnya Liam Neeson 'Taken'. Wajar saja, toh ide cerita film ini berasal dr orang yg sama, Luc Besson. Terlepas dr berbagai kritikan yg diberikan pd film ini, '3 Days to Kill' justru berhasil tampil menghibur buat sy. Bukan krna '3 Days to Kill' itu film action-spy-thriller cerdas, bertensi tinggi dan penuh aksi, melainkan sebuah drama father to daughter relationship yg cantik. Secantik background-nya, Paris. Selain itu, unsur comedy yg dihadirkan McG disini jg bekerja cukup baik, sprti yg pernah dilakukannya di 'This Means War'. Overall, mudah saja sebenarnya mencari kelemahan film ini, tapi memaafkannya justru jauh lebih mudah.
Skor: 3/5

Jack Ryan: Shadow Recruit (2014) (15/05/14)


Short review:
Layaknya Thor (2011) yg tampil begitu menyenangkan, Kenneth Branagh juga berhasil meramu sosok rekaan Tom Clancy ini menjadi hiburan yg menyenangkan. Actually, utk ukuran sebuah film hiburan, Jack Ryan: Shadow Recruit' memang berhasil menjadi suguhan action-spy-thriller menghibur khas film2 sejenis. Tapi hanya sebatas itu, tidak lebih. Sebagai sebuah tokoh 'Jack Ryan sepertinya hrs mencari cara agar sosoknya menjadi ikonik layaknya James Bond, Jason Bourne atau Ethan Hunt. Usaha Chris Pine memang terbilang lumayan utk jd Jack Ryan, tp rasanya aura serta kharisma yg ia tampilkan sbg seorang analis cerdas ini masih kurang memberi kesan yg dalam.
Skor: 2,75/5

Identity (2003) (17/05/14)


Short review:
Sebagai penggemar thriller, sy sangat terhibur dengan film James Mangold yg dirilis tahun 2003 ini. Selain krna plot-nya yg asyik, suasananya yg memang nge-thrill abis, film ini juga sesuatu yg menarik lainnya. "Twist and Shocking Movie Ending". Basically, sy selalu suka sama film yg punya twist sprti ini. Pendekatan psikologis dr karakternya jg menjadi salah satu daya tarik. James Mangold sepertinya tahu betul cara membuat sebuah thriller bercampur misteri yg standar sekaligus tak biasa.
Skor: 4/5

Arlington Road (1999) (18/05/14)


Short review:
Well, ceritanya akan sedikit mengingatkan kita pada filmnya Alfred Hitchcock, 'Rear Window'. Tapi tentu saja film Mark Pellington ini berbeda dr Alfred Hitchcock. Paruh pertamanya mungkin berpotensi membuat kebosanan. Tapi percayalah, semakin maju alurnya justru semakin menarik. Clue2 mulai berdatangan, misteri perlahan mulai terkuak, twist2 kecil mulai bermunculan sampai akhirnya BOOM!! Sebuah ending keren. Membuat 'Arlington Road' masuk sbg salah satu film dgn twist ending terbaik
Skor: 4/5

The Others (2001) (19/05/14)


Short review:
Walaupun hampir sedikit mirip sama 'The Sixth Sense'-nya M. Night Shyamalan, Tapi 'The Others'-nya Alejandro Amenábar tetap tampil mencuri buat sy. Aroma pekat dan kelam yg disajikan sudah cukup memberi kesan film lain dr film ini. Dan nuansa klasik film horor yg standar tdk berlaku disini, rumah besar tsb ternyata mengandung misteri tak terduga. Tipikal horror favorit sy. Satu lagi tokoh utamanya Nicole Kidman jg main bagus disini.
Skor: 4/5

Zombieland (2009) (20/05/14)


Short review:
Makin ke sini tema zombie dlm sudah semakin variatif, zombie tidak lagi menjadi makhluk menyeramkan. Bahkan beberapa malah mengundang tawa. Selain 'Shaun of the Dead', 'Zombieland' mungkin masuk salah satu diantaranya. Untuk kedua kalinya melihat petualangan Jesse Eisenberg, Woody Harrelson, Emma Stone & Abigail Breslin ditanah yg isinya para zombie ini ternyata masih tetap menyenangkan. Dan Emma Stone masih tetap saja mempesona.
Skor: 3,5/5

Cin(T)a (2009) (20/05/14)


Short review:
Sy suka sma 'Cin(T)a' krna beberapa alasan, selain krn tema dan naskahnya, film ini punya setting di Bandung dan karakternya itu mahasiswa arsitektur. Ya, setidaknya itu yg sy alami saat ini. 'Cin(T)a' yg disutradarai Sammaria Simanjuntak ini cukup berani mengambil tema, yg mungkin masih sangat sensitif dikalangan masyarakat. Memang 'Cin(T)a' cukup berhasil menyampaikan pesannya lewat dialog yg dilontarkan kedua tokohnya walaupun ada kesan menggurui. Tp dialog2 mereka buat sy kayak sebuah parade quote2 asyik apalagi saat bicara arsitektur, dan sy suka. Tapi ada satu yg mengganjal, walaupun durasinya hanya sekitar 70 menit lebih, film ini terasa lamaaaa sekali dan (jujur) agak bosan sih. Tp biarpun begitu semangat indie di film ini tetap patut diapresiasi.
Skor: 3/5

Incendies (2010) (27/05/14)


Short review:
Satu hal yg sy rasakan dr film Denis Vielleneuve adalah walaupun durasinya lama, tp tak terasa lelah utk diikuti. Setelah dibuat jatuh cinta sm 'Prisoners', kali ini dibuat jatuh cinta lg sm 'Incendies'. Masih menyajikan drama pencarian orang dgn bumbu2 misteri, 'Incendies' hadir sbg sebuah drama penuh emosi lengkap dgn kepingan puzzle yg tersusun random namun rapi. Dan satu lagi adalah Villeneuve selalu berhasil menghadirkan visual2 indah dlm setiap scene-nya. 'Incendies' adalah parade visual depresif nan cantik ditengah pergolakan perang sipil muslim dan kristen di era 70-an. FYI, 'Incendies' itu lebih dulu dirilis dr 'Prisoners'.
Skor: 4/5

The Boy in the Stripped Pajamas (2008) (23/05/14)


Short review:
Sungguh tak disangka jika persahabatan seorang anak tentara NAZI dgn seorang anak yahudi ini hrs berakhir tragis. Dua anak kecil polos yg hanya ingin menjalin pertemanan dan bermain layaknya anak umur 8 tahun hrs menerima kenyataan pahit dibalik potret kekejaman NAZI. Twist-nya bukan hanya sekedar mengejutkan tp juga menyesakkan, menyedihkan & menyakitkan.
Skor: 4/5

Infernal Affairs (2002) (27/05/14)


Short review:
Salah satu film drama kriminal Hong Kong ok yg pernah sy tonton. Konsep ceritanya seru, pertukaran posisi dgn segala konflik yg menyertainya. Bukan hanya sekedar kisah mata-mata semata, 'Infernal Affairs' lebih dari itu. Didukung performa ciamik dua tokoh utamanya Andy Lau dan Tony Leung. Mungkin sudah pada tahu kalau film ini pernah dibuat versi hollywood-nya sama Martin Scorsese, malah sempat dapat penghargaan Academy Awards. Namun biarpun begitu pesona 'Infernal Affairs' tetap kuat dan tak kalah sama remake-nya 'The Departed', malah masih lebih baik.
Skor: 3,5/5

Non-Stop (2014) (28/04/14)


Short review:
Jangan terkecoh dulu dgn selipan misteri yg dihadirkan film kerjasama kedua antara Liam Neeson dgn sutradara asal Spanyol Jaume Collet- Serra ini. Kelihatannya memang sprti atau akan menjadi sebuah action-thriller cerdas, tp kalau anda jeli, terasa sekali kelemahan film ini, yakni plot hole. But this is poporn movie & 'just for fun'. Dan 'Non-Stop' memang cukup berhasil utk yg satu itu. Penceritaan proses yg dihadirkan berhasil tampil menarik lengkap dgn sentuhan thrill-nya, walaupun ditutup dgn ending yg terlalu standar dan banyaknya plot hole yg jd kelemahan tadi. Tp dgn sedikit memaafkannya, 'Non-Stop' berhasil jadi hiburan yg menyenangkan & cukup memuaskan.
Skor: 3/5

Unbreakable (2000) (30/05/14)


Short review:
Di awal kemunculannya, nama M. Night Shyamalan langsung mengejutkan dunia perfilman, hal ini terbukti lewat debutnya 'The Sixth Sense' di tahun 1999. Dan di film keduanya, 'Unbreakable', M. Night Shyamalan jg melakukan hal yg sama sprti yg dilakukannya pada 'The Sixth Sense'. Masih memasang aktor Bruce Willis dan pastinya twist yg sudah disiapkan Shyamalan utk membuat kita terkejut. Sejatinya 'Unbreakable' tetap merupakan tontonan yg menyenangkan walaupun secara pribadi twist 'The Sixth Sense' masih yg paling ok.
Skor: 3/5

Friday, May 16, 2014

Film yang (Mending) Gak Usah Ditonton

Film memang dibuat untuk ditonton. Tapi ternyata tidak semua film itu enak untuk ditonton. Ada beberapa film yang memang bukan konsumsi umum. Bahkan untuk beberapa kasus, ada film-film yang dilarang tayang di negara-negara tertentu bahkan di negara asalnya sendiri. Alasannya banyak, salah satunya adalah film-film tersebut mengandung banyak adegan kekerasan sadis, brutal dan menjijikan yang sangat mengganggu dan ditampilkan secara eksplisit. Ya, tanpa perlu dijelaskan lagi adegan2 seperti itu memang menimbulkan efek sendiri (disturbing). Entah itu ngilu, ngeri, mual bahkan sampai muntah. Tapi biarpun begitu, tipe film-film seperti itu punya fans-nya sendiri. Dan menonton film-film kayak begitu bagi mereka menjadi sebuah kenikmatan tersendiri.
Biasanya tipe-tipe film seperti itu berada di genre-genre horror dgn tema slasher, tortureexploitation, dsb. Basically, saya sendiri bukanlah penggemar horor, tapi tidak menutup kemungkinan untuk menonton film itu. Hanya saja, kalo (KATANYA) terlampau berlebihan dan melanggar batasan-batasan logika yang ada, saya cenderung menghindarinya. Masalahnya adalah ketika menonton film, saya cenderung terlalu serius menanggapinya. Jadi apa yang ada dalam film seolah-olah terpatri dalam otak saya. Jadi efek yang ditimbulkannya bisa bertahan lama dan bisa saja mengganggu walaupun disisi lain saya penasaran juga.
Berdasarkan pengalaman, ada yang lucu menurut saya. Jadi terkadang orang-orang suka terlalu hiperbolik dalam menilai sesuatu sehingga kadang yang dibicarakan tidak sesuai dengan yang kita saksikan sendiri. Saya ambil contoh lewat ‘The Exorcist’ dan ‘Saw’. Jadi dulu, menurut informasi yang saya dapat, ‘The Exorcist’ adalah salah satu film horror terseram sepanjang masa. Saya sempat mikir, mesti nyiapin mental yang cukup nih buat nonton film beginian. Apalagi saya terbilang jarang nonton film horror waktu itu. Ternyata pas udah ditonton, “ya begitu doang?” Bahkan gak usah nyiapin mental juga tidak bakal terjadi apa-apa. Hal ini juga berlaku buat ‘Saw’. Yang katanya teman-teman saya, ‘Saw’ adalah film paling sadis. Tetapi setelah saya menontonnya, tidak terlalu gimana-gimana. Bahkan saya sangat suka sama ‘Saw’ yang pertama. Satu lagi, semakin sering nonton film beginian tentunya akan semakin terbiasa. So?
Hal yang saya sebutkan diatas itu juga berlaku buat daftar film yang saya buat dibawah. Makanya saya minta maaf kalau judulnya terkesan melebih-lebihkan dan hiperbolis. Pada intinya, semuanya balik lagi sama persepsi dan selera masing-masing. Intinya, tidak semua film itu nyaman ditonton untuk semua orang. Makanya list random ini saya buat untuk orang-orang yang gak suka sama film yang kadar disturbing-nya tinggi. Ya, daripada pas udah ditonton nyesel, mending gak usah ditonton sama sekali. Tapi kalau masih penasaran dan menganggap judul ini lebay, buktikan dengan menontonnya sendiri.
P.S. Daftar berikut tentu bukan buat konsumsi fans film seperti ini. Karena film-film kayak gini sudah jadi makanan kalian, lebih gila justru lebih enak.

1.          The Human Centipede
Actually, inilah film yang membuat saya kepikiran buat bikin list ini. GILA! Itulah yang pertama kali terlintas di pikiran saya waktu tahu konsep The Human Centipede. Mendengar hal itu, imajinasi liar saya langsung mengawang tidak karuan. Membayangkan kegilaan yang terjadi dengan ide sintingnya Tom Six. Bagaimana tidak, kumpulan manusia digabung jadi satu seperti kelabang. Dilakukan lagi sama orang sinting yang super psiko. Caranya, tulang engsel lutut orang dipatahin biar jalannya merangkak, terus dihabisin semua giginya, kemudian mulutnya dijahit dan disambungin sama pantat orang didepannya, begitu terus sampai orang paling belakang.


Sampai saat ini, The Human Centipede telah memiliki dua film, ‘The Human Centipede: First Sequence’ (2009) & ‘The Human Centipede: Full Sequence’ (2011). Film pertamanya gak serem-serem amat seperti yg digembar-gemborkan. Makanya, si Tom Six, sutradaranya, dikritik abis-abisan dan melakukan balas dendam di film keduanya. Hasilnya, sebuah parade percobaan kelabang manusia yg super gila oleh seorang psikopat akut tingkat tinggi. FYI, di film pertamanya, percobaan kelabang manusia ini dilakukan pada tiga orang, sementara di film kedua percobaan dilakukan pada 12 orang. Gila kan? Bahkan film ketiganya nanti, ‘The Human Centipede: Final Sequence’ akan semakin gila. Menurut sebuah sumber yang saya baca, akan ada ratusan orang yang bakal jadi objek buat jadi kelabang manusia. What the hell are you doin’, Six?


2.        A Serbian Film (2010)
Beberapa review yang saya baca tentang film ini, hampir semuanya bilang bahwa filmnya SrÄ‘an Spasojević ini adalah film paling sakit, sadis dan menjijikan yang pernah ada. Dan memang begitulah adanya. Film yang juga punya judul “Srpski Film” ini menggabungkan kekerasan dan tingkat seksualitas yg cukup tinggi. Kekerasan dlm ranah seksual yang vulgar tapi juga sadis bahkan diluar logika (namanya juga film) dan melanggar batasan-batasan yang ada. Begitu banyak adegan disturbing disini, salah satunya adalah scene yg disebut orang sebagai ‘newborn’. What’s is newborn? Cari tahu sendiri aja deh!


3.        Salò, or the 120 Days of Sodom (1975)
Boleh jadi untuk ukuran film tahun 70-an, film ini adalah film yang sakit, bahkan mungkin sampai sekarang. Garis besar ceritanya tentang penguasa fasis yang menculik beberapa anak remaja kemudian disiksa dan diperlakukan secara tidak senonoh layaknya binatang. Salah satu film yang sangat tidak berperikemanusiaan. Kekerasan tingkat tinggi didalamnya membuat film asal Italia ini jadi kontroversial bahkan sempat di-banned dibeberapa negara. Tak hanya itu, karena ada tragedi dibalik film ini. Dimana Pier Paolo Pasolini selaku sutradara dibunuh secara tragis, hanya beberapa hari sebelum filmnya dirilis.


4.        Cannibal Holocaust (1980)
Lupa-lupa ingat, tapi waktu SD rasanya saya pernah nonton film ini bareng teman-teman. Dan gambar dibawah sudah cukup membawa ingatan saya akan film ini. Dari judulnya, kita sudah bisa menebak arah film ini akan kemana dan akan seperti apa. Salah satu tagline film ini yang berbunyi ‘The Most Controversial Movie Ever Made’ itu memang bukan sekedar bualan. Terbukti film ini dilarang di 19 negara termasuk negara asalnya sendiri, Italia.  Dan bukan hanya itu, karena banyak yang meyakini bahwa semua adegan di film ini benar-benar terjadi. Bahkan sutradaranya, Ruggero Deodato sempat ditarik ke meja hijau gara-gara tuduhan itu. Meski akhirnya ia bebas dari tuduhan itu. 

 
5.        Antichrist (2009)
Satu dari trilogi gak nyambung ‘Depression’-nya sutradara kontroversial asal Denmark, Lars Von Trier. Dari judulnya saja, film ini sudah thought-provoking dan bikin dahi menggernyit. Adegan-adegan di film ini juga masuk dalam kategori agak disturbing, terutama adegan torture porn-nya. Yang paling diingat tentu adegan-adegan yang ada di "Chapter Three: Despair (Gynocide)" dan "Chapter Four: The Three Beggars" dalam film ini.



6.        August Undergorund
August Undergorund adalah film rilisan Toetag Pictures. Film pertamanya ‘August Undergorund’ dirilis tahu 2001. Kemudian diikuti  dua sekuelnya yaitu ‘August Undergorund’s Mordum’ (2003) dan ‘August Undergorund’s Penance’ (2007).  Sama seperti yang lainnya, yang dijual dari ketiga film ini adalah eksploitasi kesadisan yang tingkat disturbing-nya cukup tinggi, menjijikan juga. Semakin sakit dengan konsep yang diterapkan film ini membuat setiap scene-nya punya kesan real ygn kuat. Seberapa sanggup anda bertahan nonton film ini?

 
7.         Guinea Pig
Guinea Pig adalah seri film horror jagal dan berdarah-darah asal Jepang sekitar tahun 1980-1990-an (wikipedia). Filmnya sendiri sudah memiliki tujuh seri. Konsep original film ini merupakan adaptasi dari manga karya Hideshi Hino yg juga bertindak sebagai produser filmnya. Seri keduanya yg berjudul ‘Flower of Flesh and Blood’ tahun 1985 disebut-sebut sebagai yang terbaik dan paling berdarah diantara yang lainnya. Tidak dianjurkan ditonton utk yang lemah darah.

8.        The Exorcist (1973)
Dari beberapa situs film yang saya baca, ‘The Exorcist’ juga masuk sebagai satu film yg adegannya cukup disturbing dan bikin ngeri. Disebut-sebut sebagai film horror terseram sepanjang masa dengan kontroversi yang menghinggapi film ini bahkan sempat dilarang tayang. Buat saya film ini punya kadar disturbing yang tidak terlalu parah. Tapi ada satu scene yg memang cukup melekat di ingatan dan lumayan bikin ngeri. Dimana seorang anak kecil, perempuan, tokoh di film ini, menusuk-nusuk kemaluannya pakai salib sampai berdarah-darah. Eeewwww banget! 

 
9.        Hard Candy (2005)
Akhir-akhir ini kasus kekerasan seksual dan pedophilia sedang marak di Indonesia. So, itulah alasan kenapa ‘Hard Candy’ masuk list ini. Jadi ceritanya, seorang anak perempuan umur 14 tahun berkenalan lewat chatting sama pria umur 30-an tahun. Lalu keduanya bertemu, kemudian si pria yang memang seorang pedophilia mengajak si anak ke rumahnya. Pertemuan yang harusnya bisa jadi menyenangkan malah berubah malapetaka buat si pria. Si anak perempuan berubah jadi sosok kejam dan memperlakukan si pria dengan cara yang terbilang cukup brutal. Film ini sebenarnya tidak mengandung adegan kekerasan yang berlebihan, walaupun masih ada yang masuk kategori disturbing. Dan sepertinya 'Hard Candy' bakalan jadi momok buat para pedophilia yang hobinya melakukan kekerasan seksual pada anak-anak dibawah umur, seperti yang terjadi sekarang-sekarang. Masih mau gak mereka melakukan hal itu setelah nonton film ini?
Nothing is yours when you invited a teenaged girl into your home” - Hayley


Sebenarnya masih banyak film diluar list diatas yang punya kadar disturbing tinggi dan menimbulkan efek-efek negatif sehabis ditonton. List diatas saya buat cuma sebagai sample saja. Untuk lebih lengkapnya bisa dilihat di situs-situs film yang memang punya daftar list Disturbing Movies. List diatas juga sudah saya bagi sesuai kadar disturbing-nya. Ada yang kadar disturbing-nya masih terbilang cukup seperti ‘Hard Candy’, ada yang sedang dan ada juga yang menurut saya kadarnya sangat tinggi dan parah seperti ‘A Serbian Film’. Dan seperti yang sudah saya bilang semuanya balik lagi sama penilaian masing-masing. Tapi yang pasti film-film yg punya begitu banyak disturbing scenes-nya, kalau gak kuat-kuat amat mending gak usah ditonton sama sekali daripada pas udah nonton malah menyesal.