Tentang ‘RADIOHEAD’

Radiohead Bukan Hanya Sekedar Band. Karena perlu lebih dari sekedar mendengarkan lagunya untuk bisa memahami musiknya.

Review Album Noah “Seperti Seharusnya”

Album “Seperti Seharusnya” ini seakan menjawab semua pertanyaan yang ada selama masa hiatus mereka dari industri musik Indonesia. Sekaligus sebagai hadiah bagi semua sahabat yang telah lama menantikan karya-karya mereka.

Cerpen: Aku, Kamu dan Hujan

"Hujanpun tak lagi turun disini seakan tak mengizinkan kami untuk bertemu lagi seperti dulu. Hari-hari begitu kelam terasa"

Lagu yang Berkesan Selama 2012

Lagu pada dasarnya bukan hanya untuk sekedar didengarkan. Kadang ada lagu yang berkesan dalam kehidupan saat ada moment-moment tersendiri dalam hidup kita.

Tentang Film Animasi di Tahun 2012

Dibalik kesederhanaan cerita, tema atau apapun, film animasi ternyata menyajikan banyak pesan tersirat, sarat akan makna dan banyak hal yang bisa kita ambil dari apa yang disampaikan dari kesederhanaan yang diungkap dalam film animasi.

Friday, October 31, 2014

Catatan Nonton #Oktober’14


Sepert biasa, kumpulan short review film ‘One Story, About...’ kembali hadir. Beberapa film dalam ‘Catatan Nonton’ kali ini adalah film horor. Mungkin karena ini bulan Oktober yg punya moment halloween kali ya? Entahlah. Tapi yang pasti nikmati saja edisi ‘Catatan Nonton #Oktober’14’ ini. Tak lupa “Movie of the Month” untuk edisi kali ini. Ada ‘The Orphanage’ yang sukses membuat saya merasa tegang sekaligus membuat dada saya sesak. Oh satu lagi, seperti biasa gambar diambil dari sini ya!



Annabelle (2014) (06/10/14)



Short review:

Mungkin inilah jadinya ketika sebuah film dibuat terlalu terburu-buru. Hanya demi meraih pundi-pundi dolar dari hype masyarakat lewat popularitas boneka ikonik di 'The Conjuring'. Tanpa pemilihan Director dan Script Writer yg tepat, hasilnya adalah sebuah tontonan datar. Co-pas sini, co-pas sana tanpa kreativitas. Terlalu mudah untuk dilupakan. Bahkan untuk tampil lebih menyeramkan dari film induknyapun 'Annabelle' tak mampu. Malah kehadiran 'Annabelle' yang jadi tajuk utama sekaligus alasan kenapa orang rela pergi ke bioskop menjadi tidak berarti sama sekali karena script yg melebar kemana-mana. Lebih parahnya lagi, 'Annabelle' ditutup dengan ending paling bodoh yang pernah saya temukan dalam film horor.

Skor: 2/5



The Girl with the Dragon Tattoo (2011) (10/10/14)




Short review:

Sedikit mengobati kekecewaan karena 'Gone Girl' tidak jadi tayang di Indonesia, 'The Girl with the Dragon Tattoo' jadi pilihan. Lucunya, film ini juga mengalami hal yang sama dengan 'Gone Girl' waktu perilisannya dulu. David Fincher memang sutradara yang tak mau ada sedetikpun scene yang dipotong dari filmnya, namun karena ini negara Indonesia yg masih memegang teguh norma moral dan budaya. Tentu ketika ada scene yang memang dianggap tak layak oleh LSF maka sudah pasti scene tersebut harus dipotong. Dan karena tak ada kesepakatan antara kedua belah pihak maka pilihan untuk tidak ditayangkan adalah tepat. Hanya saja, saya harus gigit jari karena tak bisa menyaksikan 'Gone Girl' yg memang sudah saya tunggu dari tahun lalu.

Skor: 3,75/5



22 Jump Street (2014) (12/10/14)



Short review:

Overall, formula '22 Jump Street' masih sama dengan predesesornya '21 Jump Street'. Bahkan sangat terasa nuansa copy-paste-nya. '22 Jump Street' masih menawarkan kegilaan-kegilaan duo Tatum-Hill yg semakin terasa chemistry-nya, dialog2 kasar, kotor dan jorok, lelucon dan joke-joke konyol serta adegan aksi khas buddy-cop movie. Namun karena hanya berupa pengulangan, hal-hal tersebut menjadi terkesan biasa saja (tidak terlalu mengejutkan). Walaupun tak bisa dipungkiri '22 Jump Street' sebenarnya tampil cukup menghibur. Plus sebuah parade gila di after credit scene yang tak boleh dilewatkan.

Skor: 3/5



The Purge: Anarchy (2014) (14/10/14)



Short review:

Setelah kehadirannya yang cukup mencuri perhatian tahun lalu. Sebuah premis orisinil dan gila yang diterapkan James DeMonaco. 'The Purge' kembali menebar teror 12 jam dilegalkannya aksi kriminal. 'Anarchy' yg jadi subjudul kali ini, membawa skala 'The Purge' lebih besar dari hanya sekedar sebuah rumah. Film pertamanya memang agak mengecewakan dan di 'Anarchy' James DeMonaco seperti ingin belajar dari kesalahan sebelumnya. Memang 'Anarchy' sedikit mengalami perbaikan. Tampil cukup meyakinkan diawal terutama ketika gerombolan pria bertopeng muncul. Namun selebihnya saya masih belum bisa merasakan konsep gila 'The Purge' yang saya harapkan. Kehadiran 'The Purge 3' yang rumornya bakal dibuat semoga bisa memuaskan hasrat akan konsep 'The Purge' yang sesungguhnya

Skor: 3,25/5



V for Vendetta (2005) (14/10/14)



Short review:

Rumornya kondisi politik kita dalam kondisi aneh ditengah fase pergantian rezim. Berbagai isu muncul menimbulkan pro-kontra dimana-mana. Sampai bermunculan hasthag-hashtag yang jadi trend. Selalu jadi topik hangat ketika dua koalisi bersaing memperebutkan kursi pemerintahan. Lalu apa jadinya ketika dua unsur utama dalam pemerintahan (eksekutif dan legislatif) dikuasai dua blok yang sudah saling bersaing sejak awalnya. Saya jadi ingat film yang diadaptasi dari komik karya Alan Moore yang ini. Memang kondisinya berbeda dan terlalu jauh berbicara politik Indonesia akan sama dengan London "imajiner" tahun 2020 ini. Namun tidak ada salahnya sejenak kita merenungi sebuah pergerakan revolusi lewat film ini.

Ketika sebuah rezim pemerintahan berbuat seenaknya dan membatasi kebebasan rakyatnya, tentu hal itu akan sangat dibenci. Namun apa daya, sebagai rakyat tak bisa berbuat apa-apa. Maka yang diperlukan adalah simbol yang mampu menginspirasi pergerakan rakyat untuk sebuah revolusi. 'V for Vendetta' adalah sebuah film revolusioner yang menggugah. Simbol revolusi dalam sosok misterius bertopeng Guy Fawkes yg menamai dirinya 'V'. Memang tindakannya menimbulkan ambiguitas moral dgn caranya yg ekstrim guna meraih simpati masyarakat untuk bersatu. Namun harus dengan cara apalagi untuk menampar pikiran rakyat saat sistem totalitarian dianut pemerintahan sehingga semua hal diatur oleh negara, bahkan sampai cara bertingkah laku yg sesuai keinginan mereka?

Skor: 4/5



Trick ‘r Treat (2007) (22/10/14)



Short review:

Film ini memang langsung rilis lewat DVD, tapi hal itu tidak menurunkan kualitasnya. Justru yang jadi pertanyaan adalah kenapa film bagus seperti ini tidak rilis di bioskop? Michael Dougherty yg bertindak sebagai sutradara sekaligus penulis naskah tahu betul cara memperlakukan suasana halloween seperti yg seharusnya. Layaknya sebuah dongeng, 'Trick 'r Treat' mengajak kita menelusuri kumpulan cerita yg entah kenapa walaupun ceritanya berdiri sendiri-sendiri tapi sangat terasa sebagai satu kesatuan yang utuh.Terlebih lagi karena setiap cerita punya twist-nya sendiri. Dan kemunculan sosok kecil misterius dgn kepala tertutupi karung bernama Sam yg selalu muncul seakan jadi benang merah dr kumpulan cerita 'Trick 'r Treat'.

Skor: 3,75/5



The Orphanage (2007) (26/10/14)



Short review:

Nuansa creepy-nya sedikit mengingatkan 'The Others'-nya Alejandro AmenĂ¡bar, tapi tentu saja 'The Orphanage' tidak berakhir sprti 'The Others'. Ada sebuah misteri tak terduga, yang lebih dari hanya sekedar bangunan tua yang menunjukkan gelagat horornya. 'The Orphanage' adalah tipikal film horor yang saya suka. Tak perlu tampil sok-sok menyeramkan dgn memunculkan sosok yang tampil malu-malu, datang, pergi, datang lagi, pergi lagi, begitu seterusnya, Sok-sok mengejutkan. Film Spanyol garapan J. A. Bayona ini punya jalinan cerita yang cerdas, script yang membawa imajinasi penonton menelusuri fakta2 yg terjadi, aura creepy yang kelam + sebuah twist yg menanti.

Skor: 4/5


Soundtrack Cerpen: LDR (Lagu Buat Para Pemuja Rahasia)

Ok, jadi beberapa waktu lalu saya sempat nge-post sebuah cerpen (katanya sih cerpen) judulnya LDR (bisa dilihat disini). Namun LDR yang saya maksud disini bukanlah LDR (Long Distance Relationship) tapi yang saya maksud adalah ‘Loe Doang Relationship’. Istilah itu saya ambil dari salah satu dialog di film ‘Jomblo Keep Smile’ yang diperanin sama Kemal dan Kimberly Ryder. Jadi, waktu itu si Kemal lagi ngobrol sama Kimberly Ryder di sebuah club (kalo nggak salah). Kemudian dari obrolan tersebut tercetuslah sebuah istilah yang menurut saya itu menarik.
LDR alias ‘Loe Doang Relationship’ itu kayak memendam rasa ama seseorang, diam-diam suka, jadi secret admirer, terus ngerasa punya hubungan khusus ama seseorang padahal orang yang dimaksud gak punya perasaan apa-apa bahkan nggak tahu sama sekali kalau ada orang yang begitu mengaguminya. Jadi cuma si pengagum aja yang ngerasa punya relationship sementara yang dikaguminya nggak. Maka hubungannya jauh gitu. LDR kan? Hehe.
Dan yang pernah baca blog ini, pasti tahu kalau saya pernah buat cerpen judulnya ‘Aku, Kamu dan Hujan’. Dan uniknya, saya bikin puisi dari cerpen tersebut. Bukan hanya satu tapi tujuh puisi langsung saya buat. Isinya mendeskripsikan cerita cerpen tersebut dari sisi yang lain. Kurang lebih begitu. Nah, untuk cerpen ‘LDR’ saya tidak berencana membuat puisi lagi. Namun saya akan membuat sebuah list lagu yang temanya kurang lebih sama kayak cerpen tadi. Ya, itung-itung soundtrack-nya lah.

1.          Pemuja Rahasia (Sheila on 7)
Dari judulnya lagu ini sudah tak perlu diragukan lagi. Lagu yang diambil dari album ‘Pejantan Tangguh’ ini benar-benar bisa mewakili perasaan para pemuja rahasia. Dengan konsep lagu yang rada-rada ngerap (walaupun bukan pure rap), lirik-liriknya terdengar sangat lugas mengutarakan bagaimana rasanya + mirisnya jadi seorang pemuja rahasia. Yang hanya bisa menikmati keindahan seseorang dari sisi paling gelap dalam dirinya.

Mungkin kau takkan pernah tahu
Betapa mudahnya kau untuk dikagumi
Mungkin kau takkan pernah sadar
Betapa mudahnya kau untuk dicintai

2.         Secret Admirer (Mocca)
Nah, kalau lagu ini punya sisi yang berbeda. Bukan dari sudut pandang dari si pemuja melainkan dari objek si pemuja rahasia. Dan kalau katanya Mocca sih, ‘Secret Admirer’ itu annoying banget meski kadang ngangenin juga.


3.         Andai Dia Tahu (Kahitna)
Band yang digandrungi cewek-cewek ini memang jagonya bikin lirik manis melankolis. Meskipun secara musikalitas Kahitna bukanlah selera saya tapi saya tak bisa menampik kalau lagu ‘Andai Dia Tahu’ sangat cocok untuk post saya kali ini. Jadi pemuja rahasia itu emang nggak enak. Bisanya suma berandai-andai. Andai saja dia tahu. Andai saja dia tahu. Ya, andai saja dia tahu.

Andai dia tahu...

4.        Sewindu (Tulus)
Salah satu penyanyi Indonesia pria paling booming saat ini. Di album pertamanya yang berjudul ‘Tulus’, Tulus punya lagu yang lumayan nyesek buat para pemuja rahasia. Udah nunggu lama-lama, eh yang dikagumi justru nggak nyadar-nyadar. Ujung-ujungnya malah jadi sama orang lain. Sewindu? Tentu bukanlah waktu yang sebentar kan?


5.         Laki-laki Pemalu (Efek Rumah Kaca)
Pantes aja jadi pengagum rahasia, pemalu sih!


6.        Rahasia Hati (Nidji)
Namanya juga pemuja rahasia, ya hatinya pasti punya rahasia. Nidji bercerita sedikit tentang bagaimana usaha pemuja rahasia agar diketahui oleh objek yang dikaguminya. Pernah baca buku atau nonton film ‘5 cm’? Ya, kurang lebih gambarannya seperti itu.

Andai matamu melihat aku
Terungkap semua isi hatiku
Alam sadarku, Alam mimpiku
Semua milik mu
Andai kau tahu
Rahasia cintaku

7.         Cinta Dalam Hati (Ungu)
Zaman saya SMA, lagu ini lumayan terkenal dikalangan remaja. Apa lagi buat mereka yang punya cinta dalam hati. Lagu mellow kayak gini emang udah jadi trademark Ungu. Dengan lirik yang kental nuansa pemuja rahasianya, ‘Cinta Dalam Hati’ emang udah pas banget jadi soundtrack untuk yang LDR alias ‘Loe Doang Relationship’.



Tuesday, October 28, 2014

Tentang Rencana Film Superhero DC


Mungkin kita semua sudah dengar berita kalau beberapa waktu lalu, pihak DC dan Warner Bros telah merilis daftar judul film superhero yang akan mereka buat sampai tahun 2020 mendatang. Hal ini memang bisa dibilang masuk akal, terlebih karena saingan utama mereka, Marvel telah mencuri start duluan lewat ‘Marvel Cinematic Universe’-nya yang sangat fenomenal. Menjadi inspirasi bagi film-film yang ingin membuat universe-nya sendiri. Saking fenomenalnya, MCU sampai mau dijadikan salah satu mata kuliah di salah satu Universitas di Amerika Serikat.

Seperti yang kita tahu, Warner Bros telah mengumumukan secara resmi daftar film superhero DC yang akan rilis. Berikut beberapa proyek film superhero DC yang direncanakan tersebut:

1.          Batman v Superman: Dawn of Justice (25 Maret 2016)

2.         Suicide Squad (5 Agustus 2016)

3.         Wonder Woman (23 Juni 2017)

4.         Justice League Part One (17 November 2017)

5.         The Flash (23 Maret 2018)

6.         Aquaman (27 Juli 2018)

7.         Shazam (5 April 2019)

8.         Justice League Part Two (14 Juni 2019)

9.         Cyborg (3 April 2020)

10.      Green Lantern (19 Juni 2020)

Melihat list diatas, kali ini DC memang sepertinya tidak mau main-main lagi. Itu juga belum termasuk rumor bakalan dibuatnya film Batman baru (The Batman) dan ‘Man of Steel 2’ yang katanya akan hadir sebelum 2020. Walaupun setelah melihat list diatas, sepertinya batal terealisasi. Oh, ya beberapa aktor, aktris dan sutradara sudah dikonfirmasi bakal mengisi slot di beberapa film. Seperti Zack Snyder (Man of Steel, Watchmen) yg bakal menangani ‘Dawn of Justice’ ditambah dua film ‘Justice League’. Terus ada Gal Gadot yg bakal jadi ‘Wonder Woman’. Ezra Miller yang jadi ‘Flash’. Jason Momoa sebagai ‘Aquaman’. Dwayne Johnson yang jadi musuh ‘Shazam’, Black Adam. Dan Ray Fisher sebagai ‘Cyborg’. Sisanya kita lihat nanti.

Kehadiran dua film ‘Justice League’ dalam proyek ini memang akan sangat dinantikan semua pecinta superhero. Tapi selain ‘Justice League’, ada satu film yang buat saya terlihat sangat menarik. Yaitu ‘Suicide Squad’. Ya, kalau Marvel punya ‘Guardians of the Galaxy’ maka DC punya ‘Suicide Squad’. Sebuah tim antihero yang merupakan kumpulan supervillain dibawah naungan pemerintah Amerika Serikat. Memang tidak ada karakter aneh seperti pohon yang bisa bicara atau rakun pemarah. Tapi saya dibuat penasaran dengan mereka. Kabarnya, David Ayer (Fury) akan menjadi sutradara untuk film ini. Beberapa nama juga sempat dirumorkan untuk jadi pemeran. Ada Will Smith, Margot Robbie, Ryan Gosling dan Tom Hardy. Nama yang tak asing bukan?

http://www.comicvine.com

Walaupun saya tidak terlalu menyukai Will Smith, tapi nama-nama lain yang dirumorkan cukup layak untuk ditunggu. Ryan Gosling? Siapa yang tak tahu penampilan kerennya di ‘Drive’. Ada juga Tom Hardy yang jadi petinju cool di ‘Warrior’. Dan Margot Robbie? Saya suka sekali penampilannya di ‘The Wolf of Wall Street’. Memang semuanya masih belum pasti, tapi rasanya sudah tak sabar menanti kehadiran mereka. Akan seperti apa ya kira-kira?

Sejujurnya saya lebih menyukai superhero DC dibanding Marvel. Apalagi setelah melihat trilogi ‘The Dark Knight’nya Christopher Nolan yang bagi saya selalu terlihat lebih seru dibanding film superhero Marvel. Gaya DC yang cenderung serius, gelap dan kelam itulah yang saya sukai. Berbeda dengan Marvel yang lebih ke arah have fun. Semoga DC tidak ikut-ikutan gaya Marvel yg sperti itu. Kalau memang tidak mau gagal seperti ‘Green Lantern’ (2011) karena sok-sok-an mau tampil lucu dan akhirnya gagal total. Paling nggak sih, film-film DC ke depan minimal punya nuansa seperti ‘Man of Steel’. Minimal ya! Lebih baik, lebih bagus. Meskipun rumornya Nolan bersaudara tak akan lagi diikutsertakan dalam proyek ini. Padahal seperti yang kita tahu, dari merekalah sebuah standar baru dalam film superhero lahir. Tapi tak apalah, yang penting semuanya bisa sesuai ekspektasi.

So DC, jangan kecewakan fansmu!