Tentang ‘RADIOHEAD’

Radiohead Bukan Hanya Sekedar Band. Karena perlu lebih dari sekedar mendengarkan lagunya untuk bisa memahami musiknya.

Review Album Noah “Seperti Seharusnya”

Album “Seperti Seharusnya” ini seakan menjawab semua pertanyaan yang ada selama masa hiatus mereka dari industri musik Indonesia. Sekaligus sebagai hadiah bagi semua sahabat yang telah lama menantikan karya-karya mereka.

Cerpen: Aku, Kamu dan Hujan

"Hujanpun tak lagi turun disini seakan tak mengizinkan kami untuk bertemu lagi seperti dulu. Hari-hari begitu kelam terasa"

Lagu yang Berkesan Selama 2012

Lagu pada dasarnya bukan hanya untuk sekedar didengarkan. Kadang ada lagu yang berkesan dalam kehidupan saat ada moment-moment tersendiri dalam hidup kita.

Tentang Film Animasi di Tahun 2012

Dibalik kesederhanaan cerita, tema atau apapun, film animasi ternyata menyajikan banyak pesan tersirat, sarat akan makna dan banyak hal yang bisa kita ambil dari apa yang disampaikan dari kesederhanaan yang diungkap dalam film animasi.

Friday, August 26, 2016

Corat-Coret One Piece Chapter 837: Luffy vs Commander Cracker


Sang ayah tertawa bahagia. Mungkin ia sedang melihat gambar anaknya yang sedikit menyedihkan itu. Dalam hatinya (mungkin) ia merasa bangga. Anak yang tak pernah ia jumpai setelah sekian lama menjadi terkenal sebagai buronan 200.000.000 berry. Naik hampir tujuh kali lipat dari sebelumnya. Bahkan julukannya tak kalah mentereng, “God”. Ayah mana yang tidak bangga melihat anaknya terkenal sebagai..... penjahat? Ehhh, emang ada? Walaupun tak pernah saling bertemu, darah sang ayah tetap mengalir pada anaknya. Tak sabar menanti reuni duo sniper ayah dan anak ini di masa depan. Kru pertama bajak laut Akagami menjadi pusat perhatian pada Cover Story kali ini. Tapi dimana sang kapten? Mungkin ia sedang minum-minum. Haha. Ya, setidaknya melihat ekspresi Yasopp dkk yang tampak santai, sepertinya sang Kapten dan seluruh krunya pun baik-baik saja.
Pertarungan Luffy dan Cracker memang tak terelakkan. Pertarungan yang cukup menegangkan karena Kapten kita beberapa kali terdesak. Meski sempat kewalahan, Luffy berhasil memukul jatuh Cracker dengan Kong Gun dalam mode Gear 4th. Mode Gear 3rd Busho yang digunakan di awal memang cukup sulit untuk menjatuhkan Cracker. Hal yang wajar mengingat Luffy sedang berhadapan dengan salah satu eksekutif Yonkou. Tapi, itu juga berarti bahwa level kekuatan seorang Yonkou sangat berbeda jauh dengan musuh-musuh yang pernah dihadapi Luffy selama ini. Luffy pun cukup sadar akan besarnya kekuatan musuh dan mencoba tidak mengulur-ngulur waktu pada pertarungan ini. Mungkin ini juga disebabkan karena Luffy tak terima dengan apa yang dikatakan Cracker. Penjemputan Sanji adalah tugas yang berat dilaksanakan. Tapi kita tahu, hanya dia yang mampu melaksanakannya. Apakah Cracker yang jatuh, tak bisa bangkit lagi? Apakah ia tenggelam dalam lautan luka dalam? Ataukah dari sini pertarungan baru dimulai?
Di sudut lain, Nami pun  berhasil memukul mundur Brulee untuk sementara. Konsep dunia cermin yang pernah dibahas di Corat-Coret Chapter 836 sebelumnya hampir mendekati kebenaran. Ini terlihat dari perkataan Pound bahwa Brulee masih bisa muncul kapan pun selama masih ada cermin disana. Artinya dia masih baik-baik saja. Mungkin sekarang Brulee sedang menyembuhkan diri di dunia cermin miliknya. Berikutnya adalah Vivre Card. Sekarang Nami sudah 100% yakin Vivre Card itu adalah milik Big Mom. Ia pun mulai tahu apa yang harus dilakukan dengan kertas tersebut. Kita lihat saja bagaimana Nona Navigator mejadikan Vivre Card pemberian Lola sebagai bahan negosiasi. Seperti yang kita tahu, dalam perkara negosiasi tidak ada yang lebih lihai selain Nami. Kita pun sudah beberapa kali melihat Nami berhasil melakukan negosiasi yang menguntungkan buat kru (atau lebih tepatnya buat dirinya sendiri). Big Mom sendiri cukup praktis orangnya. Namun seperti yang pernah disinggung pada Corat-Coret Chapter 835 lalu bahwa membuat Big Mom berubah haluan dan menjadi aliansi tidaklah mudah. Bagaimana Nami memanfaatkan kartu truf yang dimiliknya ini?
Fokus chapter ini memang mengarah pada pertarungan Luffy dan Cracker, sehingga hanya sedikit hal yang bisa dibahas untuk didiskusikan. Satu hal yang menarik dari sini adalah mengenai keempat nama yang pernah memasuki teritori Mama yang disebutkan Brulee. Keempat nama tersebut adalah Eustass Kid, Scratchmen Apoo, Capone Bege dan Urouge. Mereka adalah teman seangkatan Luffy yang disebut sebagai The Worst Generations, The Eleven Supernova. Selain Luffy, Zoro dan Law, tidak banyak yang kita ketahui tentang sepak terjang 11 Supernova yang lain. Kita hanya tahu sekilas dari gambaran-gambaran kecil yang dibuat oleh Oda. Fakta bahwa mereka pernah berurusan dengan Big Mom dan mengalami kekalahan menjadi poin menarik pada chapter ini.
Semenjak Time-Skip, Eustass ‘Captain’ Kid menjadi anggota 11 Supernova yang paling banyak mengalami perubahan fisik. Luka di wajah dan dadanya, bahkan lengan kirinya sudah berganti dengan logam. Luka seperti ini tentu didapat dari pertarungan dengan lawan yang kuat. Tamago pernah bilang bahwa Kid pernah menghancurkan beberapa kapal aliansi milik Big Mom. Brulee bilang bahwa Kid pun termasuk kapten yang dikalahkah eksekutif Big Mom tanpa pernah melihat Big Mom sama sekali. Apakah luka Kid didapat dari sini? Sejauh yang kita tahu, Kid pernah dua kali dikalahkan oleh Yonkou yaitu Big Mom dan Kaido. Lalu bagaimana Yonkou yang tengah diincar Kid, Shanks? Apakah Kid akan dikalahkan juga? Tapi sebelum itu, ada hal yang harus dilakukan Kid terlebih dulu, melarikan diri dari Kaido. 
‘Roar of the Sea’ Scratchmen Apoo menjadi nama berikutnya yang disebut Brulee. Di arc Punk Hazard, kita diperlihatkan pembentukan aliansi Kid – Apoo – Hawkins. Alasan Apoo mau beraliansi dengan Kid dan Hawkins mungkin karena ia pun sadar bahwa menumbangkan Yonkou sangat sulit bila dilakukan sendiri. Setidaknya, pengalaman dengan armada Big Mom menjadi dasar pemikirannya. Dan bila pada akhirnya Apoo malah tunduk pada Kaido juga bukan tanpa alasan. Dibanding Kid, apa yang dilakukan Apoo terdengar lebih logis bila melihat kekuatannya saat ini masih belum cukup untuk menumbangkan Yonkou. Apoo tak mau mengalami pengalaman kalah dari Yonkou untuk kedua kalinya. Tunduk dan berlindung dibawah payung Yonkou adalah jalan dan pilihan terbaik. Setidaknya untuk saat ini.
Capone ‘Gang’ Bege menjadi yang paling tahu diri diantara yang lain. Tanpa pikir panjang, ia memilih menjadi bagian dari bajak laut Big Mom daripada menentangnya. Ini dibuktikan dengan menikahi Charlotte Chiffon dalam pernikahan politik sebagai simbol keterikatan satu sama lain. Kemampuan bertarung Bege mungkin tidak sampai sekuat “itu”, tapi ia juga tidak selemah “itu”. Langkah yang diambil Bege memang terbilang cerdas. Saya pikir ia juga orang yang cerdas atau lebih tepatnya licik. Sepak terjang Bege sebagai bawahan Big Mom masih misterius. Meskipun ia cukup loyal menjalankan perintah Mama, tapi di sisi lain ia tampak memiliki niat lain yang terselubung dibalik itu. FYI, Capone Bege adalah satu-satunya Supernova (selain Luffy dan Zoro) yang namanya diambil dari seorang mafia terkenal, Al Capone, bukan bajak laut seperti yang lainnya. Penggambaran karakter Bege pun sangat kental unsur mafianya. Kehidupan mafia sendiri memang memiliki banyak intrik. Dan Bege tampak sedang menjalankan peran itu. Mungkin ia tak bisa mengalahkan Big Mom secara langsung, tapi dengan masuk ke dalam dan mengikisnya sedikit demi sedikit, hal itu bukan mustahil untuk dilakukan. Saya menantikan drama mafia dari Bege selanjutnya setelah terakhir ia menembak Pekoms.
Yang paling mengejutkan dari keempat nama disini adalah Urouge. Atau bagi saya pribadi adalah ajang pembuktian atas apa yang pernah saya pikirkan. Bounty Urouge ketika pertama kali diperkenalkan adalah yang terkecil dibanding 11 Supernova yang lain. Hal ini menyiratkan anggapan bahwa Urouge adalah yang terlemah diantara yang lainnya. Namun tidak bagi saya. Saya berpikir bahwa meski nilai bounty Urouge paling kecil tapi melihat bahwa ia pun termasuk satu dari The Worst Generation cukup membuat namanya tak bisa dianggap remeh. Kenyataan bahwa dia tidak beraliansi dengan siapapun, tidak pula tunduk dibawah payung Yonkou, sudah membuktikan bahwa Urouge itu cukup kuat untuk bertahan di Dunia Baru. Dan pada chapter ini, kekuatan Urouge terbukti cukup ampuh untuk meniadakan salah satu Sweet Commander Big Mom. Meski tak mampu mengusik Big Mom, apa yang dilakukan Urouge bisa dianggap prestasi yang bahkan tidak bisa dilakukan oleh Kid yang mempunyai bounty tertinggi di awal perkenalan. Bukan berarti Kid lemah, hanya saja, Urouge tak boleh diremehkan begitu saja hanya karena memiliki nilai bounty terkecil. Kondisi terakhir yang terlihat, Urouge sedang terluka dan beristirahat di Ballon Terminal. Mungkin luka itu didapat dari hasil dari bentrokannya dengan eksekutif Big Mom.
Kehidupan Dunia Baru memang lebih sulit dibandingkan separuh awal Grand Line yang bahkan disebut “Paradise” tersebut. Seperti yang pernah Law bilang, cara bertahan di Dunia Baru hanya ada dua, berlindung dibawah payung Yonkou atau menentangnya. Kedua pilihan tersebut bisa dibilang susah-susah-mudah. Kaido sebagai salah satu Yonkou sekaligus makhluk terkuat menganggap bahwa apa yang dilakukan mereka, The Worst Generation, hanyalah permainan bajak laut-bajak lautan. Terlalu cepat 100 tahun untuk mengalahkan bajak laut sekaliber Yonkou. Saat ini, kita cukup tahu siapa yang memilih beraliansi dan siapa yang memilih menentang. Sangat layak dinantikan bagaimana selanjutnya mereka, para rookie begundal yang pernah mengacak-mengacak Grand Line menjalani kehidupannya di Dunia Baru. Kita lihat saja nanti.

Saturday, August 20, 2016

Corat-Coret One Piece Chapter 836: The Vivre Card Lola Gave


Cover Story kali ini menjadi milik Aokiji aka Kuzan bersama Camel yang setia menemani. Kelihatannya mereka berdua tidak ketinggalan berita tentang kemenangan aliansi Luffy dan Law dari Doflamingo. Banyak hal yang menarik ketika berbicara mengenai sosok Kuzan. Terutama mengenai sepak terjangnya setelah keluar dari angkatan laut. Apa motif tersembunyi dibaliknya? Kenyataan bahwa ia bergabung dengan Blackbeard Pirates semakin menunjukkan gelagat tak biasa dari mantan Admiral ini. Seperti apa perannya kelak masih cukup misterius, tapi keberadaannnya akan cukup vital dimasa depan (IMO). Sekarang, yang dia lakukan hanya berjalan-jalan. Dan tunggu! Apakah dipojok kolom adalah Boa Hancock? Apa gerangan Hancock sampai muncul di surat kabar? Semoga bukan karena Hancock ketahuan memasang poster Luffy yang besar di kerajaannya. Haha. Cover Story selanjutnya? Entahlah. Lola? Sepertinya boleh juga dimunculkan.
Lola. Nama yang santer digunjingkan semenjak Arc WCI berlangsung dan semakin mencuat gaungnya akhir-akhir ini. Nama yang sudah tertinggal ratusan chapter tersebut ternyata berperan sangat vital berkat sepucuk kertas peninggalannya. Rasanya sudah tak dapat terbantahkan lagi bahwa Lola adalah anak Big Mom dari suami bernama Pound, si pria yang terkubur. Lola bersaudara dengan Chiffon, istri Capone. Meski Nami sempat ragu akan semua itu, tapi fakta sudah sangat jelas berbicara. Kertas pemberian Lola adalah Vivre Card milik Big Mom. Dari sini, sedikit arah mulai terlihat meski sudut gelapnya masih terasa.
Chapter kali ini bisa dibilang lebih pendek dari biasanya. Secara keseluruhan masih belum menyajikan informasi yang lebih mendalam. Memasang judul “The Vivre Card Lola Gave” pun tidak lantas memastikan secara gamblang ke arah mana Vivre Card Lola membawa nasib Luffy dkk. Meski begitu, dengan perlahan dan sendirinya, Vivre Card tersebut mulai menunjukkan sinyal keberpihakan bagi SHP. Vivre Card tersebut cukup menolong Nami dari kejaran Homies di Seducing Woods. Bahkan King Baum selaku penguasa Seducing Woods pun tak kuasa melakukannya. Aura Big Mom terpancar begitu kuat dari Vivre Card dan tak sanggup dilawan para Homies. Vivre Card memang mendeskripsikan keadaan dan keberadaan pemiliknya. Vivre Card sendiri dibuat dari sedikit bagian kuku seseorang untuk kemudian dibuat menjadi kertas. Alasan kenapa para Homies tidak bisa mendekati Vivre Card tersebut sepertinya disebabkan dalam Vivre Card Lola tertanam jiwa Mama. Para homies mungkin terlalu takut kepada Big Mom bahkan hanya dari bagian terkecilnya. Sehingga mereka tidak dapat mendekat apalagi melawan. Hal ini cukup menguntungkan bagi Nami. Setidaknya hal ini bisa menghemat tenaga dan waktu untuk hal yang tidak perlu. Tinggal bagaimana Nami memanfaatkan Vivre Card tersebut untuk keuntungan SHP kelak. Ingat tujuan mereka datang ke WCI untuk apa! Tapi apakah Brulee akan diam saja melihat hal ini? Tidak maukah ia menghadang Nami? Atau ia tidak bisa melakukannya?
Jati diri Charlotte Cracker mulai terungkap. Dia adalah salah satu dari “Tiga Komandan Manis” dengan bounty sebesar 860.000.000 berry. Posisinya dalam struktur organisasi Yonkou mengingatkan kita pada sosok Jack yang merupakan salah satu dari “Tiga Bencana” Kaido. Ini berarti posisi Cracker di bajak laut Big Mom setara dengan Jack di Bajak laut Hundred Beast Kaido. Indikasi ini sudah cukup menjelaskan bahwa Cracker adalah orang kepercayaan Big Mom. Diutusnya Cracker untuk menghentikan Luffy yang mungkin tak bisa dilakukan Brulee adalah buktinya. Besar kekuatannya tak perlu dipertanyakan, bounty kedua terbesar sejauh ini (setelah Jack) sudah cukup mengejawantahkannya. Bahkan auranya (yang disangsikan Luffy sebagai Haki) sudah cukup untuk membuat para Homies ketakutan dan tak berdaya. Dan sekarang ia berhadapan dengan Luffy. Pertarungan sepertinya tak akan terindahkan lagi, tapi saya berpikir bahwa ini hanya terjadi untuk sementara waktu. Lalu seperti apa kekuatan Cracker?
Berbicara tentang kemampuan Cracker, saya masih belum yakin tentang ini. Melihat kemampuannya yang bisa menduplikasi lengan dan kakinya, apakah ini berarti dia mampu menduplikasi objek juga? Sepertinya tidak. Saya pikir Cracker hanya bisa menggandakan tangan dan kakinya saja. Lalu apakah kemampuannya seperti Robin? Saya tidak yakin tentang ini. Pada dasarnya, kemampuan DF tergantung pada kreatifitas pemakainya. Tangan dan kaki yang diciptakan Robin adalah hasil kreasi DF miliknya. Dengan kata lain, tangan dan kaki yang diciptakan Robin bukanlah tangan dan kaki yang sebenarnya. Itu adalah wujud interpretasi dari kekuatan Hana Hana no Mi (bunga) miliknya. Berbeda dengan Cracker, tangan dan kaki yang digandakan dari sentuhannya adalah asli. Julukan Cracker sendiri adalah Seribu Lengan. Seribu lengan memang mudah kita dekatkan dengan hewan berkaki seribu. Apakah ini berarti Cracker adalah pemakan DF Zoan hewan berkaki seribu? Entahlah, ini terlalu menggelikan buat saya. Haha. Mencoba membuat cocokologi Cracker dengan mahkluk mitologi yang mempunyai banyak lengan (Hekantonkheires: raksasa bertangan seratus dalam mitologi Yunani) atau semacamnya tidak juga membuat saya yakin walaupun ini yang paling mendekati. 
Atau mungkin seperti ini. Penggandaan tangan Cracker memiliki konsep seperti proses membelah diri. Cracker adalah biskuit. Biskuit ketika kita belah maka akan menjadi dua. Dibelah lagi maka akan menjadi tiga. Begitu seterusnya sampai bagian terkecil. Cracker menggandakan tangan adalah dengan cara mengetuknya tangannya sekali. Kemudian tangannya menjadi dua. Ketuk sekali lagi menjadi tiga. Begitu seterusnya. Apakah hal ini berhubungan? Entahlah, yang pasti ini terkesan memaksa sekali. Haha. Ya, memang sulit menerka kemampuan karakter kuat seperti Cracker hanya dengan melihat 1-2 panel saja. Ini seperti menebak kemampuan terbang Doflamingo sebelum kita tahu tentang DF miliknya yaitu Ito Ito no Mi. Itu pula harus ditambah konfirmasi Law tentang bagaimana cara Doffy dapat terbang. Ya, saat ini masih sulit menebak kemampuan Cracker, tapi jika ia pemakan DF, dugaan saya adalah DF tipe paramecia. Entah kenapa saya berpikir seperti itu.
Dunia cermin milik Brulee memang efektif untuk menahan tim penyelamat Sanji. Tapi bila dilihat lagi, dunia cermin tersebut tidak cukup efektif untuk menghancurkan musuh. Carrot dan Chopper yang terjebak dalam cermin Brulee tampak baik-baik saja walaupun cerminnya sudah pecah. Spekulasi sederhanya adalah cermin Brulee memiliki dimensi lain yang persis sama dengan dunia nyata. Dengan catatan bahwa dunia cermin tersebut adalah versi mirror dari dunia nyata. Sehingga, selama masih ada cermin didunia nyata dan dunia nyata baik-baik saja, mereka yang berada dalam dunia cermin pun akan baik-baik saja. Konsepnya mungkin mirip seperti dunia cermin dalam salah satu film Doraemon yang bertajuk “Nobita and the Platoon of Iron Men”. Chopper tampak menyadari sesuatu tentang dunia cermin ini. Apakah ia sudah tahu jalan keluar? Bila diingat kembali, semenjak mendarat di WCI, Chopper tampak lebih sigap, waspada dan teliti dari biasanya. Ini tak seperti Chopper anggota "Trio Penakut" bersama Nami dan Usopp. Ya, apapun itu, ini sebuah kemajuan pada diri Chopper.
Kekhawatiran saya terhadap para suami Big Mom mulai terjawab. Dan seperti yang saya perkirakan, mereka semua telah dibuang oleh Big Mom. Cracker sebagai salah satu anak Big Mom mengamininya disini. Menurut Cracker, ke-43 suami Big Mom tak lebih dari sekedar orang luar yang bahkan tak mempunyai ikatan darah sama sekali. Hal yang sejatinya cukup bertentangan dan kontradiktif dengan impian Big Mom yang ingin membuat sebuah keluarga dari seluruh ras di seluruh dunia diamana mereka bisa duduk sejajar dalam satu meja. Lalu apa arti keluarga baginya? Apa arti suami buat Big Mom jika hanya dimanfaatkan kemudian dibuang begitu saja? Sedari awal kita tahu bahwa Big Mom melakukan poliandry tingkat dewa, saya berpikir bahwa Big Mom menganut Absolute Feminisme yang kuat. Dan ini bukan masalah tentang emansipasi atau kesetaraan gender lagi. Ini sudah berarti bahwa Big Mom lah yang menguasai segalanya. Dia berdiri di puncak tertinggi sebagai satu simbol kekuasaan yang absolut diatas segalanya. Mungkin ini berhubungan dengan masa lalu Big Mom yang juga berimbas pada “kegilaan” sifat Big Mom. (Catatan: Mengenai ini ada sedikit imajinasi liar yang iseng banget saya tulis di extras. Jika berkenan, boleh koq dibaca. Tidak juga, tidak apa-apa. Hehe).
Lalu, genderang perang telah ditabuh. Luffy sudah sangat serius akan melawan Cracker. Semantara Vivre Card yang dipegang Nami berpotensi menjadi kartu truf yang menolong perjalanan mereka. Kartu truf kedua pun muncul pada diri pria yang terbuang. Benang kusut pun mulai tersambung satu sama lain. Masih belum terurai sempurna namun tak menutup kemungkinan itu akan segera terhubung. Cepat atau lambat. Kita lihat saja nanti.

Extras:
Sebuah dogeng dari antah berantah...
Alkisah, disuatu tempat dan masa, hiduplah seorang perempuan muda sederhana lagi baik hatinya. Dia hidup sendiri di gubuk kecilnya yang jauh dari pemukiman. Kondisi fisiknya yang berbeda membuatnya terkucil dari tempat ia tinggal. Semua yang hidup di tempat tersebut sangat membencinya, dan berharap dia enyah dari kehidupan mereka. Keberadaannya dianggap sebagai kutukan yang akan menghancurkan kedamaian tempat tersebut. Dicaci, dimaki, diludahi, dipukul, ditendang, sudah menjadi makanannya sehari-hari. Namun, hal itu tidak pernah ia anggap sebagai penderitaan. Justru sebaliknya, semua itu ia anggap sebagai ganti kebaikan yang kelak akan ia dapatkan dimasa depan. Kesabaran, ketulusan dan kebaikan hatinya tidak pernah patah sedikitpun oleh perbuatan jahat mereka.
Waktu demi waktu berlalu, ada satu hal yang mengganjal dalam hati perempuan tersebut. Jauh dari dalam lubuk hatinya, ia menginginkan seorang teman hidup yang bisa bahagia bersama-sama, saling melengkapi dan menerima dia apa adanya. Hingga pada suatu hari, ia bertemu seorang pria yang begitu ramah padanya. Tak ada sedikitpun rasa curiga pada pria tersebut. Betapa bahagia hati perempuan itu karena untuk pertama kalinya ada orang yang mau berbicara dengannya. Karena sejauh yang ia ingat, orang-orang hanya membencinya dan tak mau berbicara padanya. Bahkan para pria adalah makhluk yang paling sering berbuat kasar padanya. Kehadiran pria tersebut teramat berarti bagi kehidupannya. Hatinya yang kosong perlahan-lahan mulai terisi. Sekian waktu ia habiskan bersama dengan pria tersebut. Hatinya berbunga. Ia tersenyum dan berharap mimpinya akan segera terwujud dengan pria tersebut. Hidup bahagia bersama-sama.
Hingga pada suatu malam, sang pria mengajaknya berjalan-jalan. Di suatu tempat mereka berhenti. Si perempuan sedikit heran karena tak biasanya tempat tersebut sepi. Tapi ia tak peduli karena genggaman tangan si pria adalah anugerah terindah baginya. Suasana terasa begitu hening, ingin sekali ia mengucapkan terima kasih sekaligus mengungkapkan perasaan bahagia karena bersamanya. Namun sebelum kata tersebut terucap, si pria melepaskan genggamannya. Sedetik kemudian, ia berteriak dengan lantang, “Sekarang!” Tanpa pernah diduga, orang-orang bermunculan dari setiap sudut yang gelap dengan membawa pemukul dan senjata tajam. Beberapa diantaranya tampak membawa kobaran api.
Dalam keterkejutan, perempuan tersebut dihantam amarah manusia. Sekejap, sekujur tubuhnya sudah dipenuhi luka lebam dan sayatan. Ia tak berdaya. Sejenak ia menatap mata si pria dan tercengang karena matanya berbeda dengan yang selama ini ia lihat. Mata yang menyeramkan. Air mata mulai menetes dan semakin menjadi ketika si pria untuk kedua kalinya berteriak dengan lantang tepat didepannya. Si pria tertawa dalam kemenangan dan dengan tegas berkata bahwa dia adalah perempuan tak berguna yang harus dimusnahkan dari muka bumi. Sikap baiknya selama ini hanyalah omong kosong yang bahkan ia anggap dosa besar karena harus berbicara pada perempuan sepertinya. Sikap baiknya hanyalah kebohongan untuk menjerumuskan si perempuan pada rencana besar penduduk untuk menyingkirkan perempuan itu. Hatinya tersentak. Seakan tak percaya, orang yang selama ini ia percaya adalah pengkhianat yang membuangnya. Hatinya terluka begitu dalam. Disayat-sayat sampai bagian terkecil. Ia marah semarah-marahnya. Luka fisik yang sedari tadi ia terima dari siksaan orang-orang tak dirasakannya lagi. Luka hatinya jauh lebih sakit.
Di sisa kekuatan terakhirnya, ia mencoba menyelamatkan diri dan lari dari siksaan. Meskipun lemah, tubuh besarnya cukup menolong pelariannya dari kerumunan. Ia tak terkejar. Setelah berlari cukup jauh dan merasa dirinya aman, si perempuan berhenti. Rasa lelah dan sakit masih menggerogoti tubuhnya. Perasaannya bercampur aduk, yang tersisa adalah luka hati tak terobati. Amarah tak berujung. Luka dan amarah bersatu menjadi dendam membara yang melahap seluruh kebaikan hatinya. Tak ada lagi perempuan yang baik hatinya. Yang ada hanya seorang perempuan penuh amarah dan dendam. Ia bertekad dalam hatinya. Suatu saat ia aka menciptakan dunia dimana semua ras tunduk padanya. Tunduk dibawah kekuatannya. Tak ada diskriminasi dan benci karena perbedaan fisik. Karena ia akan merubah bentuk mereka seperti dirinya. Dan para pria, mereka hanyalah alat yang bisa dimanfaatkan sebelum akhirnya dibuang layaknya sampah tak berguna. Si perempuan sudah bertekad pada ambisinya itu. Kebaikan hati yang dulu berubah menjadi amarah dan dendam yang berujung kegilaan. Mimpi sederhana tentang bahagia bersama seseorang menjadi mimpi gila tentang sebuah keluarga yang menyimpan kegelapan. Dunia ideal yang hanya bisa ia ciptakan sendiri. Belakangan diketahui nama perempuan tersebut adalah Charlotte Lin Lin.
Sekian.
....
 Tunggu! Kenapa saya jadi berkhayal jauh ya???

Thursday, August 18, 2016

Suicide Squad (2016): A Melancholic Bad Guys


“We’re bad guys, it’s what We do.”
– Harley  Quinn –

Rasanya semua setuju jika ‘Suicide Squad’ adalah film yang paling dinantikan kehadirannya semenjak teaser trailer-nya mulai diperkenalkan ke publik pada ajang comic-con. Selepas itu, berturut-turut trailer keren yang diiringi lagu klasik dari Bee Gees dan Queen yang seakan membuncahkan antusiasme itu. Tak ketinggalan sosok Joker versi Jared Leto yang ditengarai mampu melanjutkan estafet pemeran Joker berikutnya setelah Heath Ledger. Harapan dan ekspektasi tinggi membumbung tinggi disematkan pada Suicide Squad agar menjadi titik balik DCEU yang dianggap kurang berhasil dalam membangun universe-nya.
Awalnya, semua terlihat baik-baik saja. Sampai akhirnya ‘Batman v Superman: Dawn of Justice’ yang dianggap tidak berhasil menggoyahkan idealisme mereka. Pihak studio kalang kabut melihat respon masyarakat pada ‘BvS’. Mereka menjadi tidak percaya diri dengan apa yang mereka buat dan rencanakan pada DCEU sebelumnya. ‘Suicide Squad’ pun jadi tumbalnya. Proses syuting ulang dilakukan untuk menambahkan adegan-adegan yang dianggap mampu menjaring animo masyarakat lebih banyak. Rating R pun dirubah menjadi PG-13 agar semakin memperluas jangkauan pasarnya. Hasilnya?
Bertubi-tubi kritikan menghujam film arahan David Ayer ini. Saking gerahnya, para fans fanatik sampai tak terima dan sempat membuat petisi untuk menutup situs rottentomatoes yang dikenal tanpa ampun melempar tomat busuk untuk film yang tak disukainya. Banyak desas-desus tentang permasalahan yang mengiringi proses produksi ‘Suicide Squad’. Seperti deadline script yang terlalu mepet dengan proses syuting, test screening, editing dsb. Gosipnya, setidaknya ada 6 (enam) versi cut dari Suicide Squad. Pada saat test screening, pihak studio menguji dua versi Suicide Squad (versi dark dan versi fun). Daripada memilih salah satu versi, pihak studio malah menyatukan dua versi tersebut secara paksa dengan proses editing yang terburu-buru. Entah berita ini benar atau tidak, tapi editing yang sedikit kacau cukup terasa saat filmnya sudah rilis. Bahkan tak sedikit yang menyebut bila editing trailer-nya jauh lebih baik daripada editing versi bioskopnya.
Ditengah tempaan kritik yang menghujam, perolehan boxoffice ‘Suicide Squad’ justru cukup menjanjikan. Selama dua minggu berturut-turut tangga boxoffice pertama masih diduduki oleh ‘Suicide Squad’. Apakah ini yang diinginkan pihak studio? Mungkin saja. Bila dilihat sekilas, memang ‘Suicide Squad’ punya kans besar untuk menjaring penonton lebih banyak. Filmnya sendiri ringan dan fun. Tipikal film hiburan seru-seruan yang tak perlu pusing berpikir mengenai hukum sebab akibat atau logika. Cukup lihat bagaimana para penjahat yang menjadi jagoan melawan ancaman yang mengancam bumi. Tapi sebaliknya, bila dilihat lebih dalam, kritikan yang disematkan pada ‘Suicide Squad’ sepertinya bukan tanpa alasan.
Secara konsep, ‘Suicide Squad’ punya keunikan yang tak dimiliki film sejenis. Membuatnya menjadi antitesis dari film-film bertema superhero yang sudah jamak kita saksikan. Ke-nyelenehan-nya dalam menjadikan para supervillain DC menjadi pasukan yang akan menyelamatkan dunia dari ancaman sangat dinanti. Menjanjikan. Namun konsep hanyak tinggal konsep jika tak mampu mengolah atau mengembangkannya dengan benar. Dan inilah yang terjadi dengan ‘Suicide Squad’. David Ayer selaku nahkoda utama seolah kebingungan meramu racikan yang tepat dalam memperlakukan Task Force X secara layak. Yang terasa adalah kelabilan yang begitu terasa disemua aspek. Agak disayangkan sebenarnya, mengingat Ayer pernah menyajikan film perang keren sekelas ‘Fury’ tahun lalu.
Introducing awal ‘Suicide Squad’ pada dasarnya sangat menarik. Masalah muncul justru setelahnya. Kelabilan memang menjadi akar permasalahan dari ‘Suicide Squad’. Entah itu pada tone cerita, editing sampai karakterisasi para karakternya. Nomor-nomor lagu klasik nan populer hanya sekedar nyanyian yang hanya terlihat keren semata, tapi tidak memiliki esensi dengan adegan dan cerita secara utuh. Adegan-adegan yang pernah ditampilkan di trailer banyak dibuang. Joker yang paling dinantikan kehadirannya tak lebih dari sekedar pengganggu yang annoying. Bahkan apa yang diperihatkan Jared Leto pada kita sejatinya bukanlah Joker musuh bebuyutan Batman. Joker disini hanya seorang penjahat gila dan menakutkan saja tapi tidak pernah menjadi Joker yang sebenarnya. Dan ya, screen-time Leto sebagai Joker banyak yang dibuang karena satu dan lain hal. Tapi itu bukan alasannya.
Membawa banyak karakter dalam satu frame membuatnya terlihat gemuk. Dan sudah lumrah bila semua individu harus berbagi satu sama lain dan menonjolkan beberapa diantaranya. Hal ini yang juga coba ditampilkan disini. Ada karakter yang diekspos lebih seperti Harley Quinn dan Deadshot. Sementara sisanya tampil sebagai pelengkap. Pada dasarnya, bukan masalah seberapa besar porsi karakter yang banyak itu berperan, melainkan tingkat keberkesanan mereka. Dan inilah yang tidak didapat karakter lain selain Harley Quinn dan Deadshot. Terlepas dari sedikit atau tidaknya peran mereka, karakter mereka benar-benar tidak memberi kesan yang dalam. Bahkan ada yang kehadirannya tidak terlalu berguna sama sekali. Untuk ukuran film yang memasang karakter yang sudah memiliki karakteristik unik sedari awal, ‘Suicide Squad’ amat mengecewakan.
Barisan Task Force X sendiri tampil cukup melankolis untuk ukuran supervillain. Padahal mereka adalah penjahat-penjahat kelas kakap yang bahkan harus ditangani superhero seperti Batman dan The Flash untuk memenjarakannya. Dan lebih menggelikan lagi, perubahan karakter mereka yang terlalu berubah drastis. Bahkan mereka terlihat seperti hero yang bersahabat daripada supervillain yang jahat. Padahal dalam komiknya, mereka tetaplah villain badass yang tak kehilangan jati dirinya sebagai penjahat. Ucapan para karakternya bahwa mereka adalah “bad guys” hanya bentuk penegasan yang kosong agar kita sebagai penonton tidak salah paham. Tapi ujung-ujungnya, kita seolah dibuat harus memihak mereka sebagai pahlawan. Terlepas bahwa sebenarnya mereka adalah penjahat. 
Adalah kelabilan yang sedang dialami DCEU ditangan Warner Bros dan DC saat ini. DCEU terlalu ambisius untuk segera menyusul MCU. Terlalu ambisius agar filmnya disukai semua orang. ‘Suicide Squad’ adalah korban dari kelabilan mereka sendiri. Beruntung mereka memiliki ensemble cast yang tampil teramat baik. Yang mampu menolong kualitas 'Suicide Squad' secara keseluruhan. Tanpa mereka, entah akan seperti apa hasilnya. Padahal, apa salahnya membangun DCEU sedikit demi sedikit? Setahap demi setahap? Apa salahnya tetap berpegang pada niat awal untuk membuat DCEU yang berbeda dengan MCU? Apa salahnya jika film-film DCEU lebih kelam dan dewasa? Sejujurnya, saya sangat ingin menyukai DCEU melebihi MCU. Saya sangat ingin menyukai ‘Suicide Squad’ melebihi film lain yang rilis tahun ini. Tapi melihat keadaan bertolak belakang seperti ini. Apa mau dikata. Semoga ‘Wonder Woman’ dan ‘Justice League’ tahun depan tak berakhir sama seperti ini. Dan ‘Suicide Squad’ bukanlah misi bunuh diri DC  dan Warner Bros.

Friday, August 5, 2016

Corat-Coret One Piece Chapter 835: The Nation of Souls


One Piece mendapat Color Spread lagi (lagi?). Sejak chapter 832-835 One Piece sudah mendapat Color Spread sebanyak 3 kali. Artinya, dalam 4 chapter saja, sudah ada 3 Color Spread. Hal yang bisa dibilang istimewa untuk sebuah manga. Mungkin kita bisa sebut itu wajar, mengingat manga yang kita bicarakan adalah One Piece. Terlebih momentumnya pun tepat, One Piece tengah merilis movie terbarunya, One Piece Film Gold. Selain itu, periode ini pun menjadi peringatan sekaligus perayaan One Piece yang sudah berjalan 19 tahun. Mengenai Color Spread sendiri, saya tidak akan bicara banyak. Pada intinya, Color Spread akhir-akhir ini selalu memiliki tema makanan dan hewan (kali ini es serut, penguin dan beruang). Apakah ada clue tentang plot atau tidak berkaitan dengan Color Spread? Menurut saya, sangat jarang Color Spread memuat clue soal plot One Piece secara utuh, CMIIW. Ya, walaupun tema hewan tersebut seringkali menyiratkan pada karakter tertentu.
Chapter kali ini banyak mengkonfirmasi hal-hal yang selama ini mengganggu pikiran kita. Misteri yang menyelimuti Totto Land perlahan mulai terungkap. Sebelumnya, kita (lebih tepatnya saya) masih menduga-duga dan berspekulasi tentang keanehan yang terjadi selama arc WCI berlangsung. Benda-benda yang hidup dan bernyanyi, hutan perayu, kloning yang mengganggu Luffy, perlahan mulai menunjukkan titik terangnya. Perihal benda-benda yang hidup dan bernyanyi. Semenjak kekuatan Big Mom mulai diperlihatkan, kita sepakat bahwa dalang dari semua ini adalah Big Mom. Namun bagaimana detailnya masih belum dijelaskan secara pasti. Chapter ini mengkonfirmasi setiap spekulasi yang ada. Pada corat-coret chapter 829, saya sempat menulis begini, “Big Mom pun tidak hanya menjadikan usia orang yang direnggutnya untuk konsumsi pribadinya, melainkan bisa diberikan pula buat orang lain atau bahkan benda mati. Jika demikian adanya, maka bisa diprediksikan bahwa makhluk-makhluk fantasi itu adalah manusia yang telah diambil jatah hidupnya oleh Big Mom.” Dan kenyataannya memang demikian.
Chapter ini menegaskan hal tersebut dengan menunjukkan bahwa setiap masyarakat Totto Land wajib menyerahkan setiap jiwa yaitu masa hidupnya dalam satu bulan kepada Big Mom setiap enam bulan sekali. Dalam satu tahun berarti masyarakat Totto Land kehilangan dua bulan masa hidupnya. Ini semacam upeti atau pajak yang dipungut Big Mom untuk seluruh masyarakat Totto Land sebagai ganti tempat tinggal, keamanan dan perlindungan yang mereka dapat. Bolehkah ini disebut kegelapan dari negeri utopia ini? Jika boleh, Totto Land semakin menambah daftar panjang negeri yang tampak makmur dari luar tapi memiliki sisi gelap dari dalam. Melihat bahwa hidup masyarakat Totto Land tidak gratis seolah menunjukkan bahwa Big Mom seolah menganut paham simbiosis mutualisme. Hal ini juga terlihat ketika Jinbe hendak memutuskan ikatan dengan Big Mom. Perlindungan Big Mom terhadap Fishman Island pun terjadi karena Fishman Island harus membayar upeti berupa permen. Cara kerja Big Mom ini menurut saya cukup praktis, selama kedua pihak saling menguntungkan tidak terlalu masalah. Jika satu pihak harus kehilangan atau dirugikan maka pihak yang lain pun harus mengalami kehilangan atau kerugian. Masalah adil atau tidaknya itu relatif.
Lalu apa yang terjadi bila masyarakat Totto Land memilih pergi? Saya memikirkan dua hal mengenai ini. Pertama, mereka bisa pergi tanpa syarat apapun. Kedua, mereka pergi dengan syarat. Misalnya begini, jika ada masyarakat yang memilih pergi maka mereka harus menyerahkan setengah masa hidupnya untuk Big Mom. Cukup menyeramkan bukan? Mungkin itulah alasan kenapa masyarakat tampak sukarela menyerahkan upeti berupa masa hidup mereka. Atau mungkin mereka yang berniat pergi harus mengikuti permainan dart roulette seperti halnya Jinbe. Kenyataan bahwa Lola lari untuk mencari pria idamannya sendiri bisa jadi alasan kuat bahwa memang tidak mudah untuk pergi dari Totto Land. Bahkan Jinbe pun mengurungkan niatnya memutus ikatan dengan Big Mom.
Devil Fruit (DF) Big Mom pun akhirnya dikonfirmasi. Bukan Life Fruit seperti banyak diperbincangkan melainkan Soul Fruit (Soru Soru no Mi = Buah Jiwa). Buah ini memang memiliki kekuatan yang mengerikan. Kualitas DF Big Mom inipun berdampak pada pula kuantitasnya. Maksudnya, Big Mom bisa membentuk pasukan sebanyak-sebanyaknya dengan jiwa orang-orang yang telah ia renggut. Apalagi jika Big Mom bisa menyuntikkan kekuatan tertentu sehingga pasukan tersebut memiliki daya tempur yang mumpuni. Karena repot juga bila semua benda (termasuk hewan dan tumbuhan) yang diberi jiwa oleh Big Mom memiliki kemampuan bertarung seperti Randolph misalnya. Bayangan hitam misterius yang muncul di chapter 830 untuk mengurusi mayat Moscato pun telah diketahui. Mereka adalah "inkarnasi" yang merupakan jiwa Big Mom sendiri dan bertugas untuk mengumpulkan serta memberdayakan semua "homies" (jiwa yang telah direnggut Big Mom).  
Tentang kloning karakter yang semenjak mendarat di Whole Cake sudah mengganggu Luffy. Benar bahwa itu adalah kekuatan Brulee tapi bukan karena dia telah memakan DF Kaca Kaca no Mi, wkwkwk, melainkan Mira Mira no Mi. Dari yang bisa kita lihat, kekuatan Brulee adalah mampu membuat dirinya sendiri menjadi duplikat orang lain dengan menjadi versi mirror dari orang tersebut (terjadi pada Luffy, chapter 831). Selain membuat duplikat versi mirror dari dirinya sendiri, Brulee juga tampak bisa melakukan hal tersebut pada objek lainnya. Kemampuannya mungkin hampir mirip dengan Mane Mane no Mi dimana ia tinggal menyentuh sebuah objek (atau mungkin lebih sederhana, cukup dengan melihatnya saja). Selanjutnya, Brulee merefeleksikan objek tersebut pada objek lainnya. Pada chapter 834, kita bisa melihat tiruan Nami, Sanji, Chopper, Carrot dan Purin yang sesungguhnya hanyalah hewan liar yang ada di hutan tersebut.
Berbicara mengenai cermin, hal yang paling mudah untuk menghancurkannya adalah memecahkannya atau setidaknya membuat cermin itu retak. Namun pada kasus Brulee, memecahkan cermin tersebut tidak semudah kita memecahkan cermin biasa. Bahkan Carrot harus terjebak didalam cermin Brulee. Chopper, entah ia berada dimana dia sekarang. Kemampuan Brulee ini cukup merepotkan. Dan akan lebih merepotkan lagi bila Brulee membuat tiruan Luffy cs yang harus bertarung melawan Luffy cs yang asli. Ini cukup efektif menahan mereka untuk berlama-lama berada di Seducing Woods. Jawaban saya cukup mudah mengenai ini, Luffy cs yang asli hanya harus lebih kuat dibanding saat mereka bertemu pertama kali dengan tiruannya. Tapi tunggu, bukankah itu Naruto?
Si kepala besar yang kita kira adalah raksasa yang terkubur memang sudah diprediksikan akan menjadi petunjuk bagi Luffy. Dan yang mengejutkan dari itu adalah dia suami Big Mom (atau lebih tepatnya mantan). Lebih mengejutkan lagi dia adalah ayah dari Charlotte Chiffon (ya, kalau dilihat-lihat karakter mereka mirip sih!) dan Lola. Tunggu, Lola? Lola yang itu? Ya, sepertinya memang benar bahwa Lola yang kita temui di Thriller Bark adalah anak Big Mom. Setidaknya chapter ini semakin mengkonfrimasi hal ini. Lola sendiri menyebut bahwa ibunya adalah bajak laut hebat di New World. Lalu mengapa nama Lola tidak seperti nama makanan? Ya, mungkin asal nama Lola adalah Lolli/Lollipop. Haha. Bagian menariknya adalah jika Lola benar-benar anak Big Mom dan kenyataan bahwa Luffy cs telah menolong Lola serta Nami yang membawa Vivre Card yang tertuju pada Big Mom, mungkinkah dari sini ceritanya akan berubah? Lola sendiri berpesan jika Nami dkk mengalami masalah, mereka tinggal menemui ibunya dan bilang kalau dia baik-baik saja. Singkatnya, mereka tinggal meminta bantuan pada Big Mom. Dan bukankah saat ini mereka sedang berada dalam masalah? Lalu apakah Vivre Card ini akan menjadi jalan yang memudahkan Luffy dkk pada misi kali ini? Bisa jadi demikian. Dan bila pada akhirnya, Big Mom berbalik haluan dengan membantu Luffy sebagai ucapan terima kasih karena pernah menyelematkan anaknya. Spekulasi liarnya, Big Mom dan Luffy bersekutu. Selanjutnya mereka melawan Germa 66 untuk menyelamatkan Sanji. Kenapa seperti terlihat begitu mudah ya? Yup, pada dasarnya apapun bisa terjadi. Tapi menurut saya, hal itu tidaklah mudah seperti yang dibayangkan.
Alasan kenapa Big Mom ingin menjalani pernikahan politik dengan keluarga Vinsmoke adalah karena teknologinya. Hal ini tentu sangat menguntungkan buat Big Mom dari segi kekuatan. Rasanya sulit untuk melepas kekuatan sebesar ini hanya untuk mengucapkan terima kasih. Lola pergi tanpa persetujuan Big Mom (baca: kabur). Ini yang jadi pertanyaan saya, apakah Big Mom akan memaafkan anaknya yang kabur begitu saja? Bukankah perintah Big Mom itu mutlak. Memang, Purin pernah berkata karena ia anaknya maka ia akan baik-baik saja. Tapi lihat yang terjadi dengan Moscato. Dia dibunuh tanpa ampun bahkan tidak ada penyesalan sama sekali setelahnya. Kenyataan bahwa ayah Lola juga dicampakkan semakin menegaskan bahwa sepertinya Big Mom tidak terlalu mempedulikan hal itu. Dengan kata lain, jika ada sesuatu yang tidak menguntungkan buat Big Mom atau menentang kehendaknya maka ia akan membuangnya. Tapi disisi lain, seperti yang saya bilang diatas bahwa Big Mom menganut paham simbiosis mutualisme. Karena Luffy telah menolong Lola setidaknya Big Mom akan membalasnya. Toh dia adalah anaknya. Apalagi bila Big Mom sangat menyayangi Lola. Kecuali bila Big Mom sudah tidak menganggap Lola sebagai anaknya lagi karena dianggap tidak berbakti pada orang tua. Wkwk. Disitu menurut saya permasalahannya kenapa Vivre Card tersebut tidak cukup untuk memudahkan misi Luffy dkk kali ini.
...dan ya, semua nampak semakin rumit tapi kepingan puzzle-nya mulai tersusun sedikit demi sedikit. Setidaknya, ada empat afiliasi besar yang terlibat disini. Big Mom, Germa 66, Luffy serta Capone. Keempat pihak ini mempunyai tujuan dan motifnya sendiri-sendiri. Kita lihat saja nanti. Siapa akan melawan siapa? Siapa yang akan mengkhianati siapa?