Tentang ‘RADIOHEAD’

Radiohead Bukan Hanya Sekedar Band. Karena perlu lebih dari sekedar mendengarkan lagunya untuk bisa memahami musiknya.

Review Album Noah “Seperti Seharusnya”

Album “Seperti Seharusnya” ini seakan menjawab semua pertanyaan yang ada selama masa hiatus mereka dari industri musik Indonesia. Sekaligus sebagai hadiah bagi semua sahabat yang telah lama menantikan karya-karya mereka.

Cerpen: Aku, Kamu dan Hujan

"Hujanpun tak lagi turun disini seakan tak mengizinkan kami untuk bertemu lagi seperti dulu. Hari-hari begitu kelam terasa"

Lagu yang Berkesan Selama 2012

Lagu pada dasarnya bukan hanya untuk sekedar didengarkan. Kadang ada lagu yang berkesan dalam kehidupan saat ada moment-moment tersendiri dalam hidup kita.

Tentang Film Animasi di Tahun 2012

Dibalik kesederhanaan cerita, tema atau apapun, film animasi ternyata menyajikan banyak pesan tersirat, sarat akan makna dan banyak hal yang bisa kita ambil dari apa yang disampaikan dari kesederhanaan yang diungkap dalam film animasi.

Friday, October 28, 2016

Corat-Coret One Piece Chapter 844: Luffy vs Sanji


“Kembalilah, Sanji! Tanpamu, AKU TAKKAN PERNAH BISA JADI RAJA BAJAK LAUT!!!”
- Luffy -
Seperti yang diperkirakan sebelumnya, pertarungan Luffy dan Sanji benar-benar terjadi. Ini menambah daftar panjang anggota SHP yang bertarung dengan sang kapten. Sebelumnya, sudah ada Zoro, Usopp dan Franky. Meski begitu, pertarungan Luffy dan Sanji kali ini berbeda dengan yang lainnya. Alasannya berbeda. Jalannya pertarungan pun berbeda. Skenario terburuk tentang kekalahan Luffy pun benar-benar terjadi. Tapi dalam pertarungan ini, menang dan kalah tak berarti apa-apa. Duel ini bukan tentang siapa yang menang atau kalah. Bukan tentang siapa yang paling banyak terluka karena saling serang. Duel ini tentang begitu kuatnya ikatan sebuah persahabatan. Kuatnya ikatan yang terjalin setelah sekian lama berpetualang bersama. Sebuah ikatan kepercayaan.
Di satu pihak, Sanji sudah tak tahu lagi bagaimana caranya menyelamatkan orang-orang yang ia sayangi. Ya, salah satu anggota paling tenang ini tengah jatuh dalam jurang keputusasaan. Di lain pihak, Luffy tahu bahwa apa yang dilakukan Sanji bukan benar-benar berasal dari hatinya. Baik kata maupun tendangan yang ia lancarkan, semata-mata bukan karena kehendak lubuk hatinya. Luffy mungkin menderita luka fisik yang cukup akibat pertarungan, bahkan giginya patah. Tapi Sanji, menderita luka hati yang begitu dalam karenanya. Pertarungan ini amatlah bias. Yang dibutuhkan mereka saat ini hanya saling bicara. Luffy butuh Sanji berkata jujur sejujur-jujurnya. Tapi mustahil pula bagi Sanji. Sulit bagi Sanji untuk meminta tolong agar diselamatkan seperti halnya Nami. Sulit pula berkata ingin kembali mengarungi lautan bersama-sama lagi seperti halnya Robin. Keduanya saling memahami, hanya sedang tak berada dalam kondisi tepat untuk berbicara jujur satu sama lain. 
Di chapter 843 minggu lalu, saya sempat berujar bahwa Nami cukup mengerti dengan situasi dan kondisi Sanji saat ini. Tapi yang terjadi malah sebaliknya, Luffy lah yang paling paham dan mengerti situasi dan kondisi saat ini. Luffy memang bodoh, tapi pada situasi tertentu, ia bisa menjadi orang yang paling paham akar sebuah permasalahan. Beruntung kali ini, ia menunjukkan kedewasaannya sebagai seorang kapten, sebagai seorang teman yang mempercayai sahabatnya. Sedangkan Nami, ya, selayaknya wanita, Nami terbawa suasana dan tak sanggup menahan kekecewaan mendalam atas apa yang dilakukan Sanji. Cukup masuk akal, mengingat Sanji begitu brutal menghajar Luffy tanpa sedikitpun belas dan ragu. Seolah apa yang telah terjadi selama ini hanyalah semilir angin yang berlalu. Siapapun tak akan rela, kapten nya dihajar habis-habisan seperti itu. Belum lagi kata-kata kasar nan merendahkan yang dilontarkan sebelumnya. Sanji telah membuat hati seorang wanita terluka. Tamparan selamat tinggal sudah cukup mengejawantahkan perasaan Nami. Hati Nami sudah tertutup untuk Sanji. Lihat! Bahkan Sanji tak kuasa menatap mata Nami. Artinya, Sanji paham bahwa Nami benar-benar serius melakukannya. Jika bukan karena Luffy yang bersikeras, mungkin Nami benar-benar sudah tak mau Sanji ada di kru lagi.
Dan seperti yang kita lihat, Sanji melanjutkan perjalanannya menuju istana, berusaha menghiraukan sahabatnya di belakang. Sementara Luffy bersikukuh tetap menunggu Sanji kembali. Nami hanya bisa meratap sedih, tak bisa berbuat apa-apa atas semua yang terjadi. Ini memang menyakitkan. Tapi setidaknya kita tahu, bahwa Sanji masihlah Sanji. Hatinya masih tersentuh mendengar semua kata-kata Luffy. Dengan kata lain, tak sedikitpun Sanji menghilangkan mereka dari hatinya. Sekasar-kasarnya sikap Sanji, tak sepatah katapun ia ucapkan tentang meninggalkan kru. Ingatan-ingatan tentang mereka masih hinggap di kepala Sanji. Bahkan Sanji meneteskan air mata saat pergi meninggalkan Luffy dan Nami.
Sejatinya, tak banyak yang bisa dibahas dari chapter ini, karena secara umum memang tidak menyajikan banyak informasi yang berbuah teori atau spekulasi bagi fans. Meski begitu, chapter ini sukses membuat speechless. Sukses membuat beberapa kali menahan nafas. Terdiam. Rasanya semua emosi bercampur aduk jadi satu. Tak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Dan rasa itu masih terjaga, bahkan setelah selesai membaca. Saya tak mau memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya. Saya masih mau menikmati setiap moment emosional di chapter ini.
Touching!

Saturday, October 22, 2016

Corat-Coret One Piece Chapter 843: Vinsmoke Sanji


Chapter yang sangat menarik dan emosional. Oda kembali membawa plot One Piece pada salah satu akar utamanya. Bukan lagi pada sisi humor, fun, konyol, menghibur dan tanpa menghilangkan sisi kerennya seperti kemarin. Akar One Piece yang dibawa Oda pada chapter kali ini adalah drama penuh emosi antar karakter. Seperti yang kita tahu, Oda menggambar dan menulis One Piece tidak semata-mata untuk menyajikan kisah pertarungan. Karena ia sendiri sadar, jika One Piece hanya fokus pada pertarungan, ia akan kalah dari Dragon Ball (Akira Toriyama), salah satu manga favoritnya. Oleh karena itu, Oda membuat drama-drama penuh emosi yang ia buat sedemikian rupa, yang ia buat semaksimal yang ia bisa. Dan hasilnya, seperti kita tahu, kebesaran manga One Piece tak lepas dari faktor yang satu ini. Salah satu drama itu terjadi disini. Sensasinya benar-benar gila walau kejadian tersebut sudah bisa disadari bakal terjadi.
Kekalahan Cracker membawanya kembali ke wilayah istana. Tiga saudara Cracker menemukannya dalam kondisi tak sadarkan diri. Mereka adalah Charlotte Opera (5th ), Charlotte Galette (18th) dan Charlotte Mont D’Or (19th) yang sempat muncul di chapter 829 saat Big Mom ngamuk-ngamuk minta Croquembouche. Selain nama mereka yang telah dikonfirmasi, nama-nama Komandan Manis pun telah dikonfirmasi (meski sosoknya belum ditampilkan). Komandan Manis selain Cracker adalah Charlotte Katakuri dan Charlotte Smothie. Seperti  biasa, nama-nama tersebut merupakan nama makanan. Sementara salah satu Komandan Manis yang telah dikalahkan Urogue yang dimaksud Brulee (chapter 837kemungkinan besar adalah Charlotte Snack. Bila mendengar pernyataan Pound, sepertinya kejadian tersebut masih belum lama terjadi. Bagian menariknya adalah ternyata Big Mom masih memiliki kemampuan lain selain DF Soru Soru no Mi. Kemampuan mengendalikan serta memanipulasi cuaca.
Pada dasarnya, kemampuan Big Mom dengan DF-nya saja sudah sangat gila. Seolah belum cukup, Oda menunjukkan lagi sisi lain kekuatan Big Mom. Level Yonkou memang berbeda (dan harus seperti itu). Berdasarkan pernyataan Pound, bisa dibilang kemampuannya ini memiliki daya hancur yang besar. Adapun terkait Zeus di tangan kiri dan Prometheus di tangan kanan Big Mom memang masih kabur maknanya. Zeus dan Prometheus merupakan dewa dalam mitologi Yunani, saya pikir agak sulit menyebut Big Mom benar-benar mampu memanggil Zeus dan Prometheus secara harfiah seperti Zeus dan Prometheus yang kita kenal. Kemungkinan Zeus dan Prometheus tersebut adalah nama awan dan matahari yang cukup sering mendampingi Big Mom (lihat chapter 827 dan 829). Menarik mengetahui asal muasal kemampuan memanipulasi cuaca Big Mom ini. Bila benar Zeus dan Prometheus adalah awan dan matahari yang muncul di sisi Big Mom pada saat itu, apakah kemampuan Big Mom ini memiliki hubungan dengan DF-nya? Atau tidak sama sekali?
Kemampuan mengendalikan serta memanipulasi cuaca sepertinya tidak bisa dianggap remeh walaupun menurut Luffy itu tidaklah terlalu hebat. Bila kita sedikit flashback ke Weatheria dimana Nami dilempar Kuma kesana, Haredas yang menemani Nami mengatakan sesuatu terkait ‘per-cuaca-an’ ini. Lebih spesifik, tepatnya saat Nami meminta diajari weather ball yang kemudian dijawab oleh Haredas bahwa bila hal tersebut disalahgunakan dunia akan jatuh pada kekacauan yang tak bisa dibayangkan. Memang masih membutuhkan banyak penjelasan mengenai hal ini, tapi dari pernyataan tersebut kita sadar bahwa ilmu cuaca dalam jagat One Piece mempunyai peran yang sangat esensial. Orang yang memiliki kemampuan tersebut bisa memiliki kekuatan yang sangat besar. Dan Big Mom salah satu dari sekian orang yang memiliki kemampuan tersebut. Lalu bagaimana Nami dengan Clima Tact barunya?
Terkait Vivre Card, menurut King Baum para homies memang sudah pasti takluk oleh Vivre Card tersebut. Fakta lainnya adalah ternyata anak-anak Big Mom dilarang membawa Vivre Card tersebut, lalu bagaimana Lola bisa memilikinya? Saya tidak berpikir bahwa Lola adalah anak emas Big Mom lagipula sudah jelas bahwa Lola kabur dari Big Mom. Diuar sana, berkembang teori bahwa Big Mom akan memihak Luffy dkk. Kans tersebut memang tidak bisa dibilang tidak mungkin juga, toh seluruh penghuni Seducing Woods sampai penguasanyapun sudah tunduk pada Nami. Vivre Card tersebut memang kartu truf buat Luffy dkk, tapi untuk membuat Big Mom berubah haluan begitu saja rasanya tidak akan semudah itu. Seperti yang pernah saya pernah singgung pada Corat-Coret Chapter 835 (bisa baca disini). Pernyataan King Baum seolah menaikkan keyakinan awal saya bahwa Vivre Card tersebut belum cukup mudah memuluskan langkah mereka di Whole Cake Island ini. Terlebih Luffy telah menghajar Cracker, tentu Big Mom tak akan tinggal diam mengetahui hal ini. Kejadian baik sepertinya sulit terjadi. Ya, kita lihat saja nanti.
Seperti yang pernah saya bilang bahwa hal yang paling menyakitkan adalah ketika kita tidak bisa berbuat apa-apa. Sanji sudah berada dalam kondisi kritis ini sejak tiba di Germa Kingdom. Hanya tinggal menunggu waktu sampai saat rasa sakit itu menyakiti yang lainnya. Chapter ini jadi episode perdana drama sang pangeran tersakiti. Dibandingkan Robin, masalah yang dialami Sanji jauh lebih kompleks. Robin masih bisa memilih kematian sebagai jalan keluar masalahnya. Sementara bagi Sanji, mati juga bukanlah jalan keluar. Mati tidak bisa jadi pilihan. Membohongi diri sendiri adalah yang paling mungkin dan mudah dilakukan, tapi itu justru yang membuat rasa sakit semakin dalam. Memang tak ada pilihan yang baik saat ini. Bahwa Sanji akan menolak ajakan Luffy memang sudah pasti akan terjadi. Melihat situasi dan kondisi yang ada, hal tersebut memang tak dapat terelakkan. Tapi ketika Sanji melakukannya dengan “SEKASAR ITU” rasanya ini benar-benar diluar dugaan. Itulah kenapa saya bilang bahwa hal yang paling menyakitkan adalah ketika tidak bisa berbuat apa-apa.
Saya sedang berada dalam sudut pandang Luffy ketika membaca chapter ini dan benar-benar merasakan kemarahan mendengar perkataan Sanji. Melihat ekspresi polos Luffy sebelum ditendang Sanji, kemudian yang terjadi selanjutnya. Ah, sudahlah. Moment dimana Sanji berkata lupa siapa nama Luffy benar-benar shocking moment. Menyakitkan sekali rasanya. Ya, kita semua tahu Sanji sedang dalam kondisi sulit dan tidak punya pilihan. Apa yang dilakukan Sanji saat itu adalah pilihan terbaik untuk menyelamatkan semuanya. Tapi tetap saja, apa yang dilakukan Sanji itu sangat menyakitkan. Seperti ditikam pisau yang menusuk jantung tapi tak meninggalkan bercak berdarah sedikitpun. Harga diri Luffy sebagai seorang kapten, sebagai bajak laut, seolah diinjak-injak oleh Sanji. Siapapun akan marah mendengar kata-kata dari mulut Sanji tersebut. Terlebih Luffy dkk sudah sampai sejauh itu untuk menjemput Sanji, dan kita tahu itu bukan pekerjaan mudah. Nami, meskipun sedikit banyak ia mengerti dengan posisi Sanji saat ini (karena Nami pun pernah berada dalam situasi yang hampir sama), tetap saja ia tampak sedih dan tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Beruntung Zoro tidak menyaksikan kejadian ini.
Saya adalah salah satu dari sebagian orang yang kurang merasakan kesan mendalam dari ketiga Story Arc pasca Time Skip (Fishman Island, Punk Hazard dan Dressrosa). Kesan yang dimaksud disini mungkin mengarah pada sisi emosional yang kurang begitu dalam pada ketiga Story Arc tersebut. Bukan karena ceritanya kacau, desain karakternya jelek-jelek atau apa. Ada tiga alasan yang bisa saya kemukakan terkait hal ini: 1)Cerita yang terkesan repetitif, 2)Cerita yang terlalu panjang, dan 3)Tidak ada konflik karakter yang memiliki hubungan langsung dengan Luffy. No. 1 dan 2 mungkin tidak sampai esensial sekali walaupun tetap memiliki kontribusi, sementara no. 3 bisa dibilang alasan utamanya. Di penghujung tahun 2015, Oda menyebut tahun 2016 sebagai tahun Sanji. Di Zou, Sanji pergi dari kelompoknya. Saya sangat senang saat itu, kenapa? Karena hampir dipastikan apa yang pernah kita rasakan di Arlong Park, Water 7 + Enies Lobby dan Marineford akan kembali terjadi kali ini. Sudah terlalu lama tak ada moment seperti itu sejak Time Skip. Dan yang dinantikan pun terwujud. Percikannya sudah dimulai dari sini. Yang tak diduga adalah efeknya benar-benar segila ini. Dalam hal ini, Oda kembali menunjukkan tajinya sebagai seorang penulis hebat. Inilah salah satu alasan kenapa kita semua menyukai One Piece.
Perjalanan masih jauh. Kepingan puzzle-nya masih belum menyatu. Paling dekat, ada kans yang mengarah pada pertarungan Luffy dan Sanji. Kemungkinan terburuk, Luffy kalah (terlebih dulu) kemudian tertangkap. Kehadiran Reiju yang saya sebut bisa membawa takdir pembeda di awal kemunculannya (chapter 826) akan dimulai bila itu terjadi. Sedari awal saya memang tidak meragukan bahwa Reiju kelak akan membantu di saat-saat yang dibutuhkan. Ekspresi Reiju saja sudah berbeda dengan saudara-saudaranya. Peran Nami juga sangat menentukan disini. Drama-drama penguras emosi sejatinya masih akan berlanjut. Masih banyak yang akan terjadi ke depan. Akan kemana Oda membawa roller coaster emosi pada plot kali ini? Kita lihat saja nanti. Oh ya, dan satu lagi, saya tak menyangka bahwa Ichiji akan ikut-ikutan Yonji dan Niji ketika melihat Nami. Saya pikir dia akan tetap cool seperti biasa. Tapi untungnya Oda tidak langsung menggambar pas muka Ichiji. Haha. Btw, Ichiji itu karakter pria Germa 66 favorit saya. Ya, itu tidak penting sih.
P.S.
Mungkin saat ini Oda memang sedang lelah. Empat chapter berturut-turut (840-843) Oda membuat beberapa kesalahan dengan gambarnya. Kesalahan ini sendiri (IMO) bukanlah hal remeh temeh, karena bisa dibilang Oda kurang teliti untuk menggambar hal-hal penting. Gelang peledak Sanji (840-841) sangat esensial untuk cerita. Luka di dada Luffy (842) dan alis Sanji (843) adalah identitas karakter. Ya, alis Sanji di chapter ini terbalik (halaman 15) dan ini bukan karena Sanji sedang berada dalam “Mode Vinsmoke”. Melainkan Oda juga manusia yang tak lepas dari salah dan lupa. Seperti yang pernah saya singgung sebelumnya, bahkan di chapter pertama pun Oda pernah membuat kesalahan. Ya, semoga saja tidak ada lagi kesalahan penggambaran berikutnya. Dan kesalahan yang kadung terjadi bisa diperbaiki di versi tankoubon-nya.

Thursday, October 6, 2016

Corat-Coret One Piece Chapter 842: The Power of Fullness


Chapter yang benar-benar menarik dan menyenangkan. Penuh kejutan dan tawa dimana-mana. Setelah beberapa chapter tampil serius dan depresif, plot One Piece kembali ke akarnya sebagaimana manga yang ingin digambar Oda. Konyol tanpa melupakan sisi keren dan menghiburnya. Lakon utamanya tentu masih dipegang kapten kita yang bodoh. Tapi karena bodohlah Luffy menjadi kapten (Zoro). Seperti kata Oda, seserius apapaun ceritanya, Luffy akan tetap melar dan membesar. Jadi, kesempatan bercanda akan selalu terbuka. Tak terkecuali kali ini. Pertarungan Luffy dan Cracker yang semula terlihat serius dan sulit perlahan berubah. Untuk ke sekian kalinya kapten kita membuat pertunjukan pertarungan mengundang tawa seperti ini. Tone-nya benar-benar berbeda 180o dengan chapter kemarin. Mungkin Oda tak mau lama-lama membuat pembacanya larut dalam kesedihan.
Mungkin ini menjadi pertanyaan, bagaimana caranya Luffy memakan prajurit Cracker yang kuat tersebut? Padahal sebelumnya butuh pukulan dalam mode Gear 4th untuk menghancurkan satu orang prajurit Cracker. Tapi kemudian Luffy malah memakannya. Jawabannya ada pada sosok Nami. Ini sebenarnya sudah menjadi perbincangan yang kemudian membuat semuanya menjadi make sense setelah diungkap disini. Dengan kemampuan pengendalian cuaca yang dikuasainya, Nami menciptakan hujan buatan yang membuat semua prajurit biskuit Cracker menjadi lembek. Tentu saja air akan membuat biskuit menjadi lembek, mudah bagi Luffy untuk memakan prajurit biskuit tersebut. Hal yang mungkin tak akan pernah terpikirkan oleh Kid, Scratchmen, Bege maupun Urouge, rekan Luffy sesama Supernova. Semenjak chapter 838, Nami sudah menjadi bos yang berkuasa atas Seducing Woods dan semakin jumawa karenanya.
Sesuai dugaan, chapter ini menjadi akhir pertarungan Luffy dan Cracker setelah sebelas jam lamanya. Luffy juga sudah mencapai batas untuk memakan prajurit biskuit Cracker lagi. Dan Booomm!! Gear 4th Tank Man yang dengan seketika menghempaskan Cracker ke ujung Dunia Baru. Apakah itu Raftel? Haha. LOL. Gear 4th Tank Man ini lebih seperti versi upgrade atau versi 2.0 dari Gear 4th sebelumnya, Bound Man. Lebih besar dan lebih kuat tentunya. Gear 4th sendiri rupanya masih menyimpan hal-hal menarik yang mungkin akan kita jumpai di chapter-chapter mendatang. Jurus-jurus Gear 4th yang lain pun masih berpotensi bermunculan di masa depan. Untuk itu, simpan dulu sejenak angan akan kemunculan Gear 5th. Kalau pun memang nantinya akan ada Gear 5th, pasti memakan waktu yang lama. Atau lebih buruk, Gear 5th tidak pernah ada. Haha. Oh, ya, kalau diperhatikan, dalam mode Tank Man, luka di dada Luffy tidak terlihat sama sekali. Apakah ini juga sebuah kesalahan atau memang disengaja?
Di tempat lain, Chopper dan Carrot sedang main kucing-kucingan dengan Brulee. Penampakan mereka pun terlihat oleh penduduk Whole Cake yang tengah bercermin. Satu hal yang bisa dibilang wajar mengingat dunia cermin Brulee terhubung dengan semua cermin yang ada di Whole Cake. Meski begitu Chopper dan Carrot tidak bisa keluar begitu saja dari dunia cermin Brulee. Sampai saat inipun belum ada tanda-tanda solutif yang diambil mereka berdua selain lari, apalagi jeratan rantai masih membelenggu mereka. Tidak banyak yang bisa digali dari sini. Kita lihat saja kelanjutan aksi kejar-kejaran nenek sihir, rusa dan kelinci di chapter mendatang. Lagipula si kelinci tampak mulai kelelahan. Bagaimana Cho-niki menyikapinya?
Wajah Sanji yang sudah tak berbentuk setelah dihajar saudara-saudaranya kembali normal setelah diberi masker wajah yang diberikan Reiju. Tidak hanya menghilangkan bengkak/bonyok Sanji untuk sementara, masker tersebut juga membantu proses penyembuhan. Lagi-lagi Reiju menolong Sanji. Semoga saja ini bukan yang terakhir meski Reiju berkata sebaliknya. Dan tiba waktunya bagi dua keluarga mempelai untuk saling bertemu di istana. Tidak ada jalan kembali bagi Sanji. Ritual menuju pelaminan semakin dekat. Dimulai dengan pertunangan, saling bertukar hadiah antar masing-masing keluarga. Bila tukar hadiah (dalam arti seharusnya) benar-benar terjadi, hadiah apa yang kelak akan diberikan masing-masing keluarga? Mungkin akan menarik bila Big Mom menyerahkan harta yang didapatnya dari pertukaran permen yang dimakan Luffy di Fishman Island. Ya, kita semua tahu jika salah satu diantara kotak tersebut tersimpan bom yang suatu saat akan meledak. Kemungkinan ini memang kecil, tapi bila pertukaran benar-benar terjadi, kemudian bom tersebut benar-benar meledak karena satu dan lain hal, kira-kira apa yang akan terjadi ya?
Tidak seperti yang banyak orang kira (termasuk saya), ternyata sikap gentleman Sanji yang sangat menghormati kaum hawa didapat dari seorang Zeff. Awalnya kita menganggap sikap tersebut adalah buah peninggalan sang ibu. Karena selama melihat sosok Zeff, kita tidak pernah melihat sisi tersebut dalam dirinya. Namun ketika Reiju beberapa kali dibuat terkejut dan terkagum dengan sikap Sanji yang satu itu membuat hal ini cukup beralasan. Prinsip untuk tidak pernah melawan wanita sudah menjadi aturan dunia yang sudah ada sejak zaman dinosaurus. Begitu katanya. LOL. Dan sudah menjadi tugas orang tua untuk mengajarkan anaknya akan aturan tersebut. Secara tidak langsung apa yang dikatakan Zeff adalah bentuk pengakuan yang tidak didapat Sanji dari ayah kandungnya sendiri. Perkataan yang akhirnya menyentuh palung terdalam hatinya. Hingga ia membulatkan tekad untuk patuh pada aturan tersebut, bahkan jika nyawa yang menjadi taruhannya.
Ada perihal yang mengganjal pada chapter 840 dan 841, apalagi kalau bukan gelang peledak yang sudah tidak ada lagi ditangan Sanji. Berpikir bahwa gelang tersebut dilepas karena dengan ancaman Zeff saja sudah membuat Sanji terintimidasi memang mudah untuk menyebutnya demikian. Namun menurut saya, justru itu adalah bentuk inkonsistensi sekaligus kehilangan unsur “greget” dari plot yang telah dibangun sebelumnya. Gelang tersebut dipasang untuk mencegah Sanji melarikan diri. Dan satu-satunya orang yang memegang kunci untuk membuka gelang tersebut hanyalah Big Mom. Baik keluarga Vinsmoke maupun Big Mom belum bertemu lagi sejak kapal Germa 66 berlabuh. Dan ketika melihat gelang Sanji menghilang hanya dengan berpindah ruangan, rasanya siapapun pasti mempertanyakan hal ini. Saat itupun tidak ada orang lain yang cukup berpengaruh yang ditemui Sanji selain kenyataan bahwa Yonji mengajaknya masuk sebuah laboratorium. Lagipula semenjak Sanji bertemu keluarganya, semua yang ada, tampak tak mudah untuk dilakukan. Dengan kata lain, memang sulit rasanya menyebut gelang tersebut terlepas begitu saja.
Dugaan bahwa itu adalah kesalahan penggambaran dari pihak Oda (termasuk asisten dan editor) adalah yang paling mungkin. Sayapun mempercayai hal ini sedari awal. Kecuali jika memang Oda sengaja membuatnya demikian. Tapi jelas itu akan jadi plot hole yang besar. Dan disini, kita diperlihatkan lagi bahwa gelang tersebut masih menempel ditangan Sanji. Ini memang sedikit membingungkan. Tapi sepertinya memang terdapat kesalahan (atau kelupaan) dalam kasus terlepasnya gelang peledak yang dipakai Sanji pada chapter 840 dan 841 (walaupun sedikit aneh karena sepanjang dua chapter, hal ini tidak disadari sama sekali baik oleh Oda, asisten ataupun editornya). Sebenarnya, kesalahan penggambaran seperti ini bukan pertama kalinya dialami Oda. Bahkan di chapter pertama, Oda sempat lupa membuat tiga goresan pada Jolly Roger Akagami yang diakui Oda sendiri itu membuatnya kesal. Semoga kesalahan pada kasus gelang Sanji bisa diperbaiki pada versi tankoubon-nya. Ya, apapun itu, pada intinya gelang Sanji telah kembali terpasang di chapter ini.
Luffy telah menyelesaikan urusannya dengan Cracker yang diutus Big Mom untuk menghadangnya. Nami pun telah menjadi ratu baru Seducing Woods yang menguasai seluruh hutan. Semoga kekuasaan Nami ini berimbas pada langkah yang memudahkan mereka bertemu Sanji. Big Mom mungkin tak akan tinggal diam bila mengetahui hal ini. Sementara Sanji sedang menuju istana dan semakin mendekatkan diri dengan pernikahannya. Siapa yang tahu apa yang akan terjadi ke depan. Kita lihat saja nanti. Yang pasti, minggu depan One Piece libur!

Saturday, October 1, 2016

Corat-Coret One Piece Chapter 841: To the East Blue


Nuansa mengharu biru masih mendominasi karena potret kelam masa lalu Sanji masih menjadi menu utama. Mungkin saya tak perlu membahas lagi soal luka atau alasan kenapa Sanji sangat membenci keluarganya. Lagipula hal itu sudah sering dibahas di Corat-Coret Chapter sebelum-sebelumnya. Panel demi panel yang membawa nama Sanji di masa lalu dan masa kini pun sudah cukup menjadi saksi yang menarik simpati kita pada sang koki. Lebih dari itu, saya menantikan moment emosional yang akan terjadi di masa depan ketika kelak Luffy menyelamatkan Sanji. Perkataan Reiju pun terdengar mirip dengan apa yang dikatakan Jaguar D. Saul pada Robin kecil saat menyuruhnya meninggalkan Ohara dulu.
Seperti yang diduga, memang Reiju lah orang yang membantu Sanji melarikan diri. Yang tak diduga justru Judge tak berniat menghentikan Sanji sama sekali. Kata-kata terakhirnya malah semakin membuat sakit hati. Bahkan Reiju pun menangis. Judge, apa yang kamu lakukan ke Sanji itu, JAHAT!!! Reiju kecil cukup peduli dengan adiknya meski memiliki sisi dilemanya sendiri. Reiju berbohong dengan ikut-ikutan “mem-bully” Sanji hanya agar tidak menjadi korban berikutnya. Perkataan Sanji tentang ‘seorang pria akan selalu memaafkan seorang wanita meski dia telah berbohong’ mungkin terinspirasi dari sini. Empati dan kepedulian Reiju ini sepertinya masih ada karena perbedaan hasil modifikasi gen dengan saudaranya, meski secara umum modifikasinya sama-sama berhasil. Seperti katanya, baik Ichiji, Niji ataupun Yonji sudah tak memiliki emosi sama sekali. Dan Reiju berbeda dari mereka. Pertanyaannya adalah kenapa ini bisa terjadi? Saya pikir pengaruh gen ibunya masih lebih dominan pada diri Reiju. Wajah Reiju dan ibunya pun terlihat sangat mirip dan identik.
Kalau pun ketika sekarang Reiju agak bersikap keras pada Sanji ketika dia akhirnya babak belur ditangan Ichiji, Niji dan Yonji, menurut saya, bukan karena simpati dan empati Reiju yang hilang. Melainkan karena ia marah kepada Sanji yang tak melakukan apa-apa untuk melawan saudara-saudaranya. Pemandangan rutin sehari-hari di waktu kecil mungkin tak ingin dilihatnya lagi. Dengan kekuatan Sanji saat ini, ia yakin Sanji bisa melawan balik ketiga saudaranya. Namun bukan tanpa alasan Sanji tak melawan, ia masih mengkhawatirkan seorang pria tua di East Blue sana. Mantan bajak laut yang pernah menyelamatkan hidupnya. Kepala koki yang merawatnya setelah dibuang keluarganya sendiri. Hubungan mereka memang aneh, tapi Sanji merasakan kasih sayang darinya. Dan Sanji tak akan pernah melupakan hutangnya pada pria tua itu. Berbicara mengenai Sanji yang babak belur, kemungkinan memang dikeroyok Ichiji, Niji dan Yonji. Bagi mereka bertiga, mengeroyok Sanji adalah kebiasaan yang membawa nostalgia tersendiri. Mungkin ini maksud Ichiji sudah tak sabar ingin segera menemui Sanji pada chapter 828 lalu. Dan gelang peledak yang dipakai Sanji juga tak terlihat disini. Mungkin memang benar-benar sudah terlepas.
Harapan saya pada Corat-Corat Chapter sebelumnya adalah kemunculan ibu Sanji. Cukup mengejutkan karena ibu Sanji benar-benar dimunculkan disini. Ada kehangatan yang tersaji ketika barisan panel memperlihatkan sosok seorang ibu dan anak yang saling menyayangi. Meski hujan badai, meski diserang binatang buas, meski kemarahan sang ayah menanti, tak jua mengurungkan niat sang anak untuk menemui ibunya. Betapa bahagianya Sanji melihat ibunya tersenyum memakan makanan masakannya. Cita-cita menjadi koki didapatnya dari senyuman bahagia sang ibu saat memakan makanan masakannya. Alasan Sanji sangat menghormati dan mengagungkan wanita, alasan ia sangat menghargai makanan adalah warisan nyata sang ibu yang telah tiada. Potret ini sangat mengharukan. Sangat menyentuh. Dibalik kegelapan yang menyelimutinya, masih ada kehangatan kasih seorang ibu yang menenangkannya. Meski tak bertahan lama, kenangan itu masih tersimpan dan menjadi cahaya terang bagi Sanji untuk tegar menjalani hidupnya.
Di tempat lain, pertarungan Luffy dan Cracker masih berlangsung. Bahkan sudah sebelas jam lamanya sejak dimulainya pertarungan. Di awal-awal, Luffy seolah kesulitan menghadapi Cracker, dan yang terjadi kemudian adalah Luffy memakan semua prajurit biskuit Cracker. Ini memang konyol tapi bukan hal aneh bagi kapten kita yang sukar ditebak jalan pikirannya ini. Pada Corat-Coret Chapter 838 lalu, saya pun setengah bercanda ketika menyebut Luffy hanya tinggal memakan mereka saja, toh mereka semua adalah biskuit. Tapi ketika hal ini benar-benar terjadi, rasanya begitu konyol sekaligus menyenangkan. Haha. Panel terakhir ini membawa sisi fun ditengah tone yang serius seiring masa lalu Sanji yang semakin terkuak. Kemungkinan chapter depan akan menjadi akhir pertarungan Luffy dan Cracker. Apakah biskuit yang telah dimakan Luffy bisa meledak? Bagaimana dengan batas stamina Cracker yang dimaksud Luffy? Apakah itu akan berhubungan dengan rasa sakit yang pernah disinggung Cracker dan menjadi kelemahannya? Akankah ini menjadi keuntungan bagi Luffy? Kita lihat saja nanti.
 Trivia: Kapal yang ditunjuk Reiju (hlm 14) adalah kapal yang sama yang ada di chapter 56 (hlm 16). Kapal dimana Sanji memulai langkah awalnya sebagai calon koki dan menimba ilmu disana. Kapal yang kemudian dibajak Zeff si Kaki Merah.