~ Sederhana
dalam Kompleksitas ~
Tak
ada yang memungkiri bahwa One Piece merupakan manga yang kompleks di segala
aspek. Kompleks temanya, kompleks ceritanya, kompleks karakternya, kompleks
dunianya, kompleks semestanya. Tapi dibalik semua ke-kompleks-an itu, One Piece
memiliki banyak sisi kesederhanaan. Mungkin kita saja sebagai pembaca yang selalu
terbuai dengan paradigma kompleks yang kita kenal dari semesta One Piece dan
berpikir terlalu jauh, sehingga tak jarang kita melupakan sisi sederhana yang
bahkan sudah sangat jelas terlihat (kalau saja kita mau melihat sedikit lebih
dekat lagi).
Sederhana. Seperti halnya kita mempercayai
bahwa suku mink sangat membenci manusia. Kenyataannya mereka berteman akrab
dengan para samurai Wano. Seperti halnya Pound, si pria berkepala besar, yang
ternyata adalah ayah Chiffon dan Lola. Seperti halnya biskuit Cracker yang
sekeras baja tapi tetap saja lembek ketika terkena air dan malah dimakan sama
Luffy. Seperti halnya Zeus dan Prometheus yang merupakan awan dan matahari yang
ada di chapter 829. Sederhana. Tapi masih ada saja fans yang mengaitkan hal
tersebut dengan teori dan mitologi yang super ribet (ya, nggak apa-apa juga sih
sebenarnya).
Akan halnya sekarang. Kemampuan DF Mont d’Or merupakan salah satu yang terkeren di
kalangan anak Big Mom sejauh ini. Dunia buku itu keren lho! Membawa musuh masuk
ke dalam dunia buku, memanipulasinya bahkan bisa memenjarakan mereka
didalamnya. Ditambah pula kekuatan tersebut tak terbatas dengan seberapa banyaknya
halaman. Artinya seluruh makhluk di seluruh dunia pun bisa masuk didalamnya. Lalu
bagaimana agar seseorang yang terpenjara bisa keluar atau melarikan diri dari
buku tersebut? Ternyata jawabannya cukup sederhana. Bakar saja bukunya. Tak
perlu membuat pengguna DF-nya pingsan terlebih dulu. Sederhana bukan?
~ Power
Up Sanji ~
Seperti
yang kita tahu, Sanji merupakan bagian dari Trio Monster SHP bersama Luffy dan
Zoro. Dan seperti yang kita tahu juga, diantara mereka bertiga, hanya Sanji
yang sampai saat ini belum menunjukkan kekuatan “Monster”-nya. Di WCI ini,
sedikit demi sedikit kita mengetahui tentang Germa termasuk proyek modifikasi
gen yang diuji cobakan Judge pada anak-anaknya termasuk Sanji. Sebuah proyek
penciptaan manusia super. Dan seperti yang kita tahu lagi, hanya Sanji yang menjadi
produk gagal dari proyek ini. Sementara semua saudaranya berhasil bahkan mereka
memiliki spesifikasi kekuatan masing-masing.
Tak
sedikit para fans yang berteori dan berspekulasi bahwa Sanji akan menunjukkan kebangkitan
kekuatannya kali ini. Power Up. Maksudnya adalah kekuatan Sanji karena mutasi
gen dahulu akan bangkit di sini. Dengan kata lain, sebenarnya mutasi gen Sanji
bukan sepenuhnya gagal, melainkan terhambat karena beberapa alasan. Dan entah
dengan alasan apa, kekuatan Sanji tersebut akan bangkit di sini. Sehingga Sanji
pun bisa menunjukkan kekuatan “monster”-nya. Begitulah kata mereka. Itulah
harapan mereka.
Sementara
saya, saya pribadi tidak terlalu berharap dengan hal ini. Saya lebih prefer
kekuatan Sanji bukan berasal dari mutasi gen tersebut. Positive Thinking-nya,
mungkin Sanji masih mempunyai kekuatan atau jurus lain yang dipelajari di
Kamabakka dan belum diperlihatkan pada kita. Dulu (saya lupa nulisnya dimana)
saya menyebut bahwa apa yang ada diri Sanji saat ini merupakan buah peninggalan
sang ibu. Sanji berbeda dengan saudara-saudaranya. Bukan hanya karena alisnya.
Tapi pada bagaimana figur seorang Sanji sendiri. Dan memang itu yang membuat
dia spesial. Bahkan Reiju mengamininya.
Maksud
saya adalah bila Sanji memiliki kekuatan seperti saudara-saudaranya atau
kekuatan akibat mutasi gen Sanji bangkit, apakah itu tidak seperti mengkhianati
sosok sang ibu yang telah rela mengorbankan nyawa untuk menghentikan efek
mutasi gen tersebut? Apakah itu tak seperti mengkhianati sosok sang ibu yang
tetap ingin menjadikan anak-anaknya sebagai manusia yang berhati?
~ Takdir
Pembeda ~
Mungkin
bagi yang mengikuti Corat-Coret One Piece dari awal banget akan sedikit bosan ketika saya berbicara tentang Reiju, yang
memang sedari awal saya sebut sebagai sosok takdir pembeda dengan senyuman
sejuta artinya itu. Bukan tanpa alasan, memang seperti itulah kesan ketika
melihatnya pertama kali di chapter 826. Sejak saat itu pula, Reiju saya
nobatkan sebagai karakter perempuan terfavorit keenam dalam jagat One Piece
setelah Nami, Nico Robin, Hina, Boa Hancock dan Monet.
Perlahan
tapi pasti apa yang saya sebut sebagai takdir pembeda yang akan membantu
pelarian Sanji mulai menunjukkan gelagatnya. Dimulai dari masa kecil mereka
dimana Reiju yang selalu membantu Sanji secara diam-diam bahkan Reiju pula yang
membantu pelarian Sanji ke East Blue. Dan sekarang pun begitu. Gelang peledak
telah ditukarnya. Juga dengan kata-kata terakhir Reiju yang bila dilihat
sekilas mungkin terlihat umum. Tapi bagi Sanji apa yang dikatakan Reiju sangatlah
berarti. Mungkin levelnya tidak sampai pada level Jinbe saat Luffy
terpuruk. Tapi tetap saja apa yang dikatakan Reiju merupakan sesuatu yang
penting yang dampaknya sangat besar bagi psikologis Sanji.
Sanji
kembali diingatkan. Kembali disadarkan dari segala keputusasaannya. Kata-kata
Reiju laksana cahaya yang kembali menyalakan api harapan agar Sanji bangkit kembali.
Harapan yang kembali menyala bahwa ternyata Sanji masih memiliki teman-teman
hebat yang mau mempertaruhkan nyawa untuknya. Sanji pasti akrab dengan
kebiasaan Luffy yang tanpa berpikir panjang. Luffy selalu bilang bahwa urusan
nanti dipikirkan nanti saja. Yang terpenting adalah sekarang. Selama ini Sanji
terlalu banyak berpikir keras tentang segala kemungkinan yang terjadi sampai ia
lupa pada sesuatu yang penting. Semoga mata Sanji terbuka dan bangkit dari
segala keputusasaannya.
0 comments
Post a Comment