Ada
dua kejadian yang melatarbelakangi saya membuat postingan ini. Pertama, naik
bis. Kedua, milih lokasi KKN. Dan kedua hal tersebut benar-benar menyadarkan
saya tentang satu hal bahwa dunia ini ‘Tidak Cukup Hanya Sekedar Santai’.
Mengapa?
Saya
termasuk orang-orang yang masuk kategori terlalu santai dalam menghadapi
hal-hal yang ada didunia ini. Punya prinsip ‘Slow But Sure’, ‘Alon-alon Asal Kelakon’,
dsb. Tidak salah sebenarnya kita puya prinsip demikian, hanya saja kalau kita
tidak bisa me-manage diri kita
terhadap prinsip tersebut, hal itu hanya akan jadi alibi bagi diri kita yang
sesungguhnya telah mengkhianati prinsip tersebut. Dan dalam beberapa hal, itu
terjadi pada saya. Dua pengalaman yang telah saya sebut diatas mungkin jadi hal
paling konkrit untuk menjelaskannya.
Naik
bis. Kita tahulah bagaimana keadaannya, apalagi pas hari-hari besar. Kalau gak
buru-buru pasti ketinggalan dan karena terlalu santai hampir sering saya
ketinggalan (efek terlalu santai).
Milih
lokasi KKN. KKN itu salah satu program kuliah dikampus. Di kampus lain juga ada
hanya mungkin sistemnya saja yang berbeda. Dan yang menarik dikampus saya (gak tahu kampus lain) untuk memilih
lokasi KKN kita harus rebutan dengan peserta lain agar kita berada di lokasi
yang kita inginkan. Dan kalau terlalu santai kita pasti akan terlempar jauh
dari apa yang kita harapkan. Dan ternyata itu sudah terjadi pada saya, bahkan
lebih parah. Siapa cepat, dia dapat.
Dua
peristiwa diatas mungkin masih belum bisa dimengerti maksudnya. Intinya sih
gini. Ada hal didunia ini yang harus kita sikapi dengan santai dan ada juga
yang tidak boleh disikapi dengan santai.
Banyak
orang bilang bahwa menghadapi hidup itu santai saja, ikuti alur yang ada, yang
penting tujuannya tercapai. Benar sebenarnya. Tapi tanya pada saat kapan,
dimana dan bagaimana kita harus berbuat demikian. Karena tidak mungkin ketika
kita sedang lomba lari, kita hanya berlari santai tanpa punya hasrat untuk
sampai pertama kali ke garis finish. Sementara pelari lain berlari
sekencang-kencangnya untuk mencapai finish. Walaupun nanti pada akhirnya kita
sampai di garis finish tapi apakah kita pemenangnya? Jawaban saya tidak.
Karena
didunia ini memang ada hal yang harus kita kejar dengan sungguh-sungguh. Ada
hal yang harus diusahakan, tidak bisa disikapi cuma sekedar santai. Harus
cepat-cepat kalau tidak mau ketinggalan kereta. Harus sesegera mungkin kalau
tidak ingin ada penyesalan di ujung. Untuk itu, kita tidak bisa hanya bersikap
santai saja, karena tentu kita akan tertinggal dan semakin tertinggal. Bahkan
hanya dalam hitungan detik. Kita harus berlari sekencang-kencangnya, menjadi
yang terdepan dan semakin terdepan.
Santai
boleh saja, ketika tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan. Santai boleh saja
ketika keadaannya tepat. Santai boleh saja, tapi jangan terlalu santai juga.
Kalau masih sanggup berlari kenapa harus berjalan. Karena tidak selamanya pelan
itu pasti. Dan tidak selamanya pelan itu menjamin sebuah hal untuk dapat
terlaksana.
0 comments
Post a Comment