Entah kenapa saya tidak
begitu tertarik dengan film-film Asia (terutama drama) darimanapun itu asalnya
(Korea, Jepang, Thailand, China dsb). Walaupun sesungguhnya tidak jarang juga
saya menonton film Asia, tapi hanya sedikit yang memberi kesan dan membekas di
otak saya. Mungkin selama ini film-film Hollywood telah terlanjur memenuhi
memory otak yang membentuk mindset saya tentang film. Hal itu membuat saya
menjadi cenderung skeptis menilai film-film Asia. Sejak saya kuliah, You Are The Apple of My Eye (2011)
mungkin adalah film yang membuat saya terlanjur suka sama film drama Asia dan cukup
membekas di otak.
Dan atas rekomendasi
teman, beberapa waktu lalu saya sempat menonton film Asia (Korea) berjudul Hello Ghost (2010). Maksain nonton film
ini sungguh adalah hal yang paling membosankan, bahkan saya sempat menundanya beberapa
hari. Sampai akhirnya saya mencoba bertahan dengan kebosanan yang hadir dalam
film ini. Hello Ghost ini sendiri
bercerita tentang seseorang, Sang Man
diperankan oleh Cha Tae-Hyun yang
ingin bunuh diri tapi selalu gagal pada pelaksanaannya hingga akhirnya ia
diikuti empat hantu beda usia yang entah darimana datangnya.
Hello
Ghost bisa dibilang
film drama khas Korea kebanyakan yang kadang kita sudah tahu premisnya apa
tanpa harus kita tonton sampai akhir. Di beberapa bagian cenderung predictable dan terkesan biasa.
Bagian-bagian yang seharusnya menjadi moment-moment
lucu menjadi terasa hambar. Hal yang saya maksud membosankan dalam film ini
karena film ini terlalu memaksa penontonnya untuk mengikuti alur serta plot
film ini. Kita terlalu dipaksa mengerti keadaan Sang Man yang terlanjur sebatang kara, kesepian, sendirian dan
harus bertemu dengan hantu-hantu yang juga tidak jelas asalnya darimana.
Membosankan sekali ketika harus terus menerus melihat orang yang tak punya
semangat hidup dan desperate sepeti
itu. Dan semua itu berlangsung hampir 80% bagian dari film ini walaupun pas
perjalanannya perlahan mencair seiring karakter yang semakin jelas dan
bermunculan.
Spekulasi awal saya
tentang film ini berhenti di 15 menit terakhir. Hal yang tidak pernah saya
pikirkan sebelumnya. Semua kebosanan dan ke-absurd-an
film ini menjadi jelas dibagian ini. Kim
Young Tak benar-benar memberi kejutan dan efeknya benar-benar terasa. Saya
kesal, kenapa endingnya bisa begitu gloomy
dan menyedihkan sampai membuat saya berkaca-kaca. Apalagi ingatan-ingatan
tentang Ibunya! Dialog dengan Ibunya! Banyak film yang sedih, tapi kenapa film
ini begitu menyedihkan? Sialan!!!
Entah harus bilang apa,
alur cerita, plot, akting, karakter dan segala tektek bengek film ini menjadi tidak penting lagi dan terkesan
dikesampingkan gara-gara ending yang membuat saya sadar ternyata saya adalah
pria yang melankolis. Premis yang diungkap film ini benar-benar membuat saya
menarik sebuah pelajaran sederhana yang berarti tapi terkadang terlupakan dalam
kehidupan.
Keluarga. Ya keluarga.
Orang-orang yang paling dekat dengan kehidupan kita. Sadarilah bahwa mereka
selalu ada buat kita. Mereka selalu menerima kita bagaimanapun keadaannya.
Teman, rekan, kekasih atau apapun bisa datang dan pergi dari kehidupan kita
sesuka hati mereka. Tapi tidak dengan keluarga. Mereka selalu peduli pada kita
dengan apapun caranya. Seperti yang dialami Sang
Man, walaupun dia menganggap dirinya sendirian tapi sesungguhnya tanpa ia
sadari keluarganya selalu memperhatikan dan menemani dirinya.
Oh
man...!
Menonton film ini
membuat pola pikir baru bagi saya bahwa film Asia memang layak ditonton.
Mungkin tidak se-spektekuler Blockbuster
Hollywood tapi film ini saja sudah cukup memberi persepsi lain. Kabar
lainnya, Hollywood-pun akan me-remake
film ini dengan Adam Sandler sebagai Sang Man.
16 comments
Awalnya aja saya ngantuk pas nonton film ini. Eh pas di ending. Banjir air mata hehe
@catur anggraheni:Bener banget, endingnya emang nggak tertebak.
Berdasarkan review disini, saya paksakan juga menonton film ini, tapi yah, sesuai dugaan saya, benar2 membosankan, ending nya juga biasa2 saja, mungkin karena karakter2 yang di tampilkan di awal sudah membuat saya hilang minat, termasuk pemeran utama,tapi mungkin penilaian ini agak subjektif karena memang saya sudah kurang suka sama film korea :D
@Tuhan Alternatif:
Awalnya emang membosankan, untungnya sy belum kena spoiler pas nonton film ini, jadi twist endingnya beneran kerasa.
Sy juga bukan penggemar drama Korea, tp film2 Korea ada juga yg bagus. Coba lihat filmnya Park Chan-wook atau Bong Joon-ho.
Saya juga mron, brusan diputar d channel premier awalnya sih biasa aja, dan gw sok2an nebak2 endingnya, tp semakin lama smkin larut dan endingnya sama sekali ga terlintas di benak saya... Hal ini mmbuat saya sadar ternyata saya cowok yang berhati mellow hoho
@rama ganteng:
Hahaha... feel the same, bro.
Ada sekuel nya ga bro? Gua smnjak nnton filem ini jd curious sm genre sejenis, skdar rekomendasi bro judulnya "miracle in cell number 7"
Ada sekuel nya ga bro? Gua smnjak nnton filem ini jd curious sm genre sejenis, skdar rekomendasi bro judulnya "miracle in cell number 7"
Ada sekuel nya ga bro? Gua smnjak nnton filem ini jd curious sm genre sejenis, skdar rekomendasi bro judulnya "miracle in cell number 7"
@rama ganteng:
Gak ada. Remake hollywood-nya pun kayaknya juga gak jadi.
Miracle in Cell no. 7 itu Park Shin Hye 'kan yang main? Tahu saya.
Huahahahaa.. Saya 4x nonton film itu dan film itu selalu sukses bikin saya nangis wkwkwkw
Miracle in cell number 7 recommended banget buat yang suka drama korea mellow mellow
Miracle in cell number 7 recommended banget buat yang suka drama korea mellow mellow
Huahahahaa.. Saya 4x nonton film itu dan film itu selalu sukses bikin saya nangis wkwkwkw
Wah udah setaun yg lalu ya mron, time flies so fast.
@Rama Astag:
haha bener juga
Post a Comment