Liburan awal tahun memberi kesempatan saya untuk
menghabiskan waktu dengan menonton lebih banyak film, serial TV dan anime.
Bahkan akhirnya saya bisa menyelesaikan saga ‘Harry Potter’ yang sempat saya
tunda-tunda secara maraton selama 2 hari berturut-turut. Menonton saga ‘Harry
Potter’ secara maraton berhasil memberi kepuasan tersendiri buat saya di bulan
Januari ini. Maka tak berlebihan jika saga ‘Harry Potter’ menjadi movie
of the month
dalam
‘Catatan Nonton’ kali
ini. Dan tanpa
perlu basa-basi lagi, berikut daftar film yang masuk dalam ‘Catatan Nonton’
edisi bulan Januari. Check this out!
United
93 (2006) (01/01/15)
Short
review:
Sebuah gambaran sempurna tentang teror di udara.
Mungkin plotnya tidak 100% akurat karena sumbernya
memang seadanya. Tapi dengan penggarapan layaknya sebuah dokumenter, Paul
Greengrass berhasil membuat sebuah dramatisasi nan menggetarkan menyoroti
tragedi memilukan 11 September. Dan menerjemahkan bukti-bukti serta kesaksian yang ada menjadi detik demi
detik yang menegangkan. Namun ada hal
yang sedikit mengganggu disini. Sejak scene
pertama 'United 93' memang sudah sangat provokatif. Seolah memberi kesan
negatif pada satu golongan agama tertentu, padahal faktanya tidak semua seperti
itu.
Skor: 3,75/5
Fury
(2014) (02/01/15)
Short
review:
Semenjak 'Saving Private Ryan' tahun 1998, film perang
setelahnya mungkin masih belum bisa menyamai
standar Spielberg tersebut. Dan dengan semangat & ambisinya,
David Ayer membawa lagi potret neraka dunia yang mencekam itu. Mengambil
set perang dunia II, tank sherman bernama 'Fury' pimpinan Don 'Wardaddy' melaju
tak terhenti menampilkan pemandangan memilukan bernama "perang".
Tidak hanya sekedar baku tembak, ada sedikit dramatisasi yang cukup efektif walaupun stereotype. Semuanya itu berhasil
dikemas dengan baik. Ayer mungkin belum bisa melampaui pencapaian Spielberg,
tapi 'Fury' adalah film perang yang
sangat menarik, yang
jarang ditemui beberapa tahun terakhir ini.
Skor: 3,75/5
Boyhood
(2014) (03/01/15)
Short
review:
Adalah luar biasa ketika seorang Richard Linklater
membuat film dalam rentang waktu 12 tahun dengan aktor-aktris yang sama tanpa sedikitpun
kehilangan konsistensinya. Sebuah drama coming
of age yang terasa sangat nyata dan dekat dengan kehidupan. Seperti
berjalan melintasi waktu, 'Boyhood' membawa penonton pada sebuah perjalanan hidup
seorang bocah yang terus tumbuh seiring berjalannya waktu. Dari kacamatanya
kita diajak memandang, berfilosofi dan memaknai anugerah terindah bernama
"hidup". Kerja keras + komitmen Linklater dan timnya sangat layak untuk diapresiasi. Jelas ini
adalah karya langka yang luar biasa. Meminjam lagunya Kahitna 'Boyhood' itu
lebih dari sekedar cantik.
Skor: 4,25/5
Inglourious
Basterds (04/01/15)
Short
review:
Seorang Quentin Tarantino memang terkenal dengan
kegemarannya membuat film "sekarepdewek".
Mencoba mengambil tema sejarah berlatar pendudukan NAZI dalam 'Inglourious
Basterds', Tarantino menawarkan sesuatu yang berbeda. Ketika dia akhirnya
merombak sejarah yang ada, memodifikasinya, sehingga unsur historisnya hilang,
menjadi sebuah tontonan yang baru dan berbeda. Seperti filmnya yang lain,
'Inglourious Basterds' juga tidak kehilangan ciri khasnya selama ini. Seperti
pembagian bab film, dialog ngalor-ngidul gak penting, adegan2 gila dan
berdarah, kejutan2 menyenangkan namun juga membosankan bagi yang belum terbiasa
dengan gayanya. Tapi mungkin karena itulah kita menyukai karya-karya Quentin
Tarantino.
Skor: 4/5
Enemy
(2013) (05/01/15)
Short
review:
Denis Villeneuve telah berhasil mencuri perhatian saya
lewat dua filmnya, 'Incendies' dan 'Prisoners'.
Rasanya tidak sulit juga untuk menyukai 'Enemy'. Mengadaptasi cerita dari novel
berjudul 'The Double' karya José Saramago, Villeneuve kembali membawa Jake Gyllenhall
yang harus bertemu dengan dirinya yang lain dalam sebuah thriller berlatar
temaram. Dibandingkan dua film sebelumnya, 'Enemy' adalah film yang paling
pendek durasinya, namun justru 'Enemy'-lah yang paling membuat pusing. Banyak
unsur surealisme layaknya karya David Lynch yang coba dituangkan Villeneuve.
Sedikit memutar otak, namun jika cukup jeli, clue-nya sudah bertebaran sebenarnya.
Skor: 3,75/5
Harry
Potter Series (2001-2011) (06-07/01/15)
Short
review:
Rasanya agak memalukan baru bisa menyelesaikan saga
paling populer ini beberapa waktu yang lalu. 'Harry
Potter' adalah sebuah fenomena. Ah tidak, lebih dari itu. Ini semacam budaya
pop yang mempengaruhi anak-anak diseluruh dunia sedekade lalu. Entah mantra
sihir apa yang telah diucapkan J.K. Rowling sehingga sanggup menghipnotis dunia
dengan imajinasi liarnya. Manusia-manusia yang tumbuh bersamanya (buku dan film) mungkin akan merasakan
perasaan emosional tatkala 'The Deathly Hallows Part 2' menutup babnya dengan
sebuah senyum kepuasan. Untuk ukuran franchise
yang berumur 10 tahun, 'Harry Potter' berhasil mempertahankan kualitas
masing-masing filmnya dengan cukup stabil. Hal yang jarang ditemui di era
sekarang. Jelas 'Harry Potter' adalah franchise
yang akan dikenang sepanjang masa, terlepas kamu seorang fans atau bukan.
Skor: 5/5
Nightcrawler
(2014) (10/01/15)
Short
review:
Tak disangka jika 'Nightcrawler' akan menjadi sebuah
drama thriller yang menarik. Sutradara debutan Dan
Gilroy sukses mengemas tema yang terbilang jarang dipakai dalam sebuah film
menjadi tontonan menegangkan. Dengan tema yang diusungnya, Dan Gilroy tidak
hanya menyajikan sebuah drama kriminal thriller kelam berlatar belakang ambisi
berlebihan seorang manusia. Ada pesan satir yang disampaikan dengan begitu
lugas pada sisi gelap dunia jurnalistik yang mungkin tidak pernah kita sadari. Well done!
Skor: 4/5
Big
Hero 6 (2014) (11/01/15)
Short
review:
Well, semenjak 'Tangled' yang
mengawali kebangkitannya, Disney seolah tak berhenti
melahirkan animasi ok setiap tahunnya. Membawa tema superhero dengan meminjam
karakter Marvel, Disney membawa dunia baru yang belum dijamahnya. Hasilnya
adalah tontonan yang lucu, segar dan menyenangkan. Terlebih 'Big Hero 6'
mencampurkan dua unsur budaya dari dua negara (Amerika & Jepang) yang
menjadi pembeda. Dan meskipun punya rasa film superhero yang kental, elemen2
khas Disney tidak hilang disini. Apalagi 'Big Hero 6' juga turut melahirkan
karakter loveable dalam robot putih
obesitas berasa marshmallow, Baymax.
Skor: 3,75/5
The
Hobbit: The Battle of the Five Armies (2014) (12/01/15)
Short
review:
Mungkin sebaiknya 'The Hobbit' memang tidak
perlu dibuat menjadi sebuah trilogi. Terkesan dipanjang-panjangkan dan itu
cukup terasa. Dua film sebenarnya sudah lebih dari cukup untuk memvisualkan
sebuah buku. Namun alasan komersial memang lebih logis untuk dipertimbangkan.
Mengganti subjudul lamanya yang terasa melankolis, 'There & Back Again'
menjadi 'The Battle of the Five Armies' yang lebih menjual, Peter Jackson menawarkan
perang berskala besar untuk menutup seri ini. Hasilnya adalah 'Battle of the
Five Armies' masih kalah dari 'Battle of Helms Deep' dan 'Battle of Osgiliath'
di LOTR yang epik itu.
Skor: 3/5
Pan’s Labyrinth (2006) (14/01/15)
Short review:
Dinominasikan dalam enam kategori Oscar dan memenangkan tiga diantaranya
adalah sebuah prestasi buat film berbahasa asing, 'Pan's Labyrinth'. Dengan
semangat gothic yang kental, Guillermo del Toro menyajikan dua buah plot
berbeda dalam satu jalinan cerita. Yang satu, fantasi anak beralaskan horor
gelap berisi mahluk-makhluk aneh yang mengerikan. Yang satu lagi pemberontakan
terhadap kaum fasis di Spanyol beralaskan drama thriller yang sadis dan
berdarah. Seperti sebuah realita kejam yang ditubrukkan dengan dongeng fantasi
yang indah. Keduanya bersatu dalam sebuah kegetiran yang manis.
Skor: 4/5
Dracul Untold (2014) (17/01/15)
Short review:
Mungkin menjadi dibawah ekspektasi ketika nuansa horor tidak begitu
nampak dalam sosok ikonik penghisap darah di film terbarunya ini. Walaupun
masih mengusung tokoh sama yakni Dracula, Gary Shore tidak lantas membuat
plotnya seperti origins ceritanya yang kita kenal. Ada pendekatan fantasi yang
dikaitkan dengan sejarah yang coba dituangkanGary Shore untuk membawa sebuah
latar belakang kisah Dracula yang baru. Mungkin dari sanalah penambahan kata
'Untold' dalam judul dibuat. Konon katanya 'Dracula Untold' adalah sebuah awal
dari universe tentang monster-monster klasik yang akan diusung Universal
seperti layaknya MCU. Ya, kita tunggu saja akan kemana kisahnya nanti. Namun
sebagai sebuah awal 'Dracula Untold' tidak jatuh pada kategori buruk, masih
lumayan sebagai tontonan hiburan. Aspek visualnya juga lumayan ok. Meski secara
keseluruhan memang filmnya tidak terlalu spesial.
Skor: 3/5
Gambar diambil dari
sini.
0 comments
Post a Comment