Nuansa
mengharu biru masih mendominasi karena potret kelam masa lalu Sanji masih
menjadi menu utama. Mungkin saya tak perlu membahas lagi soal luka atau alasan
kenapa Sanji sangat membenci keluarganya. Lagipula hal itu sudah sering dibahas
di Corat-Coret Chapter sebelum-sebelumnya. Panel demi panel yang membawa nama
Sanji di masa lalu dan masa kini pun sudah cukup menjadi saksi yang menarik simpati
kita pada sang koki. Lebih dari itu, saya menantikan moment emosional yang akan terjadi di masa depan ketika kelak Luffy
menyelamatkan Sanji. Perkataan Reiju pun terdengar mirip dengan apa yang
dikatakan Jaguar D. Saul pada Robin kecil saat menyuruhnya meninggalkan Ohara
dulu.
Seperti
yang diduga, memang Reiju lah orang yang membantu Sanji melarikan diri. Yang
tak diduga justru Judge tak berniat menghentikan Sanji sama sekali. Kata-kata
terakhirnya malah semakin membuat sakit hati. Bahkan Reiju pun menangis. Judge, apa yang kamu lakukan ke Sanji itu,
JAHAT!!! Reiju kecil cukup peduli dengan adiknya meski memiliki sisi
dilemanya sendiri. Reiju berbohong dengan ikut-ikutan “mem-bully” Sanji hanya
agar tidak menjadi korban berikutnya. Perkataan Sanji tentang ‘seorang pria akan selalu memaafkan seorang
wanita meski dia telah berbohong’ mungkin terinspirasi dari sini. Empati
dan kepedulian Reiju ini sepertinya masih ada karena perbedaan hasil modifikasi gen
dengan saudaranya, meski secara umum modifikasinya sama-sama berhasil. Seperti
katanya, baik Ichiji, Niji ataupun Yonji sudah tak memiliki emosi sama sekali.
Dan Reiju berbeda dari mereka. Pertanyaannya adalah kenapa ini bisa terjadi? Saya
pikir pengaruh gen ibunya masih lebih dominan pada diri Reiju. Wajah Reiju dan
ibunya pun terlihat sangat mirip dan identik.
Kalau
pun ketika sekarang Reiju agak bersikap keras pada Sanji ketika dia akhirnya
babak belur ditangan Ichiji, Niji dan Yonji, menurut saya, bukan karena simpati
dan empati Reiju yang hilang. Melainkan karena ia marah kepada Sanji yang tak
melakukan apa-apa untuk melawan saudara-saudaranya. Pemandangan rutin
sehari-hari di waktu kecil mungkin tak ingin dilihatnya lagi. Dengan kekuatan
Sanji saat ini, ia yakin Sanji bisa melawan balik ketiga saudaranya. Namun
bukan tanpa alasan Sanji tak melawan, ia masih mengkhawatirkan seorang pria
tua di East Blue sana. Mantan bajak laut yang pernah menyelamatkan hidupnya.
Kepala koki yang merawatnya setelah dibuang keluarganya sendiri. Hubungan mereka
memang aneh, tapi Sanji merasakan kasih sayang darinya. Dan Sanji tak akan
pernah melupakan hutangnya pada pria tua itu. Berbicara mengenai Sanji yang
babak belur, kemungkinan memang dikeroyok Ichiji, Niji dan Yonji. Bagi mereka
bertiga, mengeroyok Sanji adalah kebiasaan yang membawa nostalgia tersendiri.
Mungkin ini maksud Ichiji sudah tak sabar ingin segera menemui Sanji pada
chapter 828 lalu. Dan gelang peledak yang dipakai Sanji juga tak terlihat disini. Mungkin memang benar-benar sudah terlepas.
Harapan
saya pada Corat-Corat Chapter sebelumnya adalah kemunculan ibu Sanji. Cukup mengejutkan
karena ibu Sanji benar-benar dimunculkan disini. Ada kehangatan yang tersaji
ketika barisan panel memperlihatkan sosok seorang ibu dan anak yang saling
menyayangi. Meski hujan badai, meski diserang binatang buas, meski kemarahan
sang ayah menanti, tak jua mengurungkan niat sang anak untuk menemui ibunya.
Betapa bahagianya Sanji melihat ibunya tersenyum memakan makanan masakannya. Cita-cita
menjadi koki didapatnya dari senyuman bahagia sang ibu saat memakan makanan masakannya.
Alasan Sanji sangat menghormati dan mengagungkan wanita, alasan ia sangat
menghargai makanan adalah warisan nyata sang ibu yang telah tiada. Potret ini
sangat mengharukan. Sangat menyentuh. Dibalik kegelapan yang menyelimutinya,
masih ada kehangatan kasih seorang ibu yang menenangkannya. Meski tak bertahan
lama, kenangan itu masih tersimpan dan menjadi cahaya terang bagi Sanji untuk
tegar menjalani hidupnya.
Di
tempat lain, pertarungan Luffy dan Cracker masih berlangsung. Bahkan sudah
sebelas jam lamanya sejak dimulainya pertarungan. Di awal-awal, Luffy seolah
kesulitan menghadapi Cracker, dan yang terjadi kemudian adalah Luffy memakan
semua prajurit biskuit Cracker. Ini memang konyol tapi bukan hal aneh bagi
kapten kita yang sukar ditebak jalan pikirannya ini. Pada Corat-Coret Chapter 838 lalu, saya pun setengah bercanda ketika menyebut Luffy hanya tinggal
memakan mereka saja, toh mereka semua adalah biskuit. Tapi ketika hal ini
benar-benar terjadi, rasanya begitu konyol sekaligus menyenangkan. Haha. Panel
terakhir ini membawa sisi fun
ditengah tone yang serius seiring
masa lalu Sanji yang semakin terkuak. Kemungkinan chapter depan akan menjadi
akhir pertarungan Luffy dan Cracker. Apakah biskuit yang telah dimakan Luffy
bisa meledak? Bagaimana dengan batas stamina Cracker yang dimaksud Luffy? Apakah
itu akan berhubungan dengan rasa sakit yang pernah disinggung Cracker dan
menjadi kelemahannya? Akankah ini menjadi keuntungan bagi Luffy? Kita lihat
saja nanti.
Trivia: Kapal yang ditunjuk Reiju (hlm 14) adalah kapal yang sama yang ada di
chapter 56 (hlm 16). Kapal dimana Sanji memulai langkah awalnya sebagai calon
koki dan menimba ilmu disana. Kapal yang kemudian dibajak Zeff si Kaki Merah.
2 comments
sedih bro baca ch ieu T^T
ntapslah (Y) ngan kurg panjang hungkul flashback si sanji na.
Post a Comment