Tertunda
selama kurang lebih dua tahun dari rencana perilisannya, akhirnya Ariel, Uki,
Lukman, Reza & David merilis album bertajuk “Seperti Seharusnya” dengan
mengusung nama baru NOAH. Ya itulah nama baru yang sekarang diusung oleh Ariel
dkk. Nama yang terdengar sederhana tapi memiliki makna yang cukup filosofis
sebagai nama sebuah band.
Album
“Seperti Seharusnya” ini seakan menjawab semua pertanyaan yang ada selama masa
hiatus mereka dari industri musik Indonesia. Sekaligus sebagai hadiah bagi semua
sahabat yang telah lama menantikan karya-karya mereka.
‘Ini Cinta’, sebuah lagu tentang kesungguhan cinta dengan musik sederhana, tenang dan menenangkan dalam album ini. Walaupun sederhana, kalau didengarkan secara seksama banyak sound dan efek yang unik di lagu ini. Makna cinta dalam lagu inipun sangat mengena selaras dengan musiknya. “Lihat dalam mataku, kaulah lamunan itu. Ini cinta bukan yang lainnya”.
Album
“Seperti Seharusnya” terasa berbeda dibandingkan album-album sebelumnya saat
mereka masih bernama peterpan, walaupun tetap dalam nafas yang sama. Sound-sound
dan efek yang dihasilkan di album ini terasa lebih kaya dan variatif. Kehadiran
David sebagai personil inti bisa dibilang turut membawa dampak perubahan di
album ini lewat nada-nada manis yang ia ciptakan bersama personil lainnya.
Album
ini dibuka lewat lagu ‘Raja Negeriku’, sebuah lagu yang bercerita tentang
kondisi negeri ini. Menurut Ariel lagu ini seperti mengadu, tidak menggurui
hanya seperti mengajak orang-orang untuk mengingat Indonesia disaat kebanggaan kita
terhadap bangsa dan negeri ini sendiri perlahan-lahan luntur. Lagu yang awalnya
berjudul ‘Revolusi’ ini diisi dengan suara koor dari para penghuni rutan
kebonwaru, teman-teman Ariel saat masih berada dipenjara. Selain itu, lagu ini
juga disisipi pidato Bung Karno yang membuat kita tergugah dan membangkitkan
rasa nasionalisme. Satu lagi yang membuat lagu ini terasa berbeda adalah komposisi
musik ala U2 yang dibalut sound dan efek ala Angels & Airwaves berpadu
dengan vokal khas Ariel yang menyuarakan semangat nasionalisme. Nice song!
Di
track kedua ada lagu ‘Jika Engkau’, awalnya lagu ini sempat bocor di internet
dengan judul ‘Berartinya Dirimu’. Pertama kali dengar saya merasa lagu ini
biasa-biasa saja bahkan lagu ini tidak mencerminkan lagunya Noah. Tapi pada
akhirnya saat lagu ini berjudul ‘Jika Engkau’, lagu ini mengalami beberapa
perubahan dari segi liriknya. Satu hal yang membuat lagu ini punya nafas lain
adalah sound gamelan yang ada di lagu ini.
‘Separuh
Aku’ adalah single pertama dari album ini. Lagu ini juga sempat bocor di
internet, jauh sebelum album ini dirilis. Walaupun single pertama ternyata lagu
ini bukan ciptaan Ariel melainkan ciptaan David & Ikhsan (additional player).
Ini merupakan hal yang tak pernah dilakukan sebelumnya, karena biasanya single
pertama yang dikeluarkan merupakan ciptaan sang vokalis, Ariel. Lagu ini
mendapat respons yang positif dari masyarakat yang telah lama merindukan karya
Ariel dkk.
Lanjut
dengan ‘Hidup Untukmu, Mati Tanpamu’. Secara musikalitas lagu ini cukup memberi
warna dari album ini. Komposisi megah dengan sound yang saling bersahutan dari
awal sampai akhir lagu menjadi kekuatan dari lagu ini. Sehingga tak heran jika
lagu ini akan dijadikan single kedua Noah. Hanya saja dari segi lirik, lagu ini
bukan merupakan tipikal Noah, maklumlah liriknya yang buat adalah Rian d’Masiv
yang jelas-jelas berbeda gaya bahasanya dengan Ariel. Walaupun Ariel juga
sempat ragu untuk menyanyikan liriknya tapi akhirnya ia yakin untuk menyanyikan
lagu ini dan dimasukkan dalam album.
‘Ini Cinta’, sebuah lagu tentang kesungguhan cinta dengan musik sederhana, tenang dan menenangkan dalam album ini. Walaupun sederhana, kalau didengarkan secara seksama banyak sound dan efek yang unik di lagu ini. Makna cinta dalam lagu inipun sangat mengena selaras dengan musiknya. “Lihat dalam mataku, kaulah lamunan itu. Ini cinta bukan yang lainnya”.
Dan
diantara lagu-lagu yang ada, ada satu lagu yang sangat saya suka dibanding lagu
lainnya, judulnya ‘Terbangun Sendiri’. Melihat judulnya saja saya sudah
tertarik dan saya langsung beranggapan bahwa yang nyiptain lagu ini terutama
bagian liriknya adalah Ariel. Alasannya, lagu ini mempunyai lirik yang manis, cantik
dan sarat makna seperti kebanyakan lagu yang diciptakan Ariel. Lagu ini sendiri
menceritakan tentang orang yang sendirian yang berbicara dengan Tuhannya. Kadang
Ariel bilang bahwa bernyanyi itu seperti berdo’a, maka ‘Terbangun Sendiri’
adalah salah satunya, karena lagu ini juga adalah lagu do’a. Musik sederhana
bertempo sedang dan santai dengan petikan gitar ringan di sepanjang lagu terasa
nyaman di telinga, membuat saya tak bosan mendengarkan lagu ini, mengingatkan
saya dengan lagu ‘Ku Katakan Dengan Indah’, lagu lain yang juga sangat sukai
dari band ini. Dan satu hal mendasar yang membuat saya selalu tertarik dengan
band ini adalah makna lagu mereka yang mengawang dan tersirat sehingga kita
bisa merefleksikan makna lagu tersebut tergantung dari sudut mana kita melihat
lagu itu, mungkin hal ini juga yang membedakan Noah dengan band mainstream lain
yang ada di Indonesia.
Seperti
ingin mengulang sukses saat mereka meng-aransemen ulang lagu Chrisye ‘Kisah
Cintaku’, dalam album ini Noah juga melakukan hal yang sama. Mereka
meng-aransemen ulang lagu Chrisye berjudul ‘Sendiri Lagi’ karya Ryan Kyoto.
Pada dasarnya lagu ini mempunyai nafas yang sama dengan ‘Kisah Cintaku’, vokal
Ariel juga sangat berkarakter di lagu ini. Sebuah lagu cover yang layak untuk
disimak.
Berikutnya
ada ‘Demi Kita’ sebuah lagu yang mempunyai beat cukup kuat dan menghentak
dengan distorsi-distorsi gitar (walaupun tidak begitu keras). Sedikit warna U2
yang menghiasi lagu ini membuat lagu karya Lukman ini cukup menggugah selera
kita terhadap album ini.
‘Tak Lagi Sama’ adalah lagu lain yang
diciptakan David selain ‘Separuh Aku’. Musiknya yang easy listening, dinamikanya
yang teratur serta liriknya yang menyentuh membuat siapapun akan suka dengan
lagu ini. “Dan diriku bukanlah aku, tanpa
kamu ‘tuk memelukku. Kau melengkapiku, kau sempurnakan aku”.
Satu
lagu lagi yang unik di album ini ada di track terakhir berjudul ‘Puisi Adinda’.
Suara jangkrik yang mengawali lagu membawa kita ke keheningan malam yang sunyi.
Lirik yang dinyanyikan lirih oleh Ariel menambah kesan romantis dari lagu yang awalnya akan dijadikan sebagai hidden track ini, walaupun liriknya sendiri
hanya dua bait saja. Sebuah penutupan yang manis dan pas untuk mengakhiri
sebuah album.
Secara
keseluruhan, sebagai sebuah album yang ditunggu-tunggu oleh para penggemarnya,
album ini tidak mengecewakan dan layak untuk dinikmati. Walaupun buat
sahabat-sahabat yang mengikuti Ariel dkk dari album pertama menemukan perbedaan
mendasar yang ada di album ini. Terutama dari segi lirik yang lebih banyak
menggunakan kata-kata cinta yang jarang dilakukan pada album-album mereka saat
masih bernama ‘Peterpan’. Tapi lewat album ini, Noah seakan menasbihkan diri bahwa
mereka masih mempunyai taji untuk berbicara banyak di industri musik Indonesia.
1 comments
weys gaya iim,,,hehehehehe
Post a Comment