Friday, October 5, 2012

Tentang Album Noah “Seperti Seharusnya”


Tertunda selama kurang lebih dua tahun dari rencana perilisannya, akhirnya Ariel, Uki, Lukman, Reza & David merilis album bertajuk “Seperti Seharusnya” dengan mengusung nama baru NOAH. Ya itulah nama baru yang sekarang diusung oleh Ariel dkk. Nama yang terdengar sederhana tapi memiliki makna yang cukup filosofis sebagai nama sebuah band.
Album “Seperti Seharusnya” ini seakan menjawab semua pertanyaan yang ada selama masa hiatus mereka dari industri musik Indonesia. Sekaligus sebagai hadiah bagi semua sahabat yang telah lama menantikan karya-karya mereka.
Album “Seperti Seharusnya” terasa berbeda dibandingkan album-album sebelumnya saat mereka masih bernama peterpan, walaupun tetap dalam nafas yang sama. Sound-sound dan efek yang dihasilkan di album ini terasa lebih kaya dan variatif. Kehadiran David sebagai personil inti bisa dibilang turut membawa dampak perubahan di album ini lewat nada-nada manis yang ia ciptakan bersama personil lainnya.
Album ini dibuka lewat lagu ‘Raja Negeriku’, sebuah lagu yang bercerita tentang kondisi negeri ini. Menurut Ariel lagu ini seperti mengadu, tidak menggurui hanya seperti mengajak orang-orang untuk mengingat Indonesia disaat kebanggaan kita terhadap bangsa dan negeri ini sendiri perlahan-lahan luntur. Lagu yang awalnya berjudul ‘Revolusi’ ini diisi dengan suara koor dari para penghuni rutan kebonwaru, teman-teman Ariel saat masih berada dipenjara. Selain itu, lagu ini juga disisipi pidato Bung Karno yang membuat kita tergugah dan membangkitkan rasa nasionalisme. Satu lagi yang membuat lagu ini terasa berbeda adalah komposisi musik ala U2 yang dibalut sound dan efek ala Angels & Airwaves berpadu dengan vokal khas Ariel yang menyuarakan semangat nasionalisme. Nice song!
Di track kedua ada lagu ‘Jika Engkau’, awalnya lagu ini sempat bocor di internet dengan judul ‘Berartinya Dirimu’. Pertama kali dengar saya merasa lagu ini biasa-biasa saja bahkan lagu ini tidak mencerminkan lagunya Noah. Tapi pada akhirnya saat lagu ini berjudul ‘Jika Engkau’, lagu ini mengalami beberapa perubahan dari segi liriknya. Satu hal yang membuat lagu ini punya nafas lain adalah sound gamelan yang ada di lagu ini.
‘Separuh Aku’ adalah single pertama dari album ini. Lagu ini juga sempat bocor di internet, jauh sebelum album ini dirilis. Walaupun single pertama ternyata lagu ini bukan ciptaan Ariel melainkan ciptaan David & Ikhsan (additional player). Ini merupakan hal yang tak pernah dilakukan sebelumnya, karena biasanya single pertama yang dikeluarkan merupakan ciptaan sang vokalis, Ariel. Lagu ini mendapat respons yang positif dari masyarakat yang telah lama merindukan karya Ariel dkk.



Lanjut dengan ‘Hidup Untukmu, Mati Tanpamu’. Secara musikalitas lagu ini cukup memberi warna dari album ini. Komposisi megah dengan sound yang saling bersahutan dari awal sampai akhir lagu menjadi kekuatan dari lagu ini. Sehingga tak heran jika lagu ini akan dijadikan single kedua Noah. Hanya saja dari segi lirik, lagu ini bukan merupakan tipikal Noah, maklumlah liriknya yang buat adalah Rian d’Masiv yang jelas-jelas berbeda gaya bahasanya dengan Ariel. Walaupun Ariel juga sempat ragu untuk menyanyikan liriknya tapi akhirnya ia yakin untuk menyanyikan lagu ini dan dimasukkan dalam album.
  

        ‘Ini Cinta’, sebuah lagu tentang kesungguhan cinta dengan musik sederhana, tenang dan menenangkan dalam album ini. Walaupun sederhana, kalau didengarkan secara seksama banyak sound dan efek yang unik di lagu ini. Makna cinta dalam lagu inipun sangat mengena selaras dengan musiknya. “Lihat dalam mataku, kaulah lamunan itu. Ini cinta bukan yang lainnya”.
Dan diantara lagu-lagu yang ada, ada satu lagu yang sangat saya suka dibanding lagu lainnya, judulnya ‘Terbangun Sendiri’. Melihat judulnya saja saya sudah tertarik dan saya langsung beranggapan bahwa yang nyiptain lagu ini terutama bagian liriknya adalah Ariel. Alasannya, lagu ini mempunyai lirik yang manis, cantik dan sarat makna seperti kebanyakan lagu yang diciptakan Ariel. Lagu ini sendiri menceritakan tentang orang yang sendirian yang berbicara dengan Tuhannya. Kadang Ariel bilang bahwa bernyanyi itu seperti berdo’a, maka ‘Terbangun Sendiri’ adalah salah satunya, karena lagu ini juga adalah lagu do’a. Musik sederhana bertempo sedang dan santai dengan petikan gitar ringan di sepanjang lagu terasa nyaman di telinga, membuat saya tak bosan mendengarkan lagu ini, mengingatkan saya dengan lagu ‘Ku Katakan Dengan Indah’, lagu lain yang juga sangat sukai dari band ini. Dan satu hal mendasar yang membuat saya selalu tertarik dengan band ini adalah makna lagu mereka yang mengawang dan tersirat sehingga kita bisa merefleksikan makna lagu tersebut tergantung dari sudut mana kita melihat lagu itu, mungkin hal ini juga yang membedakan Noah dengan band mainstream lain yang ada di Indonesia.
Seperti ingin mengulang sukses saat mereka meng-aransemen ulang lagu Chrisye ‘Kisah Cintaku’, dalam album ini Noah juga melakukan hal yang sama. Mereka meng-aransemen ulang lagu Chrisye berjudul ‘Sendiri Lagi’ karya Ryan Kyoto. Pada dasarnya lagu ini mempunyai nafas yang sama dengan ‘Kisah Cintaku’, vokal Ariel juga sangat berkarakter di lagu ini. Sebuah lagu cover yang layak untuk disimak.
Berikutnya ada ‘Demi Kita’ sebuah lagu yang mempunyai beat cukup kuat dan menghentak dengan distorsi-distorsi gitar (walaupun tidak begitu keras). Sedikit warna U2 yang menghiasi lagu ini membuat lagu karya Lukman ini cukup menggugah selera kita terhadap album ini.
 ‘Tak Lagi Sama’ adalah lagu lain yang diciptakan David selain ‘Separuh Aku’. Musiknya yang easy listening, dinamikanya yang teratur serta liriknya yang menyentuh membuat siapapun akan suka dengan lagu ini. “Dan diriku bukanlah aku, tanpa kamu ‘tuk memelukku. Kau melengkapiku, kau sempurnakan aku”.
Satu lagu lagi yang unik di album ini ada di track terakhir berjudul ‘Puisi Adinda’. Suara jangkrik yang mengawali lagu membawa kita ke keheningan malam yang sunyi. Lirik yang dinyanyikan lirih oleh Ariel menambah kesan romantis dari lagu yang awalnya akan dijadikan sebagai hidden track ini, walaupun liriknya sendiri hanya dua bait saja. Sebuah penutupan yang manis dan pas untuk mengakhiri sebuah album.
Secara keseluruhan, sebagai sebuah album yang ditunggu-tunggu oleh para penggemarnya, album ini tidak mengecewakan dan layak untuk dinikmati. Walaupun buat sahabat-sahabat yang mengikuti Ariel dkk dari album pertama menemukan perbedaan mendasar yang ada di album ini. Terutama dari segi lirik yang lebih banyak menggunakan kata-kata cinta yang jarang dilakukan pada album-album mereka saat masih bernama ‘Peterpan’. Tapi lewat album ini, Noah seakan menasbihkan diri bahwa mereka masih mempunyai taji untuk berbicara banyak di industri musik Indonesia.

1 comments

Anonymous said... Reply

weys gaya iim,,,hehehehehe