Monday, February 3, 2014

Catatan Nonton #Januari’14


Sepertinya kebiasaan membuat review singkat yang di-share via facebook, kemudian dirangkum menjadi catatan nonton di blog ini akan jadi kebiasaan untuk waktu-waktu selanjutnya. Dan berikut beberapa catatan tentang film yang saya tonton di bulan Januari kemarin.
Check this out!

Manusia Setengah Salmon (01/01/14)

Short review:
“Ada sebuah peningkatan bila dibandingkan dgn predesesornya ‘Cinta Brontosaurus’. ‘Manusia Setengah Salmon’ lebih down to earth dan enjoyable. Baik dari segi penceritaan yg lebih berisi, presentasi alur yang lebih terpadu maupun cara bertutur Raditya Dika dgn style komedi khasnya yg jauh lebih comfortable. Ditambah ensemble cast yg tampil memuaskan + scene stealer dlm sosok Insan Nur Akbar dan MoSidik yg tampil menggelitik sepanjang durasi film”.
Skor: 3/5

Rush (2013) (02/01/14)

Short review:
Film bertema sport cenderung dihindari karena film ini (seakan) terjebak dlm sebuah prototipe yg sama: kisah 'from zero to hero' yg cenderung cliche berlandaskan 'based on a true story'. But 'Rush' is different. Didukung aspek teknis dan supporting cast yg bekerja sangat baik. 'Rush' berjalan bukan hanya sekedar aksi balapan semata tapi sebuah 'character study' detail dlm diri Hunt & Lauda yg abu-abu ditengah persaingannya di arena balap F1. MORE THAN FAST, MORE THAN FURIOUS!!!
Skor: 4/5

The Runaways (2010) (03/01/14)

Short review:
Sebuah biografi musikal sebuah grup band yg seharusnya bakal jadi legenda kalau saja tidak bubar ditengah jalan 'The Runaways', band Rock 'n Roll era '70an yg isinya cewek semua. Walaupun ini biografinya 'The Runaways', Floria Sigismondi lebih memfokuskan cerita pada karakter Cheri Currie dan Joan Jett, shg personil lain kurang mendapat penggalian karakter yg lebih dalam. But it's ok, krna Dakota Fanning & Kristen Stewart bermain apik saat memerankan Cherie & Joan + mereka juga menyanyikan sendiri lagu 'The Runaways'. Great!
Skor: 3,5/5

Carrie (2013) (06/01/14)

Short review:
Penampilan Chloë Grace Moretz sbg gadis broken home, anti-social + freak & Julianne Moore sbg ibu religius yg agak sedikit gila cukup mengesankan disini. Well, karena belum nonton 'Carrie' versinya Brian da Palma yg legendaris itu, skrg masih bisa bilang bahwa remake 'Carrie'-nya Kimberly Peirce itu sebuah tontonan supernatural fantasy yg fun. Rasa horror diatas tema bullying dgn nuansa teen yg ngepop. Sedikit bernada minor walaupun tidak terlalu muram. P.S. 'Harus nonton versi originalnya buat perbandingan!
Skor: 3/5

Carrie (1976) (07/01/14)

Short review:
Jadi mengerti kenapa adaptasi novel Stephen King yg digarap Brian de Palma ini jadi sebuah karya yg legendaris dan dikenang sbg salah satu film horror terbaik hingga sekarang. Krna memang semuanya bergulir begitu indah disini. Tone-nya lebih kelam. Esensinya lebih dapat dan tentunya lebih memorable. Dan kalau dibandingkan dgn remake-nya di 2013 kemarin, ternyata tidak menyajikan sesuatu apapun kecuali presentasi yg lebih modern. Just that. Nothing more, nothing less”.
Skor: 3,5/5

Lee Daniel’s: The Butler (2013) (07/01/14)

Short review:
Naskah yg ditulis Danny Strong dari sebuah artikel berjudul 'A Butler Well Served by This Election' karya Wil Haygood ini diarahkan Lee Daniels menjadi sebuah kisah biopik (semi)fiksi yg cukup baik. Hanya saja kisah biopiknya sendiri menjadi kurang berasa di beberapa bagian karena fokus penceritaan dan konflik yg terbagi-bagi. Tapi masih mampu mengundang perhatian lebih berkat isu rasis dan politik apartheid sbg tema utama film ini. Not too bad, but not too special”.
Skor: 3,25/5

We’re The Millers (2013) (09/01/14)

Short review:
Family road trip movie. Komedi dlm nuansa kriminal. Simple, classic, predictable, stupid. Tanpa terlalu memaksa membuatnya tampil lucu, 'We're The Millers' adalah sebuah perjalanan komedi yg fun layaknya kegilaan perjalanan keluarga (palsu) ini. Dan tanpa perlu memasang ekpektasi yg berlebihan, 'We're The Millers' berhasil menjadi tontonan santai yg menghibur. Pendapatan $150,394,119 ditangga box-office U.S. cukup memberi alasan para penonton menyukai film arahan Rawson Marshall Thurber ini”.
Skor: 3/5

The Heat (2013) (09/01/14)

Short review:
Formula dan premisnya mungkin sudah sangat usang. Sebuah buddy cop movie yg memang sudah terlalu sering dipakai di hollywood. Tapi Paul Feig memberi pendekatan berbeda dgn memasang perempuan sbg tokoh utama dlm diri Sandra Bullock & Melissa McCarthy yg hrs diakui sbg sebuah kombinasi yg sangat apik. Pola penceritaan mungkin standar, sedikit kurang fokus tapi tetap mampu menghibur. Joke-joke sbg pemancing tawapun juga berjalan baik walaupun tdk terlalu mengejutkan”.
Skor: 3/5

Captain Phillips (2013) (12/01/14)

Short review:
Di tahun 2012 ada kisah seru di lautan lepas dlm ‘Life of Pi’. Tahun 2013 kisah itu berulang dlm ‘Captain Philips’. Diangkat dari memoar berjudul 'A Captain’s Duty: Somali Pirates, Navy SEALs, and Dangerous Days at Sea', Paul Greengrass kembali menunjukkan tajinya mempresentasikan kisah nyata tsb dlm arena film. Action-thriller yg memacu adrenalin, tensi tinggi, turun-naik penuh ketegangan khas film-filmnya Greengrass + scoring Henry Jackman yg membuat Captain Philips semakin dramatis”.
Skor: 4/5

About Time (2013) (18/01/14)

Short review:
IMO, premis time travel dlm sebuah film akan selalu tampil menarik, apapun kemasannya. Richard Curtis menjadikan 'About Time', sebuah romcom dgn bumbu time travel yg (sejujurnya) tampil begitu minimalis walau durasinya menyentuh 2 jam. Dgn kesederhanaannya, tanpa terlalu membuatnya tampil dgn dramatisasi yg berlebihan, 'About Time' mampu menghadirkan sebuah kesan yg memuaskan seperti karya-karya Curtis yg lain, walaupun ini bukan yg terbaik”.
Skor: 3,5/5

Cloudy with a Chance of Meatballs (2013) (19/01/14)

 
Short review:
Tak banyak sekuel yg mampu melampaui kesuksesan prekuelnya terutama dr kualitas, dan hal ini berlaku buat 'Cloudy With A Chance Of Meatballs 2'. Walaupun menyajikan kisah petualangan baru yg lebih fresh, tapi (sejujurnya) tak mampu membuatnya menjadi lebih memorable dibanding prekuelnya. Overall, 'Cloudy With A Chance of Meatballs 2' masih mampu tampil menyenangkan lewat parade visualnya yg memikat”.
Skor: 2,5/5

12 Angry Men (1957) (24/01/14)

Short review:
“Film bagus itu sederhana sebenarnya. Gak perlu adegan action brutal atau visualisasi efek yg memanjakan mata. 12 orang saja berkumpul saling beradu argumen dlm sebuah ruangan sudah cukup menyajikan sebuah tontonan berkualitas. Dan '12 Angry Men' membuktikannya. Dengan naskah dan dialog-dialog cerdas didalamnya + penampilan apik pemainnya, Sidney Lumet berhasil membuat sebuah courtroom drama terbaik & memorable yg pernah ada”.
Skor: 5/5


Gambar diambil dari sini.

0 comments