Catatan
Nonton bulan November ini sudah memasuki edisi ke-23. Sebentar lagi, post bulanan di blog saya ini akan genap
dua tahun. Tak terasa juga ternyata sudah hampir dua tahun saya membuat post berisi kumpulan review pendek dari film yang saya tonton
dalam satu bulan. Walaupun mood nonton kadang kali naik turun
terutama akhir-akhir ini, tapi saya tetap mempertahankan post Catatan Nonton ini seperti biasa. Movie of the month untuk edisi ini jatuh pada ‘The Man from U.N.C.L.E.’ Dan berikut short review film yang masuk edisi Catatan Nonton bulan November 2015. Check this out!
Gambar dari sini.
Mission: Impossible – Rogue
Nation (2015) (01/11/15)
Short
review:
Setelah
dibuat terpesona Brad Bird di ‘Ghost Protocol’, Ethan Hunt melanjutkan
petualangannya ditangan Christopher McQuarrie. Memang menjadi beban tersendiri
mengingat Brad Bird pernah menghentak dunia lewat adegan fenomenal Ethan Hunt
memanjat gedung tertinggi dunia, Burj Khalifa ditambah pula kualitas ‘Ghost
Protocol’ yang diakui. Namun bukan berarti McQuarrie tanpa amunisi. Adegan
pembuka dipesawat sedikit masih kalah dengan adegan memanjat gedung, tapi ‘Rogue
Nation’ punya cara tersendirinya untuk menghibur dengan berbagai adegan aksi
penuh ketegangan. Semuanya dihadirkan dengan begitu intim dan efektif. Berbagai
element yang sudah menjadi ciri khas ‘Mission Impossible’ sebagai salah satu franchise espionage terkenal tidak
hilang. Ada pula Rebecca Ferguson yang begitu mencuri perhatian.
Skor: 4/5
The
Man from U.N.C.L.E. (2015) (01/11/15)
Short
review:
Tahun
2015 bisa disebut sebagai tahunnya film spionase karena begitu banyaknya film spionase
yang rilis tahun ini. Salah satu diantaranya adalah ‘The Man from U.N.C.L.E.’
garapan Guy Ritchie yang merupakan serial TV populer di era 60-an. Meski tidak
menawarkan formula spionase yang baru tapi ‘The Man from U.N.C.L.E.’ muncul
sebagai salah satu film spionase paling menyenangkan tahun ini. Setting asli yang dipilih Ritchie sangatlah
tepat. Dengannya, kita seolah dibawa rasa dejavu
kenapa kita menyukai film spionase. ‘The Man from U.N.C.L.E.’ juga mempunyai cast yang mentereng, ada Henry Cavill,
Armie Hammer dan Alicia Vikander (my fav).
Interaksi ketiganya turut memberi sumbangsih besar yang membawa nuansa segar ‘The
Man from U.N.C.L.E.’ Terlebih Napoleon Solo (Cavill) dan Illya Kuryakin (Hammer)
merupakan karakter yang bertolak belakang. Ada pula Gabriella Teller (Alicia Vikander)
yang manis. Lengkap lah sudah!
Skor:
4/5
Ich
Seh Ich Seh / Goodnight Mommy (2014) (02/11/15)
Short
review:
Film
horor Austria ini begitu ramai dibicarakan dan disebut-sebut sebagai salah satu
yang terseram tahun ini. ‘Ich Seh Ich Seh’ sesungguhnya tidak memunculkan satu
sosok makhluk astral pun untuk menciptakan suasana horor. Bahkan sepanjang 70 %
durasinya tidak ada kengerian yang nyata untuk membuat saya begidik. Suasananya
begitu tenang. Namun memunculkan aura misterius yang kental bersama sesuatu
yang “tidak beres” antara si ibu dan dua orang anaknya. Ketegangan dengan rasa
horor yang kentara memang baru muncul disisa durasinya. Tapi pabila ditelaah
lagi, rasa horor itu sendiri sudah dibangun sejak awal lewat atmosfer-nya yang creepy, dingin dan misterius itu. Twist
yang dihadirkan disini memang bukan sesuatu yang sulit ditebak. Tapi tidak
lantas menjadikannya sebuah kekurangan untuk film yang juga didaftarkan pada
ajang Oscar ini.
Skor:
3,75/5
Seventh
Son (2014) (03/11/15)
Short
review:
Salah
satu film terburuk tahun ini. Entahlah tak ada satupun aspek film yang
benar-benar menarik disini. Setidaknya, ‘Fantastic Four’-nya Josh Trank yang
juga dianggap film gagal masih bisa saya menikmati. Berbeda dengan ‘Seventh
Son’ yang dilihat dari berbagai sisipun benar-benar tak menarik sama sekali.
Membosankan. Durasinya benar-benar terasa sangat melelahkan. Jikalau ada satu
hal yang saya nikmati dan menjadi nilai plus buat ‘Seventh Son’ adalah
kehadiran Alicia Vikander. Itupun bukan karena penampilannya. Melainkan karena
sosoknya yang manis. Sebuah alasan kenapa saya mau nonton film ini.
Skor:
1,75/5
Ant-Man
(2015) (07/11/15)
Short
review:
‘Ant-Man’
seperti ajang perjudian berikutnya dari Marvel. Namun Marvel yang sekarang
adalah Marvel yang sudah punya nama. Dengan kata lain, meski karakter yang akan
dibuatkan filmnya terkesan asing tapi nama Marvel sendiri sudah menjadi jaminan
bahwa filmnya akan berhasil. Setidaknya menghibur. Begitu pula yang terjadi
pada ‘Ant-Man’. Bagian menarik dari ‘Ant-Man’ adalah eksplorasi dunia
mikroskopis yang jarang kita temukan dalam film superhero. ‘Ant-Man’ seperti sebuah antitesis dari kebanyakan film superhero yang selalu membawa arena
pertarungan pada set yang megah, tempat
terbuka, tengah kota sampai luar angkasa. Lain dengan ‘Ant-Man’, kamar tidur anak
kecil pun bisa jadi arena pertarungan yang seru. Namun secara keseluruhan,
formula ‘Ant-Man’ masih sama dengan film-film Marvel lainnya. Bukannya apa, ada
sedikit kekhawatiran jika formula yang sama ini dipakai terus-terusan, film-film
Marvel dimasa depan akan berpotensi membosankan.
Skor:
3,5/5
American
Ultra (2015) (10/11/15)
Short
review:
Apapun
filmnya, jika ada ada nama Kristen Stewart disana sudah pasti akan saya tonton.
Termasuk ‘American Ultra’ yang menandai duet kedua kalinya K-Stew dengan sang
Lex Luthor baru, Jesse Eisenberg, setelah sebelumnya mereka bermain bersama di ‘Adventureland’.
Beruntung saya masih bisa merasakan chemistry
yang kuat antara Stewart dan Eisenberg disini. Namun jika melihat plot ‘American
Ultra’ secara keseluruhan, terdapat berbagai kekurangan yang terasa sangat
mengganjal. Kritik orang-orang yang sempat dialamatkan pada Nima Nourizadeh
selaku sutradara film ini pun sepertinya tidak salah tempat. Karena memang ada
rasa seperti itu setelah menontonnya. Namun apabila mengesampingkan hal-hal
mengganjal di film ini, ‘American Ultra’ sendiri sudah cukup untuk menjadi penghibur.
Skor:
3/5
0 comments
Post a Comment