Monday, November 12, 2012

Cerita dalam album Jason Mraz ‘Love Is A Four Letter Word’


Sejujurnya tulisan ini bukanlah dimaksudkan untuk me-review albumnya Jason Mraz, lagian album ini kan udah rilis beberapa bulan lalu (udah lama juga sih), jadi intinya ini hanyalah sekedar cerita tentang albumnya Mraz.
Akhir-akhir ini setelah keseringan bangun malam hari (gak penting ya buat ngapain) seperti kebiasaan saya selama ini, musik itu selalu menjadi bagian dari hidup saya. Makanya gak aneh kalo musik (apapun itu) selalu menemani saya setiap waktu, termasuk malam hari. Dan pas malam kapan gitu ya, gak sengaja album ‘Love Is A Four Letter Word’ ke-play penuh. Dan ternyata ada rasa yang beda dari album ini. What’s that feeling?
Emang sih kalau dibandingkan pendahulunya ‘We Sing, We Dance, We Steal Things’, ‘Love Is A Four Letter Word’ memang terasa lebih ringan dan simple. Tapi justru disitulah kekuatannya. Lagu-lagu Mraz di album ini emang asyik kalo didengarkan tengah malam saat orang lain tertidur sementara kita masih terjaga. Ya sekedar buat nemeninin begadang ngerjain sesuatu ato sekedar ngelamun gara-gara gak bisa tidur. Album ini bisa jadi pilihan untuk itu, walaupun ada beberapa tracknya yang cukup mellow tapi dijamin deh gak akan bikin kalian galau apalagi kalo liriknya kalian perhatiin bener-bener. Dalem banget, sumpah! Gak percaya? Tengok aja single pertamanya ‘I Won't Give Up’.


Kalo diterjemahin pasti udah tau judul lagu ini artinya apa. Makanya jangan bilang kalo lagu ini lagu galau. ‘I Won't Give Up’ emang salah satu alasan kenapa album ini cukup berbeda. Arransemen berkesan minimalis dengan petikan gitar lembut dan terdengar sangat melankolik membuat siapapun akan tersentuh mendengarnya. Apalagi dengan vokal Mraz yang berkarakter dan sangant emosionil. It’s really cool! Hal yang sama juga sebenarnya bisa kita temukan di track seperti ‘93 Million Miles’ (my favorite song), ‘Who’s Thinking About You Now,’ ‘In Your Hands’ atau ‘Be Honest’ yang berduet dengan Inara George. Walau lagunya agak mellow, ciri khas Mraz yang kita kenal dengan aura jazz-nya masih bisa kita rasakan dibeberapa track tersebut meski kadarnya tidak begitu besar. Oh ya, sekedar cerita tentang ‘93 Million Miles’, lagu ini emang menjadi favorit saya, musiknya yang tenang dan damai menghangatkan hati para pendengarnya, termasuk saya. Liriknyapun sangat beracun, sarat makna dan menyentuh. Bercerita tentang pesan orang tua pada anaknya yang akan pergi meninggalkannya. Intinya sejauh apapun kita pergi, kita tak akan pernah merasa sendirian dan selalu ada alasan untuk kita bisa kembali. Cocok banget buat orang yang lagi merantau.
Kalo misalkan agak bosan dengan lagu-lagu yang cenderung mellow, jangan khawatir koq karena album ini masih menyisakan bagian dari diri Mraz yang lain. ‘Living In The Moment’ akan mengingatkan kita pada lagu kebesaran Mraz ‘I’m Yours’. ‘The Freedom Song’ hadir dengan sentuhan reggae yang menambah semarak album ini. ‘5/6’ begitu mengesankan dengan nuansa jazz yang kental. Sementara ‘Frank D. Fixer’ sebuah dedikasi Mraz untuk kakeknya mengusung nuansa country (agak inget sama John Mayer sih sebenarnya kalo denger lagu ini), plus permainan harmonika di ending lagu membuat lagu ini terkesan begitu meriah. Dan kalau ingin suasana yang agak-agak romantis penuh cinta, jangan lewatkan track seperti ‘The Woman I Love’ atau ‘Everything Is Sound’ yang bercerita tentang betapa indahnya dunia ketika ada cinta dalam kehidupan kita.
Petualangan malam inipun ditutup oleh track ringan berjudul ‘The World As I See It’. Sebuah lagu pop mid tempo dengan sound piano lembut diawal lagu yang dilanjut instrumen-instrumen lain yang saling bersahutan. Tapi ternyata ‘The World As I See It’ bukanlah penutupan yang sesungguhnya karena masih ada hidden track berjudul ‘I’m Coming Cover’ dengan nuansa akustik yang begitu mendominasi lagu. Terdengar sangat manis dan mempesona, sangat cocok untuk sebuah penutupan yang merangkum keseluruhan isi album. Good job!

4 comments

Unknown March 25, 2013 at 7:53 PM Reply said... Reply

Jason Mraz is a genius man! he knows how to sum up his feelings, put it into words, turn it into music and then share them to people like me. thanks for your story :)

Anonim March 30, 2013 at 8:24 PM Reply said... Reply

@Safira Hasnaerdy:
yes, it's true and i agree with you
thanks for your comment!

Ciput Mardianto July 19, 2014 at 1:57 PM Reply said... Reply

Living at the moment sampai jadi ring back tone. The world as i see it bagus. Frank d fixer penuh semangat. Keseluruhan album ini sangat direkomendasikan

Anonim July 20, 2014 at 1:09 PM Reply said... Reply

@Ciput Mardianto:setuju