Sejujurnya
tulisan ini bukanlah dimaksudkan untuk me-review
albumnya Jason Mraz, lagian album ini kan udah rilis beberapa bulan lalu (udah lama juga sih), jadi intinya ini
hanyalah sekedar cerita tentang albumnya Mraz.
Akhir-akhir
ini setelah keseringan bangun malam hari (gak
penting ya buat ngapain) seperti kebiasaan saya selama ini, musik itu
selalu menjadi bagian dari hidup saya. Makanya gak aneh kalo musik (apapun itu) selalu menemani saya setiap
waktu, termasuk malam hari. Dan pas malam kapan gitu ya, gak sengaja album
‘Love Is A Four Letter Word’ ke-play
penuh. Dan ternyata ada rasa yang beda dari album ini. What’s that feeling?
Emang
sih kalau dibandingkan pendahulunya ‘We Sing, We Dance, We Steal Things’, ‘Love
Is A Four Letter Word’ memang terasa lebih ringan dan simple. Tapi justru disitulah kekuatannya. Lagu-lagu Mraz di album
ini emang asyik kalo didengarkan tengah malam saat orang lain tertidur
sementara kita masih terjaga. Ya sekedar buat nemeninin begadang ngerjain
sesuatu ato sekedar ngelamun gara-gara gak bisa tidur. Album ini bisa jadi
pilihan untuk itu, walaupun ada beberapa tracknya yang cukup mellow tapi dijamin deh gak akan bikin
kalian galau apalagi kalo liriknya kalian perhatiin bener-bener. Dalem banget,
sumpah! Gak percaya? Tengok aja single pertamanya ‘I Won't Give Up’.
Kalo
diterjemahin pasti udah tau judul lagu ini artinya apa. Makanya jangan bilang
kalo lagu ini lagu galau. ‘I Won't Give Up’ emang salah satu alasan kenapa
album ini cukup berbeda. Arransemen berkesan minimalis dengan petikan gitar lembut
dan terdengar sangat melankolik membuat siapapun akan tersentuh mendengarnya.
Apalagi dengan vokal Mraz yang berkarakter dan sangant emosionil. It’s really cool! Hal yang sama juga sebenarnya
bisa kita temukan di track seperti ‘93 Million Miles’ (my favorite song), ‘Who’s Thinking About You Now,’ ‘In Your Hands’
atau ‘Be Honest’ yang berduet dengan Inara George. Walau lagunya agak mellow,
ciri khas Mraz yang kita kenal dengan aura jazz-nya masih bisa kita rasakan dibeberapa
track tersebut meski kadarnya tidak begitu besar. Oh ya, sekedar cerita tentang
‘93 Million Miles’, lagu ini emang menjadi favorit saya, musiknya yang tenang
dan damai menghangatkan hati para pendengarnya, termasuk saya. Liriknyapun sangat
beracun, sarat makna dan menyentuh. Bercerita tentang pesan orang tua pada
anaknya yang akan pergi meninggalkannya. Intinya sejauh apapun kita pergi, kita
tak akan pernah merasa sendirian dan selalu ada alasan untuk kita bisa kembali.
Cocok banget buat orang yang lagi merantau.
Kalo
misalkan agak bosan dengan lagu-lagu yang cenderung mellow, jangan khawatir koq
karena album ini masih menyisakan bagian dari diri Mraz yang lain. ‘Living In
The Moment’ akan mengingatkan kita pada lagu kebesaran Mraz ‘I’m Yours’. ‘The
Freedom Song’ hadir dengan sentuhan reggae yang menambah semarak album ini. ‘5/6’
begitu mengesankan dengan nuansa jazz yang kental. Sementara ‘Frank D. Fixer’
sebuah dedikasi Mraz untuk kakeknya mengusung nuansa country (agak inget sama John Mayer sih sebenarnya
kalo denger lagu ini), plus permainan harmonika di ending lagu membuat lagu
ini terkesan begitu meriah. Dan kalau ingin suasana yang agak-agak romantis
penuh cinta, jangan lewatkan track seperti ‘The Woman I Love’ atau ‘Everything
Is Sound’ yang bercerita tentang betapa indahnya dunia ketika ada cinta dalam
kehidupan kita.
Petualangan
malam inipun ditutup oleh track ringan berjudul ‘The World As I See It’. Sebuah
lagu pop mid tempo dengan sound piano lembut diawal lagu yang dilanjut
instrumen-instrumen lain yang saling bersahutan. Tapi ternyata ‘The World As
I See It’ bukanlah penutupan yang sesungguhnya karena masih ada hidden track
berjudul ‘I’m Coming Cover’ dengan nuansa akustik yang begitu mendominasi lagu.
Terdengar sangat manis dan mempesona, sangat cocok untuk sebuah penutupan yang
merangkum keseluruhan isi album. Good
job!
4 comments
Jason Mraz is a genius man! he knows how to sum up his feelings, put it into words, turn it into music and then share them to people like me. thanks for your story :)
@Safira Hasnaerdy:
yes, it's true and i agree with you
thanks for your comment!
Living at the moment sampai jadi ring back tone. The world as i see it bagus. Frank d fixer penuh semangat. Keseluruhan album ini sangat direkomendasikan
@Ciput Mardianto:setuju
Post a Comment