Tuesday, November 6, 2012

Yang Terberat di Dunia Ini (1): Janji


“Yang paling berat didunia, saat memegang sebuah janji”. Itulah sebuah penggalan lirik dari grup band Gigi dalam lagunya ‘Yang Tak Terpikirkan I’. Kalau diperhatikan, penggalan lirik tersebut memang ada benarnya. Tapi mengapa janji itu disebut hal yang paling berat?
Janji bukanlah kata yang asing. Semua orang pasti pernah mengikrarkannya. Hanya saja tidak semua orang yang benar-benar melakukan dan menepatinya. Memegang janji memang terlihat seperti sepele, terlepas bahwa kita berjanji untuk siapa, hal kecil atau besar, penting atau tidak, tertulis atau tidak, disaksikan atau tidak tetaplah bahwa berjanji itu adalah hal yang agung dan krusial. Maka kita harus menepati apa yang telah kita ucapkan dalam perjanjian tersebut baik itu untuk diri sendiri ataupun orang lain.
Menepati janji sebenarnya mudah kalau kita benar-benar memegang komitmen perjanjian tersebut. Hanya saja terkadang ada hal yang membuat kita mengingkari janji tersebut baik sengaja atau tidak. Tapi yang lebih parah adalah ketika kita mengingkari janji yang sudah diikrarkan pertama kali hanya untuk menepati janji kedua yang diikrarkan setelahnya, hanya karena janji kedua dirasa lebih menguntungkan daripada janji pertama. Dan itulah sering terjadi dalam kehidupan kita.
Kadang kita dibuat bingung dengan dua janji yang kita ikrarkan. Bingung harus menepati janji yang mana karena dirasa keduanya penting. Pada kenyataannya, banyak orang yang menepati janji keduanya karena sepintas janji kedua itu selalu terlihat lebih baik daripada janji pertama. Sehingga banyak orang yang mengingkari janji pertama untuk janji keduanya.
Terkadang hidup memang berbentuk pilihan. Tugas kita adalah menentukan pilihan yang tepat dengan segala resiko yang ada. Tapi untuk hal ini yaitu janji, janji pertamalah yang harus diprioritaskan. Kenapa? Karena itu merupakan komitmen kita pada diri sendiri maupun orang lain. Walaupun janji pertama terlihat sepele atau berat dan tidak menguntungkan dibandingkan janji kedua. Tapi ternyata janji pertama tersebut menyimpan misteri yang nanti akan terpecahkan sendiri jawabannya. Itulah kenapa janji pertama selalu terlihat lebih abstrak, cenderung sepele dan menyulitkan, berbeda dengan janji kedua yang terlihat lebih konkrit dan terkesan penting bahkan cenderung menyenangkan.
Pada intinya, pilihan itu tetap berada ditangan setiap orang. Ia boleh menepati janji manapun yang akan tepati. Walaupun kecendrungan orang memilih janji kedua, tapi misteri dalam janji pertama itulah yang tanpa kita duga justru akan merubah hidup kita jauh lebih baik dari sebelumnya saat kita menepatinya. Believe it or not! 

0 comments