“Yang
paling berat didunia, saat memegang sebuah janji”. Itulah sebuah penggalan
lirik dari grup band Gigi dalam lagunya ‘Yang Tak Terpikirkan I’. Kalau
diperhatikan, penggalan lirik tersebut memang ada benarnya. Tapi mengapa janji
itu disebut hal yang paling berat?
Janji
bukanlah kata yang asing. Semua orang pasti pernah mengikrarkannya. Hanya saja
tidak semua orang yang benar-benar melakukan dan menepatinya. Memegang janji
memang terlihat seperti sepele, terlepas bahwa kita berjanji untuk siapa, hal
kecil atau besar, penting atau tidak, tertulis atau tidak, disaksikan atau
tidak tetaplah bahwa berjanji itu adalah hal yang agung dan krusial. Maka kita
harus menepati apa yang telah kita ucapkan dalam perjanjian tersebut baik itu
untuk diri sendiri ataupun orang lain.
Menepati
janji sebenarnya mudah kalau kita benar-benar memegang komitmen perjanjian
tersebut. Hanya saja terkadang ada hal yang membuat kita mengingkari janji
tersebut baik sengaja atau tidak. Tapi yang lebih parah adalah ketika kita
mengingkari janji yang sudah diikrarkan pertama kali hanya untuk menepati janji
kedua yang diikrarkan setelahnya, hanya karena janji kedua dirasa lebih
menguntungkan daripada janji pertama. Dan itulah sering terjadi dalam kehidupan
kita.
Kadang
kita dibuat bingung dengan dua janji yang kita ikrarkan. Bingung harus menepati
janji yang mana karena dirasa keduanya penting. Pada kenyataannya, banyak orang
yang menepati janji keduanya karena sepintas janji kedua itu selalu terlihat lebih
baik daripada janji pertama. Sehingga banyak orang yang mengingkari janji
pertama untuk janji keduanya.
Terkadang
hidup memang berbentuk pilihan. Tugas kita adalah menentukan pilihan yang tepat
dengan segala resiko yang ada. Tapi untuk hal ini yaitu janji, janji pertamalah
yang harus diprioritaskan. Kenapa? Karena itu merupakan komitmen kita pada diri
sendiri maupun orang lain. Walaupun janji pertama terlihat sepele atau berat
dan tidak menguntungkan dibandingkan janji kedua. Tapi ternyata janji pertama
tersebut menyimpan misteri yang nanti akan terpecahkan sendiri jawabannya.
Itulah kenapa janji pertama selalu terlihat lebih abstrak, cenderung sepele dan
menyulitkan, berbeda dengan janji kedua yang terlihat lebih konkrit dan
terkesan penting bahkan cenderung menyenangkan.
Pada
intinya, pilihan itu tetap berada ditangan setiap orang. Ia boleh menepati
janji manapun yang akan tepati. Walaupun kecendrungan orang memilih janji
kedua, tapi misteri dalam janji pertama itulah yang tanpa kita duga justru akan
merubah hidup kita jauh lebih baik dari sebelumnya saat kita menepatinya. Believe it or not!
0 comments
Post a Comment