Friday, November 30, 2012

Puisi-Puisi Tentang (Cerpen: Aku, Kamu & Hujan)


Puisi 1

Aku bukan siapa-siapa
Aku bukan apa-apa
Hanya setitik debu yang tertiup angin
Terombang-ambing tak menentu
Dalam kebimbangan yang mendera
Tak tahu arah dan tujuan
Mau kemanakah aku ini?
Ke lautkah?
Ke hutankah?
Aku tak tahu
Ikuti saja kemana angin berhembus
Dan kemana air akan mengalir
Yang mungkin akan membawa diri ini
Ke tempat dimana aku harus berhenti
Menapaki jejak langkah yang tak pasti
Tuk temukan secercah harapan
Yang terus menghantuiku
Dan menjadi misteri dalam hidupku
Kalau hal itu benar adanya
Tunjukkan aku jalannya
Lalu biarkan aku mengartikannya



Puisi 2

Seperti inilah aku
Hampa dan tak berarti
Berjalan di hamparan pasir yang tandus
Kering dan gersang
Tertinggal dan terlupakan
Mencoba berhenti
Aku kehilangan arah
Mencoba berlari
Ragaku sudah lelah
Mencoba kembali
Aku tersesat
Seperti itulah aku
Sampai kau hadir
Dan merubah segalanya
Kau datang disaat aku mulai menyerah
Laksana air penyejuk
Ditengah dahaga yang tak bertepi
Kaulah cahaya terang
Saat aku tersesat ditengah ruang gelap
Yang terus mencoba membunuhku
Dan dari matamulah aku melihat secercah harapan
Yang telah lama sirna dari kehidupanku
Hingga kuraih tanganmu
Dan kucoba berdiri dengan sisa kekuatanku
Kaupun tersenyum dan membisikkan kata
Seakan menghapus semua yang terjadi padaku
Hingga aku merasa seperti hidup kembali



Puisi 3

Terima kasih untuk engkau
Mahakarya Tuhan yang tak bisa aku lukiskan keindahannya
Indah yang lebih dari hanya sekedar indah
Terima kasih untuk engkau
Yang melengkapi separuh jiwaku yang mati
Hingga aku mengerti apa itu sempurna
Akulah pengagummu
Yang selalu menanti kehadiranmu
Mengisi sisa-sisa detik hidup
Dalam setiap hembusan nafas yang kuhela
Engkaulah arti kesempurnaan
Yang menyempurnakan seluruh hidup
Dan menjadi bagian hidupku
Kar’na aku bukan lagi aku
Tanpa kamu menyempurnakanku



Puisi 4

Kehadiranmu adalah anugerah bagiku
Senyummu adalah pelipur lara bagiku
Tawamu adalah pengusir kesepianku
Tangismu adalah kepedihan bagiku
Dukamu adalah luka bagiku
Kamu adalah harapan
Kenapa duniaku ada
Kamu adalah alasan
Kenapa duniaku indah
Kamu adalah jawaban
Kenapa duniaku berharga
Aku terlanjur membutuhkanmu
Sejak kamu ada
Dunia tak lagi seperti apa yang aku rasa
Dunia menjadi seperti apa yang aku impikan
Detik-detik menjadi sebuah keajaiban
Yang Tuhan titipkan dengan kebahagiaan
Saat kita melaluinya bersama



Puisi 5

Semua kini hilang
Sirna, musnah tanpa bekas
Saat langkahku mulai terhenti
Saat aku lelah mencari
Saat aku mulai temukan arah
Didalam hatimu
Tapi apa yang terjadi
Dimanakah dirimu berada
Kemanakah kau pergi
Aku kehilanganmu
Sungguh kehilanganmu
Dimanakah terang
Yang pernah kita rangkai bersama
Dimanakah tenang
Yang pernah kita ukir berdua
Hujan turunlah
Turunlah dari tempatmu yang tinggi
Sentuhlah jiwaku
Hempaskanlah tubuhku
Dan biarkan aku hilang
Bersama butir-butir tetesmu
Agar aku bisa menatapnya
Walau hanya sekejap
Untuk memastikan keberadaannya
Agar aku tahu yang sesungguhnya



Puisi 6

Malam...
Lirih suara hati ini
Sepi ditelan pekat
Dalam kesendirian ini
Izinkan aku memelukmu
Bersandar dalam kehangatanmu
Selimuti hatiku yang sepi
Singgahi pikiranku yang rapuh
Bawa aku terbang dan melayang
Bersama bintang yang melukiskan wajahnya
Bersama bulan yang melingkarkan senyumnya
Bersama angin yang menghembuskan namanya
Biarkan aku larut dalam dekapmu
Biarkan aku hanyut dalam pelukmu
Mengingat semua cerita tentangnya
Mengulang sisa-sisa waktu bersamanya
Walau kini aku dengannya berbeda dan berjauhan
Tapi dalam dimensi lain dari dunia ini
Aku sedang bersamanya sekarang
Berjalan mengitari waktu
Menembus lapisan langit
Melewati jangkauan angan dan khayal
Menari bersama terang
Dalam bayang keindahan
Dan pagi...
Jangan kau mendekat
Sebelum aku benar-benar terjaga
Terbangun dari semua ini



Puisi 7

Aku tak perlu menyesalinya lagi
Garis hidup yang telah Tuhan goreskan
Untuk kita makhluk-Nya
Tapi jika aku boleh meminta
Izinkan aku memohon
Semoga Tuhan selalu menjagamu
Karena tak sanggup lagi tangan ini
Menggenggam perihnya hidupmu
Karena tak mampu lagi raga ini
Mendekap pedihnya duniamu
Karena aku terlalu jauh untukmu
Dan takkan mungkin aku bisa menggapaimu
Kau adalah seberkas kisah yang terukir dalam pikiranku
Dirimu akan selalu jadi hal terindah dalam mataku
Saat ini mungkin hanya engkau yang tahu
Mengapa aku masih sendiri seperti ini
Karena tak pernah berharap akan ada penggantimu
Hanya semoga ada dirimu dalam wujud yang lain
Walau aku tahu itu tak mungkin





2 comments

Unknown May 16, 2014 at 3:04 AM Reply said... Reply

puisinya bagus2 bos, trimkas

Anonim June 1, 2014 at 4:36 AM Reply said... Reply
This comment has been removed by the author.