Friday, February 8, 2013

Kutukan Film Forrest Gump

          "Life is like a box of chocolates. You never know what you’re gonna get" 
- Forrest Gump -
Kalimat diatas adalah alasan kenapa saya sangat ingin nonton film ‘Forrest Gump’. Kalimat itu emang bagus kedengarannya, siapapun pasti suka, begitupun saya. Sampai saya bela-belain nyari tuh film agar bisa nonton kayak apa sih ‘Forrest Gump’ itu.
Pada akhirnya saya bisa punya file film tersebut. Dan malam kira-kira pukul 8 atau 9, sayapun menontonnya. Awalnya semua berjalan normal-normal aja, gak ada tanda-tanda akan ada hal buruk terjadi. Tiba-tiba pada pertengahan film, saya ketiduran. Dan dari sanalah semua bermulai. Gara-gara film tersebut gak selesai ditonton, film tersebut jadi punya dendam sendiri sama saya (emang ada film dendaman?)
Pas saya tidur, gak tau atas dasar apa film itu mulai menghantui saya, masuk kedalam mimpi dan memberi doktrin-doktrin gila dalam otak saya. Dia masuk dalam pikiran alam bawah sadar laksana sebuah ilmu filsafat yang bikin kepala pusing bukan kepalang. Pikiran saya dibawa melayang memikirkan tuh film yang gak tahu kenapa menjadi sangat berat. Film itu jadi sangat filosofis dan setiap apa yang ada dalam film itu, adegan, dialog, cerita bahkan tempatnyapun menjadi penuh akan hal-hal filosofis yang berat banget buat dipikirkan. Nalar saya gak mampu menjangkaunya, semua itu terlalu berat. Dan hasilnya?
Saya terbangun sejenak, tubuh saya mengalami demam tinggi, suhunya panas banget. Kayaknya kalo telor ditaruh ditubuh saya, bisa-bisa matang tuh telor (saking panasnya). Badan saya lemes. Kepala saya pusing, berat banget. Kayaknya berat kepala saya udah meningkat beratus-ratus kilo dari normalnya. Jalanpun jadi miring kayak di iklan minuman itu. Semuanya terjadi secara tiba-tiba, mendadak tanpa pesan sebelumnya. Padahal istilahnya kalo mau sakit pasti ada tanda-tandanya. Nah siangnya hidup saya normal-normal aja, semuanya baik dan gak ada tanda kalo saya bakalan seperti itu. Apa emang bener nih gara-gara film ‘Forrest Gump’ itu? Saya tak tahu.
Malam itu menjadi malam yang berat buat saya sampai tiba pagi hari saya masih terkulai lemah tak berdaya. Saya gak mampu berbuat apa-apa. Padahal saya sudah merencanakan sesuatu untuk waktu satu minggu ke depan. Dan semua rencana yang sudah tersusun dengan rapi dan sistematis itu sirna dalam sekejap. Tubuh saya mengadakan rapat dadakan tentang apa yang terjadi dan hasilnya telah diputuskan secara musyawarah dan mufakat bahwa saya sakit. Fix gak bisa ditawar lagi.
Mengetahui bahwa saya sakit, saya memutuskan untuk pulang ke rumah. Dan atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa dan dengan didorong oleh keinginan luhur, maka telah sampailah saya pada rumah saya yang tercinta. Disanapun saya hanya bisa terkulai lemah. Demam tinggi dengan bintik-bintik merah dibeberapa bagian tubuh dan dari area kaki ke atas semua mendadak menjadi gatal. Lidah saya menjadi kehilangan rasa, semua mendadak terasa pahit. Pokoknya gak enak banget. Sialnya, saya gak bisa memeriksakan diri ke dokter manapun karena hari itu akhir pekan. Akhirnya saya hanya bisa diam meratapi semua yang terjadi dan menunggu keajaiban akan terjadi. Untung masih ada laptop ama speaker ‘kreatif’ yang selalu setia menemani sehingga kadang saya bisa sedikit melupakan apa yang sedang terjadi.
Dalam masa itu, terjadi hal yang selalu memberatkan kepala saya terutama pas tidur. Dalam tidur, saya selalu dihinggapi hal-hal yang berat sekali untuk dipikirkan. Semua yang ada disekitar saya menjadi area berfilsafat yang mau tak mau harus saya pikirkan dan tentu saja saya gak sanggup memikirkan hal yang gak tahu dari mana datangnya dan kenapa juga saya pikirkan. Tapi yang pasti semua itu membuat kepala saya makin pusing dan berat.
Sakit itu emang gak ada yang enak. Mau itu ringan yang cuma sekedar flu atau pilek doang, tetep aja gak enak. Apalagi kalau itu sakit berat, sangat gak enak. Sehat itu emang nikmat dan sangat berharga. Ya, kadang kita suka lupa bersyukur pas kita lagi sehat dan gak menjaga kesehatan yang telah dianugerahkan Tuhan itu. Baru udah sakit aja, kita ngerasa kalau sehat itu segalanya.
Tapi dari perisitiwa yang saya alami ini, saya mengamini kata-kata Forrest Gump yang terkenal itu. Life is like a box of chocolates. You never know what you’re gonna get. Kayaknya ada benernya juga. Hidup itu emang misterius, banyak hal-hal terduga yang tak pernah terpikir sebelumnya. Kita gak pernah tahu apa yang akan terjadi dalam hidup kita ke depan. Kita gak pernah tahu apa yang akan kita dapatkan dalam hidup kita nanti. Kita hanya bisa berencana tetapi tetap Tuhan jualah yang menentukan segalanya. Dan satu hal lagi bahwa apapun yang terjadi, hidup harus tetap berlanjut dan berjalan terus. 

0 comments