Wednesday, February 27, 2013

Sepatah Kata #2


Di bulan Februari ini, gak tahu kenapa ide buat bikin tulisan disini jadi agak seret. Bingung mau bikin apa buat blog ini. Hasratnya pun udah berkurang. Mungkin itu yang bikin ide di kepala jadi kering. Ya, terkadang dalam hidup kita mengalami fase seperti ini. Fase dimana inspirasi, ide dan gagasan dalam diri kita izin pergi (pada batas waktu yang tidak ditentukan) dari imajinasi kita ini.
Dan, karena lagi bener-bener gak punya ide. Saya malah berpikir untuk mengutip ulang beberapa patah kata yang pernah diucapkan orang untuk saya posting disini. Ya, bisa dibilang semacam kata-kata bijak atau motivasi atau wisdom yang siapa tahu aja bisa menginspirasi siapapun yang membacanya.

“kita tidak pernah mengerti seberapa kecil kebutuhan kita akan sesuatu di dunia ini sampai kita tahu bagaimana rasanya kehilangan sesuatu itu”.
James Matthew Barrie (1860-1937), dermawan Skotlandia

“jika berlari, kamu mungkin saja kalah. Jika tidak berlari, kamu dijamin pasti kalah”.
Jesse Jackson, tokoh pejuang hak sipil Amerika Serikat

“tidak ada obat yang lebih mujarab dari harapan. Tak ada semangat yang menggebu dan obat yang ampuh seperti halnya harapan agar esok lebih baik”.
Orison Swett Marden (1850-1924), penulis  Amerika Serikat

“pertumbuhan diawali ketika kita mulai mengetahui kelemahan kita”.
Jean Vanier, filsuf  Kanada

“dalam berdoa lebih baik memiliki hati tanpa kata-kata daripada kata-kata tanpa hati”.
Mahatma Ghandi (1869-1948), filsuf  India

“kesabaran bukanlah kepasrahan, sebaliknya, kesabaran adalah tindakan aktif untuk mengumpulkan kekuatan”.
Edward G. Bulwer-Lytton (1803-1873), sastrawan Inggris

“kesempatan emas seringkali dilewatkan banyak orang karena selintas seperti hal yang biasa-biasa saja”.
Thomas Alva Edison (1847-1931), penemu  Amerika Serikat

“apa yang kita lihat sangat bergantung pada apa yang kita cari”.
John Lubbock (1834-1913), politikus dan ahli biologi  Inggris

“arti penting manusia bukan terletak pada apa yang dia peroleh, melainkan apa yang sangat ia rindukan untuk diraih”.
Kahlil Gibran (1883-1931), filsuf Amerika kelahiran Libanon

“di dunia ini tak pernah ada dua pendapat yang sama, demikian pula pada dua helai rambut atau dua butir biji padi, kualitas yang paling universal adalah keberagaman”.
Michael de Montaigne (1533-1592), filsuf dan penuli Perancis

“saya pesimistis karena kecerdasan, tapi optimistis karena keinginan”.
Antonio Gramsci (1891-1937), intelektual dan politikus Italia

“kebiasaan seseorang lebih meyakinkan daripada argumentasi yang ia kemukakan”.
George Santayana (1863-1925), filsuf Spanyol

“sejumlah godaan datang pada mereka yang tekun, tapi semua godaan pasti menyerang pada mereka yang bermalas-malasan”.
Charles H. Spurgeon (1834-1892), pendeta Inggris

“tak ada karya yang besar di dunia ini yang pernah dicapai tanpa kegairahan”.
Hebbel (1813-1863), dermawan dan pujangga Jerman

“kearifan seseorang tidak diperoleh, tapi diperoleh dari usaha keras semasa hidupnya”.
Albert Einstein (1879-1955), fisikawan Amerika kelahiran Jerman

“kita kalah karena mengatakan pada diri sendiri bahwa kita kalah”.
Leo Nikolaevich Tolstoy (1828-1910), filsuf dan novelis Rusia

“saya tidak tahu kunci kesuksesan, tetapi kunci kegagalan adalah berusaha menyenangkan semua orang”.
Bill Cosby, aktor dan pelawak Amerika Serikat

“jangan tanya tentang arti hidup, tertawalah itu sudah cukup”
Charlie Chaplin, (1899-1976) aktor


0 comments