SMP
Teikou memiliki klub basket terkuat yang sangat ditakuti seantero Jepang dan
telah menjuarai kejuaraan nasional 3 (tiga) tahun berturut-turut. SMP Teikou menjadi
begitu kuat karena memiliki 5 (lima) pemain paling berbakat yang dijuluki
“Kiseki no Sedai” (Generasi Keajaiban) yang hanya ditemukan 10 tahun sekali. Setelah
lulus SMP, mereka memilih jalan sendiri-sendiri di SMA berbeda. Disamping Kiseki
no Sedai, ternyata ada satu pemain yang tak tercatat, pemain keenam, seorang
bayangan, Kuroko Tetsuya. Dan ‘Kuroko no Basuke’ akan berfokus pada kisah
Kuroko dengan permainan basketnya yang khas bersama klub barunya di SMA, Seirin.
‘Kuroko
no Basuke’ merupakan seri anime yang diadaptasi dari manga berjudul sama karya
Tadatoshi Fujimaka keluaran tahun 2008. Seri animenya sudah menghabiskan 3
(tiga) musim yang berjumlah total 75+1 episode semenjak memulai musim
pertamanya pada 7 April 2012.
Merujuk
pada genre-nya yang ber-genre sport, premis ‘Kuroko no Basuke’ tentu tak akan jauh dari formula
klasik khas olahraga, kisah perjuangan from
zero to hero yang dibangun lewat latar “menang dramatis atau kalah
terhormat”. Dan pada akhirnya memang seperti itulah kenyataannya. Bahkan dari
jauh-jauh hari kita sendiri sudah bisa menebak hasil akhir atau ending-nya akan seperti apa. Namun
‘Kuroko no Basuke’ tetap menjadi sebuah anime yang menyenangkan untuk ditonton.
Bahkan semenjak episode pertamanya bergulir, kesan menyenangkan sudah sangat
terasa. Apa alasannya?
Dalam
beberapa kasus, terkadang hasil akhir bukanlah tujuan utama, tapi proses bisa
jadi segalanya. ‘Kuroko no Basuke’ membuktikan itu disini. Meski sudah bisa
menebak tentang apa yang akan terjadi pada hasil akhir setiap pertandingannya,
namun ‘Kuroko no Basuke’ berhasil mengemas prosesnya menjadi sebuah tontonan
yang menyenangkan (setidaknya buat saya). Setiap pertandingan basket yang
digelar berhasil menonjolkan keseruan yang sangat (meskipun sempat kedodoran juga). Berbagai moment pun berhasil menumpahkan perasaan emosi yang membuncah. Seolah-olah
kita benar-benar menyaksikan secara langsung setiap pertandingan yang ada. Ungkapan
lawan adalah kawan setelah pertandingan juga disinggung cukup kentara disini.
Mengenai
karakter, saya suka bagaimana Tadatoshi Fujimaka memilih karakter utama seperti
Kuroko. Ini seperti antitesis dari mayoritas karakter utama anime pada umumnya.
Karena karakter seperti Kagami yang ambisius dan tak mau mengalah sebenarnya
lebih umum dipakai dalam seri anime/manga. Sebagai contoh, Kurosaki Ichigo
‘Bleach’ atau Eren Jaeger ‘Attack on Titan’ punya karakteristik yang sama
dengan Kagami. Tapi Fujimaka memilih karakter yang sering terlupakan oleh
sekitarnya bahkan keberadaannya pun dianggap tidak ada seperti Kuroko. Ya, Kagami
memang punya peranan vital tapi kendali tetap ada pada Kuroko. Terlebih Kuroko
punya gaya dan visi bermain yang unik. Sebuah gaya yang jarang ditemukan dalam
permainan basket, dimana seorang pemain hanya punya kemampuan mengoper bola
saja. Fujimaka juga memakai konsep menarik untuk memberi penekanan pada
karakter utamanya lewat simbol cahaya dan bayangan. Sebuah tagline yang berbunyi, “semakin
terang cahaya, semakin gelap dan pekat bayangannya” seakan memberi gambaran
sepenuhnya tentang ‘Kuroko no Basuke’.
Berbeda
dengan ‘Slam Dunk’ yang memiliki kesan realistis yang cukup kental, ‘Kuroko no
Basuke’ justru lebih punya unsur fantasi dan berkesan imajinatif. Sama seperti
‘Captain Tsubasa’, ‘Kuroko no Basuke’ juga banyak menampilkan kekuatan dan
jurus-jurus basket yang mungkin terkesan tak logis didunia nyata. Namun dengan
beberapa penjelasan yang cukup gamblang dan meyakinkan, kekuatan dan
jurus-jurus yang ditampilkan para pemain tidak sampai terlalu menggernyitkan
dahi dan cukup bisa diterima logika. Masalahnya, terlalu realistis juga kadang
tidak seru. Jadi tak usah gusar bila para pemain sempat-sempatnya bicara
panjang lebar dan bola tiba-tiba bergerak melambat sebelum masuk ring.
Dramatisasi seperti ini (kadang) menjadi penting untuk menciptakan suasana yang
dramatis. Karena efeknya buat penonton juga.
Selain
menampilkan unsur drama dan ketegangan yang penuh emosi, ‘Kuroko no Basuke’
juga menampilkan unsur komedi yang cukup menghibur. Tidak banyak tapi beberapa
justru sangat efektif memancing tawa berkat penempatan dan timing yang tepat. Karena tidak banyaknya pula membuat unsur
komedinya berada dalam takaran yang pas dan tidak berlebihan. Ini bagus karena
unsur komedi yang terlalu banyak dengan formula yang sama kadang menjadi kurang
efektif untuk tampil lucu. Dan sebuah anime tanpa soundtrack pastinya kurang bertenaga. Beruntung ‘Kuroko no Basuke’
punya kumpulan lagu soundtrack yang
asyik. Baik lagu yang terdapat di opening
maupun ending, semuanya mampu membawa
mood yang pas untuk menemani
keseluruhan plot yang ada.
Berbekal
karakter-karakter menarik dan loveable,
ditambah formula klasik from zero to hero
khas olahraga yang tak kalah asyik, tidak sulit rasanya bagi ‘Kuroko no Basuke’
untuk meninggalkan kesan dibenak penontonnya. Ya, rasanya sudah lama sekali
tidak merasakan sensasi menonton anime sport
yang membuat merinding seperti ini. Dan saya menemukannya kembali di ‘Kuroko no
Basuke’.
Skor: 8/10
0 comments
Post a Comment