Friday, January 15, 2016

Anime Review: Kuroko no Basuke


SMP Teikou memiliki klub basket terkuat yang sangat ditakuti seantero Jepang dan telah menjuarai kejuaraan nasional 3 (tiga) tahun berturut-turut. SMP Teikou menjadi begitu kuat karena memiliki 5 (lima) pemain paling berbakat yang dijuluki “Kiseki no Sedai” (Generasi Keajaiban) yang hanya ditemukan 10 tahun sekali. Setelah lulus SMP, mereka memilih jalan sendiri-sendiri di SMA berbeda. Disamping Kiseki no Sedai, ternyata ada satu pemain yang tak tercatat, pemain keenam, seorang bayangan, Kuroko Tetsuya. Dan ‘Kuroko no Basuke’ akan berfokus pada kisah Kuroko dengan permainan basketnya yang khas bersama klub barunya di SMA, Seirin.
‘Kuroko no Basuke’ merupakan seri anime yang diadaptasi dari manga berjudul sama karya Tadatoshi Fujimaka keluaran tahun 2008. Seri animenya sudah menghabiskan 3 (tiga) musim yang berjumlah total 75+1 episode semenjak memulai musim pertamanya pada 7 April 2012.
Merujuk pada genre-nya yang ber-genre sport, premis ‘Kuroko no Basuke’ tentu tak akan jauh dari formula klasik khas olahraga, kisah perjuangan from zero to hero yang dibangun lewat latar “menang dramatis atau kalah terhormat”. Dan pada akhirnya memang seperti itulah kenyataannya. Bahkan dari jauh-jauh hari kita sendiri sudah bisa menebak hasil akhir atau ending-nya akan seperti apa. Namun ‘Kuroko no Basuke’ tetap menjadi sebuah anime yang menyenangkan untuk ditonton. Bahkan semenjak episode pertamanya bergulir, kesan menyenangkan sudah sangat terasa. Apa alasannya?
Dalam beberapa kasus, terkadang hasil akhir bukanlah tujuan utama, tapi proses bisa jadi segalanya. ‘Kuroko no Basuke’ membuktikan itu disini. Meski sudah bisa menebak tentang apa yang akan terjadi pada hasil akhir setiap pertandingannya, namun ‘Kuroko no Basuke’ berhasil mengemas prosesnya menjadi sebuah tontonan yang menyenangkan (setidaknya buat saya). Setiap pertandingan basket yang digelar berhasil menonjolkan keseruan yang sangat (meskipun sempat kedodoran juga). Berbagai moment pun berhasil menumpahkan perasaan emosi yang membuncah. Seolah-olah kita benar-benar menyaksikan secara langsung setiap pertandingan yang ada. Ungkapan lawan adalah kawan setelah pertandingan juga disinggung cukup kentara disini.
Mengenai karakter, saya suka bagaimana Tadatoshi Fujimaka memilih karakter utama seperti Kuroko. Ini seperti antitesis dari mayoritas karakter utama anime pada umumnya. Karena karakter seperti Kagami yang ambisius dan tak mau mengalah sebenarnya lebih umum dipakai dalam seri anime/manga. Sebagai contoh, Kurosaki Ichigo ‘Bleach’ atau Eren Jaeger ‘Attack on Titan’ punya karakteristik yang sama dengan Kagami. Tapi Fujimaka memilih karakter yang sering terlupakan oleh sekitarnya bahkan keberadaannya pun dianggap tidak ada seperti Kuroko. Ya, Kagami memang punya peranan vital tapi kendali tetap ada pada Kuroko. Terlebih Kuroko punya gaya dan visi bermain yang unik. Sebuah gaya yang jarang ditemukan dalam permainan basket, dimana seorang pemain hanya punya kemampuan mengoper bola saja. Fujimaka juga memakai konsep menarik untuk memberi penekanan pada karakter utamanya lewat simbol cahaya dan bayangan. Sebuah tagline yang berbunyi, “semakin terang cahaya, semakin gelap dan pekat bayangannya” seakan memberi gambaran sepenuhnya tentang ‘Kuroko no Basuke’.
Berbeda dengan ‘Slam Dunk’ yang memiliki kesan realistis yang cukup kental, ‘Kuroko no Basuke’ justru lebih punya unsur fantasi dan berkesan imajinatif. Sama seperti ‘Captain Tsubasa’, ‘Kuroko no Basuke’ juga banyak menampilkan kekuatan dan jurus-jurus basket yang mungkin terkesan tak logis didunia nyata. Namun dengan beberapa penjelasan yang cukup gamblang dan meyakinkan, kekuatan dan jurus-jurus yang ditampilkan para pemain tidak sampai terlalu menggernyitkan dahi dan cukup bisa diterima logika. Masalahnya, terlalu realistis juga kadang tidak seru. Jadi tak usah gusar bila para pemain sempat-sempatnya bicara panjang lebar dan bola tiba-tiba bergerak melambat sebelum masuk ring. Dramatisasi seperti ini (kadang) menjadi penting untuk menciptakan suasana yang dramatis. Karena efeknya buat penonton juga.
Selain menampilkan unsur drama dan ketegangan yang penuh emosi, ‘Kuroko no Basuke’ juga menampilkan unsur komedi yang cukup menghibur. Tidak banyak tapi beberapa justru sangat efektif memancing tawa berkat penempatan dan timing yang tepat. Karena tidak banyaknya pula membuat unsur komedinya berada dalam takaran yang pas dan tidak berlebihan. Ini bagus karena unsur komedi yang terlalu banyak dengan formula yang sama kadang menjadi kurang efektif untuk tampil lucu. Dan sebuah anime tanpa soundtrack pastinya kurang bertenaga. Beruntung ‘Kuroko no Basuke’ punya kumpulan lagu soundtrack yang asyik. Baik lagu yang terdapat di opening maupun ending, semuanya mampu membawa mood yang pas untuk menemani keseluruhan plot yang ada.
Berbekal karakter-karakter menarik dan loveable, ditambah formula klasik from zero to hero khas olahraga yang tak kalah asyik, tidak sulit rasanya bagi ‘Kuroko no Basuke’ untuk meninggalkan kesan dibenak penontonnya. Ya, rasanya sudah lama sekali tidak merasakan sensasi menonton anime sport yang membuat merinding seperti ini. Dan saya menemukannya kembali di ‘Kuroko no Basuke’.
Skor: 8/10

0 comments