Selang
sebulan setelah tahun baru 2016 dimulai, masih cukup awal, tapi masih banyak
hal yang akan terjadi di bulan-bulan ke depan. Menjelang akhir bulan, ‘Catatan
Nonton’ pun kembali hadir menutup episode akhir bulan Januari ini. Dalam edisi
ke-25 ini hanya empat 4 (empat) judul yang masuk ‘Catatan Nonton’. Terbilang
sedikit, tapi setidaknya masih ada film yang sempat saya tonton dan diberi short review dalam sebulan ini. Movie of the month kali ini jatuh pada
pemenang Golden Globe Awards 2016, ‘The Revenant’ karya Alejandro Gonzalez
Inarritu. Dan berikut daftar film yang masuk edisi Catatan Nonton bulan Januari
2016. Check it out!
Gambar dari sini.
Everest
(2015) (01/01/16)
Short
review:
‘Everest’
adalah contoh bahwa pekerjaan menaklukan alam itu bukanlah yang mudah. ‘Everest’
berhasil memvisualkan keganasan alam yang indah pula menyimpan kengerian. Bisa
dibilang, Baltasar Kormakur berhasil mereka ulang kejadian naas pendakian
puncak Everest pada tahun 1996 silam dengan setia pada sumbernya. Namun ada
satu hal yang kurang dari ‘Everest’, yaitu emosi. Mungkin Baltasar Kormakur
bermaksud membuat acara pendakian puncak tertinggi dunia bersama tragedinya ini
terlihat lebih realistis dibenak penonton. Namun karena itu pula, ‘Everest’
menjadi minim emosi. Ya, terkadang dramatisasi dalam sebuah tontonan juga
penting untuk memberi dampak emosional bagi penonton.
Skor:
3/5
The
Revenant (2015) (13/01/16)
Short
review:
‘The
Revenant’ adalah bagaimana sebuah kisah drama survival mencengkram emosi lewat
kebrutalan alamnya. Kebrutalan alam liar yang begitu menusuk sedingin tone-nya. Sekali lagi, duet Alejandro
Gonzalez Inarritu dan Emanuel Lubezki menunjukkan tajinya setelah sebelumnya
sukses lewat ‘Birdman’ lewat gambar-gambar dingin, sunyi, kelam nan mencekam
namun menyimpan keindahan dibaliknya. Dan performa terbaik Leonardo DiCaprio
sebagai Hugh Glass yang sukses membawa penonton seolah ikut merasakan apa yang
dialami Hugh Glass. Mungkin sudah saatnya sang Leo menggenggam piala Oscar.
Skor:
4,25/5
Goosebumps
(2015) (20/01/16)
Short
review:
‘Goosebumps’
berhasil memunculkan makhluk-makhluk menyeramkan nan ikonik rekaan R. L. Stein
yang sangat banyak tersebut dalam satu frame.
Namun jika menganggap bahwa ‘Goosebumps’ akan memberikan sajian horor lewat
serangkaian teror mencekam, mungkin anggapan tersebut harus segera dihapuskan. Pasalnya,
‘Goosebumps’ memilih jalan yang ringan lewat ranah komedi dalam balutan drama
remaja. Tidak sampai terlalu spesial tapi masih menyenangkan dan menghibur.
Seperti menonton ‘Jumanji’ versi makhluk seram. Terlebih buat para penonton
yang terlebih dulu akrab dengan novelnya akan dibawa bernostalgia dengan
karya-karya Stein yang sudah terjual lebih dari 350 juta kopi diseluruh dunia
tersebut.
Skor:
3/5
Spetre
(2015) (20/01/16)
Short
review:
Entahlah,
tapi mungkin ekpektasi terhadap ‘Spectre’ terlalu tinggi setelah sebelumnya
bertemu ‘Skyfall’. Premis ‘Spectre’ sebenarnya menarik, apalagi Mendes membuat
naskah ‘Spectre’ seperti menjadi jawaban dari semua kepingan puzzle yang ditebar di 3 (tiga) film
sebelumnya. Dan membawa karakter Ernst Stravo Blofeld (musuh bebuyutan Bond)
sebagai villain utama sekaligus
dalang dibalik semua peristiwa yang ada. Namun ketika plotnya mulai berjalan,
‘Spectre’ seperti kurang amunisi untuk membuatnya lebih emosional. Padahal
Ernst Stravo Blofeld merupakan orang di masa lalu sang agen 007 yang bisa
dikulik lebih dalam terkait hubungannya dengan Bond. Sebagai otak dari semua
kejahatan pun, Blofeld seperti terlalu mudah untuk dikalahkan. Kecuali untuk
itu, adegan aksi ‘Spectre’ cukup menggembirakan dengan sekuens yang lebih
banyak dibanding ‘Skyfall’. Dan yang tak akan pernah hilang dari seri ‘James
Bond’ yaitu Bond Girl pada diri Lea
Seydoux yang begitu memanjakan mata. Salah satu Bond Girl terfavorit di era Daniel Craig.
Skor:
3/5
0 comments
Post a Comment