Secara
keseluruhan, sy bisa bilang Black Panther adalah film bagus (sy kurang tahu di
mata orang film ini “rame” atau nggak). Yang jelas kehadiran Black Panther semakin
menunjukkan kepiawaian Marvel dalam memperlakukan universe-nya, membuatnya
terlihat semakin solid dalam melanjutkan visi MCU. Chadwick Boseman juga main
bagus sebagai Black Panther di sini.
Sy
pikir ada beberapa hal menarik yang turut menjadi headline dalam Black Panther
itu sendiri. Selain fakta bahwa ini adalah film ke-18 dari MCU sekaligus film
solo terakhir sebelum Infinty War (can’t wait).
Pertama,
tema yang relatable.
Black
Panther mempunyai tema besar yang relevan dengan kondisi sekarang. Konfliknya lebih
personal dengan menyoroti isu internal di dalam negara Wakanda. Sy pikir,
karena kejadian di Black Panther terjadi setelah Civil War, konfliknya akan
lebih kompleks dengan yang terjadi dalam MCU, namun sepertinya hal tersebut
disimpan untuk Infinity War nanti. Dengan isu relevan dan tema besar yang
diangkat tersebut, Black Panter lebih terasa relatable dan menjadikannya sebagai
film MCU yang memiliki banyak pesan moral sejauh ini. Terlebih ketika adegan di
mid-credit scene muncul. Kamu bisa buat quote bagus setelah nonton film ini.
Kedua,
desain produksi yang oke.
MCU
mempunyai semesta yang luas. Mereka mempunyai dunia angkasa dimana Thor dan
Guardians of the Galaxy beraksi. Mereka mempunyai dunia dari dimensi lain milik
Doctor Strange. Bahkan sampai dunia mikroskopis ala Ant-Man. Dan sekarang
Wakanda. Ya, Wakanda memang bertempat di bumi, tak berbeda dengan tempat Iron
Man atau Captain America. Meski begitu, Wakanda terasa sangat spesial ketika
diekspos begitu kentara. Wakanda digambarkan sebagai negara maju dan modern
dengan sumber daya melimpah. Di sisi lain, Wakanda adalah negera tradisional
yang masih mempertahankan tradisi-tradisi khas serta kearifan lokal yang ada. Mungkin
sepintas terasa begitu kontradiktif namun keduanya (modern dan tradisional)
berdampingan begitu dinamis dan menciptakan harmoni alam yang seimbang. Unsur
lansekap, aspek budaya, sosial, bahasa, musik, tata kostum dan segala
pernak-pernik ala Wakanda merupakan perpaduan menarik sebagai salah satu ciri
khas Black Panther.
Ketiga,
villain multidimensi.
Semenjak
phase 3 bergulir, MCU banyak menghadirkan villain multidimensi seperti Helmut
Zemo (Captain America: Civil War) atau Adrian Toomes (Spider-Man: Homecoming). Keduanya
bukanlah villain yang mampu menghancurkan dunia dengan tangannya. Bukan pula
villain yang mengancam eksistensi seluruh umat manusia di bumi. Ya, keduanya memang
jahat tapi rasanya tidak mudah juga untuk mengklasifikasikan mereka sebagai orang
jahat. Ini yang dimaksud multidimensi, dimana seorang villain diberi
karakterisasi yang humanis sehingga kejahatan mereka bukan semata karena keserakahan
saja. Pendekatan ini yang juga diberlakukan kepada villain utama Black Panther
yaitu Erik Stevens aka Killmonger. Didukung penampilan Michael B. Jordan yang surpsringly sangat meyakinkan dan
menjanjikan sebagai Killmonger, menjadikannya sebagai salah satu villain
kharismatik di MCU.
Keempat,
women power.
Ada
sebuah trend di perfilman hollywood era sekarang dimana banyak dari mereka
menjadikan perempuan sebagai main leading character. Contoh paling mudah adalah
Star Wars. Di Black Panther, meski tak serupa trend ini tetap dipakai dan
sedikit dimodifikasi dengan pendekatan berbeda. Sehingga meskipun karakter
utama tetap pria, para karakter perempuan mempunyai suara dominan yang mencuri
perhatian. Kredit paling besar disematkan kepada Lupita Nyong’o, Danai Gurira,
Letitia Wright dan Angela Basset sebagai yang terdepan mewakili kaumnya.
*Seperti
biasa ada dua adegan tambahan pada mid-credit dan post-credit scene*
0 comments
Post a Comment