Masalah,
masalah dan masalah. Kayaknya kata yang satu ini selalu ada dalam hidup kita.
Mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi, bahkan bisa jadi saat tertidurpun
masih ada yang namanya masalah itu. Emang makhluk apa masalah itu?
Orang
bilang: Masalah itu keadaan. Masalah itu proses. Masalah itu anugerah. Masalah
itu berat. Masalah itu pembelajaran. Masalah itu introspeksi. Masalah itu
latihan. Masalah itu tantangan. Masalah itu hidup. Sederhananya, banyak yang
bilang bahwa masalah adalah ketika keinginan tak sesuai dengan kenyataan. It’s so simple.
Semua
orang didunia ini, siapapun dia. Tak peduli orang mana, profesinya apa,
pendidikannya gimana. Pasti dia punya masalah. Masalahnya apa, terserah si
masalah itu sendiri. Mau masalah berat, kecil, ringan, sedang atau apapun.
Datangnya darimana, gimana, kapan yang pasti masalah itu selalu ada. Sadar atau
tidak. Dan karena masalah selalu ada disekitar kita, maka apa yang seharusnya
kita lakukan untuk si masalah ini?
Ada
sebuah pepatah mengatakan: “Bersahabatlah
dengan masalah maka masalahpun akan bersahabat dengan kita”. Mungkin ini
juga disadari Lenka lewat lagunya yang berjuduk ‘Trouble Is A Friend’ yang
berarti masalah adalah teman. Dua kalimat tersebut mengisyaratkan bahwa masalah
adalah bagian dari hidup kita. Kita pasti bisa membayangkan bagaimana jika kita
hidup tanpa teman, hanya sendiri didunia ini. Pasti hidup kita akan terasa
hampa. Begitu juga dengan masalah, bagaimana jika hidup tanpa masalah? Masih
berartikah hidup kita?
Trouble
he will find you, no matter where you go
No
matter if you're fast, no matter if you're slow
The
eye of the storm or the cry in the morn
You're
fine for a while but you start to lose control...
He's
there in the dark. He's there in my heart
He
waits in the wings. He's gotta play a part
_Lenka_
Setiap
orang punya masalahnya sendiri. Plus
kadarnya. Karena memang kadar permasalahan yang dihadapi seseorang pasti
berbeda. Bisa jadi untuk orang yang satu masalah itu adalah masalah yang besar,
tapi untuk sebagian yang lain bisa jadi itu cuma hal kecil yang numpang lewat
saja, padahal akar permasalahannya sama. Ya, berat atau tidaknya sebuah masalah
itu tergantung kita. Karena setiap orang memang punya pandangan sendiri tentang
masalahnya. Tapi yang pasti Tuhan telah menetapkan bahwa tidak akan ada satu
masalahpun yang Dia berikan melainkan kita bisa mengatasinya.
Pada
dasarnya, saat kita dihadapkan pada sebuah masalah, sesungguhnya kita bisa
memilih. Kita memilih lari atau menghadapinya. Lari berarti kita lari dari
kenyataan terhadap masalah itu sendiri. Tapi bisa jadi hal itu bukanlah solusi
yang tepat. Karena sesungguhnya kita tak akan pernah bisa lari dari masalah.
Malah masalah akan terus menghantui kita. Memilih menghadapinya mungkin langkah
yang paling bijak. Menghadapinya berarti kita mencari solusi untuk
menyelesaikannya. Memang kadang tak bisa semua diselesaikan karena akan selalu
ada masalah baru setelah masalah lain pergi. Memang terkadang berat juga untuk
menyelesaikannya, bahkan bisa sangat sulit. Tapi seperti kata ‘Last Child’
bahwa kita bisa anggap semua itu adalah satu langkah untuk mendewasakan diri
kita dan menjadi pribadi lebih baik dari yang sebelumnya. Walaupun tentu semua
itu tidaklah mudah. Semua butuh proses. Dan dari proses itulah kita akan
dapatkan sesuatu yang hanya kita yang akan mendapatkannya.
Kita
bisa belajar dari masalah dan memperbaiki diri karenanya. Karena masalah akan
membuat jati diri kita yang sesungguhnya. Seperti yang saya kutip dari film
‘The Amazing Spiderman’ berikut ini.
Well,
take it from an old man:
Those
things send us down a road
They
make us who we are
_Richard
Parker_
Masalah
pada hakikatnya bukanlah masalah. Mungkin itu adalah hal yang memang
dipersiapkan demi kebaikan kita. Hanya kita yang harus benar-benar menyadari
dan menerimanya sehingga kita tahu apa yang harus kita lakukan setelahnya. Seperti
kata puisi yang diambil dari buku ‘Kisah Lainnya’ berikut.
Pada
saat masalahmu menghampirimu, janganlah berkecil hati
Itu
adalah pasangan hidupmu
Itu
adalah takdirmu
Sesuatu
yang sudah dipersiapkan untukmu
Bahkan
sebelum kau dilahirkan
Itu
adalah pelengkap hidupmu
Itu
adalah gurumu, maka cintailah dia
Penilaian
Tuhan tidak dimulai saat kau menerimanya
Karena
semua orang akan menerimanya, tanpa terkecuali
Selayaknya
seperti orang-orang sebelumnya
Jangan
pernah berusaha menolak kesalahanmu
Terimalah
itu sebagai bekalmu, untuk perjalanan panjangmu
Justru
kesalahanmu dimulai ketika kau menolak menerima kesalahanmu
Sedangkan
kau menyadarinya
Lapangkanlah
dadamu, sehingga luas, tempat untuk ilmu yang berguna
Penilaian
Tuhan dimulai saat kau memperbaikinya
- Ariel -
0 comments
Post a Comment