‘Social Media’ bukanlah
sebuah hal yang aneh dan baru di dunia manusia saat ini. Bahkan sekarang, semakin banyak
saja jenis ‘Social Media’ yang ada. Penggunanya? Sudah tak diragukan lagi.
BANYAK!
Pencetus atau orang yang
membuat ‘Social Media’ pada awalnya mungkin mempunyai tujuan yang baik salah
satunya mungkin, agar jarak yang jauh tak lagi jadi masalah untuk orang saling
terhubung. Tapi faktanya, sesuatu yang ada didunia ini tentunya memiliki 2
(dua) unsur yang tak akan bisa dipisahkan. Sepertinya halnya magnet, ‘Social
Media’-pun punya sisi positif dan negatifnya.
Ada banyak cara orang
menggunakan ‘Social Media’. Semuanya itu mencerminkan karakter manusia sendiri
yang memang sudah banyak dan beragam. Tak ada salahnya memang menggunakan ‘Social
Media’ itu dengan cara apa atau mau nulis apa. Yang terpenting kan tidak
melanggar hukum.
Menurut sebuah sumber,
jika diperhatikan, memang semakin kesini pengguna ‘Social Media’ ini sudah
mengalami pergeseran makna penggunaan dari yang seharusnya. Dan kadang hal itu
menjadi bahan pemikiran tersendiri bagi saya. Dengan kata lain, saya
mengeluhkannya.
Kenapa harus mengeluh soal kehidupan
di ‘Social Media’?
Saya suka bingung,
kenapa orang-orang harus selalu menumpahkan semua keluh kesah hidupnya di ‘Social
Media’. Hal ini sebenarnya tidak begitu mengganggu buat saya walaupun terkadang
bikin risih juga. Sesekali mungkin wajar tapi kalau terus-terusan ngeluh, apakah
ini wajar? Memang dengan begitu semua permasalahan hidup selesai seketika? Tidak
kan? Lalu kenapa tidak cari solusi konkret dan pasti saja? Daripada harus
ngeluh di ‘Social Media’. Masalah ‘kan memang akan selalu ada selama manusia
itu masih hidup. Jadi, tak harus setiap keluh kesah hidup kita tumpahkan di ‘Social
Media’, karena buat apa? Demi mendapat simpati banyak orang?
Kenapa harus berdo’a di ‘Social
Media’?
Ini yang menurut saya
parah, orang yang berdo’a di ‘Social Media’. Kenapa ya? Padahal menurut saya
berdo’a adalah sebuah ritual sakral dan sangat pribadi. Sifatnyapun private. Memang harus ya do’a kita
diketahui sama semua orang? Bukankah berdo’a itu urusan manusia sama Tuhan-nya?
‘Social Media’-kan bukan Tuhan. Jadi, kenapa harus menuliskan barisan doa’a di ‘Social
Media’? Lebih baik, kita bangun di malam hari, bersihkan diri kita, bersimpuh
dan bersujud di hadapan-Nya, sampaikanlah semua keluh kesah hidup dan keinginan
kita pada-Nya. Disanalah kita berdo’a dan memang seharusnya begitu. Bukan di ‘Social
Media’.
Kenapa harus nyindir orang di
‘Social Media’?
Ini yang paling saya
benci. Nyindir orang di ‘Social Media’ padahal dalam kehidupan nyata dia itu
kenal. Bukan apa-apa, gak penting banget, sumpah! Ya, dalam beberapa kesempatan
memang ada tulisan di ‘Social Media’ itu dibuat untuk nyindir seseorang dengan
alasan tertentu. Entah karena kesal atau apa. Buat saya, kenapa harus ditulis
di ‘Social Media’? Kenapa tidak bilang saja langsung? Siapa tahu itu cuma salah
paham. Kalau ditulis di ‘Social Media’, berapa banyak orang yang lihat tulisan
tersebut? Apa tanggapan mereka? Belum lagi, kalau ada orang yang gak tahu
apa-apa ikut-ikutan komentar. Ujung-ujungnya nanti malah ngomongin aib orang
lain. Bukankah ngomongin orang itu tidak baik? Apalagi ini yang diomongin
kejelekannya. Mending kalau orang disindir itu gak nanggepin, kalau ikutan
komentar bisa jadi ribut, berantem dsb. Itu ‘kan bukan perbuatan yang baik.
Lebih baik ngomong langsung sama orangnya. Komunikasikan saja apa yang
mengganjal tentang sikap seseorang. Karena bisa saja hal itu cuma prasangka
buruk ketika itu saja, ketika diobrolkan bisa jadi semua itu salah. Dan dengan
bicara langsung dan ngobrol baik-baik permasalahan bisa selesai. Itu ‘kan jauh
lebih baik.
Pada akhirnya, semua
memang kembali lagi pada diri masing-masing, bagaimana cara kita menggunakan ‘Social
Media’ tersebut. Pada dasarnya memang tak ada kriteria khusus mengenai cara
mengisi atau apa yang harus diisi pada kotak ‘What’s on your mind?’, ‘What
happened?’ atau yang lainnya. Semua orang bebas menuliskan apa saja yang dia
mau. Tapi sebagai pengguna, kita juga harus tahu apa yang dirasa baik dan
pantas untuk diisi di kotak tersebut. Harus pandai memilih dan memilah hal apa
saja yang memang harus dibagi di ‘Social Media’ dengan pengguna lainnya.
0 comments
Post a Comment