Sunday, November 17, 2013

Yang Saya Keluhkan Dari ‘Social Media’



‘Social Media’ bukanlah sebuah hal yang aneh dan baru di dunia manusia saat ini. Bahkan sekarang, semakin banyak saja jenis ‘Social Media’ yang ada. Penggunanya? Sudah tak diragukan lagi. BANYAK!
Pencetus atau orang yang membuat ‘Social Media’ pada awalnya mungkin mempunyai tujuan yang baik salah satunya mungkin, agar jarak yang jauh tak lagi jadi masalah untuk orang saling terhubung. Tapi faktanya, sesuatu yang ada didunia ini tentunya memiliki 2 (dua) unsur yang tak akan bisa dipisahkan. Sepertinya halnya magnet, ‘Social Media’-pun punya sisi positif dan negatifnya.
Ada banyak cara orang menggunakan ‘Social Media’. Semuanya itu mencerminkan karakter manusia sendiri yang memang sudah banyak dan beragam. Tak ada salahnya memang menggunakan ‘Social Media’ itu dengan cara apa atau mau nulis apa. Yang terpenting kan tidak melanggar hukum.
Menurut sebuah sumber, jika diperhatikan, memang semakin kesini pengguna ‘Social Media’ ini sudah mengalami pergeseran makna penggunaan dari yang seharusnya. Dan kadang hal itu menjadi bahan pemikiran tersendiri bagi saya. Dengan kata lain, saya mengeluhkannya.

Kenapa harus mengeluh soal kehidupan di ‘Social Media’?
Saya suka bingung, kenapa orang-orang harus selalu menumpahkan semua keluh kesah hidupnya di ‘Social Media’. Hal ini sebenarnya tidak begitu mengganggu buat saya walaupun terkadang bikin risih juga. Sesekali mungkin wajar tapi kalau terus-terusan ngeluh, apakah ini wajar? Memang dengan begitu semua permasalahan hidup selesai seketika? Tidak kan? Lalu kenapa tidak cari solusi konkret dan pasti saja? Daripada harus ngeluh di ‘Social Media’. Masalah ‘kan memang akan selalu ada selama manusia itu masih hidup. Jadi, tak harus setiap keluh kesah hidup kita tumpahkan di ‘Social Media’, karena buat apa? Demi mendapat simpati banyak orang?

Kenapa harus berdo’a di ‘Social Media’?
Ini yang menurut saya parah, orang yang berdo’a di ‘Social Media’. Kenapa ya? Padahal menurut saya berdo’a adalah sebuah ritual sakral dan sangat pribadi. Sifatnyapun private. Memang harus ya do’a kita diketahui sama semua orang? Bukankah berdo’a itu urusan manusia sama Tuhan-nya? ‘Social Media’-kan bukan Tuhan. Jadi, kenapa harus menuliskan barisan doa’a di ‘Social Media’? Lebih baik, kita bangun di malam hari, bersihkan diri kita, bersimpuh dan bersujud di hadapan-Nya, sampaikanlah semua keluh kesah hidup dan keinginan kita pada-Nya. Disanalah kita berdo’a dan memang seharusnya begitu. Bukan di ‘Social Media’.

Kenapa harus nyindir orang di ‘Social Media’?
Ini yang paling saya benci. Nyindir orang di ‘Social Media’ padahal dalam kehidupan nyata dia itu kenal. Bukan apa-apa, gak penting banget, sumpah! Ya, dalam beberapa kesempatan memang ada tulisan di ‘Social Media’ itu dibuat untuk nyindir seseorang dengan alasan tertentu. Entah karena kesal atau apa. Buat saya, kenapa harus ditulis di ‘Social Media’? Kenapa tidak bilang saja langsung? Siapa tahu itu cuma salah paham. Kalau ditulis di ‘Social Media’, berapa banyak orang yang lihat tulisan tersebut? Apa tanggapan mereka? Belum lagi, kalau ada orang yang gak tahu apa-apa ikut-ikutan komentar. Ujung-ujungnya nanti malah ngomongin aib orang lain. Bukankah ngomongin orang itu tidak baik? Apalagi ini yang diomongin kejelekannya. Mending kalau orang disindir itu gak nanggepin, kalau ikutan komentar bisa jadi ribut, berantem dsb. Itu ‘kan bukan perbuatan yang baik. Lebih baik ngomong langsung sama orangnya. Komunikasikan saja apa yang mengganjal tentang sikap seseorang. Karena bisa saja hal itu cuma prasangka buruk ketika itu saja, ketika diobrolkan bisa jadi semua itu salah. Dan dengan bicara langsung dan ngobrol baik-baik permasalahan bisa selesai. Itu ‘kan jauh lebih baik.

Pada akhirnya, semua memang kembali lagi pada diri masing-masing, bagaimana cara kita menggunakan ‘Social Media’ tersebut. Pada dasarnya memang tak ada kriteria khusus mengenai cara mengisi atau apa yang harus diisi pada kotak ‘What’s on your mind?’, ‘What happened?’ atau yang lainnya. Semua orang bebas menuliskan apa saja yang dia mau. Tapi sebagai pengguna, kita juga harus tahu apa yang dirasa baik dan pantas untuk diisi di kotak tersebut. Harus pandai memilih dan memilah hal apa saja yang memang harus dibagi di ‘Social Media’ dengan pengguna lainnya.

0 comments