Masih
melanjutkan postingan yang sudah-sudah. Catatan nonton kali ini berlanjut di
edisi bulan Maret. Untuk bulan ini beberapa film yg saya tonton adalah film yg
dapat nominasi Oscar beberapa waktu lalu dan film-film Peter Jackson yg mengadaptasi buku J.R.R. Tolkien. Ada ‘Divergent’ juga yang saya tonton di bioskop +
review singkat tentang bukunya. Sisanya bisa dilihat selanjutnya.
Check it out!
Saw
(2004) (04/03/14)
Short
review:
“10 tahun lalu, sebelum nama James Wan mencuat lewat film2 horrornya.
Bersama Leigh Wannel, Wan membuat sebuah kisah horror-gore
sadis yg berkembang jd sebuah franchise sukses
yg digemari dan telah berakhir di seri ke-7 tahun 2010 lalu, 'Saw'. Dan seri
pertamanya ini adalah seri terbaik dr franchise 'Saw'. Tidak hanya jualan
kesadisan + darah. Ada sentuhan2 psikologis dlm balutan misteri & thriller
yg membuat setiap scene jd begitu
menegangkan + twist yg membuat film
ini jd shocking movie ending”
Skor:
3,75 / 5
American
Hustle (2013) (05/03/14)
Short
review:
'American Hustle' boleh saja kalah
telak saat perhelatan Oscar 2014 kemarin. Tapi walaupun begitu, 'American
Hustle’ tetaplah sebuah film khas David
O. Rossell yg keren, berkualitas Oscar sprti film2 Rossell sebelumnya. Mengambil tema con-artist, tentunya dgn berbagai intrik & penipuan
disana-sini, dibumbui dark comedy
& humor2 satir lengkap dgn twist-nya,
menjadikannya sebuah rangkaian cerita yg tertata rapi. Semakin berhasil krna
diisi taburan bintang yg tampil sangat2 baik. Studi masing2 karakter &
chemistry yg terjalin apik. Dandanan yg sangat nyentrik, musik khas '70-an,
semakin menambah keeksentrikan film ini. Cool!
Skor:
4 / 5
Dallas
Buyers Club (2013) (06/03/14)
Short
review:
'Dallas Buyers Club' berhasil
menempatkan dua aktornya menjadi yg terbaik di ajang Oscar kemarin, Matthew McCounaghey & Jared Leto. Tapi bukan hanya performa
cast-nya saja yg kuat, plot yg dibangun 'Dallas Buyers Club' jg tampil sama
baiknya. Berkisah mengenai perjuangan seseorang yg divonis mati krn mengidap
virus HIV. Inspiratif, pastinya. Tapi sangat berbeda dgn film2 sejenis. Dgn
aura depresif yg kental, studi karakter yg dalam dan sedikit
sentilan isu sosial yg tengah berkembang di masyarakat dlm bidang kesehatan.
Film ini bukanlah kisah biopik yg berujung tentang kepedihan semata, banyak
unsur yg akan membuat penonton menyukainya. P.S. Walaupun berhasil mencuri
perhatian, agak geli juga melihat si vokalis '30 Seconds to Mars' jd waria.
Skor:
3,75 / 5
Oldboy
(2003) (07/03/14)
Short
review:
Sbg seseorang yg sangat tdk
menggemari Korea, saya berani menyebut 'Oldboy' sbg salah satu film Korea
terbaik yg pernah saya tonton. Bahkan remake hollywoodnyapun 2013 lalu tdk
sanggup melampaui film ini. Dirilis tahun 2003, seri kedua dr 'Vengeance
Trilogies' ini punya kelas ala film2 hollywood baik dr sisi teknis maupun
non-teknis. Kisah balas dendam yg sangat apik, mengeksplor sisi tergelap
manusia, begitu memorable (apalagi mimik Dae-Su
di ending film), menyakitkan, sadis, mengejutkan dgn berbagai twist-nya dan pastinya menyesakkan
bahkan sampai film ini telah berakhir. Shocking
movie ending!
Skor:
4 / 5
The
Silence of the Lambs (1991) (18/03/14)
Short
review:
Para juri Oscar di tahun 1992 punya
alasan yg cukup kuat ketika menobatkan 'The Silence of the Lambs' sbg Best
Picture Oscar di tahun tsb. Padahal film ini bukanlah tipikal film2 pemenang
Oscar (baca: thriller). Sbg genre
film favorit, 'The Silence of the Lambs' memberikan semua hal yg menjadi
kenikmatan saat menonton film thriller. Ketegangan, plot dan karakter memorable
yg hanya dgn gestur, tatapan mata & cara dia berbicara sudah sangat
mengerikan (Hannibal Lecter). Dgn
sedikit sentuhan horror, pola2 khas psikopat dan pastinya darah, serta dukungan
aspek teknis dan non-teknis yg bekerja efektif, film ini adalah film thriller
terbaik di era 90-an.
Skor:
4,5 / 5
Fantastic
Mr. Fox (2009) (20/03/14)
Short
review:
Bukan hanya dr segi kuantitasnya
saja, film2 animasi di thn 2009 juga mampu berbicara lewat kualitas. Salah
satunya animasi stop-motion arahan Wes
Anderson, 'Fantastic Mr. Fox' ini. Dgn gaya nyentriknya, Wes Anderson menyulap cerita dr buku
anak2 karya Roald Dahl menjadi
tontonan yg menyegarkan. Plotnya lumayan, tdk terlalu spesial tapi asyik, cukup
imajinatif. Tampilan grafis yg ok, para pengisi suara yg keren, dialog2 humor +
komedi yg lucu, musik2 yg catchy dan tentunya pesan2 moral khas film animasi yg
memang selalu ada dlm genre film ini.
Skor:
3,5 / 5
The
Wolf of Wall Street (2013) (20/03/14)
Short
review:
Lupakan durasinya yg menyentuh 3 jam
dan berpotensi melelahkan untuk diikuti. Tapi percaya hal ini tdk terjadi kalau
Martin Scorsese yg ada dibelakangnya.
Kolaborasi ke-5 kalinya bersama Leonardo
Di Caprio ini mungkin akan menjadi yg paling gila, segila-gilanya. Tak ada
lagi gangster2 eranya Robert De Niro.
Berganti menjadi penjahat kriminal berdasi, rapi & berambut klimis.
Narasinya cukup thought-provoking
mengenai kehidupan kaum hedonis yg mendewakan uang. Masih tetap dgn unsur black comedy yg kental, satir & lucu.
Skor:
4 / 5
The
Hobbit: An Unexpected Journey (2012) (22/03/14)
Short
review:
Memutuskan membuat adaptasi bukunya
yg hanya setebal 300-an halaman menjadi sebuah trilogi film mungkin menjadi
keputusan kontroversialnya, tp sepertinya Peter
Jackson punya pendapat lain. Ya, walaupun dibeberapa bagian film terasa
membosankan dan terkesan dipanjang-panjangkan. 'An Uexpected Journey' tetaplah
sebuah perjalanan yg menyenangkan. Dunia fantasi imajinasi J. R. R. Tolkien
beserta makhluk2 unik didalamnya mampu divisualisasikan dgn indah & detail.
Dan 'An Unexpected Journey' mungkin saja hanya dimaksudkan sbg pengantar utk
petualangan2 seru & mengejutkan diseri selanjutnya.
Skor:
3 / 5
The
Hobbit: The Desolation of Smaug (2013) (23/03/14)
Short
review:
Sebuah peningkatan ketika
membandingkan seri pertamanya yg lebih mengedepankan adventure ride dibanding action
scene-nya. 'The Desolation of Smaug' juga mempunyai penceritaan yg lebih
kelam dibanding predesesornya yg terkesan kekanak-kanakan. Membuat plot semakin
kompleks dgn berbagai sub-plot yg hadir, walaupun tidak sampai mencapai
klimaks. Mungkin hal ini memang disengaja krna puncaknya 'Battle of Five
Armies' akan hadir di installment ketiga 'There & Back Again'. Semoga saja
film ketiganya nanti akan tampil spektakuler sprti pendahulunya, 'The Lord of
The Rings'.
Skor:
3,5 / 5
The
Lord of the Rings: The Fellowship of the Ring (2001) (23/03/14)
Short
review:
Siapapun tak akan menyangkal kalau
LOTR adalah salah satu trilogi film terhebat yg pernah ada. Menyaksikannya lg
dlm versi extended, yg durasinya lebih lama masih menjadi pengalaman menonton
yg menyenangkan. (Hobbit, dwarf, elf, wizard, etc) dan keindahan middle earth masih tetap segar dimata.
Sinematografi & scoring yg membuat semuanya terasa epik. Peter Jackson memang orang yg tepat
menerjemahkan tiap lembar halaman karya J.
R. R. Tolkien menjadi bentuk visual. Ibarat makanan, 'The Fellowship of the
Ring' adalah appetizer lezat sebelum
menyantap menu utamanya.
Skor:
4 / 5
The
Lord of the Rings: The Two Towers (2002) (25/03/14)
Short
review:
Filmnya memang berdurasi sangat lama
apalagi versi extendednya. Filmnya juga sudah lebih dari satu dekade lalu. Tapi
tetap saja hal itu tdk menyurutkan kesenangan menonton film ini kembali. Kesan
kolosal & megah sangat terasa di 'The Two Towers'. Siapapun pasti ingat
betapa epiknya pertempuran melawan Orc
/ Uruk-Hai itu. Peter Jackson jg kembali berhasil meramu film ini menjadi lebih
memorable dibanding yg pertama. Scene2 yg manis + selipan2 humor yg catchy jg turut andil membuat film ini
tdk membosankan. Terus ada Gollum yg
diperankan Andy Serkis yg tampil keren
Skor:
4 / 5
Divergent
(2014) (26/03/14)
Short
review:
Mungkin sedikit dibawah ekspektasi
bagi yg sudah membaca novelnya. Walau Neil
Burger punya track record yg cukup bagus lewat 'The Illusionist' &
'Limitless', tp disini dia justru seperti kebingungan mengemas cerita
'Divergent' itu sendiri. Selain banyak element2 penting dlm buku yg ia
hilangkan, eksekusi yg ia lakukan juga terkesan dipaksakan dan terburu-buru.
Hasilnya, semua jadi terasa tanggung. Overall,
tdk buruk juga sebenarnya dan 'Divergent' juga tdk jatuh pd level yg rendah
& mengecewakan. Masih cukup layak utk disimak. Hanya saja, film ini tdk
cukup kuat utk memberi hype yg besar
di sekuelnya nanti. Ya, 'Insurgent' punya tugas yg cukup berat memang. Review lengkapnya bisa dilihat disini
Book
review (19/03/14):
Kisah2 fiksi tentang 'Dystopia'
selalu menarik untuk diikuti (IMO). Premisnya sendiri tak jauh dr pergolakan
dlm sistem pemerintahan & kekuasaan, pemberontakan, diskriminasi sosial
dsb. Sedikit mengingatkan 'The Hunger Games'-nya Suzanne Collins, walaupun ide
& konsep 'Divergent' sendiri berbeda. Nuansa coming of age-nya cukup
terasa, dibumbui romansa & aksi2 menegangkan dgn plot yg bergerak perlahan.
Menempatkan 'Tris' Prior di garda terdepan sbg sosok hero yg kuat disatu sisi
dan rapuh disisi lainnya. Dlm filmnya nanti, Shailene Woodley yg akan berperan
sbg Tris. Tentang apa itu 'Divergent' memang masih menjadi misteri disini. Tapi
salut buat Veronica Roth yg nulis buku ini waktu ia masih kuliah.
Skor:
2,75 / 5
The
Lord of the Rings: The Return of the King (2003) (27/03/14)
Peraih
11 piala Oscar. Film terlaris ke-7 sepanjang masa. imdb rating: 8.9,
tomatometer: 94% & metascore: 94. Epic,
setidaknya itulah kata yg menggambarkan film ini. Penutup spektakuler dr
rangkaian trilogi LOTR bahkan lebih baik dr seri sebelumnya. Hal yg jarang
dilakukan trilogi2 film yg lain. Adanya 'The Return of the King' semakin
menasbihkan LOTR sbg salah satu trilogi film terbaik dan terhebat yg pernah
ada. Bahkan 'The Hobbit' pun, walau dibuat orang yg sama dan dibuat dimasa yg
lebih canggih tdk sanggup menandinginya. Kado terindah dr Peter Jackson buat semua penikmat & pecinta film di seluruh
dunia. Tak terkecuali buat saya.
Skor:
4,5 / 5
0 comments
Post a Comment