Monday, June 2, 2014

Tentang Film X-Men: Days of Future Past (2014)




Diantara film-film superhero yang muncul di tahun 2014, kisah para mutan inilah yang paling saya nantikan. Alasannya sederhana, pertama karena judul film X-Men kali ini keren banget: Days of Future Past. Kedua, tentu karena film X-Men yg terakhir yaitu First Class begitu menyenangkan. Apalagi ‘Days of Future Past’ dinahkodai oleh orang yg pertama kali membawa kisah X-Men dlm ranah film, Bryan Singer. Sehingga tak ada alasan untuk melewatkannya. So, apakah ‘X-Men: Days of Future Past’ benar-benar seperti yg diharapkan atau tidak?
Garis besar cerita ‘Days of Future Past’ adalah dikirimkannya Wolverine dari masa depan (2023) ke masa lalu (1973) untuk mencegah kepunahan bangsa mutan dimasa depan akibat proyek robot Sentinel yang dirancang pemerintah untuk memusnahkan para mutan waktu itu. Sesederhana itukah? Tentu tidak. Karena ‘Days of Future Past’ menyajikan kompleksitas cerita nan ambisius, lebih dari apa yang pernah kita temui dari film-film X-Men sebelumnya.
Bryan Singer sepertinya tahu betul cara menarik atensi penonton sedari awal. Hal ini  terbukti lewat opening scene-nya yg langsung tampil mencuri perhatian. Cepat. Taktis. Sadis. Apalagi dengan balutan atmosfernya yang gelap dan kelam. I really, really like it. Walaupun selepas itu, tempo perlahan mulai menurun namun tensi ketegangan tetap terjaga. Meskipun masih ada selingan dialog-dialog ringan pengundang tawa dari para tokohnya.
‘Days of Future Past’ diambil dari komik berjudul sama terbitan tahun 1981. Sesuai namanya, ‘Days of Future Past’ akan berkutat dengan masalah waktu, bolak-balik antara masa depan dan masa lalu. Time travel. Dan perjalanan waktu antara masa depan dan masa lalu itulah yang menyenangkan buat saya. Terlebih lagi karena Bryan Singer berhasil menyajikan visual indah baik di masa lalu maupun di masa depan. Salah satu kekuatan ‘Days of Future Past’ memang ada dibagian ini. Lewat narasi ‘Days of Future Past’ ini, kita bisa tarik sebuah benang merah yang menghubungkan semua film-film X-Men yang pernah ada dari awal sampai yang paling terakhir, termasuk spin-off dan prekuelnya. Dan pada akhirnya kita juga akan mengerti makna ‘Days of Future Past’ itu sendiri. Memang akan sedikit membingungkan bila kita kurang paham dan tidak mengikuti film-film X-Men sebelumnya.
Menggabungkan banyak karakter dalam satu frame tentunya bukan pekerjaan mudah. Ketimpangan porsi karakter bisa saja terjadi. Tapi sekali lagi Singer tahu betul cara memanfaatkan kelemahan ini. Terbukti hampir semua karakter X-Men baik dari masa lalu maupun masa depan berhasil mendapatkan moment-nya sendiri-sendiri. Tanpa harus tumpang tindih satu sama lain, ditengah keterbatasan perform yang mereka punya. Beberapa malah sanggup jadi scene stealer. Sebut saja Quicksilver (yang ini benar-benar juaranya). Dan kalau dulu kita merasa bahwa Wolverine selalu berada di garda terdepan alias leading role dari film-film X-Men. Sekarang hal itu tidak berlaku disini.
Seperti menebus kesalahan di masa lalu, saat Singer melepas film ke-3 X-Men demi Superman Returns ke tangan Brett Ratner. Ia kali ini berhasil menyajikan film X-Men yang paling menyenangkan sejauh ini. Perjalanan waktu, adegan aksi, drama dan sisi2 emosional lain yang digali disini + seabrek tokoh yang ia tampilkannya disini sudah cukup membuat hype kita sama film ini terobati.
Itu semua tentu tidak akan berhasil jika tidak ada dukungan naskah yang ditulis Simon Kinberg dan Jane Goldman + Matthew Vaughn yang telah memberikan yang terbaik sehingga membuat setiap narasinya benar-benar terasa bermakna. Naskah tersebut juga memberi kesempatan buat para tokohnya untuk mempererat chemistry antar karakter yang juga berhasil dimanfaatkan dengan baik oleh setiap tokohnya.
Namun sesudah apa yang diberikan ‘Days of Future Past’ tadi, ada satu hal yang masih terasa kurang buat saya. Ya, entah kenapa klimaks film ini masih kurang sedikit lagi untuk mencapai titik didih klimaksnya. Mungkin itu perasaan saya saja. Atau memang sengaja disimpan buat ‘Apocalypse’ nanti? Entahlah. Tapi yang pasti, terlepas dari hal diatas (overall) saya cukup puas sama film ini. Luar biasa. Sangat tidak mengecewakan sebagai film superhero yang saya tunggu tahun ini. 


0 comments