Diantara
film-film superhero yang muncul di tahun 2014, kisah para mutan inilah yang
paling saya nantikan. Alasannya sederhana, pertama karena judul film X-Men kali
ini keren banget: Days of Future Past.
Kedua, tentu karena film X-Men yg terakhir yaitu First Class begitu menyenangkan. Apalagi ‘Days of Future Past’ dinahkodai
oleh orang yg pertama kali membawa kisah X-Men dlm ranah film, Bryan Singer. Sehingga
tak ada alasan untuk melewatkannya. So, apakah ‘X-Men: Days of Future Past’
benar-benar seperti yg diharapkan atau tidak?
Garis
besar cerita ‘Days of Future Past’ adalah dikirimkannya Wolverine dari masa
depan (2023) ke masa lalu (1973) untuk mencegah kepunahan bangsa mutan dimasa
depan akibat proyek robot Sentinel yang dirancang pemerintah untuk memusnahkan
para mutan waktu itu. Sesederhana itukah? Tentu tidak. Karena ‘Days of Future
Past’ menyajikan kompleksitas cerita nan ambisius, lebih dari apa yang pernah kita
temui dari film-film X-Men sebelumnya.
Bryan
Singer sepertinya tahu betul cara menarik atensi penonton sedari awal. Hal ini terbukti lewat opening scene-nya yg langsung tampil mencuri perhatian. Cepat. Taktis.
Sadis. Apalagi dengan balutan atmosfernya yang gelap dan kelam. I really, really like it. Walaupun selepas
itu, tempo perlahan mulai menurun namun tensi ketegangan tetap terjaga. Meskipun
masih ada selingan dialog-dialog ringan pengundang tawa dari para tokohnya.
‘Days
of Future Past’ diambil dari komik berjudul sama terbitan tahun 1981. Sesuai namanya,
‘Days of Future Past’ akan berkutat dengan masalah waktu, bolak-balik antara masa
depan dan masa lalu. Time travel. Dan
perjalanan waktu antara masa depan dan masa lalu itulah yang menyenangkan buat
saya. Terlebih lagi karena Bryan Singer berhasil menyajikan visual indah baik
di masa lalu maupun di masa depan. Salah satu kekuatan ‘Days of Future Past’
memang ada dibagian ini. Lewat narasi ‘Days of Future Past’ ini, kita bisa tarik
sebuah benang merah yang menghubungkan semua film-film X-Men yang pernah ada
dari awal sampai yang paling terakhir, termasuk spin-off dan prekuelnya. Dan pada akhirnya kita juga akan mengerti
makna ‘Days of Future Past’ itu sendiri. Memang akan sedikit membingungkan bila
kita kurang paham dan tidak mengikuti film-film X-Men sebelumnya.
Menggabungkan
banyak karakter dalam satu frame
tentunya bukan pekerjaan mudah. Ketimpangan porsi karakter bisa saja terjadi. Tapi
sekali lagi Singer tahu betul cara memanfaatkan kelemahan ini. Terbukti hampir semua
karakter X-Men baik dari masa lalu maupun masa depan berhasil mendapatkan moment-nya sendiri-sendiri. Tanpa harus tumpang
tindih satu sama lain, ditengah keterbatasan perform yang mereka punya. Beberapa malah sanggup jadi scene stealer. Sebut saja Quicksilver (yang ini benar-benar juaranya). Dan kalau
dulu kita merasa bahwa Wolverine selalu berada di garda terdepan alias leading role dari film-film X-Men. Sekarang
hal itu tidak berlaku disini.
Seperti
menebus kesalahan di masa lalu, saat Singer melepas film ke-3 X-Men demi
Superman Returns ke tangan Brett Ratner. Ia kali ini berhasil menyajikan film
X-Men yang paling menyenangkan sejauh ini. Perjalanan waktu, adegan aksi, drama
dan sisi2 emosional lain yang digali disini + seabrek tokoh yang ia tampilkannya
disini sudah cukup membuat hype kita sama
film ini terobati.
Itu
semua tentu tidak akan berhasil jika tidak ada dukungan naskah yang ditulis Simon
Kinberg dan Jane Goldman + Matthew Vaughn yang telah memberikan yang terbaik sehingga
membuat setiap narasinya benar-benar terasa bermakna. Naskah tersebut juga
memberi kesempatan buat para tokohnya untuk mempererat chemistry antar karakter yang juga berhasil dimanfaatkan dengan
baik oleh setiap tokohnya.
Namun
sesudah apa yang diberikan ‘Days of Future Past’ tadi, ada satu hal yang masih terasa
kurang buat saya. Ya, entah kenapa klimaks film ini masih kurang sedikit lagi untuk
mencapai titik didih klimaksnya. Mungkin itu perasaan saya saja. Atau memang
sengaja disimpan buat ‘Apocalypse’ nanti? Entahlah. Tapi yang pasti, terlepas
dari hal diatas (overall) saya cukup
puas sama film ini. Luar biasa. Sangat tidak mengecewakan sebagai film superhero
yang saya tunggu tahun ini.
0 comments
Post a Comment