Sunday, August 3, 2014

Catatan Nonton #Juli’14


Tanpa terasa sudah 8 (delapan) bulan sejak saya memulai kebiasaan nulis ulasan/ide/pemikiran/komentar/apapun sama film yang sudah saya tonton di facebook. Berarti sudah 8 (delapan) edisi pula saya memposting tulisan-tulisan tersebut dalam satu bulan, menjadi satu kumpulan yang saya sebut dengan ‘Catatan Nonton’ disini. Sudah seratusan lebih film yang berhasil saya tonton terhitung sejak memulai ini semua baik yang ditonton di bioskop maupun di laptop. Niat yang awalnya hanya sekedar ingin ngobrol soal film namun tidak tersalurkan karena teman-teman sekelas di kampus tidak ada yang bisa diajak berdebat tentang endingnya ‘2001: A Space Odessey’, tidak ada yang bisa diajak tukar pikiran tentang makna ‘The Tree of Life’ atau mengurai keindahan hubungan Jesse and Celine atau ngobrol kenapa seri semacam Twilight atau Transformers itu banyak yang benci sekaligus banyak yang nonton juga atau sekedar sharing tentang daftar film, sutradara, aktor-aktris favorit dsb. Intinya tidak banyak orang-orang yang saya temui didunia nyata untuk ngobrolin soal film sampai detail. Niat yang awalnya juga hanya sekedar iseng malah keterusan dan jadi kebiasaan yang selalu membuat saya kangen untuk nulis.
Kenapa mesti facebook? Padahal sekarang-sekarang ini facebook sudah mulai ditinggalkan dan semakin jarang digunakan sama usernya? Belum lagi kehadiran smartphone yg menawarkan socmed2 baru yg semakin variatif? Lantas kenapa saya memilih facebook? Padahal ada mubi yang jelas-jelas film banget?
Sebenarnya sebelum menggunakan facebook untuk review film kecil-kecilan saya sempat menggunakan twitter. Cuma karena di twitter itu terbatas jadinya saya nggak begitu puas karena tidak semua ide/pikiran tertuang dalam tweet. Akhirnya tidak saya lanjutkan dan sempat berhenti lama. Sebelum akhirnya memilih menggunakan facebook untuk mereview film. Untuk mubi sendiri, punya saya malah jarang diupdate dan memang harus diakui agak terbengkalai.
Tidak terlintas di pikiran saya untuk review atau cerita soal film di facebook. Maklum saya bukanlah orang yang aktif menggunakan socmed. Waktu itu, ide dasarnya sebenarnya cuma sekedar ingin menghidupkan kembali akun facebook saya yang seperti mati. Apalagi yg saya perhatikan makin kesini makin banyak orang yang berpaling dari socmed yang satu ini dan ngerasa gengsi untuk menggunakannya. Cuma masalahnya harus dengan apa saya isi? Karena saya tidak mau seperti orang yang kebanyakan. Terus kebetulan saya lihat beberapa kali teman facebook yang pamer nonton film. Lumayan tertarik. Kemudian saya coba dan jadinya rada ketagihan. Tiga film pertama waktu itu hanya sebatas status watching:... belum ada tulisan apapun. Sampai akhirnya untuk pertama kalinya status watching:... tersebut saya isi dengan sedikit ulasan. Film yang beruntung kebagian jatah pertama adalah ‘The Hunger Games: Catching Fire’ yang kebetulan juga saya tonton di bioskop.
Dari sana mulailah saya menjalani kebiasaan update cerita soal film di facebook. Awalnya seru rasanya bisa cerita film disitu. Ya, walaupun respon orang-orang tidak sampai gimana-gimana tapi setidaknya saya bisa ngeluarin uneg-uneg soal film yang tidak bisa dikeluarkan didunia nyata. Sampai saya merangkum semua update tersebut dalam satu bulan di blog ini lewat postingan berjudul ‘Catatan Nonton’. Seiring berjalannya waktu, makin ke sini makin rada bosan dan rada ribet juga kalau setiap habis nonton film harus nulis di facebook. Belum lagi saya selalu dihinggapi pikiran negatif tentang kemungkinan akan adanya orang yang kesal dan tidak suka sama saya karena hobinya cuma ngabisin timeline dengan tulisan panjang sok-sok bicara film. Namun pada akhirnya saya tetap bertahan dan sadar, ternyata sudah berjalan sampai 8 (delapan) bulan.
Memang sesungguhnya tidak setiap film yang saya tonton saya review di facebook. Untuk menghindari kebosanan biasanya saya mengganti privasinya dengan status only me atau saya langsung tulis dalam kolom reviewnya saja yang memang tidak muncul di timeline orang. Tapi film-film tersebut tetap masuk daftar ‘Catatan Nonton’, jadi biarpun di facebook nggak ada tapi tetap di blog tetap ada. Selain itu, saya membuat pengecualin untuk film-film yang sudah saya tonton kemudian ditonton lagi, maka itu tidak akan saya kasih short reviewnya.
Wah, kayaknya ini opening paling panjang dalam edisi ‘Catatan Nonton’ yang pernah saya buat. Tak biasanya bikin opening sepanjang ini. Tapi karena satu dan lain hal, saya merasa perlu juga untuk bicara panjang lebar di opening ‘Catatan Nonton’ kali ini. Karena nggak tahu kenapa, saya merasa bulan-bulan ke depan sepertinya saya sudah lebih jarang atau mungkin nggak sama sekali untuk cerita soal film lagi di facebook dan mungkin edisi ‘Catatan Nonton’ di blog ini bakal nggak ada (Ouchhh, TIDAK!!!). Tapi itu hanya sebatas spekulasi sementara dari saya saja. Tapi mudah-mudahan saja kebiasaan ini tidak pernah hilang dan selalu saya lakukan. Tapi apapun itu, yang pasti ini adalah ‘Catatan Nonton’ jadi mari simak review-review singkat dari film yang saya tonton di bulan Juli kemarin. Check it out!

Berbagi Suami (2006) (01/07/14)


Short review:
Mengambil sudut pandang perempuan, Nia Dinata menyajikan isu poligami dengan sangat cerdas disini. Menyalurkan segala kegundahannya terhadap praktek poligami tanpa harus terkesan membenci pelakunya dan menggurui penontonnya. Sindiran2 satir berbalut komedi menjadi tontonan hangat dr film yg punya judul Inggris 'Love for Share’ ini.
Skor: 4/5

Reservoir Dogs (1992) (04/07/14)


Short review:
Film yg menandai Quentin Tarantino sbg salah satu director yg punya ciri khas dlm film2nya, dan sudah kita kenal sampai sekarang. Film sederhana berlabel indie yg masuk jajaran classic cult. Meskipun ini film heist tapi tak pernah dijelaskan bagaimana proses perampokan itu terjadi. Yg terjadi adalah justru setelahnya. Film ini tdk hanya enak untuk ditonton tp membuat kita turut berimajinasi tentang apa dan siapa. Bagaimana pengkhianatan dan kepercayaan yg berujung saling curiga bisa jadi sebuah perdebatan hebat yg menarik.
Skor: 4/5

Kahaani (2012) (06/07/14)


Short review:
Yg kita ingat soal film bollywood tentu tak jauh2 dr drama romansa, nyanyi2, nari2 dsb. Namun 'Kahaani' itu berbeda. 'Kahaani' adalah drama thriller tentang wanita hamil yg mencari suaminya. Yg akan membawa kita pd petualangan si wanita merangkai kepingan puzzle di sudut2 kota Kalkuta, India. Sy selalu suka ketika ada drama thriller punya tokoh utama wanita, lebih spesial rasanya. Film ini murni produksi India tp penggarapannya berasa kayak film2 hollywood. Semakin kagum krn 'Kahaani' ditutup sebuah twist keren. Cool!
Skor: 3,5/5

Noah (2014) (09/07/14)


Short review:
Bukan karya terbaik Darren Aronofsky tapi masih mampu menghibur lewat aspek visualnya. Aspek religinya memang tidak terlalu menonjol tapi masih mampu mengimbangi isi cerita secara keseluruhan. Review selengkapnya bisa dilihat disini.
Skor: 3,25/5

Transformers: Age of Extinction (2014) (10/07/14)


Shor review:
Selama 'Transformers' ada di tangan Michael Bay maka selamanya ia tak akan berubah. Jangan mengharapkan apapun dari 'Transformers' ini, apalagi cerita karena pasti kurang berisi. Tapi tengoklah sisi visualnya yang selalu mengalami peningkatan dari setiap serinya. Review selengkapnya bisa dilihat disini.
Skor: 3/5

Need for Speed (2014) (16/07/14)


Short review:
Mungkin masih belum bisa menandingi kedigdayaan 'Fast & Furious' yg sudah melaju sejak 2001. Tapi setidaknya 'Need for Speed' masih bisa memberi warna tersendiri sbg film balap mobil. Adegan2 yg meminimalisir CGI mampu menghadirkan setiap sekuens balapan menjadi menyenangkan dan mendebarkan. Ceritanya mungkin simple, predictable dan berakhir klise. Namun faktor emosi + iringan scoring yg tak kalah emosional, menjadikan NFS tetap terkoneksi ke penontonnya utk tetap stay sampai akhir.
Skor: 3,25/5

The Cabin in the Woods (2012) (18/07/14)


Short review:
Ketika minim referensi tentang film horror, maka 'The Cabin in the Woods' adalah sebuah tontonan klise semata. Namun ketika referensi film horror itu banyak, maka menonton 'The Cabin in the Woods' adalah sebuah kesenangan. Sebuah pesta ala horror lengkap dgn semua subgenre-nya. Pesan manis sekaligus tribute dr Joss Whedon & Drew Goddard thd genre horror itu sendiri. You think you know the story?
Skor: 3,75/5

Dumb & Dumber (1994) (19/07/14)


Short review:
Sesuai judulnya 'Dumb & Dumber', apa yang ditampilkan duet Jim Carrey dan Jeff Daniels adalah sebuah kebodohan. Dan kebodohan2 yang mereka lakukan sanggup memberi moment2 lucu untuk ditertawakan. Meskipun tidak semua bisa membuat tertawa terbahak-bahak, tapi sebagai film komedi, 'Dumb & Dumber' berhasil mencuri perhatian di genre ini. Semoga sekuelnya 'Dumb & Dumber To' bisa lebih bodoh dan gila lagi.
Skor: 3/5

Rio 2 (2014) (22/07/14)


Short review:
Lumayan seru mengikuti petualangan Blu kali ini, apalagi sekarang punya setting hutan amazon. Walaupun secara plot tidak ada yang benar-benar baru disini. Punya kesan standar memang, tapi apa yang diharapkan dari film animasi semacam ini selain hiburan ringan? Namun disisi lain 'Rio 2' juga punya pesan yang sangat baik sekali. Terutama agar manusia bisa menjaga lingkungannya terutama hutan.
Skor: 2,75/5

A Beautiful Mind (2001) (22/07/14)


Short review:
Entah karena alasan apa, saya selalu suka film yang punya unsur penyakit psikologis didalamnya. Bermain dengan skizofrenia, 'A Beautiful Mind' jadi salah satu yang terbaik di genrenya. Tak heran bila film ini dapat penghargaan Academy Awards. Kisah yang diambil dari perjalanan hidup seorang peraih Nobel Awards, John Nash ini berhasil digarap dengan baik oleh Ron Howard, apalagi 'A Beautiful Mind' punya naskah dan divisi cast yang tampil solid. Especially for Russel Crowe.
Skor: 4,25/5

The Grand Budapest Hotel (2014) (23/07/14)


Short review:
Masih sama menyenangkannya seperti karya Wes Anderson sebelum2nya. Masih terasa warna & signature khasnya setelah terakhir kali melihatnya dlm 'Moonrise Kingdom'. Style directing, cara bertuturnya yg quirky, pergerakan kameranya, komedi absurd-nya dan pastinya scoring catchy yg sudah jd trademark-nya selama ini menjadi keseruan tersendiri. Terlebih lagi krna Wes menampilkan 'The Grand Budapest Hotel' dlm balutan visual yg eye candy. Cantik & manis. Dan tak perlu panjang lebar lagi 'The Grand Budapest Hotel' masuk jajaran film terbaik 2014 (versi saya) sejauh ini.
Skor: 4,25/5

Black Swan (2010) (25/07/14)


Short review:
Sulit untuk tidak mengagumi film Aronofsky ini. Salah satu pencapaian tertinggi seorang Natalie Portman. Sebuah eksplorasi sisi terdalam manusia akan obsesinya untuk menjadi sempurna. Thriller-psikologis yg tidak hanya kelam, mencekam, tragis dan emosional, namun juga cantik disaat bersamaan.
Skor: 4,25/5

Pi (1998) (25/07/14)


Short review:
Kelihaian Darren Aronofsky untuk menjadikan sebuah karakter kompleks yg mampu mengikat emosi penonton memang sudah ia lakukan sejak memulai debutnya lewat 'Pi'. Dan hal itu pula yang menjadi salah satu ciri khas dalam film-filmnya selama ini. Kembali bercerita tentang obsesi manusia, 'kali ini lewat seorang jenius dgn matematikanya. Nuansa hitam-putih, editing & pergerakan kamera yg unik + lantunan musik psychdelic membawa kita menyelami otak Cohen yg rumit dan misterius itu. Serumit dan semisterius π (Pi) itu sendiri.
Skor: 3,75/5

Mission: Impossible – Ghost Protocol (2011) (26/07/14)


Short review:
Lewat 'Ghost Protocol', seperti inilah sejatinya 'Mission: Impossible' bekerja. Mampu membuat misi-misi mustahil menjadi tontonan yang menegangkan dan mendebarkan. Meskipun punya template usang, tapi jelas-jelas 'Ghost Protocol' punya keunggulan dibanding tiga film sebelumnya. Adapun sedikit kelemahan yang ada mungkin muncul dari sosok villain Hendricks ‘Cobalt’ (Michael Nyqvist) yg tampil kurang maksimal. Terlepas dari itu semua, tentu kita semua setuju kalau adegan Tom Cruise (tanpa stuntman) di Burj Khalifa itu keren!
Skor: 3,5/5

Superman Returns (2006) (27/07/14)


Short review:
Entah kenapa saya kurang begitu terhibur sama film Superman yang ini. Durasi 2,5 jamnya terasa membosankan.
Skor: 2,75/5

Primal Fear (1996) (31/07/14)


Short review:
Mungkin kita semua sudah tahu kalau 'Primal Fear' merupakan tipikal film yg punya twist. Bahkan bukan hanya satu, tapi dua buah twist yang sudah menanti. Kalau kita jeli, sesungguhnya film ini tidak punya kejutan sama sekali. Namun berkat akting brilian seorang Edward Norton, twist yg disiapkan Gregory Hoblit benar2 bekerja memperdaya penonton dan membuat penonton yakin dgn apa yg dilihatnya, sebelum akhirnya...? Utk ukuran aktor debutan, Norton memang tampil sangat hebat. Bahkan Richard Gere yg notabene adalah tokoh utamanya terasa terpinggirkan begitu saja ketika melihat penampilan Norton yg luar biasa disini.
Skor: 3,5

Pulp Fiction (1994) (31/07/14)


Short review:
Plot non-liniernya mungkin membingungkan sebagian penonton. Dialog2nya mungkin dianggap gak penting. Namun hrs diakui bahwa 'Pulp Fiction' adalah film cerdas. Tidak hanya sentuhan black comedy-nya yg kental, namun lebih dari itu 'Pulp Fiction' dgn satir dan ironinya menyentil hal2 klise dlm perfilman hollywood. Penghargaan tertinggi Palm d'Or Cannes dan Best Screenplay Oscar berhasil diraih film kedua Quentin Tarantino ini. Membahas 'Pulp Fiction' mungkin tdk akan ada habisnya, krn ditinjau dr aspek manapun film ini punya nilai diatas rata2. Kalau gak mau bilang masterpiece, lantas apa?
Skor 4,5/5

Pictures from impawards

0 comments