Saturday, August 16, 2014

Penyakit/Kelainan Unik yang Ada dalam Film


Selain sebagai hiburan, film ternyata mampu memberikan pengetahuan dan wawasan baru bagi penontonnya. Dari berbagai macam cabang ilmu pengetahuan dan teknologi rasanya hampir semua pernah dijadikan tema atau sekedar unsur pendukung dalam sebuah film. Tak terkecuali dari bidang kedokteran/kesehatan. Dan setelah cukup sering menonton film, beberapa kali saya menemukan hal-hal baru, unik, terkait penyakit atau kelainan yang sebelumnya tidak pernah saya dengar tapi jadi tahu dari film. Atau istilah yang telah saya dengar sebelumnya namun sehabis nonton film jadi semakin mengenal lebih dari sekedar tahu istilahnya saja. Entah itu terkait gejala, dampak, pengaruh dsb. Beberapa contoh dibawah adalah penyakit atau kelainan yang saya temukan dalam film.

Multiple Personality Disorder / Dissociative Identity Disorder
Multiple Personality Disorder (MPD) atau yang sekarang lebih dikenal dengan istilah Dissociative Identity Disorder (DID) secara sederhana bisa disebut dengan kepribadian ganda. MPD/DID terjadi sebagai imbas dari trauma masa kecil atau remaja yang ekstrem, baik itu terkait kekerasan fisik, emosional atau seksual. Efeknya adalah munculnya dua identitas/kepribadian  atau lebih yang terjadi pada penderita. Kepribadian tersebut memegang kendali atas penderita.
 Bentuk dari kepribadian atau identitas itu sendiri bisa jadi sangat berbeda dengan kepribadian asli penderitanya. Perbedaannya bisa berupa perbedaan jenis kelamin, usia, suku, ras dsb. Sebagai contoh kita bisa melihatnya dalam film Identity (2003) karya James Mangold. Dimana dalam film tersebut kita bisa melihat sosok Malcolm Rivers (Pruitt Taylor Vince) yang menderita DID dan menemukan dalam dirinya 10 kepribadian dan identitas yang berbeda. Wujudnya adalah 10 orang tak saling kenal dengan latar belakang, jenis kelamin, usia yang berbeda-beda yang berkumpul didalam sebuah motel.


Selain Identity, bicara tema kepribadian ganda dalam film tentu kita tidak bisa mengesampingkan karya klasik dari seorang Alfred Hitchcock, Psycho (1960). Toh sesungguhnya lewat Psycho lah tema-tema tentang personality disorder masuk ranah film. Buat saya Psycho itu film sakit. [Spoiler] Gimana tidak, seorang Norman Bates (Anthony Perkins) yang tampak normal seperti pria pada umumnya ternyata memiliki kepribadian ganda yang tak lain adalah kepribadian ibunya yang telah meninggal. Lebih sakit lagi karena Bates menyimpan mayat ibunya seolah-olah ia benar-benar hidup.

Insomnia
Mungkin istilah ini tidak aneh bagi masyarakat umum. Istilah yang sering kita dengar bahkan mungkin kita juga pernah atau sering mengalaminya. Insomnia adalah gejala kelainan dalam tidur berupa kesulitan berulang untuk tidur atau mempertahankan tidur walaupun ada kesempatan untuk itu (wikipedia). Insomnia bukanlah suatu penyakit melainkan suatu gejala yang memiliki penyebab seperti kelainan emosisonal, fisik dan pemakaian obat-obatan. Insomnia seringkali timbul bersamaan dengan gangguan emosional seperti kecemasan, kegelisahan, depresi atau ketakutan. Insomnia mungkin terlihat sepele tapi gara-gara film saya jadi sadar akan dampak Insomnia. Karena bukan hanya sisi fisik yang terkena imbasnya namun juga sisi psikis. Bahkan dampaknya tidak hanya bisa dirasakan oleh diri sendiri tapi turut juga berpengaruh terhadap orang-orang disekitar kita.
Kalau ingin tahu betapa menderitanya para penderita Insomnia kita bisa tengok seorang tak bernama / Narrator (Edward Norton) dalam Fight Club dan seorang pekerja kurus kering bernama Trevor Reznik (Christian Bale) dalam The Machinist. Keduanya adalah pederita Insomnia akut dan berkepanjangan dan [Spoiler] menyebabkan mereka menderita halusinasi yang secara langsung berimbas pada kehidupan mereka. Khusus untuk Trevor Reznik, saking akutnya Insomnia yang dideritanya, tubuh Trevor Reznik sampai kurus (sekurus-kurusnya) dan kering (sekering-keringnya). Bahkan karena kurus tubuhnya, tulang-tulangnyapun terlihat sangat jelas menonjol. Kalau sudah begini tentu Insomnia tak bisa diremehkan begitu saja. 

 
Narcolepsy
Narcolepsy adalah kebalikan dari Insomnia. Istilah ini pertama kali saya dengar dari Fight Club. Waktu itu si pria tak bernama/Narrator (Edward Norton) sedang berkonsultasi dengan seorang dokter mengenai insomnia yang dideritanya. Ditengah oborolan tersebut si Narrator nyebut-nyebut istilah ini.
Narcolepsy sendiri adalah gangguan tidur dimana disini penderitanya mengalami sulit mempertahankan keadaan sadar. Sederhanya, kalau Insomnia itu sulit tidur maka Narcolepsy mudah tidur. Menurut sebuah sumber, Narcolepsy ini merupakan tipikal penyakit kronis yang menyerang sistem saraf pusat. Yang parah dari Narcolepsy adalah kelakuannya yang menyerang penderitanya secara tiba-tiba dan mendadak, dimana saja dan kapan saja. Tanpa kompromi. Jadi bisa saja penderita lagi jalan-jalan atau naik motor terus tiba-tiba tertidur begitu saja. Atau penderita yang tiba-tiba tertidur di suatu tempat kemudian terbangun di tempat lain yang berbeda.
Mungkin Fight Club tidak menggambarkan Narcolepsy secara utuh. Karena memang Fight Club tidak bicara tentang Narcolepsy. Tapi disana ada beberapa scene yang mungkin bisa dijadikan referensi tentang gambaran Narcolepsy itu sendiri. Selain Fight Club, contoh lainnya dari Narcolepsy mungkin bisa kita lihat lewat film Rat Race. Walaupun Narcolepsy bukan tema utama tapi kita bisa lihat seorang tokoh yang diperankan Rowan Atkinson tiba-tiba tertidur begitu saja ditengah jalan waktu lagi lari. Ya, mungkin kira-kira begitulah kelakuan Narcolepsy yang tiba-tiba dan mendadak itu.

Schizophrenia
Skizofrenia adalah kelainan mental yang ditandai oleh gangguan proses berpikir dan respon emosi yang lemah (wikipedia). Keadaan ini dimanifestasikan dalam bentuk halusinasi (seperti mendengar dan melihat sesuatu yang tak ada), waham (keyakinan salah dan tak dapat dikoreksi) dan gangguan daya pikir dan bicara. Istilah Skizofrenia mulai diperkenalkan oleh Eugen Bleuler setelah ia meneliti bahwa penyakit ini menyebabkan terpecahnya pikiran, emosi dan perilaku. Skizofrenia termasuk penyakit yang kompleks dan skizofrenia itu banyak jenisnya.
Skizofrenia sangat kental dengan film ‘A Beautiful Mind’-nya Ron Howard. ‘A Beautiful Mind’ merupakan sebuah biopik dari seorang peraih Nobel Awards dalam bidang ekonomi pada tahun 1994 yaitu John Nash. Dalam film tersebut John Nash (Russe Crowe) digambarkan sebagai seorang matematikawan jenius yang justru menderita skizofrenia sehingga ia tidak mampu membedakan yang mana realita dan halusinasi. Dan mulai terjebak dengan dunianya sendiri. Hal tersebut ditandai dengan munculnya orang-orang imajiner dalam kehidupannya. Sampai ia menganggap ia adalah mata-mata yang ditugaskan Pentagon untuk memecahkan kode rahasia milik tentara Uni Soviet.


Dalam ‘A Beautiful Mind’ kita benar-benar diberi tahu tentang gambaran Skizofrenia mulai dari awal sampai sembuh. Sembuh? Ya, sembuh. Ternyata skizofrenia bisa disembuhkan. Bahkan bukan hanya sembuh karena penderitanya ternyata mampu berprestasi dan menginspirasi kita yang sehat wal’afiat.

Bipolar Disorder
Akhir-akhir ini, istilah Bipolar Disorder sering sekali saya dengar. Mulai dari berita kematian seorang aktor hollywood Robin Williams yang diduga bunuh diri dan menderita Bipolar Disorder. Serta dari tanah air yang datang dari Marshanda yang kabarnya dia juga diduga menderita Bipolar Disorder ditengah kasusnya yang lagi happening itu.
Bipolar Disorder adalah jenis penyakit psikologi, ditandai dengan perubahan mood yang ekstrim berupa depresi dan mania. Penggunaan istilah ini mengacu pada suasana hati penderitanya yang dapat berganti secara tiba-tiba antara dua kutub (bipolar) yang berlawanan yaitu kebahagiaan (mania) dan kesedihan (depresi) (wikipedia). Jadi, biasanya penderita Bipolar Disorder ini sering mengalami masalah dengan suasana hatinya yang suka berubah-ubah secara mendadak. Dalam satu waktu bisa jadi sangat bahagia namun satu detik berikutnya tiba-tiba merana kesedihan. Penyebabnya bisa karena faktor gen, lingkungan ataupun fisiologi yaitu terganggunya fungsi syaraf dan cairan keseimbangan dalam otak.
Dalam film, penderita Bipolar Disorder bisa kita lihat dalam sosok mantan guru bernama Pat Solitano (Bradley Cooper) di Silver Linings Playbook. Sebuah romcom berkualitas Oscar dari David O. Russell. Kita bisa lihat disana bagaimana Pat dengan Bipolarnya menjalin hubungan dengan Tiffany (Jennifer Lawrence) yang juga tidak kalah anehnya. Tapi yang pasti hati-hati aja ya buat yang sering mood-moodan! Bisa-bisa kena Bipolar Disorder lho! Hehe!!!

Short Term Memory Lost Syndrome
Short Term Memory Lost Syndrome adalah ketidakmampuan seseorang untuk membuat ingatan jangka pendek atau membuat ingatan-ingatan baru. Jadi, si penderita tidak mampu mengingat hal-hal yang baru saja terjadi baik yang dilihat, didengar, dirasakan atau yang dilakukannya. Berkurangnya daya ingat manusia disebabkan oleh dua faktor yakni faktor trauma dan non-trauma. Faktor trauma jika penderita pernah mengalami benturan keras di kepala akibat kecelakaan atau peristiwa lain. Sedangkan faktor non-trauma jika pembuluh darah penderita mengalami gangguang sehingga tidak bisa menyuplai darah ke otak.
Saya tahu istilah Short Term Memory Lost Syndrome dari film Memento (2000) karya Cristopher Nolan.  Film ini bercerita tentang seorang pria yang menderita Short Term Memory Lost Syndrome sehingga ia kesulitan membuat ingatan-ingatan jangka pendek. Ia berusaha menemukan pembunuh istrinya dengan tato, gambar serta catatan-catatan yang dibuatnya untuk membantu mengingat dan memberi pentunjuk untuk menemukan pembunuh istrinya. 

 
Goldfield Syndrome
Seperti halnya Short Term Memory Lost Syndrome, Goldfield Syndrome juga bermasalah dengan yang namanya ingatan. Goldfield Syndrome adalah bentuk amnesia anterogede fiktif dimana peristiwa yang terjadi hari itu akan menghilang dari ingatannya setiap malam (wikipedia). Si penderita tidak akan mengingat peristiwa hari ini di keesokan harinya. Jadi setelah dia tertidur maka ia akan lupa semua kejadian yang telah ia lalui hari itu. Penyebab umumnya terjadi karena kecelakaan yang menyebabkan penderita mengalami amnesia. Jadi biasanya si penderita hanya mengingat peristiwa terakhir sebelum kecelakaan yang ia alami terjadi.
Mengenai Goldfield Syndrome ini, kita bisa nonton filmnya Adam Sandler dan Drew Barrymore yang berjudul 50 First Dates (2004). Disanalah kita bisa melihat secara eksplisit mengenai Goldfield Syndrome itu. Sebagai sebuah romcom, 50 First Dates (2004) termasuk kategori film romcom yang lumayan bagus. Film ini benar-benar menunjukkan kesetiaan seorang lelaki untuk orang yang dicintainya. Si lelaki benar-benar diuji cintanya kepada si perempuan. Bagaimana tidak diuji, kalau kita mencintai seseorang yang justru melupakan kita setiap hari dan tidak mengenali kita sama sekali. Dan lewat 50 First Dates, kita diperlihatkan perjuangan seseorang untuk membuat jatuh hati pujaan hatinya setiap hari seolah-olah itu jatuh hati untuk pertama kalinya. Sampai akhirnya....... Tonton sendiri aja deh!

Osteogensis Imperfecta
Osteogensis Imperfecta adalah sebuah penyakit langka dimana tulang-tulang yang menderita penyakit ini mudah sekali patah dan retak serta sangat rentan terhadap cedera. Penyakit ini umumnya diderita semenjak lahir dan biasanya merupakan penyakit turunan. Selain tulang yang rapuh, Osteogensis Imperfecta juga ditandai dengan kelainan pada ligamen, kulit, sklera, gigi dan pendengaran (tuli).


Osteogensis Imperfecta dalam film bisa dilihat lewat sosok Elijah (Samuel L. Jackson) dalam film Unbreakable (2000). Didalam film ini, ia disebut Mr. Glass karena terlampau seringnya ia cedera dan tulangnya patah dan retak. Unbreakable dibuat oleh M. Night Shyamalan yang waktu itu filmnya masih bagus-bagus. Seperti penyakitnya, Unbreakable juga termasuk film langka dan jarang ditemui akhir-akhir ini. Membawa tema superhero, tapi bukan superhero pada umumnya film ini termasuk salah satu karya Shyamalan yang layak ditonton.

Dyslexia
Disleksia adalah sebuah kondisi ketidakmampuan belajar pada seseorang yang disebabkan oleh kesulitan pada orang tersebut dalam melakukan aktivitas membaca dan menulis (wikipedia). Disleksia sebenarnya hanya terbatas pada kesulitan seseorang dalam membaca dan menulis seperti orang normal pada umumnya. Namun disleksia tidak terbatas pada kemampuan manusia lainnya termasuk kecerdasan. Jadi, buat penderita disleksia tidak usah khawatir karena sesungguhnya kemampuan mereka sama seperti manusia normal lainnya. Hanya saja mungkin cara belajar-mengajar penderita disleksia tidak bisa disamakan dengan cara belajar-mengajar orang normal biasanya. Karena memang penderita disleksia tidak bisa seperti itu dan butuh cara belajar-mengajar khusus. Tapi yang pasti, penderita disleksia kalau diajari dengan cara yang benar, dia akan sama seperti orang normal lainnya bahkan bisa lebih.
Ngomong-ngomong soal disleksia, seorang remaja bernama Percy Jackson juga mengalami hal yang sama. Dan memang dia juga mengalami kesulitan belajar ketika disandingkan bersama orang-orang normal pada umumnya. Namun ternyata hal itu tidak menyurutkan dirinya untuk bersinar. Bahkan dalam filmnya, Percy Jackson and The Olympians: The Lighting Thief (2010) dan Percy Jackson: Sea of Monsters (2013), kita akan menemukan moment-moment yang membuat dia hebat karena hanya dia yang bisa melakukan hal tersebut. Dan semua itu berkat disleksia-nya.

Nymphomaniac
Saya tak pernah tahu istilah Nymphomaniac, sebelum Lars Von Trier menelurkan film terakhir dari trilogy depression-nya yang berjudul ‘Nymphomaniac’ tahun ini. Istilah Nymphomaniac ini sendiri merujuk kepada gangguan seksual pada wanita yang ditandai dengan keinginan bercinta yang tidak tertahankan dan muncul dari alam bawah sadar. Sederhananya Nymphomaniac itu adalah wanita yang hiperseks. 


Seperti film Von Trier yang lainnya, film ini juga tak lepas dari kontroversi. Ya, temanya tentang sex addict tentunya bakal menampilkan banyak adegan seks disini. Dan itu memang terbukti. Bahkan sebelum filmnya dirilis, Von Trier sempat membuat kontroversi saat merilis poster para pemerannya yang menampilkan ekspresi orgasme. Terlepas dari itu semua, disini kita bisa melihat perjalanan seorang Joe (Charlotte Gainsbourg) yang dari semenjak remaja telah berhubungan seks sampai akhirnya ia menjadi seorang Nymphomaniac. Dilihat dari segi filmnya, Nymphomaniac yang dibagi menjadi dua part ini, sebenarnya lumayan cuma karena kontennya itu (dan itunya sangat banyak), sehingga membuat film ini jadi kurang nyaman buat ditonton.

Well, masih banyak istilah penyakit/kelainan/sindrom/dsb yang ada dalam film. Bahkan masih banyak film dengan tema-tema seperti diatas yang tak saya sebutkan disini. Tapi apa yang sudah saya sebutkan diatas, menurut saya sudah mampu mewakilkan apa yang ingin saya tulis, meskipun penjelasannya masih kurang detail dan tidak mendalam.

2 comments

Alamanda January 20, 2015 at 11:20 AM Reply said... Reply

Wah, makasih gan infonya. Mantap banget nambah pengetahuan ane seputar kelainan kepribadian. ^^

Anonim January 20, 2015 at 10:04 PM Reply said... Reply

@Alamanda: Iya, sama-sama. Jangan lupa ditonton filmnya! Hehe...