Selain
sebagai hiburan, film ternyata mampu memberikan pengetahuan dan wawasan baru
bagi penontonnya. Dari berbagai macam cabang ilmu pengetahuan dan teknologi
rasanya hampir semua pernah dijadikan tema atau sekedar unsur pendukung dalam
sebuah film. Tak terkecuali dari bidang kedokteran/kesehatan. Dan setelah cukup
sering menonton film, beberapa kali saya menemukan hal-hal baru, unik, terkait
penyakit atau kelainan yang sebelumnya tidak pernah saya dengar tapi jadi tahu
dari film. Atau istilah yang telah saya dengar sebelumnya namun sehabis nonton
film jadi semakin mengenal lebih dari sekedar tahu istilahnya saja. Entah itu
terkait gejala, dampak, pengaruh dsb. Beberapa contoh dibawah adalah penyakit
atau kelainan yang saya temukan dalam film.
Multiple
Personality Disorder / Dissociative Identity Disorder
Multiple Personality
Disorder (MPD) atau
yang sekarang lebih dikenal dengan istilah Dissociative
Identity Disorder (DID) secara sederhana bisa disebut dengan kepribadian
ganda. MPD/DID terjadi sebagai imbas dari trauma masa kecil atau remaja yang
ekstrem, baik itu terkait kekerasan fisik, emosional atau seksual. Efeknya
adalah munculnya dua identitas/kepribadian
atau lebih yang terjadi pada penderita. Kepribadian tersebut memegang
kendali atas penderita.
Bentuk dari kepribadian atau identitas itu
sendiri bisa jadi sangat berbeda dengan kepribadian asli penderitanya.
Perbedaannya bisa berupa perbedaan jenis kelamin, usia, suku, ras dsb. Sebagai
contoh kita bisa melihatnya dalam film Identity (2003) karya James Mangold.
Dimana dalam film tersebut kita bisa melihat sosok Malcolm Rivers (Pruitt
Taylor Vince) yang menderita DID dan menemukan dalam dirinya 10 kepribadian dan
identitas yang berbeda. Wujudnya adalah 10 orang tak saling kenal dengan latar
belakang, jenis kelamin, usia yang berbeda-beda yang berkumpul didalam sebuah
motel.
Selain
Identity, bicara tema kepribadian ganda dalam film tentu kita tidak bisa
mengesampingkan karya klasik dari seorang Alfred Hitchcock, Psycho (1960). Toh
sesungguhnya lewat Psycho lah tema-tema tentang personality disorder masuk ranah film. Buat saya Psycho itu film
sakit. [Spoiler]
Gimana tidak, seorang Norman Bates (Anthony Perkins) yang tampak normal seperti
pria pada umumnya ternyata memiliki kepribadian ganda yang tak lain adalah
kepribadian ibunya yang telah meninggal. Lebih sakit lagi karena Bates
menyimpan mayat ibunya seolah-olah ia benar-benar hidup.
Insomnia
Mungkin
istilah ini tidak aneh bagi masyarakat umum. Istilah yang sering kita dengar
bahkan mungkin kita juga pernah atau sering mengalaminya. Insomnia adalah gejala kelainan dalam tidur berupa kesulitan
berulang untuk tidur atau mempertahankan tidur walaupun ada kesempatan untuk
itu (wikipedia). Insomnia bukanlah
suatu penyakit melainkan suatu gejala yang memiliki penyebab seperti kelainan
emosisonal, fisik dan pemakaian obat-obatan. Insomnia seringkali timbul bersamaan dengan gangguan emosional
seperti kecemasan, kegelisahan, depresi atau ketakutan. Insomnia mungkin terlihat sepele tapi gara-gara film saya jadi sadar
akan dampak Insomnia. Karena bukan
hanya sisi fisik yang terkena imbasnya namun juga sisi psikis. Bahkan dampaknya
tidak hanya bisa dirasakan oleh diri sendiri tapi turut juga berpengaruh
terhadap orang-orang disekitar kita.
Kalau
ingin tahu betapa menderitanya para penderita Insomnia kita bisa tengok seorang tak bernama / Narrator (Edward
Norton) dalam Fight Club dan seorang pekerja kurus kering bernama Trevor Reznik
(Christian Bale) dalam The Machinist. Keduanya adalah pederita Insomnia akut dan berkepanjangan dan [Spoiler]
menyebabkan mereka menderita halusinasi yang secara langsung berimbas pada
kehidupan mereka. Khusus untuk Trevor Reznik, saking akutnya Insomnia yang dideritanya, tubuh Trevor
Reznik sampai kurus (sekurus-kurusnya) dan kering (sekering-keringnya). Bahkan
karena kurus tubuhnya, tulang-tulangnyapun terlihat sangat jelas menonjol.
Kalau sudah begini tentu Insomnia tak
bisa diremehkan begitu saja.
Narcolepsy
Narcolepsy adalah kebalikan dari Insomnia. Istilah ini pertama kali saya dengar
dari Fight Club. Waktu itu si pria tak bernama/Narrator (Edward Norton) sedang
berkonsultasi dengan seorang dokter mengenai insomnia yang dideritanya.
Ditengah oborolan tersebut si Narrator nyebut-nyebut istilah ini.
Narcolepsy sendiri adalah gangguan tidur
dimana disini penderitanya mengalami sulit mempertahankan keadaan sadar.
Sederhanya, kalau Insomnia itu sulit
tidur maka Narcolepsy mudah tidur. Menurut
sebuah sumber, Narcolepsy ini
merupakan tipikal penyakit kronis yang menyerang sistem saraf pusat. Yang parah
dari Narcolepsy adalah kelakuannya
yang menyerang penderitanya secara tiba-tiba dan mendadak, dimana saja dan
kapan saja. Tanpa kompromi. Jadi bisa saja penderita lagi jalan-jalan atau naik
motor terus tiba-tiba tertidur begitu saja. Atau penderita yang tiba-tiba
tertidur di suatu tempat kemudian terbangun di tempat lain yang berbeda.
Mungkin
Fight Club tidak menggambarkan Narcolepsy
secara utuh. Karena memang Fight Club tidak bicara tentang Narcolepsy. Tapi disana ada beberapa scene yang mungkin bisa
dijadikan referensi tentang gambaran Narcolepsy
itu sendiri. Selain Fight Club, contoh lainnya dari Narcolepsy mungkin bisa
kita lihat lewat film Rat Race. Walaupun Narcolepsy
bukan tema utama tapi kita bisa lihat seorang tokoh yang diperankan Rowan
Atkinson tiba-tiba tertidur begitu saja ditengah jalan waktu lagi lari. Ya,
mungkin kira-kira begitulah kelakuan Narcolepsy
yang tiba-tiba dan mendadak itu.
Schizophrenia
Skizofrenia adalah kelainan mental yang
ditandai oleh gangguan proses berpikir dan respon emosi yang lemah (wikipedia).
Keadaan ini dimanifestasikan dalam bentuk halusinasi (seperti mendengar dan
melihat sesuatu yang tak ada), waham (keyakinan salah dan tak dapat dikoreksi)
dan gangguan daya pikir dan bicara. Istilah Skizofrenia
mulai diperkenalkan oleh Eugen Bleuler setelah ia meneliti bahwa penyakit ini
menyebabkan terpecahnya pikiran, emosi dan perilaku. Skizofrenia termasuk penyakit yang kompleks dan skizofrenia itu banyak jenisnya.
Skizofrenia sangat kental dengan film ‘A
Beautiful Mind’-nya Ron Howard. ‘A Beautiful Mind’ merupakan sebuah biopik dari
seorang peraih Nobel Awards dalam bidang ekonomi pada tahun 1994 yaitu John
Nash. Dalam film tersebut John Nash (Russe Crowe) digambarkan sebagai seorang
matematikawan jenius yang justru menderita skizofrenia
sehingga ia tidak mampu membedakan yang mana realita dan halusinasi. Dan mulai
terjebak dengan dunianya sendiri. Hal tersebut ditandai dengan munculnya orang-orang
imajiner dalam kehidupannya. Sampai ia menganggap ia adalah mata-mata yang
ditugaskan Pentagon untuk memecahkan kode rahasia milik tentara Uni Soviet.
Dalam
‘A Beautiful Mind’ kita benar-benar diberi tahu tentang gambaran Skizofrenia mulai dari awal sampai sembuh.
Sembuh? Ya, sembuh. Ternyata skizofrenia
bisa disembuhkan. Bahkan bukan hanya sembuh karena penderitanya ternyata mampu berprestasi
dan menginspirasi kita yang sehat wal’afiat.
Bipolar
Disorder
Akhir-akhir
ini, istilah Bipolar Disorder sering
sekali saya dengar. Mulai dari berita kematian seorang aktor hollywood Robin
Williams yang diduga bunuh diri dan menderita Bipolar Disorder. Serta dari tanah air yang datang dari Marshanda yang
kabarnya dia juga diduga menderita Bipolar
Disorder ditengah kasusnya yang lagi happening
itu.
Bipolar Disorder adalah jenis penyakit psikologi,
ditandai dengan perubahan mood yang
ekstrim berupa depresi dan mania. Penggunaan istilah ini mengacu pada suasana
hati penderitanya yang dapat berganti secara tiba-tiba antara dua kutub
(bipolar) yang berlawanan yaitu kebahagiaan (mania) dan kesedihan (depresi)
(wikipedia). Jadi, biasanya penderita Bipolar
Disorder ini sering mengalami masalah dengan suasana hatinya yang suka
berubah-ubah secara mendadak. Dalam satu waktu bisa jadi sangat bahagia namun
satu detik berikutnya tiba-tiba merana kesedihan. Penyebabnya bisa karena
faktor gen, lingkungan ataupun fisiologi yaitu terganggunya fungsi syaraf dan
cairan keseimbangan dalam otak.
Dalam
film, penderita Bipolar Disorder bisa
kita lihat dalam sosok mantan guru bernama Pat Solitano (Bradley Cooper) di
Silver Linings Playbook. Sebuah romcom berkualitas Oscar dari David O. Russell.
Kita bisa lihat disana bagaimana Pat dengan Bipolarnya menjalin hubungan dengan
Tiffany (Jennifer Lawrence) yang juga tidak kalah anehnya. Tapi yang pasti hati-hati
aja ya buat yang sering mood-moodan! Bisa-bisa kena Bipolar Disorder lho! Hehe!!!
Short
Term Memory Lost Syndrome
Short Term Memory Lost
Syndrome adalah
ketidakmampuan seseorang untuk membuat ingatan jangka pendek atau membuat
ingatan-ingatan baru. Jadi, si penderita tidak mampu mengingat hal-hal yang
baru saja terjadi baik yang dilihat, didengar, dirasakan atau yang
dilakukannya. Berkurangnya daya ingat manusia disebabkan oleh dua faktor yakni
faktor trauma dan non-trauma. Faktor trauma jika penderita pernah mengalami benturan
keras di kepala akibat kecelakaan atau peristiwa lain. Sedangkan faktor non-trauma
jika pembuluh darah penderita mengalami gangguang sehingga tidak bisa menyuplai
darah ke otak.
Saya
tahu istilah Short Term Memory Lost Syndrome
dari film Memento (2000) karya Cristopher Nolan. Film ini bercerita tentang seorang pria yang
menderita Short Term Memory Lost Syndrome
sehingga ia kesulitan membuat ingatan-ingatan jangka pendek. Ia berusaha menemukan pembunuh istrinya dengan tato,
gambar serta catatan-catatan yang dibuatnya untuk membantu mengingat dan
memberi pentunjuk untuk menemukan pembunuh istrinya.
Goldfield
Syndrome
Seperti
halnya Short Term Memory Lost Syndrome,
Goldfield Syndrome juga bermasalah
dengan yang namanya ingatan. Goldfield Syndrome
adalah bentuk amnesia anterogede
fiktif dimana peristiwa yang terjadi hari itu akan menghilang dari ingatannya
setiap malam (wikipedia). Si penderita tidak akan mengingat peristiwa hari ini di
keesokan harinya. Jadi setelah dia tertidur maka ia akan lupa semua kejadian
yang telah ia lalui hari itu. Penyebab umumnya terjadi karena kecelakaan yang
menyebabkan penderita mengalami amnesia. Jadi biasanya si penderita hanya
mengingat peristiwa terakhir sebelum kecelakaan yang ia alami terjadi.
Mengenai
Goldfield Syndrome ini, kita bisa
nonton filmnya Adam Sandler dan Drew Barrymore yang berjudul 50 First Dates
(2004). Disanalah kita bisa melihat secara eksplisit mengenai Goldfield Syndrome itu. Sebagai sebuah
romcom, 50 First Dates (2004) termasuk kategori film romcom yang lumayan bagus.
Film ini benar-benar menunjukkan kesetiaan seorang lelaki untuk orang yang
dicintainya. Si lelaki benar-benar diuji cintanya kepada si perempuan. Bagaimana
tidak diuji, kalau kita mencintai seseorang yang justru melupakan kita setiap hari
dan tidak mengenali kita sama sekali. Dan lewat 50 First Dates, kita diperlihatkan
perjuangan seseorang untuk membuat jatuh hati pujaan hatinya setiap hari
seolah-olah itu jatuh hati untuk pertama kalinya. Sampai akhirnya....... Tonton
sendiri aja deh!
Osteogensis
Imperfecta
Osteogensis Imperfecta adalah sebuah penyakit langka
dimana tulang-tulang yang menderita penyakit ini mudah sekali patah dan retak
serta sangat rentan terhadap cedera. Penyakit ini umumnya diderita semenjak
lahir dan biasanya merupakan penyakit turunan. Selain tulang yang rapuh, Osteogensis Imperfecta juga ditandai
dengan kelainan pada ligamen, kulit, sklera, gigi dan pendengaran (tuli).
Osteogensis Imperfecta dalam film bisa dilihat lewat sosok
Elijah (Samuel L. Jackson) dalam film Unbreakable (2000). Didalam film ini, ia
disebut Mr. Glass karena terlampau
seringnya ia cedera dan tulangnya patah dan retak. Unbreakable dibuat oleh M.
Night Shyamalan yang waktu itu filmnya masih bagus-bagus. Seperti penyakitnya, Unbreakable
juga termasuk film langka dan jarang ditemui akhir-akhir ini. Membawa tema
superhero, tapi bukan superhero pada umumnya film ini termasuk salah satu karya
Shyamalan yang layak ditonton.
Dyslexia
Disleksia adalah sebuah kondisi
ketidakmampuan belajar pada seseorang yang disebabkan oleh kesulitan pada orang
tersebut dalam melakukan aktivitas membaca dan menulis (wikipedia). Disleksia sebenarnya hanya terbatas pada
kesulitan seseorang dalam membaca dan menulis seperti orang normal pada
umumnya. Namun disleksia tidak
terbatas pada kemampuan manusia lainnya termasuk kecerdasan. Jadi, buat
penderita disleksia tidak usah
khawatir karena sesungguhnya kemampuan mereka sama seperti manusia normal
lainnya. Hanya saja mungkin cara belajar-mengajar penderita disleksia tidak bisa disamakan dengan
cara belajar-mengajar orang normal biasanya. Karena memang penderita disleksia tidak bisa seperti itu dan
butuh cara belajar-mengajar khusus. Tapi yang pasti, penderita disleksia kalau diajari dengan cara yang
benar, dia akan sama seperti orang normal lainnya bahkan bisa lebih.
Ngomong-ngomong
soal disleksia, seorang remaja
bernama Percy Jackson juga mengalami hal yang sama. Dan memang dia juga
mengalami kesulitan belajar ketika disandingkan bersama orang-orang normal pada
umumnya. Namun ternyata hal itu tidak menyurutkan dirinya untuk bersinar. Bahkan
dalam filmnya, Percy Jackson and The Olympians: The Lighting Thief (2010) dan
Percy Jackson: Sea of Monsters (2013), kita akan menemukan moment-moment yang
membuat dia hebat karena hanya dia yang bisa melakukan hal tersebut. Dan semua
itu berkat disleksia-nya.
Nymphomaniac
Saya tak pernah tahu istilah Nymphomaniac,
sebelum Lars Von Trier menelurkan film terakhir dari trilogy depression-nya yang berjudul ‘Nymphomaniac’ tahun ini. Istilah
Nymphomaniac ini sendiri merujuk
kepada gangguan seksual pada wanita yang ditandai dengan keinginan bercinta
yang tidak tertahankan dan muncul dari alam bawah sadar. Sederhananya Nymphomaniac itu adalah wanita yang
hiperseks.
Seperti
film Von Trier yang lainnya, film ini juga tak lepas dari kontroversi. Ya, temanya
tentang sex addict tentunya bakal
menampilkan banyak adegan seks disini. Dan itu memang terbukti. Bahkan sebelum
filmnya dirilis, Von Trier sempat membuat kontroversi saat merilis poster para
pemerannya yang menampilkan ekspresi orgasme. Terlepas dari itu semua, disini
kita bisa melihat perjalanan seorang Joe (Charlotte Gainsbourg) yang dari
semenjak remaja telah berhubungan seks sampai akhirnya ia menjadi seorang Nymphomaniac. Dilihat dari segi filmnya,
Nymphomaniac yang dibagi menjadi dua part ini, sebenarnya lumayan cuma karena
kontennya itu (dan itunya sangat banyak),
sehingga membuat film ini jadi kurang nyaman buat ditonton.
Well, masih banyak istilah
penyakit/kelainan/sindrom/dsb yang ada dalam film. Bahkan masih banyak film dengan
tema-tema seperti diatas yang tak saya sebutkan disini. Tapi apa yang sudah saya sebutkan diatas, menurut saya sudah mampu mewakilkan apa yang ingin saya tulis, meskipun penjelasannya masih kurang detail dan tidak mendalam.
2 comments
Wah, makasih gan infonya. Mantap banget nambah pengetahuan ane seputar kelainan kepribadian. ^^
@Alamanda: Iya, sama-sama. Jangan lupa ditonton filmnya! Hehe...
Post a Comment