Sudah kurang lebih seminggu Mini Drama Ada Apa Dengan
Cinta? 2014 menyedot perhatian masyarakat Indonesia. Sejak di upload di youtube 6 November lalu,
viewer-nya
saat ini sudah mencapai 3 jutaan lebih. Bukan hanya di media-media online,
media-media lain pun (seperti televisi) juga ikut-ikutan terkena demam
nostalgia kisah belum usai Rangga dan Cinta. Belum lagi meme-meme dan
parodi-parodi yang juga turut meramaikan kehadiran mereka. Melihat respon yang
cukup positif, banyak kalangan yang mengharapkan sekuel asli berbentuk film
panjang dari AADC? yang dirilis tahun 2002 ini. Tapi haruskah AADC? dibuat
sekuelnya?
Sedikit flashback ke
belakang, Ada Apa Dengan Cinta? adalah film Indonesia yang rilis tahun 2002
yang disturadarai oleh Rudy Soedjarwo. Film ini disebut-sebut sebagai
tonggak kebangkitan film Indonesia dan jadi pelopor film remaja romantis modern
di Indonesia. Kisahnya yang dekat dengan kehidupan masyarakat dan cara
bertuturnya yang terasa nyaman untuk diikuti memang menjadi alasan kenapa film
AADC? jadi tontonan wajib remaja Indonesia dari berbagai generasi. Tak hanya
itu, AADC? juga punya element-element yang selalu nempel diingatan penonton.
Buku ‘Aku’-nya Sumandjaya, tarian geng Cinta, soundtrack-soundtrack keren (yang terbaik yang
pernah dibuat Mely Goeslow) dan pastinya puisi-puisi Rangga. “Pecahkan saja
gelasnya biar ramai”, sudah ikonik banget tuh! Dan masih banyak hal-hal lain
yang membuat AADC? meninggalkan kesan di benak penontonnya.
Tahun ini, lewat sebuah ajang perkenalan fitur baru
dari salah satu perusahaan instant messaging
asal Jepang. Sebuah mini drama Ada Apa dengan Cinta? (2014) dirilis. Sebelum
menonton AADC? 2014, saya belum tahu kalau ternyata sekuel AADC? yang heboh
dibicarain orang-orang adalah untuk keperluan komersial. Pertamanya merasa
janggal ketika lihat scene-nya diawal,
yang langsung terpatri dalam otak saya, “Ini iklan banget!”. Dan ketika durasi
10 menitannya berakhir, praduga saya ternyata benar. Namun, biarpun untuk
kepentingan komersial, AADC? 2014 punya sesuatu yang tidak hanya dibuat untuk sekedar
urusan promosi/iklan. Ada keseriusan yang bisa kita lihat dalam eksekusinya
yang tertata dengan baik dan sangat rapi. Karena penggarapannya yang serius itu
pula, AADC? 2014 tidak hanya sukses membuat kita kangen dan terjebak nostalgia,
tapi berharap benar-benar akan ada sekuel dari AADC? Btw, para pemerannya
udah pada gendut ya? Hehe.
Memang banyak orang yang mengharapkan dibuatkan sekuel
Ada Apa dengan Cinta? namun saya sendiri tidak terlalu mengharapkan demikian.
Alasannya jelas, saya takut kalau film sekuelnya nanti tidak sebagus
predesesornya. Ya kalau benar dibuat sekuelnya nanti, kalau bagus sih, gak
apa-apa, terus bagaimana kalau hasilnya jelek? Itu semua akan menghancurkan image film Ada
Apa dengan Cinta? sendiri yang sudah 12 tahun lebih meninggalkan bekas dihati
para penonton. Memang akan jadi PR berat jika AADC? benar-benar akan dibuat
sekuelnya. Orang-orang yang ada dibalik film tersebut memang harus orang yang
tepat, dibuat dengan serius dan dibuat bukan hanya sekedar melihat animo masyarakat
saja apalagi untuk meraih keuntungan. Sekuel ini dibuat memang karena ceritanya
sendiri akan berlanjut. Bukan karena apa-apa. Bukan untuk kepentingan apa-apa.
Kalau buat saya sih, AADC? itu mending gak usah dibuat
sekuelnya. Biar saja AADC? tetap seperti yang kita lihat, yang apa adanya, tak
berlebihan tapi meninggalkan kesan dibenak setiap orang yang menontonnya.
Biarlah kisah Cinta dan Rangga yang belum usai tak pernah terjawab. Biarlah
satu purnama yang ditunggu-tunggu tak pernah datang. Biarlah semuanya
menggantung. Dan biarkan penonton berimajinasi sendiri tentang akhir dari
pertanyaan yang belum sempat terjawab.
0 comments
Post a Comment