“Ya ampun, Dinda! Mana ada orang bikin puisi pake
tender, pake pesenan. Puisi itu keindahan kehidupan, keindahan kata-kata.
Pokoknya banyak deh definisinya”, Zafran berujar kesal pada Dinda (5 cm).
Puisi pakai pesenan. Memang rada aneh kedengarannya.
Tapi percaya atau tidak saya pernah bikin puisi pesenan. Waktu itu, ada seorang
ibu guru yang sudah saya kenal selama kurang lebih 4 bulan terakhir ini. Dia
meminta saya untuk membuat puisi buat suaminya. Bingung juga sebenarnya, toh
saya gak pinter-pinter amat membuat puisi (Ini bener! Serius!). Walaupun
akhirnya tergerak juga untuk membuat. Dan hasilnya? Sebuah rangkaian kata (sebut
saja itu puisi) yang direka-reka tercipta. Meski saya merasa puisi ini
adalah puisi dari laki-laki untuk perempuan (bukan sebaliknya). Tapi
Mudah-mudahan yang mesen puas dan beneran bisa jadi kado untuk orang yang
dimaksud.
Puisi pesenan? Saya juga bingung ngasih judulnya apa.
Hehe....
Saat
kau memilihku
Aku
sadar aku bukan yang paling baik
Terlebih
untukmu
Namun
aku yakin
Janji
yang telah kita ikrarkan
Ada
dalam goresan pena Sang Kuasa
Untuk
menunjukkan cinta-Nya
Dan
aku percaya
Bahwa
engkaulah alasan
Untuk
menjadi yang pertama kulihat
Saat
pertama ku membuka mata
Dan
menjadi yang terakhir kulihat
Sesaat
sebelum memejamkan mata
Tak
pernah tahu hari seperti apa yang akan kita lalui
Selama
apa pula kita harus berjalan
Tapi
bersamamu
Aku
takkan ragu
Selama
bersamamu
Aku
mau...
0 comments
Post a Comment