Lewat
post ‘Catatan Nonton’ kali ini, berarti genap satu tahun sudah saya menulis
kumpulan short review film dalam satu
bulan yang sebelumnya juga sudah ditulis di facebook. (HARI GINI MASIH
PAKE FACEBOOK???) Gak apa-apa lah ya! Hehe.
Satu
tahun memang bukan waktu sebentar dan sampai sejauh ini pengetahun saya soal
film masih nggak ada apa-apanya. Memang dalam satu tahun tersebut, ada satu
bulan dimana saya absen membuat post
kumpulan short review film ini. Itu
terjadi di bulan Agustus lebih tepatnya. Namun biarpun begitu, tak bisa
dipungkiri kalau ada keseruan tersendiri ketika membuat short review film. Pun ketika saya flashback ke belakang, membaca kembali short-short review film yang sudah saya tulis semenjak tahun lalu, ada
rasa lain yang kadang suka bikin kangen untuk membuat short review film lagi. Dan pada akhirnya post ini tetap bertahan sampai satu tahun lamanya.
Oh
ya, buat teman-teman di facebook, saya minta maaf kalau selama setahun ini ada
yang merasa terganggu. Bikin timeline
kalian berisik karena ada satu akun yang namanya Iim Ali Imron yang suka bikin update-an separagraf penuh kalau dia
habis nonton film. Sok-sok-an paling tahu soal film padahal pengetahun filmnya
masih cetek. Haha.
***
Sudah
mungkin basa-basinya! Kita langsung masuk ke edisi ‘Diary Nonton’ kali ini. Untuk
movie of the month-nya, saya punya, the one and only: ‘Interstellar’. Salah satu film yang saya tunggu di tahun ini. Dan
berikut kumpulan short review film di ‘Diary Nonton’ kali ini. Check this out!
Short
review:
Christopher
Nolan memang tak pernah gagal membuat film. Hasilnya selalu bagus dan berkualitas.
Directing, script, scoring, cinematography, etc. semuanya adalah
bentuk keseriusan Nolan yang tidak pernah setengah hati dalam membuat film.
'Interstellar' sebagai karya terbarunya kembali menantang dirinya melampaui
batas-batas yang pernah dilaluinya. Menghadirkan tema petualangan luar angkasa,
survival, dalam balutan drama
keluarga sarat emosi dan sentuhan theoritical
physics yang terurai sederhana dlm kerumitannya. Memberikan satu lagi
pengalaman sinematik yang baru. Salah satu film terbaik tahun ini. Very recommended.
Review lengkapnya bisa dibaca disini.
Skor:
4,25/5
Short
review:
Rupert Wyatt yg sukses membuat reboot halus kisah para
kera cerdas dlm 'Rise' telah menancapkan standar tinggi untuk franchise ini. Matt Reeves yg bertugas
menukangi sekuelnya, tahu betul cara memafaatkannya. Tanpa kehilangan fun unsure-nya, 'Dawn' dibawa pada
kedalaman cerita yang sedikit menampar sisi humanisme kita sebagai manusia.
Porsi aksi dan drama yang lebih berimbang namun tetap menggetarkan. Visual effect yang lebih dahsyat,
terutama barisan aktor mo-cap yg mampu menunjukkan sisi yang begitu emosional. Especially for Andy Serkis. You're the best mo-cap actor!
Skor:
4/5
Short
review:
Untuk
ketiga kalinya, para veteran action actor
bereuni dalam satu tim pimpinan Sylvester Stallone. Menghadirkan parade aksi
tanpa otak dengan segala kekliseannya. Namun sayangya, 'The Expendables 3'
adalah seri yang paling lemah diantara yang lainnya. Mengusung formula yang
sama namun masih jauh dibawah 'The Expendables 2' yg tampil begitu
menyenangkan. Alasannya jelas, banyak hal yang hilang dari 'The Expendables 3',
bila dibandingkan pendahulunya. Apalagi keputusan membuat rating film menjadi PG-13 agar bisa dinikmati para remaja membuat
film ini terasa kurang gahar.
Skor:
2,5/5
Short
review:
Ada
dua film tentang sosok demi-god
paling terkenal putra haram Zeus yg dirilis tahun ini. Dan 'Hercules' yg
dibintangi Dwayne Johnson memang tampak lebih menjanjikan dibanding
'Hercules'-nya Kellan Lutz. Dalam praktiknya, 'Hercules'-nya The Rock mengambil
jalan yg sedikit berbeda dari kisah Hercules yang sudah-sudah. Tanpa dewa-dewi
dan monster dlm iringan mitologinya, 'Hercules' dibawa pada sosok yg lebih
manusiawi. Ini memang bagai dua sisi mata pisau, ada yang menerima, ada juga yang
tidak. Namun biarpun begitu 'Hercules' sanggup menjalankan tugasnya sebagai
sebuah hiburan (setidaknya bagi saya), meski sempat terseok-seok juga di paruh
awal.
Skor:
3/5
Short
review:
I am Groot! Pesona Marvel dalam menghadirkan
film superhero memang sudah tak terbendung. Karakter apapun pasti selalu
dinanti. Tak terkecuali buat komplotan aneh yang lebih layak disebut antihero
dibanding superhero ini. 'Guardians of the Galaxy' paling beda sendiri di
genrenya (dalam arti positif). Well,
ceritanya sendiri sebenarnya sangat sederhana namun James Gunn tahu benar
caranya bersenang-senang tanpa menghilangkan identitas film Marvel. Membawa set
yg lebih luas diangkasa raya, karakter2 yg unik, beragam & loveable, visual cerah & berwarna +
dukungan soundtrack2 asyik yang membawa kita bernostalgia ke era 70an.
'Guardians of the Galaxy' adalah hiburan superhero paling istimewa tahun ini.
Skor:
4/5
Short
review:
Jadi
apa sebenarnya yang diharapkan dari film horor? Rasa takut karena terus
dijejali materi horor atau diberi sedikit misteri yang menggiring imajinasi
liar kita bertualang sampai menemukan bentuk takut itu sendiri. Bermain dalam
ranah psikologis dan eksplorasi karakter yg dalam, 'The Babadook' tampil begitu
meyakinkan. Meskipun tanpa elemen jump
scare dan kemunculan makhluk yang dianggap horor layaknya film horor pop
pada umumnya. Formula lama bercita rasa baru. Sebuah prestasi juga, mengingat
'The Babadook' dibesut sutradara debutan. Dan ditengah performa horor produksi
hollywood yang tampil lesu tahun ini, horor Australia arahan Jennifer Kent ini
patut dicoba.
Skor:
3,75/5
Short
review:
Terbilang ambisius buat Luc Besson, mengingat jarang
sekali ia membuat film berbau cerdas. Membawa tema 'ten percent of brain myth', sepertinya 'Lucy' mempunyai nafas
sains yg kental. Akan tetapi, entah kenapa pendekatan sainsnya terlihat
menggelikan dan teori-teori yang sedikit berlebihan. Hingga disatu sisi 'Lucy'
terlihat menunjukkan kekonyolan dan kebodohannya (atau mungkin otak sy saja yg gak nyampe, karena kemampuannya cuma 10%.
Tidak lebih. Haha). Namun biarpun begitu, Besson tetaplah Besson. Dengan signature khasnya, film actionnya selalu
menyenangkan (setidaknya menghibur). Terlebih 'Lucy' punya heroine sekelas Scarlett Johansson yang memang sudah teruji
kemampuannya di film-film Marvel.
Skor:
3,25/5
Short
review:
Semenjak
era 'Transformers' dimulai, entah kenapa film-film yg dibelakangnya terselip
nama Michael Bay (sbg sutradara atau produser) selalu menimbulkan nada skeptis
di kalangan penonton. Tak terkecuali buat remake/reboot
'Teenage Mutant Ninja Turtles' ini. Meskipun disutradarai Jonathan Liebesman,
tapi nafas Bay-nya kental sekali disini. Mulai dari adegan aksi, humor sampai
efek slowmotion-nya yg Bay banget.
Karena Bay factor tadi, kita pasti
sudah bisa menebak sendiri arah film ini akan kemana. Mengesampingkan
ekspektasi berlebih, 'TMNT' tampil cukup lumayan. Setidaknya ada 2 (dua) scene
yg asyik dan memorable disini. Cowabunga!
Skor:
3/5
All pictures from here.
0 comments
Post a Comment