Thursday, January 8, 2015

Anime Review: Ao no Exorcist (2011)



“Dunia ini memiliki dua dimensi layaknya cermin, yaitu dunia yang ditempati manusia (Assiah) dan dunia yang ditempati iblis (Gehenna). Iblis bisa masuk ke dalam Assiah dengan merasuki apapun yang ada. Menyatukan Assiah dan Gehenna adalah hal mustahil. Namun Satan sang raja iblis yang tidak memiliki wujud ingin menyatukan dua dimensi tersebut dalam satu dunia. Rin Okumura yang notabene adalah anaknya, akan jadi rencana besar untuk mewujudkan keinginan itu”
‘Ao no Exorcist’ adalah sebuah serial anime yang mulai mengudara di Jepang dibawah naungan A-1 Pictures. Disiarkan oleh MBS terhitung sejak tanggal 17 April 2011. Kisahnya diambil dari cerita manga karya Kazue Kato. Menceritakan tentang Okumura Rin, seorang anak Satan yang mempunyai kekuatan Satan, namun tidak mampu mengendalikannya. Di lain pihak, peristiwa yang menimpa keluarganya membuat ia bertekad ingin membunuh Satan.
Selalu menarik rasanya melihat sebuah anime dengan premis cerita manusia dengan iblis/setan/makhluk halus sejenis. Plus dengan karakter utama yang menggunakan pedang sebagai senjatanya. Hal itu mengingatkan saya akan anime favorit saya sepanjang masa, ‘Bleach’. Kira-kira seperti itulah kesan pertama saya tentang anime berjudul ‘Ao o Exorcist’ ini.
Kesan pertama akan selalu memnimbulkan sebuah ekspektasi liar dalam diri kita. Yang justru bisa jadi bumerang apabila ekspektasi tersebut tak sesuai dengan yang diharapkan. Tapi juga bisa memberi kenikmatan yang tak terkira ketika ekspektasi yang telah ditetapkan terlampaui dengan apa yang dihadirkan. Nah bagaimana dengan ‘Ao no Exorcist’ ini?
Honestly, saya harus bilang ‘Ao no Exorcist’ tidak berjalan sesuai ekspektasi saya. Dan memang hal itu menimbulkan rasa kurang nikmat ketika menontonnya episode demi episode. Namun biarpun begitu saya masih bisa memaafkan hal itu. Sehingga saya terus menontonnya sampai selesai.
Hal pertama yang sebenarnya harus saya sadari adalah genre anime ini adalah action, supernatural, comedy. Ya, ada komedi disana. Bukan berarti saya tidak menyukai komedi tapi entah kenapa komedi disini terlalu bodoh buat saya. Terkesan sangat kekanak-kanakan. Sehingga karena seringnya melakukan hal konyol, esensi ceritanya jadi sering terlupakan.
Actually, bukan hanya selipan komedinya saja yang terlalu over sehingga menurunkan intensitas cerita. Faktor episode yang terus berputar-putar juga turut membuat anime ini terasa berlama-lama di awal. Saya melihat itu dari 10 (sepuluh) episode pertamanya yang terasa seperti hanya pengulangan episode yang sudah-sudah saja. Mungkin memang hal itu dimaksudkan untuk mengenalkan masing-masing karakter, namun dengan episode yang bergulir begitu panjang, karakter-karekter yang ada tidak begitu tergali perkembangannya. Bahkan untuk karakter utamanya, melihat panjangnya episode perkembangan karakternya terasa kurang maksimal.
3 (tiga) episode pertamanya sesungguhnya berjalan sangat baik. Kita mulai diperkenalkan pada tokoh utamanya dan permasalahan apa yang dihadapinya. Saya merasa ada konflik besar yang menanti di episode-episode mendatang. Namun ketika episode terus bergulir, antusiasme saya perlahan mulai memudar (mungkin karena faktor diatas). Baru ketika dalam satu episode di taman bermain (saya lupa episode berapa), tokoh Amaimon dan Shura mulai muncul secara nyata. Antusiasme mulai muncul kembali namun sayangnya tidak seperti pertama kali. Dan memang setelah itu, ‘Ao no Exorcist’ mulai memadatkan ceritanya sedikit demi sedikit dan kembali menemukan esensi ceritanya. Klimaksnya mungkin agak sedikit terlalu cepat dan masih kurang greget namun tetap terasa pas untuk mengakhiri kisahnya. Good.
Mengingat premis, unsur komedi, cara bercanda dan adegan pertarungannya yang agak mirip atau setipe sama ‘Bleach’. ‘Ao no Exorcist’ itu jadi seperti versi ringan dari ‘Bleach’. Dan sekali lagi, ‘Ao no Exorcist’ bukanlah anime yang buruk. Masih masuk dalam kategori lumayan. Memang tidak sesuai ekspektasi, jadinya tidak terlalu spesial buat saya. Tapi masih direkomendasikan sebagai tontonan santai, ringan, lucu, tidak terlalu serius dan cukup menghibur.
         Skor: 7.0/10

0 comments