Sunday, February 5, 2017

10 Film Terbaik 2016

Tahun 2016 adalah tahun dimana saya berada di titik terjenuh menonton film. Tak banyak film yang saya tonton di tahun tersebut. Bahkan untuk film-film hiburan dan populer ala blockbuster, boxoffice, dsj, bisa diitung dengan jari. Mungkin itu pula yang membuat saya sedikit terlambat membuat post tahunan ini. Tapi meski begitu saya masih sempat menonton film-film bagus yang mungkin kurang populer di kalangan awam, tapi cukup populer di kalangan para penikmat film.
Seperti post yang sudah-sudah, kata terbaik mungkin lebih tepat disebut sebagai terfavorit. Tapi apapun itu, jangan harapkan ada judul ‘La La Land’ dalam daftar ini. Atau juga ‘Manchester by the Sea’, ‘Moonlight’, ‘Jackie’ ataupun ‘Fences’. Karena saya sama sekali belum menonton film tersebut. Dan oh, saya ingin sekali nonton ‘A Man Called Ove’. Bisa saja film tersebut masuk 10 besar. Karena entah sejak kapan saya sangat menyukai film-film asal Swedia. Film-film internasional (non-bahasa inggris) lain yg saya rasa menarik juga belum sempat saya tonton. Ada beberapa judul, seperti Toni Erdmann (Jerman), Things to Come (Perancis), Land of Mine (Denmark), The Club (Chili), The Wailing (Korea Selatan) dan Our Little Sister (Jepang).
Seperti biasa ada Honorable Mentions yang terdiri dari 10 (sepuluh) film yang kurang beruntung karena hanya jadi runner-up. Dan entah kebetulan atau tidak, saya selalu menempatkan urutan sepuluh daftar film terbaik dengan film horor seperti tahun-tahun sebelumnya (cek daftar film terbaik tahun 2014 dan 2015). Untuk film terjelek tahun 2016 versi saya adalah ‘Allegiant’.
So, langsung saja, inilah film-film terbaik tahun 2016 versi saya.

Honorable Mentions:
Spotlight (Tom McCarthy), Son of Saul (Laszlo Nemes), Anomalisa (Charlie Kaufman, Duke Johnson), Eye in the Sky (Gavin Hood), Captain Fantastic (Matt Ross), Everybody Wants Some! (Richard Linklater), Hell or High Water (David MacKenzie), Hacksaw Ridge (Mel Gibson), Elle (Paul Verhoeven), The Witch (Robert Eggers).

#10 Under the Shadow (Babak Anvari)


Ibu dan anak ditambah horor. Kombinasi apik yang selalu menarik untuk memberikan teror. Dan sekali lagi, Babak Anvari membuktikan keberhasilan kombinasi itu.

#9 Surat dari Praha (Angga Dwimas Sasongko)


Sebuah surat cinta untuk mereka yang terbuang. Untuk mereka yang ditinggalkan. Untuk mereka yang merelakan. Surat cinta untuk semua kisah yang belum usai.

#8 A Monster Calls (J. A. Bayona)


Fantasi gelap yang menghantarkan proses pendewasaan diri dalam menghadapi realita yang pahit. Realita memang tak bisa dihindari tapi kehidupan ini sendiri harus tetap berjalan. Berdamailah dengan keadaan.

#7 The Neon Demon (Nicolas Winding Refn)


Warna-warna muram dalam lantunan musik nan suram. Pekat. Pelan. Menyimpan misteri penuh simbol surealis dibalik setiap langkahnya. Menjadi seorang bintang memang tidaklah mudah.

#6 The Handmaiden (Park Chan-Wook)


Mengandung unsur feminisme yang begitu kental. Tampak begitu erotis namun unsur thriller-nya juga kental kentara. Ini adalah film tentang mereka, para wanita.

#5 The Lobster (Yorgos Lanthimos)


Yorgos Lanthimos selalu datang dengan visi unik dan nyelenehnya, tak terkecuali dengan ‘The Lobster’. Ke-absurd-an nya penuh adiksi menggugah rasa. Tidakkah kalian resah, wahai para singel?

#4 Arrival (Dennis Villeneuve)


Film alien yang sesungguhnya bercerita banyak sekali tentang manusia dan kemanusiaan itu sendiri. Lintasan waktu yang menyajikan fase demi fase kehidupan yang indah dan sentimentil. Bukankah hidup itu anugerah? Maka, bersyukurlah kawan!

#3 Kimi no Na wa (Makoto Shinkai)


Kala waktu membolak-balik jiwa dua insan nun jauh disana. Dan siapa yang tak terpesona menikmati setiap unsur fantasi, mitologi, romansa, komedi, juga musik yang dihadirkannya. Begitu pula hubungan tali takdir yang mengikat mereka.

#2 Sing Street (John Carney)


Nostalgia termanis bagi siapapun yang pernah merasakan masa sekolah dengan nge-band, jamming bareng, bikin lagu bareng sampai yang paling personal, “nulis lagu karena seseorang dan untuk seseorang.” Ditemani referensi musik yang keren, John Carney akan membawamu menyelami ruang nostalgia paling manis sekaligus paling personal kala melalui masa-masa naif itu.

#1 Room (Lenny Abrahamson)


‘Room’ adalah dimana satu ruangan sempit bisa memberikan pengalaman seluas dunia. Pengalaman sinematik yang kaya akan luapan emosi menyentuh. Sebuah film yang terlampau sulit untuk dilupakan.

0 comments