Menindaklanjuti
post saya kemarin, pas lagi kangen sama suasana '90-an. Akhirnya punya kesempatan juga buat nulis fenomena
sinetron Indonesia zaman sekarang. Dan ternyata saya baru tahu sekaligus sadar
(sesadar-sadarnya) kalau ternyata sinetron Indonesia zaman sekarang itu keren,
hebat, dahsyat dan sejuta bentuk kata pujian lainnya yang sudah tidak bisa saya
ungkapkan lagi. Gak percaya? Ini buktinya.
Ok,
kita mulai dari sini dulu. Kenapa saya bilang sinetron Indonesia zaman sekarang
itu keren, hebat, dahsyat dsb, itu bisa dilihat dari judulnya. Percaya atau
tidak judul-judul sinetron Indonesia punya aura magis yang kuat. Contoh ‘Putri
yang Ditukar’, ‘Cinta Fitri’, ‘Binar Bening Berlian’, ‘Anak Anak Manusia’
sampai ‘Ganteng Ganteng Serigala’. Kurang keren gimana coba?
Terus
makin bertambah keren dan hebat karena sinetron-sinetron Indonesia zaman
sekarang itu punya cerita yang kompleks banget. Saking kompleksnya itu cerita,
sinetron Indonesia bisa menghabiskan ratusan episode untuk menyelesaikan ceritanya.
Bahkan beberapa ada yang udah nyampe angka 1000 episode atau lebih. So what? Itu membuktikan bahwa
orang-orang yang ada dibalik sinetron Indonesia punya ide dan daya kreativitas
yang sangat tinggi.
Hal
tersebut sangat jauh berbeda dengan yang diluar negeri. Korea contohnya. Drama
Korea paling banyak menghasilkan sekitar 30 episode untuk satu serial drama. 30
itu paling banyak dan itu juga jarang. Paling banter episode serial drama Korea
rata-rata ada di sekitaran 15-20an episode saja. Habis itu tamat. Di Amerika
lain lagi. Hampir sama sih kayak di Korea episode dari serial-serial TV disana
hanya sekitar 15-20an saja. Cuma kalau disana biasanya punya beberapa season lanjutan
yang punya jeda satu atau dua tahun setelahnya.
Sinetron
Indonesia zaman sekarang juga semakin tinggi tingkat kompleksitasnya. Ya,
karena kalau diperhatikan judul sinetronnya apa, jalan ceritanya kemana. Itu
juga bukti kehebatan sinetron Indonesia zaman sekarang. Secara pribadi, saya
salut sekali sama dua sinetron ini. ‘Tukang Bubur Naik Haji The Series’ dan ‘Ganteng
Ganteng Serigala’ yang melakukan apa yang saya sebut di paragraf ini.
Selain
kompleks, sinetron Indonesia zaman sekarang juga punya cerita yg original dan fresh. Pantesan sinetron Indonesia itu banyak (di)plagiat sama drama
atau serial dari luar. Tengok saja ‘Buku Harian Nayla’ yg ternyata (di)tiru ‘One
Litre of Tears’ dari Jepang. Atau kejadian yang masih hangat beberapa waktu
lalu. Tatkala sinetron Indonesia dengan judul terindah yang pernah saya dengar
‘Kau yang Berasal dari Bintang’ yg jelas-jelas (di)ambil idenya bahkan semua
isinya oleh ‘My Love from the Stars’ dari Korea tanpa pernah izin dulu. Tanpa
pernah dapetin lisensi atau hak tayangnya terlebih dulu (walaupun sekarang katanya udah dapet lisensinya). Dan ternyata
masih banyak lagi sinetron Indonesia yg (di)plagiat di luar negeri. Mau
disebutin lagi? Gak usah kali ya. Parah ya mereka! Saya juga baru tahu kalau ternyata
kisah vampir melankolis ala Edward Cullen dan Bella Swan adalah jelmaan dari para
Vampir ‘Ganteng Ganteng Serigala’ (jadi
yang ganteng siapa sebenarnya, vampirnya atau serigalanya nih?). Dan ternyata plot cerita serial TV Amerika berjudul 'Teen Wolf' juga mengadaptasi kisah ‘Ganteng Ganteng Serigala’. Hebat.
Tidak
hanya dari segi cerita, sinetron Indonesia zaman sekarang juga punya kualitas sinematografi
yang begitu artistik. Efek-efek grafis yang ada di sinetron Indonesia zaman
sekarang itu keren-keren. Harimau CGI-nya ‘Life of Pi’ mah kalah jauh dari
harimau di sinetron Indonesia. Jauh banget. Saking hebatnya harimaunya sinetron
Indonesia itu tidak napak ke tanah, melayang. Hebat kan? Coba tebak dimana ada
harimau melayang dan gak napak tanah. Gak ada kan? Itulah hebatnya sinetron
Indonesia.
Dari
sinetron Indonesia zaman sekarang pula kita punya bahasa dan istilah-istilah
baru yg memperkaya perbendaaraan kata dalam bahasa Indonesia. Apa gak makin
kaya tuh bahasa persatuan tanah air kita ini. Kurang dijunjung apa lagi bahasa
kita ini, bahasa Indonesia!
Dan
ini yang paling penting, bahwa sinetron Indonesia zaman sekarang kaya akan pesan
moral kuat nan bersahaja. Harta, tahta, wanita-wanita cantik, mobil mewah, kekayaan,
kesenangan dan segala bentuk gaya hidup hedonis lainnya. Siapa yang gak mau
coba? Siapa sih yang mau meniru cara hidup Abah di ‘Keluarga Cemara’ atau Doel
di ‘Si Doel Anak Sekolahan’ yang penuh kesederhanaan, yang jelas-jelas 180o
sangat, sangat berbanding terbalik. Abah dan si Doel mah udah ketinggalan
zaman! Gak level, bro!
Selain
hal-hal diatas, yang membuat sinetron Indonesia zaman sekarang itu hebat adalah
karena mereka sangat diperhatikan sama KPI. Kurang care apalagi coba KPI sama sinetron zaman sekarang. Sinetron Indonesia
zaman dulu mana pernah dapet rasa care
atau peduli dari KPI. Bahkan sinetron yg katanya bersahaja seperti ‘Catatan
Hati Seorang Istri’ pun tak luput dari perhatian KPI. Saking sayangnya KPI sama
sinetron Indonesia. Coba cek pas KPI merilis daftar acara TV sebagai bentuk dari
rasa peduli dan cinta KPI, hampir semua isinya sinetron. Keren kan? KPI aja
menunjukkan rasa cinta dan pedulinya sama sinetron Indonesia dengan sangat
besar. Masa kita sebagai sebagai warga negara yang baik nggak?
Haha.
Pada bingung gak sama tulisan diatas atau udah pada nyadar? Ya, tulisan tersebut
memang majas ironi, satire, sarkasme dan majas-majas sindiran lainnya dari saya
sama kondisi sinetron Indonesia yang udah gak jelas ini. Bahkan mungkin bukan
hanya sinetron tapi untuk semua acara-acara TV yang ada. Memang tidak semua
seperti itu tapi saya bingung kenapa fenomena ini masih saja terjadi. Kalau
emang gak bisa buat sinetron, ya mending gak usah. Mending balikin waktu prime time kita sama acara yg mendidik,
menginspirasi atau mengenalkan budaya-budaya tanah air kita pada
generasi-generasi muda. Kalau gak bisa juga, ya minimal menghibur saja sudah
cukup. Tapi caranya juga harus cerdas. Jangan bikin acara komedi yang gak ada
lucu-lucunya sama sekali. Jangan bikin acara yang isinya ngehina orang, membuka
aib orang atau semua kelakuan aneh, absurd
dan gak jelas lainnya yang ada di TV. Kalau masih ngebet juga bikin
sinetron, buat sinetron yang baik dan benar. Minimal kayak dulu lah. Yang
tayangnya seminggu sekali. Yang unforgettable
dan memorable. Sarat akan pesan moral
dan menjunjung tinggi adat istiadat, tradisi serta budaya tanah air kita. Yang
kehadirannya ditunggu. Yang setidaknya mampu menghibur. Yang punya kualitas +
totalitas dari para pemainnya. Yang punya keseriusan dari para pembuatnya. Jangan
kayak sekarang. Udah mah stripping,
jam tayangnya banyak bahkan sampai shubuh-shubuh tu sinetron pada nongol, akting
pemain yang seadanya (mungkin gara-gara
kecapean, bosan syuting tiap hari), tidak berbobot dan berkualitas pula
isinya.
So, sudah saatnya dan sudah seharusnya
diadakan revolusi besar-besaran dari dunia hiburan pertelevisian kita ini.
Semoga stasiun-stasiun TV pada sadar dan bisa memberi angin segar pada dunia
hiburan pertelevisian kita ini. Memberi pencerahan bagi semua pemirsa setianya
dimanapun berada.
0 comments
Post a Comment