Wednesday, July 9, 2014

Ngalor Ngidul Seputar Sinetron Indonesia Zaman Sekarang

         Menindaklanjuti post saya kemarin, pas lagi kangen sama suasana '90-an. Akhirnya punya kesempatan juga buat nulis fenomena sinetron Indonesia zaman sekarang. Dan ternyata saya baru tahu sekaligus sadar (sesadar-sadarnya) kalau ternyata sinetron Indonesia zaman sekarang itu keren, hebat, dahsyat dan sejuta bentuk kata pujian lainnya yang sudah tidak bisa saya ungkapkan lagi. Gak percaya? Ini buktinya.
Ok, kita mulai dari sini dulu. Kenapa saya bilang sinetron Indonesia zaman sekarang itu keren, hebat, dahsyat dsb, itu bisa dilihat dari judulnya. Percaya atau tidak judul-judul sinetron Indonesia punya aura magis yang kuat. Contoh ‘Putri yang Ditukar’, ‘Cinta Fitri’, ‘Binar Bening Berlian’, ‘Anak Anak Manusia’ sampai ‘Ganteng Ganteng Serigala’. Kurang keren gimana coba?
Terus makin bertambah keren dan hebat karena sinetron-sinetron Indonesia zaman sekarang itu punya cerita yang kompleks banget. Saking kompleksnya itu cerita, sinetron Indonesia bisa menghabiskan ratusan episode untuk menyelesaikan ceritanya. Bahkan beberapa ada yang udah nyampe angka 1000 episode atau lebih. So what? Itu membuktikan bahwa orang-orang yang ada dibalik sinetron Indonesia punya ide dan daya kreativitas yang sangat tinggi.
Hal tersebut sangat jauh berbeda dengan yang diluar negeri. Korea contohnya. Drama Korea paling banyak menghasilkan sekitar 30 episode untuk satu serial drama. 30 itu paling banyak dan itu juga jarang. Paling banter episode serial drama Korea rata-rata ada di sekitaran 15-20an episode saja. Habis itu tamat. Di Amerika lain lagi. Hampir sama sih kayak di Korea episode dari serial-serial TV disana hanya sekitar 15-20an saja. Cuma kalau disana biasanya punya beberapa season lanjutan yang punya jeda satu atau dua tahun setelahnya.
Sinetron Indonesia zaman sekarang juga semakin tinggi tingkat kompleksitasnya. Ya, karena kalau diperhatikan judul sinetronnya apa, jalan ceritanya kemana. Itu juga bukti kehebatan sinetron Indonesia zaman sekarang. Secara pribadi, saya salut sekali sama dua sinetron ini. ‘Tukang Bubur Naik Haji The Series’ dan ‘Ganteng Ganteng Serigala’ yang melakukan apa yang saya sebut di paragraf ini.
Selain kompleks, sinetron Indonesia zaman sekarang juga punya cerita yg original dan fresh. Pantesan sinetron Indonesia itu banyak (di)plagiat sama drama atau serial dari luar. Tengok saja ‘Buku Harian Nayla’ yg ternyata (di)tiru ‘One Litre of Tears’ dari Jepang. Atau kejadian yang masih hangat beberapa waktu lalu. Tatkala sinetron Indonesia dengan judul terindah yang pernah saya dengar ‘Kau yang Berasal dari Bintang’ yg jelas-jelas (di)ambil idenya bahkan semua isinya oleh ‘My Love from the Stars’ dari Korea tanpa pernah izin dulu. Tanpa pernah dapetin lisensi atau hak tayangnya terlebih dulu (walaupun sekarang katanya udah dapet lisensinya). Dan ternyata masih banyak lagi sinetron Indonesia yg (di)plagiat di luar negeri. Mau disebutin lagi? Gak usah kali ya. Parah ya mereka! Saya juga baru tahu kalau ternyata kisah vampir melankolis ala Edward Cullen dan Bella Swan adalah jelmaan dari para Vampir ‘Ganteng Ganteng Serigala’ (jadi yang ganteng siapa sebenarnya, vampirnya atau serigalanya nih?). Dan ternyata plot cerita serial TV Amerika berjudul 'Teen Wolf' juga mengadaptasi kisah ‘Ganteng Ganteng Serigala’. Hebat.
Tidak hanya dari segi cerita, sinetron Indonesia zaman sekarang juga punya kualitas sinematografi yang begitu artistik. Efek-efek grafis yang ada di sinetron Indonesia zaman sekarang itu keren-keren. Harimau CGI-nya ‘Life of Pi’ mah kalah jauh dari harimau di sinetron Indonesia. Jauh banget. Saking hebatnya harimaunya sinetron Indonesia itu tidak napak ke tanah, melayang. Hebat kan? Coba tebak dimana ada harimau melayang dan gak napak tanah. Gak ada kan? Itulah hebatnya sinetron Indonesia.
Dari sinetron Indonesia zaman sekarang pula kita punya bahasa dan istilah-istilah baru yg memperkaya perbendaaraan kata dalam bahasa Indonesia. Apa gak makin kaya tuh bahasa persatuan tanah air kita ini. Kurang dijunjung apa lagi bahasa kita ini, bahasa Indonesia!
Dan ini yang paling penting, bahwa sinetron Indonesia zaman sekarang kaya akan pesan moral kuat nan bersahaja. Harta, tahta, wanita-wanita cantik, mobil mewah, kekayaan, kesenangan dan segala bentuk gaya hidup hedonis lainnya. Siapa yang gak mau coba? Siapa sih yang mau meniru cara hidup Abah di ‘Keluarga Cemara’ atau Doel di ‘Si Doel Anak Sekolahan’ yang penuh kesederhanaan, yang jelas-jelas 180o sangat, sangat berbanding terbalik. Abah dan si Doel mah udah ketinggalan zaman! Gak level, bro!
Selain hal-hal diatas, yang membuat sinetron Indonesia zaman sekarang itu hebat adalah karena mereka sangat diperhatikan sama KPI. Kurang care apalagi coba KPI sama sinetron zaman sekarang. Sinetron Indonesia zaman dulu mana pernah dapet rasa care atau peduli dari KPI. Bahkan sinetron yg katanya bersahaja seperti ‘Catatan Hati Seorang Istri’ pun tak luput dari perhatian KPI. Saking sayangnya KPI sama sinetron Indonesia. Coba cek pas KPI merilis daftar acara TV sebagai bentuk dari rasa peduli dan cinta KPI, hampir semua isinya sinetron. Keren kan? KPI aja menunjukkan rasa cinta dan pedulinya sama sinetron Indonesia dengan sangat besar. Masa kita sebagai sebagai warga negara yang baik nggak?
Haha. Pada bingung gak sama tulisan diatas atau udah pada nyadar? Ya, tulisan tersebut memang majas ironi, satire, sarkasme dan majas-majas sindiran lainnya dari saya sama kondisi sinetron Indonesia yang udah gak jelas ini. Bahkan mungkin bukan hanya sinetron tapi untuk semua acara-acara TV yang ada. Memang tidak semua seperti itu tapi saya bingung kenapa fenomena ini masih saja terjadi. Kalau emang gak bisa buat sinetron, ya mending gak usah. Mending balikin waktu prime time kita sama acara yg mendidik, menginspirasi atau mengenalkan budaya-budaya tanah air kita pada generasi-generasi muda. Kalau gak bisa juga, ya minimal menghibur saja sudah cukup. Tapi caranya juga harus cerdas. Jangan bikin acara komedi yang gak ada lucu-lucunya sama sekali. Jangan bikin acara yang isinya ngehina orang, membuka aib orang atau semua kelakuan aneh, absurd dan gak jelas lainnya yang ada di TV. Kalau masih ngebet juga bikin sinetron, buat sinetron yang baik dan benar. Minimal kayak dulu lah. Yang tayangnya seminggu sekali. Yang unforgettable dan memorable. Sarat akan pesan moral dan menjunjung tinggi adat istiadat, tradisi serta budaya tanah air kita. Yang kehadirannya ditunggu. Yang setidaknya mampu menghibur. Yang punya kualitas + totalitas dari para pemainnya. Yang punya keseriusan dari para pembuatnya. Jangan kayak sekarang. Udah mah stripping, jam tayangnya banyak bahkan sampai shubuh-shubuh tu sinetron pada nongol, akting pemain yang seadanya (mungkin gara-gara kecapean, bosan syuting tiap hari), tidak berbobot dan berkualitas pula isinya.
So, sudah saatnya dan sudah seharusnya diadakan revolusi besar-besaran dari dunia hiburan pertelevisian kita ini. Semoga stasiun-stasiun TV pada sadar dan bisa memberi angin segar pada dunia hiburan pertelevisian kita ini. Memberi pencerahan bagi semua pemirsa setianya dimanapun berada.

0 comments