‘Catatan
Nonton’ edisi ke-17 di bulan April ini akan sedikit berbeda dari biasanya. Berbeda
karena kali ini tidak akan ada kumpulan short
review film seperti biasanya. Saya menyebutnya ‘Spesial Kristen Stewart’
karena saya mengkhususkan diri menonton film-filmnya Kristen Stewart dibulan
ini. Baik itu film yang sudah ditonton sebelumnya maupun yang belum sama sekali
(Clouds of Sils Maria, Camp X-Ray dan Still Alice). Jadi, disini saya akan
berbicara tentang Kristen Stewart dan film-film yang dibintanginya. Dan
kebetulan atau tidak, karena bertepatan dengan bulan April, post ‘Catatan
Nonton’ kali ini jadi seperti tribut buat dia yang merayakan hari jadi
ke-25-nya dibulan ini. Tepatnya tanggal 9 April lalu.
Kenapa
Kristen Stewart? Saya juga tidak tahu pasti. Saya sih (merasa) suka sama dia. Senang
melihatnya. Mungkin salah satu aktris hollywood favorit saya. Namun
bukan berarti saya adalah hard fans
Twilight karena menyukai aktris yang jarang senyum kalau dipotret ini. Bukan
juga karena melihat kualitas aktingnya film tersebut. Hanya... ya, suka aja. Namanya
juga suka. Suka sama orang ‘kan nggak butuh alasan.
Bicara
filmnya Kristen Stewart, tentu tak akan lepas dari saga Twilight yang telah
melambungkan namanya. Adaptasi novel Stephenie Meyer ini memang sebuah fenomena.
Banyak orang yang memuji dan ngefans mati-matian sama kisah cinta manusia dan
vampir ini. Tapi tak sedikit pula orang yang mencaci maki habis-habisan. Sampai-sampai
menasbihkannya sebagai franchise
terjelek yang pernah dibuat. Saya sendiri, memang kurang begitu suka dengan
Twilight.
Pertama
kali nonton Twilight waktu masih SMA. Itupun tidak sengaja karena saya harus
menemani sohib saya menemui cemewew-nya.
Dan saat itu, kebetulan teman-teman cemewew-nya
(yang juga satu sekolah sama saya) sedang nonton film Twilight di DVD. Dan mau
apa lagi, saya pun terpaksa menonton kisah Bella & Edward untuk pertama
kali bersama kumpulan anak perempuan yang ada disana. Sementara saya nonton,
teman saya asyik ngobrol berduaan. So sweet
sh*t!
Twilight (2008) yang melambungkan nama Kristen Stewart |
Kesan pertama dari Twilight yang saya dapat
adalah “Ini film apaaan? Gak seru gini?”. Saya yang memang tidak menyukai film
drama cinta-cintaan, masih kurang mengerti dengan konsep manusia yang jatuh
cinta sama vampir. Ditambah kebingungan melihat akting para pemainnya. Jelas,
Twilight bukanlah selera saya saat itu. Seorang Kristen Stewart pun masih belum
menarik perhatian. Satu-satunya yang disuka dari Twilight adalah saya cukup
familiar dengan soundtrack-nya, seperti Supermassive Black Hole (Muse), 15
Steps (Radiohead), Leave out All the Rest (Linkin Park) dan Decode (Paramore).
Tahun
pertahun sekuel Twilight terus dirilis. Saya sendiri tidak terlalu ingin
menontonnya. Karena Twilight memang tidak memberi first impress yang baik buat saya. Saya dulu juga bukanlah seorang
penonton film seperti sekarang. Barulah setelah mulai menggemari menonton film,
sayapun mencoba menonton tiga sekuel Twilight (New Moon, Eclipse dan Breaking
Dawn Part I). Namun tetap saja, saya kurang bisa menikmatinya. Alhasil,
film-film tersebut tidak pernah benar-benar selesai saya tonton.
Tahun
2012, Kristen Stewart menjadi seorang Snow White di Snow White and The Huntsman. Banyak
review yang menyebut akting Kristen masih sama seperti yang dilakukannya di
Twilight. Datar. Benar seperti itukah?
Ditahun
yang sama, Breaking Dawn Part II yang merupakan ujung kisah cinta Bella &
Edward dirilis. Media sendiri cukup ramai membicarakan final franchise ini. Sayapun iseng menontonnya, tapi bukan di
bioskop melainkan di laptop. Separuh awal film, rasanya masih sama seperti
film-film Twilight sebelumnya. Tidak ada yang benar-benar menarik selain Aro
yang sukses mencuri perhatian berkat aura jahat menyebalkannya disini. Saya
juga kadang merasa geli melihat ekspresi Stewart yang sudah berubah jadi
vampir. Satu hal yang ditunggu di Breaking Dawn Part II adalah pertempuran
antara Edward-Bella dan sekutu melawan pasukan Aro. Saya cukup menikmati
pertarungan yang terjadi diantara mereka. Namun tanpa pernah saya duga
sebelumnya, pertarungan yang sudah mulai menaikkan tensi saya saat itu hanyalah
berupa penglihatan masa depan Alice pada Aro. Pertarungan tersebut tidaklah
nyata. Saya merasa sangat, sangat, sangat, sangat, sangat TERTIPU karenanya. Haha.
Sialan!
Franchise Twilight memang memiliki dua kubu yang
saling bertolak belakang. Namun setelah menonton seluruh saga Twilight kembali,
(sebenarnya) tidak ada yang terlalu salah dengan Twilight. Twilight sendiri
merupakan imajinasi Stephenie Meyer dalam bentuk tulisan yang divisualisasikan
dalam film. Jadi, itu sah-sah saja dan bukan sesuatu yang salah. Toh Twilight
juga mengantongi pendapatan yang banyak dari filmnya. Dengan kata lain, tidak
sedikit orang yang menonton (termasuk haters mungkin). Saya sendiri cukup enjoy dengan seri pertamanya. Seri
terakhirnya juga berhasil menutup kisahnya dengan manis tatkala A Thousand
Years mengalun bersama seluruh wajah para pemain yang muncul satu persatu. Kalau
dibilang saya tidak suka filmnya, iya. Kalau dibilang saya tidak suka
ceritanya, iya. Kalau dibilang saya tidak suka akting para pemainnya, iya juga.
Tapi saya merasa tidak perlu sampai membencinya, hanya karena tidak menyukai
filmnya.
Jauh
sebelum Twilight, ternyata saya pernah menonton film yang ada Stewart-nya waktu
SMP. Film itu adalah Zathura: A Space Adventure yang dirilis tahun 2005. Premisnya
hampir mirip dengan Jumanji (1995). Hanya disini tidak ada binatang yang
berkeliaran dikota. Permainan dalam Zathura membawa kita menjelajahi angkasa
raya. Peran Stewart sebenarnya tidak terlalu besar disini. Hanya berperan
sebagai kakak perempuan yang tengah mengalami masa pubertas. Dan sebagaimana
anak perempuan yang sedang puber, seperti itulah tingkah lakunya.
Dalam The Runaways (2010) Kristen Stewart (kanan) berperan sebagai Joan Jett |
Baik
Twilight, Snow White and the Huntsman maupun Zathura: A Space Adventure ternyata bukanlah film yang
membuat saya suka sama Kristen Stewart. Adalah The Runaways (2010) yang
merupakan biopik band rock n roll yang personilnya perempuan semua, The
Runaways. Berakting bersama rekannya di Twilight, Dakota Fanning, Stewart
menjadi Joan Jett yang cool,
eksentrik, tomboy dan rock n roll abis. Dan akting dia disini memang patut
diacungi jempol. Tak hanya mampu menampilkan image Joan Jett dalam dirinya, ia juga memakai suara asli tatkala
menyanyikan lagu-lagu The Runaways. Salut!
Semenjak
itulah, saya mulai menonton film-film Stewart yang lainnya. Dua diantaranya adalah
Welcome to the Rileys (2011) dan On the Road (2012). Didua film tersebut,
Kristen Stewart menunjukkan sisi liar dan keberaniannya dalam berakting. Di
Welcome to the Rileys, ia jadi penari streaptease.
Di On the Road, ia justru semakin liar dan berani. Beberapa kali ia melakukan
adegan (...upss *sensor*).
Kemudian
setelahnya, saya menonton film berjudul Into the Wild (2007) di TV. Dan
ternyata disitu ada Kristen Stewart-nya. Meski hanya tampil sebentar, ia tampak
sangat manis dengan gitarnya. Di Jumper (2008) ia hanya menjadi cameo saja. Di
Adventureland (2009) ia terlihat lebih mempesona daripada saat dia di Twilight.
Waktu nonton Silence of the Lambs (1991), saya merasa Jodie Foster mempunyai
kemiripan dengan Kristen Stewart. Dan ternyata mereka pernah main bersama
di film arahannya David Fincher, Panic Room (2002). Mereka berperan sebagai ibu
dan anak. Disana, Kristen menjadi seorang anak tomboy yang cocok sekali dengan
karakternya.
Totalitas
dan keberaniannya dalam berakting, sebenarnya telah ia lakukan sejak kecil.
Dalam film Speak (2004) ia melakukan hal yang sesungguhnya terlalu dewasa untuk
ukuran anak seusianya. Walaupun secara fisik, Kristen tampak sangat dewasa
disitu. Tapi rasanya, tetap saja adegan yang ada didalamnya terlalu dewasa
untuk anak usia 13 tahun. Jadi, mungkin bukan hal aneh ketika ia mau tampil
berani di beberapa film setelahnya. Tapi perlu dicatat, bahwa ia bukan hanya
mampu tampil seperti itu saja. Disisi lain ia juga sanggup menunjukkan kualitas
akting yang prima. Hanya saja, orang-orang terlalu mengidentikkan dia dengan
Bella Swan (seolah ia tak bisa berakting) dan menutup mata akan film Stewart
yang lainnya.
Kristen Stewart di film Speak (2004) |
Soal
kehidupan diluar filmnya, saya tidak terlalu memperhatikan. Selain ia menjalin
hubungan dengan lawan mainnya di Twilight, Robert Pattinson. Dan
perselingkuhannya dengan sutradara Snow White and the Huntsman, Rupert Sanders, yang sekaligus menandai akhir kisahnya bersama Robert. Pasca gosip putus dan perselingkuhannya,
nama Kristen memang sempat sedikit ternoda. Bahkan ditahun 2013, tidak ada
satupun film yang ia bintangi. Namun justru disitulah titik baliknya.
Tahun
2014 ia hadir dengan wajah baru, seolah pertanda awal yang baru dalam karirnya.
Penampilannya pun turut berubah namun tetap menarik. Dalam beberapa kesempatan
ia sempat berganti-ganti penampilan mulai dari kesan tomboy, gothic bahkan saya
sempat menyamakan penampilannya dengan Gerard Way di album 'Danger Days: The True Live of the Fabulous Killjoys' ketika melihat style-nya. Film-film yang
dibintanginyapun terbilang bagus. Memang bukan film besar yang diketahui semua
orang. Tapi buat kalangan moviegoers tentu tahu film-film yang dimaksud.
Menjadi
anak bungsu dengan idealisme sendiri yang harus mengurus ibunya yang mengidap
alzheimer di Still Alice. Seorang penjaga penjara di Camp X-Ray. Dan seorang
asisten pribadi aktris terkenal di Clouds of Sils Maria. Peran dia di film-film tersebut buat saya jauh lebih menyenangkan dan lebih saya sukai dibanding perannya
di Breaking Dawn Part 1 & 2, Welcome to the Rileys ataupun On the Road yang
terlalu mengekspos tubuhnya. Dan rasanya peran gadis seperti Bella atau
Snow White yang terkesan manis justru kurang cocok dengan Kristen. Peran
seperti Sarah (Panic Room) atau Joan Jett justru lebih cocok dengan image-nya.
Kristen Stewart saat menerima penghargaan Cesar Awards 2015 |
Kristen
Stewart jelas telah melakukan transformasi dalam dirinya. Tahun 2013 dimana tak
ada satupun film yang ia bintangi seperti sebuah langkah awal untuk memulai
semuanya kembali. Tiga film terakhirnya yang rilis 2014 lalu adalah bukti
kedewasaan dan kecerdasannya dalam berakting dan memilih peran. Sebuah
penghargaan Cesar Awards 2015 sebagai aktris pendukung terbaik di Clouds of Sils
Maria adalah bukti bahwa dia memang bisa berakting dan kemampuannya patut
diapresiasi. Kemenangannya tersebut juga mengantarkan namanya sebagai aktris Amerika pertama yang meraih penghargaan di Cesar Awards. Film-film Kristen Stewart selanjutnya juga layak ditunggu. Ditahun ini dia
berperan dalam film Equals dan American Ultra. Selain itu, dia juga tengah
menjalin kerjasama untuk film terbarunya bersama sutradara kawakan Woody Allen,
sutradara peraih Oscar Ang Lee dan sutradara Kelly Reichardt.
So, that’s Kristen
Stewart.
Maybe, she is not
princess like Snow White.
But she’s beautiful
with her beautiful way.
More than Snow White.
More than Twilight.
P.S.
Masih ada lagi film lain yang dibintangi Kristen Stewart selain yang saya sebut
disini.
Tapi (IMO), film-film diatas sudah cukup merepresentastikan dirinya
sebagai seorang aktris.
0 comments
Post a Comment