Saturday, October 1, 2016

Corat-Coret One Piece Chapter 841: To the East Blue


Nuansa mengharu biru masih mendominasi karena potret kelam masa lalu Sanji masih menjadi menu utama. Mungkin saya tak perlu membahas lagi soal luka atau alasan kenapa Sanji sangat membenci keluarganya. Lagipula hal itu sudah sering dibahas di Corat-Coret Chapter sebelum-sebelumnya. Panel demi panel yang membawa nama Sanji di masa lalu dan masa kini pun sudah cukup menjadi saksi yang menarik simpati kita pada sang koki. Lebih dari itu, saya menantikan moment emosional yang akan terjadi di masa depan ketika kelak Luffy menyelamatkan Sanji. Perkataan Reiju pun terdengar mirip dengan apa yang dikatakan Jaguar D. Saul pada Robin kecil saat menyuruhnya meninggalkan Ohara dulu.
Seperti yang diduga, memang Reiju lah orang yang membantu Sanji melarikan diri. Yang tak diduga justru Judge tak berniat menghentikan Sanji sama sekali. Kata-kata terakhirnya malah semakin membuat sakit hati. Bahkan Reiju pun menangis. Judge, apa yang kamu lakukan ke Sanji itu, JAHAT!!! Reiju kecil cukup peduli dengan adiknya meski memiliki sisi dilemanya sendiri. Reiju berbohong dengan ikut-ikutan “mem-bully” Sanji hanya agar tidak menjadi korban berikutnya. Perkataan Sanji tentang ‘seorang pria akan selalu memaafkan seorang wanita meski dia telah berbohong’ mungkin terinspirasi dari sini. Empati dan kepedulian Reiju ini sepertinya masih ada karena perbedaan hasil modifikasi gen dengan saudaranya, meski secara umum modifikasinya sama-sama berhasil. Seperti katanya, baik Ichiji, Niji ataupun Yonji sudah tak memiliki emosi sama sekali. Dan Reiju berbeda dari mereka. Pertanyaannya adalah kenapa ini bisa terjadi? Saya pikir pengaruh gen ibunya masih lebih dominan pada diri Reiju. Wajah Reiju dan ibunya pun terlihat sangat mirip dan identik.
Kalau pun ketika sekarang Reiju agak bersikap keras pada Sanji ketika dia akhirnya babak belur ditangan Ichiji, Niji dan Yonji, menurut saya, bukan karena simpati dan empati Reiju yang hilang. Melainkan karena ia marah kepada Sanji yang tak melakukan apa-apa untuk melawan saudara-saudaranya. Pemandangan rutin sehari-hari di waktu kecil mungkin tak ingin dilihatnya lagi. Dengan kekuatan Sanji saat ini, ia yakin Sanji bisa melawan balik ketiga saudaranya. Namun bukan tanpa alasan Sanji tak melawan, ia masih mengkhawatirkan seorang pria tua di East Blue sana. Mantan bajak laut yang pernah menyelamatkan hidupnya. Kepala koki yang merawatnya setelah dibuang keluarganya sendiri. Hubungan mereka memang aneh, tapi Sanji merasakan kasih sayang darinya. Dan Sanji tak akan pernah melupakan hutangnya pada pria tua itu. Berbicara mengenai Sanji yang babak belur, kemungkinan memang dikeroyok Ichiji, Niji dan Yonji. Bagi mereka bertiga, mengeroyok Sanji adalah kebiasaan yang membawa nostalgia tersendiri. Mungkin ini maksud Ichiji sudah tak sabar ingin segera menemui Sanji pada chapter 828 lalu. Dan gelang peledak yang dipakai Sanji juga tak terlihat disini. Mungkin memang benar-benar sudah terlepas.
Harapan saya pada Corat-Corat Chapter sebelumnya adalah kemunculan ibu Sanji. Cukup mengejutkan karena ibu Sanji benar-benar dimunculkan disini. Ada kehangatan yang tersaji ketika barisan panel memperlihatkan sosok seorang ibu dan anak yang saling menyayangi. Meski hujan badai, meski diserang binatang buas, meski kemarahan sang ayah menanti, tak jua mengurungkan niat sang anak untuk menemui ibunya. Betapa bahagianya Sanji melihat ibunya tersenyum memakan makanan masakannya. Cita-cita menjadi koki didapatnya dari senyuman bahagia sang ibu saat memakan makanan masakannya. Alasan Sanji sangat menghormati dan mengagungkan wanita, alasan ia sangat menghargai makanan adalah warisan nyata sang ibu yang telah tiada. Potret ini sangat mengharukan. Sangat menyentuh. Dibalik kegelapan yang menyelimutinya, masih ada kehangatan kasih seorang ibu yang menenangkannya. Meski tak bertahan lama, kenangan itu masih tersimpan dan menjadi cahaya terang bagi Sanji untuk tegar menjalani hidupnya.
Di tempat lain, pertarungan Luffy dan Cracker masih berlangsung. Bahkan sudah sebelas jam lamanya sejak dimulainya pertarungan. Di awal-awal, Luffy seolah kesulitan menghadapi Cracker, dan yang terjadi kemudian adalah Luffy memakan semua prajurit biskuit Cracker. Ini memang konyol tapi bukan hal aneh bagi kapten kita yang sukar ditebak jalan pikirannya ini. Pada Corat-Coret Chapter 838 lalu, saya pun setengah bercanda ketika menyebut Luffy hanya tinggal memakan mereka saja, toh mereka semua adalah biskuit. Tapi ketika hal ini benar-benar terjadi, rasanya begitu konyol sekaligus menyenangkan. Haha. Panel terakhir ini membawa sisi fun ditengah tone yang serius seiring masa lalu Sanji yang semakin terkuak. Kemungkinan chapter depan akan menjadi akhir pertarungan Luffy dan Cracker. Apakah biskuit yang telah dimakan Luffy bisa meledak? Bagaimana dengan batas stamina Cracker yang dimaksud Luffy? Apakah itu akan berhubungan dengan rasa sakit yang pernah disinggung Cracker dan menjadi kelemahannya? Akankah ini menjadi keuntungan bagi Luffy? Kita lihat saja nanti.
 Trivia: Kapal yang ditunjuk Reiju (hlm 14) adalah kapal yang sama yang ada di chapter 56 (hlm 16). Kapal dimana Sanji memulai langkah awalnya sebagai calon koki dan menimba ilmu disana. Kapal yang kemudian dibajak Zeff si Kaki Merah.

2 comments

Reza Azis October 1, 2016 at 9:48 AM Reply said... Reply

sedih bro baca ch ieu T^T

Dzabihullah October 1, 2016 at 2:35 PM Reply said... Reply

ntapslah (Y) ngan kurg panjang hungkul flashback si sanji na.