Friday, October 17, 2014

About Movie: Annabelle (2014)



Kalau bukan karena ajang ngumpul sama teman-teman, saya nggak akan pernah mau nonton film ini. Bahkan tak pernah terbesit sedikitpun untuk menonton film ini. Apalagi setelah melihat review-review buruk terhadap film ini yang membuat saya semakin tak ingin menontonnya. Untuk genre horor, tahun ini saya sebenarnya lebih tertarik nonton ‘The Babadook’ (yang ternyata sudah saya lewatkan) daripada ‘Annabelle’. Namun apa daya, ternyata saya bukanlah orang yang mudah menolak ajakan teman. Merasa nggak enak? Mungkin. (Ah, Dasar!)
Saya nonton film ini sudah lama sebenarnya, 6 Oktober lebih tepatnya. Biasanya kalau ada film yang saya tonton di bioskop saya langsung buat reviewnya. Namun nggak tahu kenapa, saya sangat, sangat, sangat malas membuat ulasan tentang film ‘Annabelle’ ini.
Jujur saya tak habis pikir kenapa banyak sekali orang yang penasaran sama boneka ‘Annabelle’ ini dan berbondong-bondong pergi ke bioskop untuk memuaskan hasrat kepenasarannya. Apa menariknya coba? Dan apa yang sebenarnya mereka harapkan dari boneka yang ternyata di versi nyatanya tidak seperti filmnya? Walaupun pada akhirnya saya nonton juga. Nyesel sebenarnya, tapi ya sudahlah.
Ok, tak perlu panjang lebar-lebar pada intinya apa yang saya pikirkan tentang film ‘Annabelle’ sudah saya tuliskan di timeline facebook saya, bunyinya kira-kira begini:
“Mungkin inilah jadinya ketika sebuah film dibuat terlalu terburu-buru. Hanya demi meraih pundi-pundi dolar dari hype masyarakat lewat popularitas boneka ikonik di 'The Conjuring'. Tanpa pemilihan Director dan Script Writer yg tepat, hasilnya adalah sebuah tontonan datar. Co-pas sini, co-pas sana tanpa kreativitas. Terlalu mudah untuk dilupakan. Bahkan utk tampil lebih menyeramkan dari film induknyapun 'Annabelle' tak mampu. Malah kehadiran 'Annabelle' yang jadi tajuk utama sekaligus alasan kenapa orang rela pergi ke bioskop menjadi tidak berarti sama sekali krna script yg melebar kemana-mana. Lebih parahnya lagi, 'Annabelle' ditutup dgn ending paling bodoh yg pernah sy temukan dlm film horor”.
Ya, garis besarnya kira-kira begitu. Saya sudah malas untuk membuat catatan-catatan lainnya. Memang sih filmnya nggak mutlak jelek. Masih ada moment yang cukup menegangkan disini. Lumayan membuat beberapa penonton perempuan menjerit kaget. Meskipun jump scare yg sudah disiapin beberapa malah terlihat lucu daripada menyeramkan. 
Pada dasarnya, kenapa ‘Annabelle’ mendapat nada negatif, mungkin karena sosok ‘Annabelle’ sendiri yang kehadirannya sangat ditunggu justru tidak mampu berbuat banyak. Terlepas dari apakah cerita aslinya memang seperti yang kita lihat di filmnya. Dia hanya ada sebagai pajangan saja. Dibandingkan film solonya ini, kehadiran Annabelle di ‘The Conjuring’ justru lebih menarik padahal dia bukan fokus utama. Judulnya ‘Annabelle’ tapi ‘Annabelle’ sendiri tidak pernah tereksplor dengan baik. Ironis? Ini justru membuat ‘Annabelle’ sesungguhnya tak perlu dibuat. Tapi ya, namanya juga industri. Selama ada kesempatan meraup untung, apalagi terbuka lebar. Sikat aja! Betul tidak?

0 comments