Tuesday, February 3, 2015

Menulislah...

Jadi sebenarnya untuk apa membuat blog? Jawaban paling sederhana mungkin karena ingin menulis. Ya, anak SD juga tahu kali! Nggak sih, sebenarnya, terkadang atau lebih tepatnya seringnya, saya suka bingung sendiri kalau mau nulis. Otak saya suka kering dan kehabisan ide untuk mengetik kata-kata yang entah berapa banyak jumlahnya itu. Saya juga jadi sering lupa dengan konsep nama yang saya pakai untuk blog ini ‘One Story, About...’ Yang intinya adalah saya bisa nulis apa saja disini. Apapun. Tak terbatas pada tema. Mau curhat, ngasih info, ngereview dan lainnya. Bebas pokoknya. Tapi tetap saja, faktanya selalu merasa bingung mau nulis apa.
Belum lagi akhir-akhir ini, saya sering kali merasa risau tanpa sebab. Atau mungkin ini efek dari kenyataan bahwa saya adalah mahasiswa tingkat akhir yang sudah kadaluarsa di kampus. Yang sering dihantui sesuatu tak kasat mata yang membuat hidup ini seolah-olah tak tenang. Oh God, please help me!
Saya sendiri tidak begitu jago menulis seperti orang-orang pada umumnya. Dan menulis sendiri, saya juga tidak tahu, ini hobby atau apa. Btw, berbicara soal tulis-menulis, saya jadi teringat sebuah ungkapan sederhana tentang menulis, bunyinya kira-kira begini: Kalau mau nulis, ya nulis saja! Tak perlu berpikir dan memutar otak terlalu keras untuk membuat tulisan. Menulis saja! Mulai dari hal-hal kecil dan sederhana. Karena dengan semakin sering menulis, semakin sering kita terlatih olehnya. Dan dengan sendirinya, kita akan menemukan signature khas dari tulisan kita. Saya lupa entah dari siapa, tapi saya percaya ungkapan itu.
So, let’s write, NOW!
Kalau kata Om Tulus, “Angkat penamu, tulis! Bila gemar menulis”.
Dan karena sekarang kita tak lagi berbicara menulis pada selembar kertas. Jadi mari kita membuka laptop, buka aplikasi M.Word dan mulailah mengetik huruf-huruf di keyboard yang bisa menjadi kata-kata yang jumlahnya luar biasa banyak. Buat para blogger, bisa juga dipakai tips dari seorang teman lewat program “One Day, One Post”. Intinya dalam satu hari, kita harus membuat tulisan yang harus di post di blog nanti. Hal ini dimaksudkan untuk membiasakan diri untuk menulis.
Dan jangan lupa, ini penting, membaca. Ya, membaca. Karena sesungguhnya aktivitas menulis tidak bisa dilepaskan dari aktivitas membaca. Menulis dan membaca adalah dua hal yang harus berjalan beriringan, tidak bisa berjalan satu satu dan saling mendahului. Karena apa yang kita tulis sesungguhnya adalah apa yang kita baca. Ingat wahyu pertama sekaligus perintah Tuhan pada Rosul-Nya kan, Iqra’ (Bacalah!).
Membaca juga sebenarnya tidak terbatas pada buku saja. Saat ini banyak media selain buku yang bisa kita baca. Selain itu, apa-apa yang ada didunia ini juga bisa kita baca. Kita bisa membaca kehidupan sekitar, fenomena alam, gejala sosial dan yang lainnya. Jadi jangan bermimpi ingin punya tulisan bagus seandainya kita tak pernah membaca.
And the point is.....
Namun sesungguhnya yang lebih penting dari semuanya dan sebegitu pentingnya adalah jangan lupa: TULISLAH SKRIPSI!!!!!! Sederhana ya, padahal intinya post ini cuma mau nulis dua kata ini, tapi harus muter-muter gak jelas dulu, tanpa juntrungan. Hehe. TULISLAH SKRIPSI!!!!!! Kayak semacam teguran keras buat diri sendiri yang saat ini tengah kehilangan nyawa pada mata kuliah yang satu ini. Dan buat semua rekan sejawat yang sedang berjuang dijalannya juga jangan lupa, TULISLAH SKRIPSI!!!!!!

Peri baik berbisik, “Tuh, dua kata itu sudah diucapkan sebanyak tiga kali, pakai huruf kapital, warnya merah, di-bold pula, kurang apa lagi coba?
Jadi, masih mau menunda-nunda nulis skripsi?”
Si mahasiswa tersenyum mendapat pencerahan.
Peri jahat terkejut. Sedikit kesal namun selang beberapa saat, senyum jahatnya kembali melebar.
Dengan sedikit menyeringai, ia bergumam: “Ah, paling cuma awalnya doang. Habis gitu, balik lagi. Males lagi. Kayak biasa”.
Terus memprovokasi dan memanas-manasi, “Udah mending nonton aja! Main game sana! Daripada apa itu (skripsi-red), malah bikin kepala pusing”.
Kemudian tertawa.
Si mahasiswa galau lagi, bingung mesti ngapain melihat peri baik dan jahat perang.

0 comments