Jadi
sebenarnya untuk apa membuat blog? Jawaban paling sederhana mungkin karena
ingin menulis. Ya, anak SD juga tahu
kali! Nggak sih, sebenarnya, terkadang atau lebih tepatnya seringnya, saya
suka bingung sendiri kalau mau nulis. Otak saya suka kering dan kehabisan ide untuk
mengetik kata-kata yang entah berapa banyak jumlahnya itu. Saya juga jadi
sering lupa dengan konsep nama yang saya pakai untuk blog ini ‘One Story,
About...’ Yang intinya adalah saya bisa nulis apa saja disini. Apapun. Tak terbatas
pada tema. Mau curhat, ngasih info, ngereview dan lainnya. Bebas pokoknya. Tapi
tetap saja, faktanya selalu merasa bingung mau nulis apa.
Belum
lagi akhir-akhir ini, saya sering kali merasa risau tanpa sebab. Atau mungkin
ini efek dari kenyataan bahwa saya adalah mahasiswa tingkat akhir yang sudah
kadaluarsa di kampus. Yang sering dihantui sesuatu tak kasat mata yang membuat
hidup ini seolah-olah tak tenang. Oh God,
please help me!
Saya
sendiri tidak begitu jago menulis seperti orang-orang pada umumnya. Dan menulis
sendiri, saya juga tidak tahu, ini hobby atau apa. Btw, berbicara soal tulis-menulis, saya jadi teringat sebuah
ungkapan sederhana tentang menulis, bunyinya kira-kira begini: Kalau mau nulis, ya nulis saja! Tak perlu
berpikir dan memutar otak terlalu keras untuk membuat tulisan. Menulis saja! Mulai
dari hal-hal kecil dan sederhana. Karena dengan semakin sering menulis, semakin
sering kita terlatih olehnya. Dan dengan sendirinya, kita akan menemukan
signature khas dari tulisan kita. Saya lupa entah dari siapa, tapi saya
percaya ungkapan itu.
So, let’s write,
NOW!
Kalau
kata Om Tulus, “Angkat penamu, tulis! Bila
gemar menulis”.
Dan
karena sekarang kita tak lagi berbicara menulis pada selembar kertas. Jadi mari
kita membuka laptop, buka aplikasi M.Word dan mulailah mengetik huruf-huruf di
keyboard yang bisa menjadi kata-kata yang jumlahnya luar biasa banyak. Buat para
blogger, bisa juga dipakai tips dari seorang teman lewat program “One Day, One
Post”. Intinya dalam satu hari, kita harus membuat tulisan yang harus di post
di blog nanti. Hal ini dimaksudkan untuk membiasakan diri untuk menulis.
Dan
jangan lupa, ini penting, membaca. Ya, membaca. Karena sesungguhnya aktivitas
menulis tidak bisa dilepaskan dari aktivitas membaca. Menulis dan membaca
adalah dua hal yang harus berjalan beriringan, tidak bisa berjalan satu satu
dan saling mendahului. Karena apa yang kita tulis sesungguhnya adalah apa yang
kita baca. Ingat wahyu pertama sekaligus perintah Tuhan pada Rosul-Nya kan, Iqra’ (Bacalah!).
Membaca
juga sebenarnya tidak terbatas pada buku saja. Saat ini banyak media selain
buku yang bisa kita baca. Selain itu, apa-apa yang ada didunia ini juga bisa
kita baca. Kita bisa membaca kehidupan sekitar, fenomena alam, gejala sosial
dan yang lainnya. Jadi jangan bermimpi ingin punya tulisan bagus seandainya
kita tak pernah membaca.
And the point is.....
Namun
sesungguhnya yang lebih penting dari semuanya dan sebegitu pentingnya adalah
jangan lupa: TULISLAH SKRIPSI!!!!!! Sederhana ya, padahal
intinya post ini cuma mau nulis dua kata ini, tapi harus muter-muter gak jelas dulu, tanpa juntrungan. Hehe. TULISLAH SKRIPSI!!!!!!
Kayak semacam teguran keras buat diri sendiri yang saat ini tengah kehilangan
nyawa pada mata kuliah yang satu ini. Dan buat semua rekan sejawat yang sedang
berjuang dijalannya juga jangan lupa, TULISLAH SKRIPSI!!!!!!
Peri baik berbisik, “Tuh,
dua kata itu sudah diucapkan sebanyak tiga kali, pakai huruf kapital, warnya
merah, di-bold pula, kurang apa lagi coba?
Jadi, masih mau menunda-nunda nulis skripsi?”
Jadi, masih mau menunda-nunda nulis skripsi?”
Si mahasiswa tersenyum
mendapat pencerahan.
Peri jahat terkejut. Sedikit
kesal namun selang beberapa saat, senyum jahatnya kembali melebar.
Dengan sedikit
menyeringai, ia bergumam: “Ah, paling cuma awalnya doang. Habis gitu, balik
lagi. Males lagi. Kayak biasa”.
Terus memprovokasi dan
memanas-manasi, “Udah mending nonton aja! Main game sana! Daripada apa itu
(skripsi-red), malah bikin kepala pusing”.
Kemudian tertawa.
Si mahasiswa galau lagi,
bingung mesti ngapain melihat peri baik dan jahat perang.
0 comments
Post a Comment