Masih melanjutkan edisi ‘Catatan Nonton’ seperti biasanya, kali
ini kita berada pada bulan dimana ajang bergengsi Oscar di gelar. Dan tentunya,
beberapa film yang masuk nominasi Oscar tak luput dari santapan saya di bulan
ini. Andaikata beberapa film dibawah (Birdman & Whiplash) sudah saya tonton
tahun lalu, besar kemungkinan masuk list daftar film terbaik saya tahun lalu.
Namun itu tidaklah menjadi masalah karena pada akhirnya saya bisa nonton juga.
Movie Of The Month edisi kali ini jatuh pada Best Picture Oscar tahun 2015,
‘Birdman’.
Ajang Oscar memang telah digelar beberapa hari yang lalu, tapi
tidak ada salahnya jika pada edisi ‘Catatan Nonton’ kali ini saya kembali
me-list daftar pemenang Oscar tahun 2015 seperti tahun lalu (Catatan Nonton #Februari'14). Dan berikut daftar lengkapnya. Selamat buat para pemenang!
Best Picture : Birdman
Best Actor : Eddie Redmayne (The Theory
of Everything)
Best Actress : Julianne Moore (Still
Alice)
Best Supporting Actor : J.K. Simmons (Whiplash)
Best Supporting Actress : Patricia Arquette
(Boyhood)
Director : Alejandro González
Iñárritu (Birdman)
Original Screenplay : Birdman
Adapted Screenplay : The Imitation Game
Animated Feature : Big Hero 6
Foreign Language Film : Ida
Cinematography : Birdman
Editing : Whiplash
Production Design : The Grand Budapest Hotel
Costume Design : The Grand Budapest Hotel
Make-up and Hairstyling : The Grand Budapest Hotel
Original Score : The Grand Budapest Hotel
Original Song : Glory (Selma)
Sound Mixing : Whiplash
Sound Editing : American Sniper
Visual Effects : Interstellar
Documentary Feature : Citizenfour
Documentary Short Subject : Crisis Hotline: Veterans
Press 1
Animated Short Picture : Feast
Live Action Short Film : The Phone Call
Selanjutnya adalah kumpulan short review film yang saya
tonton dalam ‘Catatan Nonton #Februari’15’. Check this out!
Birdman (2014) (05/02/15)
Short review:
Apa yang telah dilakukan Alejandro González Iñárritu dalam
'Birdman' adalah sesuatu yang langka. Pencapaian luar biasa juga ketika ia
mampu menuangkan narasi sederhananya bersama teknik oner/long take rumit ala Emmanuel Lubezki. Pergerakan kamera yang
sanggup menangkap setiap angle dan moment menjadi lebih hidup. Seperti versi upgrade dari teknik yang dipakai
Alfred Hitchcock dalam 'Rope'. Sebuah komedi satir nan miris mengenai kehidupan
seorang aktor yang tengah berjuang membangun karirnya kembali dalam pementasan
Broadway. Supporting cast yang sanggup menunjukkan performa terbaiknya
masing-masing. Kemiripan kisah Michael Keaton yang notabene adalah Batman era
Tim Burton dengan sosok Riggan memberi keintiman sendiri dalam 'Birdman'.
Sebuah film yang memang pantas bersaing di ajang sekaliber Oscar. Bahkan bisa
saja 'Birdman' jadi juaranya.
Skor: 4,5/5
3 Idiots (2009) (09/02/15)
Short review:
Ada begitu banyak rasa ketika menyaksikan '3 Idiots'. Disatu saat
kita bisa tertawa terbahak-bahak tapi disisi lain kita juga bisa ikut hanyut
dalam perasaaan haru. Ada motivasi besar yang coba disebar dibalik kekonyolan
dan kekocakan yang dihadirkan bersama template khas bollywood yang tak hilang
disini (tari dan nyanyi). Plot dan narasinya yang mudah dicerna membuat '3
Idiots' terasa enjoyable walaupun
punya durasi yang cukup panjang. Pemegang rekor box office di zamannya ini memang tontonan ringan yang sangat
menghibur yang mampu memberi energi positif kepada penontonya disaat bersamaan.
Skor: 4/5
PK (2014) (11/02/15)
Short review:
Sudah menjadi resiko jika film yang memuat isu sensitif akan
mengundang pergunjingan. Namun jika mau terbuka sedikit saja, sejatinya 'PK'
adalah sebuah tipikal film komedi pengundang tawa biasa dengan nuansa
bollywood-nya yang kental. Namun dengan isu sensitifnya, 'PK' memang membawa
pesan satir yang menyentil kita-kita (manusia) dalam hubungannya dengan Tuhan.
Dialog-dialog cerdas dan thought-provoking-nya
(namun tak jarang menghadirkan kekonyolan) seakan memberi celah buat kita untuk
sedikit merenung dan menertawakan diri sendiri. Menonton 'PK' juga seperti
mengajak kita untuk melihat kembali fenomena-fenomena berdalih agama yang
terjadi di negara kita. 'PK' menambah daftar panjang film bollywood bagus yang
dibintangi Aamir Khan.
Skor: 4/5
Whiplash (2014) (17/02/15)
Short review:
Sepintas mungkin 'Whiplash' akan terlihat sebagai drama biasa.
Tipikal from zero to hero yang
mengambil perspektif seorang pemuda yang ingin menjadi drummer hebat. Dan
beruntunglah, karena 'Whiplash' tidak berakhir demikian. Alih-alih menebarkan
aura inspiratif, 'Whiplash' justru mencengkram sisi psikologis kita dalam
balutan ketegangan yang emosional. Menelanjangi mindset kita tentang apa arti sebuah perjuangan. Kesederhanaan yang
coba ditampilkannya menjadi begitu kompleks, sekompleks dan serumit musik jazz
itu sendiri. Masih ada nilai plus dari sisi teknis yang ciamik disini. Dan tak
lupa sisi musikalitasnya yang berhasil menyajikan persembahan musik jazz yang
keren. Namun tentunya itu semua kurang berarti tanpa penampilan hebat dua
pemerannya, Milles Teller dan J.K. Simmons.
Skor: 4,25/5
The Hunger Games: Mockingjay – Part I (2014) (18/02/15)
Short review:
Apakah menjadi sebuah tradisi ketika sebuah adaptasi young adult yang sudah memasuki bagian
finalnya untuk dibagi menjadi dua bagian? Memang tidak ada salahnya ketika hal
ini dimaksudkan untuk memperpanjang umur sebuah franchise sukses macam 'The Hunger Games' atau meraup pundi-pundi
dolar. Namun agak sedikit disayangkan karena 'Mockingjay: Part 1' telah jauh
menurunkan intensitas yang telah dibangun dalam 'Catching Fire'. Merubah semua tone yang telah tersemat menjadi
depresif bermuatan politis. Walaupun tak berarti jelek namun ada
ketidaksesuaian dengan apa yang diharapkan. Untungnya Jennifer Lawrence masih
sanggup menunjukkan performa terbaiknya sebagai Katniss Everdeen.
Skor: 2,85/5
The Theory of Everything (2014) (18/02/15)
Short review:
Dan ini bukanlah sebuah biopik tentang bagaimana sepak terjang
fisikawan jenius sekaligus atheist,
Stephen Hawking dalam mengejawantahkan setiap jengkal buah pikirnya. 'The
Theory of Everything' adalah drama romansa pahit-manis yang bisa membuka
pandangan baru tentang cinta. Ada rasa hangat yang kentara dibalik getirnya
kenyataan hidup Stephen & Jane Hawking. Hadir bersama visual & score cantik yang memberi nafas pada setiap moment
yang ada. Sebuah drama yang punya kekuatan dari kualitas akting pemainnya.
Nuansanya sedikit mengingatkan saya pada 'A Beautiful Mind'-nya Ron Howard.
Hanya perjuangan menghilangkan halusinasi efek skizofrenia berganti menjadi
usaha keras mencari "teori tentang segalanya" dibalik vonis motor neuron disease.
Skor: 3,75/5
Gambar dari sini.
0 comments
Post a Comment