Tahun 2017, Britannia berhasil
menginvasi negara Jepang. Jepang benar-benar berada dititik terendah selama periode
penjajahan itu, bahkan nama Jepang sendiri diganti menjadi Area 11. Lelouch Lampeourage,
seorang pemuda berusia 17 tahun mendapat kekuatan bernama ‘Geass’. Berbekal kekuatan
baru dan latar belakang masa lalunya, Lelouch berencana menghancurkan Britannia
dan menciptakan dunia yang baru bagi Jepang. [Sinopsis]
‘Code
Geass: Lelouch of the Rebellion R1’ adalah anime terkenal hasil kerja sama
studio Sunrise dengan CLAMP. Anime ini diputar pada tanggal 5 Oktober 2006
sampai 28 Juli 2007. ‘Code Geass’ juga telah diserialisasikan menjadi manga yang dibagi menjadi tiga bagian
yaitu: ‘Code Geass Lelouch of the Rebellion’, ‘Suzaku of the Counter Attack’
dan ‘Nightmare of Nunally’. (wikipedia)
Mempunyai
tema yang terbilang berat membuat ‘Code Geass: Lelouch of the Rebellion’ menjadi
tontonan yang menarik buat saya. Meskipun mengusung genre mecha (robot) yang bukan genre favorit saya, namun menjadi tidak
berarti ketika ‘Code Geass’ membawa hal-hal berbau politik, lengkap dengan
segala intrik, konspirasi, invasi, propaganda dan pemberontakan didalamnya. Mungkin
anak-anak bukanlah pangsa yang cocok untuk menikmati anime yang terbilang rumit
ini.
‘Code
Geass: Lelouch of the Rebellion’ memulai semuanya dengan tenang dalam kehidupan
sekolah yang menyenangkan dan bersahabat. Namun sepertinya itu hanya kamuflase
saja karena sesungguhnya diluar sana negara sedang bergejolak. Pergolakan semakin
memanas tatkala Lelouch Lampeourage mendapat sebuah kekuatan dari orang
misterius yang dijumpainya. Membawa dirinya pada sebuah rencana besar: Menghancurkan Britannia.
Berbekal
altar ego bernama Zero yang diusungnya, Lelouch benar-benar menciptakan perubahan
besar bagi Jepang saat itu. Pemberontakan masyarakat yang awalnya hanya sebagai
sebuah gerakan bawah tanah berskala kecil dan tak terarah, dibawah pimpinan
Zero semuanya menjadi ancama serius bagi pemerintahan Britannia.
Yang
membuat ‘Code Geass: Lelouch of the Rebellion’ menjadi menarik adalah temponya
yang terbilang cepat, tanpa basa-basi. Seolah kita ingin diberi tahu gambaran nyata
bila sebuah penjajahan terjadi di era modern. Di episode pertamanya kita
langsung disuguhi potret-potret mengerikan itu. Kerusakan, kematian, kekacauan
dan perang menjadi bumbu sehari-hari dari episode demi episode yang kita tonton
disini.
Tidak
hanya menyangkut masalah penjajahan dan pemberontakan, ada konflik keluarga, persahabatan,
cinta yang ditubrukkan pada ideologi dan idealisme. Dendam masa lalu yang
membawa jiwa manusia pada pilihan dan tujuan hidup yang harus ditempuhnya. Ambisi
besar yang mendorong jiwa gelap manusia berkuasa. Sehingga menghalalkan segala
cara adalah jalan terbaik untuk mewujudkannya. Semua konflik itu melebur
menjadi satu kesatuan dalam sebuah benang merah plot cerita, bukan hanya
sekedar tempelan semata.
Dan
yang membuat saya semakin suka adalah bahwa ‘Code Geass: Lelouch of the
Rebellion’ mempunyai nuansa abu-abu yang sangat kental didalamnya. Tak ada yang
benar-benar protagonis atau antagonis disini. Semuanya serba abu-abu. Zero contohnya.
Mungkin yang dilakukan Zero adalah sebuah tirani kejam, tapi disisi lain tak
jarang perbuatannya mengundang simpati. Sosok Zero sendiri adalah vokal utama
disini. Sosok yang sangat cerdas, perencana ulung, penuh perhitungan,
kharismatik dan memiliki jiwa leadership yang kuat. Entah berapa banyak orang
yang begitu mudah terhipnotis ucapannya. Namun disisi lain, sosok asli Zero yaitu
Lelouch adalah sosok pria biasa yang mencintai adiknya dan ingin membuat
satu-satunya keluarga hidup yang dicintainya itu bahagia.
Overall, anime ini masuk kategori bagus
[IMO]. Dengan tema, plot, karakter dan semua yang ada didalamnya ‘Code Geass:
Lelouch of the Rebellion’ menjadi salah satu anime yang layak ditonton. Yang anti
dengan genre mecha, mungkin bisa
sedikit berpaling kesini. Karena [IMO, again] robot-robot yang ada disini hanya
sebagai simbol saja bahwa ‘Code Geass’ mengambil setting futuristik. Peran robot-robot ini pun terbilang kecil dan
pengaruhnya juga tidak terlalu signifikan. Dalam artian, tanpa kehadiran para
robotpun, sebenarnya kisah ‘Code Geass’ akan tetap berjalan dan menarik.
Skor: 8.9/10
Skor: 8.9/10
0 comments
Post a Comment