Tuesday, February 3, 2015

Anime Review: Code Geass - Lelouch of the Rebellion R1 (2006)


Tahun 2017, Britannia berhasil menginvasi negara Jepang. Jepang benar-benar berada dititik terendah selama periode penjajahan itu, bahkan nama Jepang sendiri diganti menjadi Area 11. Lelouch Lampeourage, seorang pemuda berusia 17 tahun mendapat kekuatan bernama ‘Geass’. Berbekal kekuatan baru dan latar belakang masa lalunya, Lelouch berencana menghancurkan Britannia dan menciptakan dunia yang baru bagi Jepang. [Sinopsis]
‘Code Geass: Lelouch of the Rebellion R1’ adalah anime terkenal hasil kerja sama studio Sunrise dengan CLAMP. Anime ini diputar pada tanggal 5 Oktober 2006 sampai 28 Juli 2007. ‘Code Geass’ juga telah diserialisasikan menjadi manga yang dibagi menjadi tiga bagian yaitu: ‘Code Geass Lelouch of the Rebellion’, ‘Suzaku of the Counter Attack’ dan ‘Nightmare of Nunally’. (wikipedia)
Mempunyai tema yang terbilang berat membuat ‘Code Geass: Lelouch of the Rebellion’ menjadi tontonan yang menarik buat saya. Meskipun mengusung genre mecha (robot) yang bukan genre favorit saya, namun menjadi tidak berarti ketika ‘Code Geass’ membawa hal-hal berbau politik, lengkap dengan segala intrik, konspirasi, invasi, propaganda dan pemberontakan didalamnya. Mungkin anak-anak bukanlah pangsa yang cocok untuk menikmati anime yang terbilang rumit ini.
‘Code Geass: Lelouch of the Rebellion’ memulai semuanya dengan tenang dalam kehidupan sekolah yang menyenangkan dan bersahabat. Namun sepertinya itu hanya kamuflase saja karena sesungguhnya diluar sana negara sedang bergejolak. Pergolakan semakin memanas tatkala Lelouch Lampeourage mendapat sebuah kekuatan dari orang misterius yang dijumpainya. Membawa dirinya pada sebuah rencana besar: Menghancurkan Britannia.
Berbekal altar ego bernama Zero yang diusungnya, Lelouch benar-benar menciptakan perubahan besar bagi Jepang saat itu. Pemberontakan masyarakat yang awalnya hanya sebagai sebuah gerakan bawah tanah berskala kecil dan tak terarah, dibawah pimpinan Zero semuanya menjadi ancama serius bagi pemerintahan Britannia.
Yang membuat ‘Code Geass: Lelouch of the Rebellion’ menjadi menarik adalah temponya yang terbilang cepat, tanpa basa-basi. Seolah kita ingin diberi tahu gambaran nyata bila sebuah penjajahan terjadi di era modern. Di episode pertamanya kita langsung disuguhi potret-potret mengerikan itu. Kerusakan, kematian, kekacauan dan perang menjadi bumbu sehari-hari dari episode demi episode yang kita tonton disini.
Tidak hanya menyangkut masalah penjajahan dan pemberontakan, ada konflik keluarga, persahabatan, cinta yang ditubrukkan pada ideologi dan idealisme. Dendam masa lalu yang membawa jiwa manusia pada pilihan dan tujuan hidup yang harus ditempuhnya. Ambisi besar yang mendorong jiwa gelap manusia berkuasa. Sehingga menghalalkan segala cara adalah jalan terbaik untuk mewujudkannya. Semua konflik itu melebur menjadi satu kesatuan dalam sebuah benang merah plot cerita, bukan hanya sekedar tempelan semata.
Dan yang membuat saya semakin suka adalah bahwa ‘Code Geass: Lelouch of the Rebellion’ mempunyai nuansa abu-abu yang sangat kental didalamnya. Tak ada yang benar-benar protagonis atau antagonis disini. Semuanya serba abu-abu. Zero contohnya. Mungkin yang dilakukan Zero adalah sebuah tirani kejam, tapi disisi lain tak jarang perbuatannya mengundang simpati. Sosok Zero sendiri adalah vokal utama disini. Sosok yang sangat cerdas, perencana ulung, penuh perhitungan, kharismatik dan memiliki jiwa leadership yang kuat. Entah berapa banyak orang yang begitu mudah terhipnotis ucapannya. Namun disisi lain, sosok asli Zero yaitu Lelouch adalah sosok pria biasa yang mencintai adiknya dan ingin membuat satu-satunya keluarga hidup yang dicintainya itu bahagia.
Overall, anime ini masuk kategori bagus [IMO]. Dengan tema, plot, karakter dan semua yang ada didalamnya ‘Code Geass: Lelouch of the Rebellion’ menjadi salah satu anime yang layak ditonton. Yang anti dengan genre mecha, mungkin bisa sedikit berpaling kesini. Karena [IMO, again] robot-robot yang ada disini hanya sebagai simbol saja bahwa ‘Code Geass’ mengambil setting futuristik. Peran robot-robot ini pun terbilang kecil dan pengaruhnya juga tidak terlalu signifikan. Dalam artian, tanpa kehadiran para robotpun, sebenarnya kisah ‘Code Geass’ akan tetap berjalan dan menarik.
          Skor: 8.9/10

0 comments