First impression! Satu lagi anime yang hanya dengan
melihat judulnya saja sudah membuat saya tertarik. Dan semakin tak tahan untuk
menontonnya setelah melihat genre ‘Death Parade’ adalah drama, mystery,
psychological, thriller. Saya tidak mempedulikan lagi anime ini akan bercerita
tentang apa, karena elemen tontonan yang saya suka sudah ada disana.
Anime
Jepang memang terkenal suka menampilkan cerita-cerita aneh dan terkesan terlalu
tinggi untuk dilampaui otak manusia. Dan dalam anime terbaru produksi Madhouse ini,
mereka bermain dalam ranah alam perantara antara dunia saat ini dan dunia
selanjutnya. Atau lebih simple
disebut sebagai alam kubur. Dalam versi ‘Death Parade’, alam ini merupakan
sebuah bar yang digawangi seorang bartender. Setiap waktunya dua orang tak
saling kenal memasuki bar tersebut. Kemudian tanpa pernah tahu apa yang
sebenarnya terjadi mereka harus memainkan sebuah permainan mematikan.
Anime
berjumlah 12 episode yang mulai mengudara sejak tanggal 9 Januari 2015 ini
menawarkan begitu banyak kejutan. Sedari awal, opening song-nya sudah menipu. Flyers yang dibawakan Bradio membawa
musik ingar bingar bersama para karakter yang menari dan
menyanyi dengan riang gembira. Seolah menjadi kamuflase buat plot 'Death Parade' yang kelam.
Lift membawa dua orang anak manusia pada sebuah bar bernama Quindecim dan mempertemukannya dengan
seorang bartender berwajah dingin. Saya yang awalnya belum mengetahui premis
‘Death Parade’, tak bisa menebak dan tak tahu arah cerita ini akan kemana. Sebelum
akhirnya tirai pertunjukkan ditutup NoisyCell lewat Last Theater.
Episode
demi episode yang bergulir membuat semuanya menjadi jelas. Bahkan ‘Death
Parade’ tidak hanya menyuguhkan permainan mematikan semata. Ada konflik yang terasa benar ketika para bartender yang menentukan kelanjutan hidup manusia
dipertanyakan statusnya sebagai juri/hakim. Mengeluarkan sisi paling gelap dan terdalam pada diri manusia untuk menentukan kelanjutan hidupnya kelak (reinkarnasi atau
kehampaan). Apakah yang dilakukan para juri/hakim itu adalah cara paling tepat
untuk menentukan kehidupan manusia pasca kematian?
Kesan
dark sangat terasa disini. Mulai dari
set, musik, atmosfer sampai mood yang
dibangun turut mendukung kesan dark yang
begitu kental. Menyajikan ketegangan sarat emosi ketika permainan demi
permainan mulai dipertandingkan. Permainan-permainan simple macam papan dart, bowling, arcade game, twister, billiard
sampai hockey, turut memberi definisi kentara akan apa yang dimaksud permainan
mematikan itu. Permainan kartu adalah satu-satunya game yang bisa dibilang
paling nyaman untuk diikuti. Selebihnya adalah parade kematian yang mematikan. Permainan hockey yang mempertemukan dua orang pembunuh adalah yang paling emosional dan
berdarah menurut saya.
Dan
tidak hanya mempertontokan permainan mematikan semata, ada moment-moment emosional
yang mengalun bersama cipratan darah yang mempermainkan sisi psikologis
penonton. Moment-moment tersebut terus bergulir silihberganti pada setiap
karakter. Menjelaskan setiap background
masing-masing mereka. Meski pada beberapa bagian, emosi saya sendiri kurang begitu
terkoneksi dengan apa yang ditampilkan. Atau mungkin itu hanya perasaan saya
saja. Tapi tak dipungkiri jika detik-detik dimana manusia menuju kehampaan adalah
moment yang begitu mengiris iba.
Setiap
karakter yang ada disini juga memunculkan misterinya masing-masing. Ditengah
game berbeda namun berkonsep sama, yang kadang terasa membosankan, karena selalu ada
pada setiap episode. ‘Death Parade’ memberi sempilan misteri yang menarik untuk
diikuti. Apalagi ketika melihat Decim yang notabene adalah juri/hakim yang
sedikit berbeda dengan juri/hakim lainnya. Kemunculan karakter manusia bernama
Chiyuki dalam agenda penjurian/penghakiman Decim juga menyisakan misteri. Karakter dan semua
elemen yang ada dalam ‘Death Parade’ adalah sebuah misteri yang lambat laun mulai
menemukan titik terangnya. Rahasia mulai terungkap secara perlahan. Namun masih saja kabut misteri menyelimuti. Sorotan tajam
nan datar mata Decim (mungkin) adalah deskripsi nyata ‘Death
Parade’ sebenarnya.
Skor: 8.6/10
Skor: 8.6/10
0 comments
Post a Comment