Saturday, March 28, 2015

Anime Review: Death Parade (2015)


First impression! Satu lagi anime yang hanya dengan melihat judulnya saja sudah membuat saya tertarik. Dan semakin tak tahan untuk menontonnya setelah melihat genre ‘Death Parade’ adalah drama, mystery, psychological, thriller. Saya tidak mempedulikan lagi anime ini akan bercerita tentang apa, karena elemen tontonan yang saya suka sudah ada disana.
Anime Jepang memang terkenal suka menampilkan cerita-cerita aneh dan terkesan terlalu tinggi untuk dilampaui otak manusia. Dan dalam anime terbaru produksi Madhouse ini, mereka bermain dalam ranah alam perantara antara dunia saat ini dan dunia selanjutnya. Atau lebih simple disebut sebagai alam kubur. Dalam versi ‘Death Parade’, alam ini merupakan sebuah bar yang digawangi seorang bartender. Setiap waktunya dua orang tak saling kenal memasuki bar tersebut. Kemudian tanpa pernah tahu apa yang sebenarnya terjadi mereka harus memainkan sebuah permainan mematikan.
Anime berjumlah 12 episode yang mulai mengudara sejak tanggal 9 Januari 2015 ini menawarkan begitu banyak kejutan. Sedari awal, opening song-nya sudah menipu. Flyers yang dibawakan Bradio membawa musik ingar bingar bersama para karakter yang menari dan menyanyi dengan riang gembira. Seolah menjadi kamuflase buat plot 'Death Parade' yang kelam. Lift membawa dua orang anak manusia pada sebuah bar bernama Quindecim dan mempertemukannya dengan seorang bartender berwajah dingin. Saya yang awalnya belum mengetahui premis ‘Death Parade’, tak bisa menebak dan tak tahu arah cerita ini akan kemana. Sebelum akhirnya tirai pertunjukkan ditutup NoisyCell lewat Last Theater.
Episode demi episode yang bergulir membuat semuanya menjadi jelas. Bahkan ‘Death Parade’ tidak hanya menyuguhkan permainan mematikan semata. Ada konflik yang terasa benar ketika para bartender yang menentukan kelanjutan hidup manusia dipertanyakan statusnya sebagai juri/hakim. Mengeluarkan sisi paling gelap dan terdalam pada diri manusia untuk menentukan kelanjutan hidupnya kelak (reinkarnasi atau kehampaan). Apakah yang dilakukan para juri/hakim itu adalah cara paling tepat untuk menentukan kehidupan manusia pasca kematian?


Kesan dark sangat terasa disini. Mulai dari set, musik, atmosfer sampai mood yang dibangun turut mendukung kesan dark yang begitu kental. Menyajikan ketegangan sarat emosi ketika permainan demi permainan mulai dipertandingkan. Permainan-permainan simple macam papan dart, bowling, arcade game, twister, billiard sampai hockey, turut memberi definisi kentara akan apa yang dimaksud permainan mematikan itu. Permainan kartu adalah satu-satunya game yang bisa dibilang paling nyaman untuk diikuti. Selebihnya adalah parade kematian yang mematikan. Permainan hockey yang mempertemukan dua orang pembunuh adalah yang paling emosional dan berdarah menurut saya.
Dan tidak hanya mempertontokan permainan mematikan semata, ada moment-moment emosional yang mengalun bersama cipratan darah yang mempermainkan sisi psikologis penonton. Moment-moment tersebut terus bergulir silihberganti pada setiap karakter. Menjelaskan setiap background masing-masing mereka. Meski pada beberapa bagian, emosi saya sendiri kurang begitu terkoneksi dengan apa yang ditampilkan. Atau mungkin itu hanya perasaan saya saja. Tapi tak dipungkiri jika detik-detik dimana manusia menuju kehampaan adalah moment yang begitu mengiris iba.
Setiap karakter yang ada disini juga memunculkan misterinya masing-masing. Ditengah game berbeda namun berkonsep sama, yang kadang terasa membosankan, karena selalu ada pada setiap episode. ‘Death Parade’ memberi sempilan misteri yang menarik untuk diikuti. Apalagi ketika melihat Decim yang notabene adalah juri/hakim yang sedikit berbeda dengan juri/hakim lainnya. Kemunculan karakter manusia bernama Chiyuki dalam agenda penjurian/penghakiman Decim juga menyisakan misteri. Karakter dan semua elemen yang ada dalam ‘Death Parade’ adalah sebuah misteri yang lambat laun mulai menemukan titik terangnya. Rahasia mulai terungkap secara perlahan. Namun masih saja kabut misteri menyelimuti. Sorotan tajam nan datar mata Decim (mungkin) adalah deskripsi nyata ‘Death Parade’ sebenarnya.
         Skor: 8.6/10

0 comments