Monday, March 23, 2015

Hasil Seminar Bersama Budi Faisal

Tulisan ini merupakan hasil corat-coret saya waktu masih di semester 3 (tiga). Sudah lama sekali sebenarnya (yakni tahun 2011), namun tak apalah. Itung-itung nambah jumlah postingan. Diambil waktu saya mengikuti seminar di kampus yang menghadirkan Budi Faisal sebagai pemateri. Budi Faisal sendiri merupakan seorang arsitek sekaligus dosen di salah satu perguruan tinggi negeri di Bandung. Tema yang dibahas waktu itu adalah tentang Green Architecture yang difokuskan pada bambu sebagai material bangunan. Aplikasinya dicontohkan pada rumah pribadi Budi Faisal sendiri.
Dan berikut coretan-coretan kecil saya waktu seminar dulu. Oh ya, gambar diambil dari sini ya!

Sekilas tentang Green Architecture
Seiring terus berkembangnya isu lingkungan, bidang arsitekturpun terus mencari cara untuk (setidaknya) mencegah dampak negatif bagi lingkungan yang diakibatkan oleh adanya pembangunan. Salah satu upaya dalam bidang arsitektur untuk mengurangi dampak negatif tersebut adalah dengan sebuah konsep yang dinamakan dengan green architecture.
Green architecture sendiri (dikutip dari buku Arsitektur & Lingkungan oleh Dr. Sri Handayani, M.Pd.) adalah sebuah konsep arsitektur yang berusaha meminimalkan pengaruh buruk terhadap lingkungan alam maupun manusia dan menghasilkan tempat hidup yang lebih sehat, yang dilakukan dengan cara memanfaatkan sumber energi dan sumber daya secara optimal dan efisien. Green Architecture merupakan perwujudan dari arsitektur berkelanjutan yang menjadi jawaban atas eksistensi ekosistem dimuka bumi ini. Dengan kata lain, penerapan konsep Green Architecture memberi peluang besar terhadap keberlangsungan hidup manusia dan ekosistem lainnya secara berkelanjutan. Aplikasi dari konsep ini akan menciptakan suatu bentuk arsistektur yang berkelanjutan.
Ada berbagai macam cara untuk mewujudkan konsep Green Architecture pada sebuah bangunan. Salah satunya adalah material. Dan bambu merupakan salah satu material yang masuk kategori dalam konsep Green Architecture. Seiring bertambahnya zaman dan berkembangnya ilmu pengetahuan, bambu kini sudah bukan menjadi barang aneh untuk dijadikan material bangunan.

Bambu
Bambu merupakan sejenis rumput yang tumbuh ditempat yang beriklim tropis seperti Indonesia.  Bambu mempunyai karakteristik yang unik sebagai bahan bangunan, diantaranya:
1)      Sustainable
Bambu merupakan tumbuhan yang mudah tumbuh, kalaupun bambu ditebang selama akarnya masih ada bambu akan tetap bisa tumbuh. Berbeda dengan pohon yang menghasilkan kayu, pohon-pohon tersebut memerlukan waktu yang relatif lama untuk tumbuh dibanding bambu.
2)      Kuat
Bambu sebagai bahan material bangunan juga punya keungulan yang lebih dibanding material lain, seperti baja misalnya. Karena ternyata bambu mempunyai kuat tekan yang lebih kuat dibanding baja.


 Selain memiliki karakter yang unik, bambu juga punya kelebihan yang tidak dimiliki material lain, antara lain:
-    Meresap air sampai 240%. Artinya hutan bambu ternyata mampu menyerap air 240% lebih banyak dibanding hutan pinus. Ini bisa dijadikan alternatif buat hutan-hutan Indonesia yang perlahan-lahan semakin hilang.
-    Menjaga erosi dan kelembapan tanah. Hutan bambu juga bisa menjadi pencegah terjadinya pengikisan tanah oleh air dan menjaga kelembababan tanah sehingga tanah tetap stabil.
-    Menyerap Co2 4x lebih baik. Hutan bambu juga mempu menyerap karbon dioksida 4x lebih baik dibanding hutan-hutan lainnya, ini sangat berguna ditengah maraknya isu global warming yang menjadi perbicangan dunia saat ini.
-     Menghasilkan O2 35% lebih baik. Selain mampu menyerap karbondioksida yang baik, hutan bambu juga mampu menghasilkan oksigen yang baik, bahkan 35% lebih baik dibanding hutan lainnya.
      Dan diantara kelebihannya, ternyata bambu juga punya kelemahan. Maka dari itu, maintenance merupakan aspek yang harus diperhatikan ketika menjadikan bambu sebagai material bangunan, baik sebelum maupun sesudah digunakan. Beberapa kelemahan dari bambu tersebut yaitu:
-   Rentan terhadap jamur, bubuk bambu dan serangga
-   Tidak mudah kering
-   Mudah pecah

Budi Faisal’s House
Budi Faisal’s house adalah tempat tinggal arsitek Budi Faisal hasil rancangannya yang memiliki konsep green architecture dengan bambu sebagai komponen utama material bangunan tersebut.
Menurut Budi Faisal tempat tinggalnya ini memiliki 3 konsep yang ramah lingkungan, yaitu:
1)       Menghormati alam
Karena lahan yang akan dibuat rumah terdapat banyak pohon, maka agar pohon tersebut tetap ada tanpa harus ditebang, Budi Faisal membagi bangunan rumahnya menjadi dua bagian, ini dimaksudkan untuk menjaga pohon-pohon yang sudah ada sebelum rumah ini dibangun.
Menghormati alam juga bisa dilakukan dengan memaksimalkan view bangunan tersebut. Hal ini sangat diperhatikan oleh Budi Faisal, sehingga rumahnya mempunyai view yang sangat terlihat eksotis.


2)      Mengeksplorasi bambu
Ada dua eksplorasi yang dilakukan Budi Faisal pada material bambu. Yaitu sebagai struktur dan sebagai ornament. Sebagai struktur, Budi Faisal menjadikan bambu sebagai komponen struktur utama rumah. Hal ini didasarkan pada keunggulan bambu yang kuat terhadap gaya tarik.
Sebagai ornament, Budi Faisal sangat memperhatikan segala keunikan bambu dan sanggup memanfaatkan keunikan tersebut. Hasilnya, Budi Faisal menyulap bambu menjadi ornament rumah yang tidak kalah indah dibanding ornament yang biasa digunakan pada rumah. Bahkan punya nilai estetika yang lebih dan kesan natural yang kental.


3)      Daur ulang barang bekas
Budi Faisal memanfaaatkan material bekas sebagai penunjang kebutuhan rumahnya. Dimana Budi Fasial menggunakan kayu bekas robohan bangunan Belanda, menggunakan kaca bekas dan sebagainya untuk melengkapi kebutuhan rumahnya. Ini juga sangat bermanfaat terutama untuk pengeluaran karena dengan barang bekas tidak perlu mengeluarkan pengeluaran yang terlalu besar.


2 comments

fosa April 28, 2016 at 2:12 AM Reply said... Reply

permisi boleh tanya, buku arsitektur dan lingkungan oleh Dr. Sri Handayani, M.Pd bisa didapatkan dimana ya?

Anonim April 28, 2016 at 6:48 AM Reply said... Reply

@fosa:
Saya dulu dapetin buku itu di kampus, kebetulan Bu Sri dosen saya.
Kalo tempat penjualan yg diluar kampus, saya kurang tahu. Dan nggak tahu juga skrg, di kampus masih ada apa nggak.