Semenjak
memulai menulis ‘Catatan Nonton’ Desember 2013 lalu, post yang merupakan
kumpulan short review film yang saya
tonton sudah memasuki jilid ke-16 pada bulan ini. Dan di bulan Maret ini, saya
masih melanjutkan menonton film-film rilisan tahun 2014 yang belum sempat
ditonton tahun lalu. Movie of the month
kali ini diberikan kepada film yang dibintangi Robert Downey Jr. dan Robert
Duvall, ‘The Judge’. Sisi hubungan ayah-anak yang dipertontonkan mereka berdua
telah memberi kesan berbeda terhadap film ini. Dan berikut daftar lengkap ‘Catatan
Nonton’ edisi Maret 2015. Check this out!
The
Imitiation Game (2014) (05/03/15)
Short
review:
Ada
rahasia besar dibalik kemenangan sekutu pada Perang Dunia II. Salah satu sosok
yang berjasa untuk itu bernama Alan Turing. Walaupun tidak terjun langsung
dalam pertempuran, alat yang diciptakannya (cikal bakal komputer) mampu
memperpendek umur perang yang telah menelan banyak korban. Namun naasnya,
perilaku menyimpang yang masih dianggap kriminal saat itu, membuat namanya
ditutupi dalam catatan sejarah. Sebelum akhirnya Ratu Elizabeth II memberi
pengampunan tahun 2013 lalu. Sebagai sebuah biopik, 'The Imitation Game' memang
tidak menawarkan inovasi baru dari segi alur penceritaannya. Tapi ketika Morten
Tyldum menyandingkan usaha keras pemecahan kode enigma yang rumit dalam
sentuhan thriller dengan kompleksitas karakter Alan Turing yang sama rumitnya,
membuat 'The Imitation Game' ini menjadi lebih spesial dan emosional sebagai
sebuah biopik.
Skor:
4/5
Fifty
Shades of Grey (2015) (06/03/15)
Short
review:
‘Fifty
Shades of Grey’ hanyalah sebuah drama romantis biasa yang hanya mencoba tampil
berbeda lewat premis sensualnya. Kehebohan yang mengiringi perjalanan ‘Fifty
Shades of Grey’ tak sejalan dengan hasil akhirnya. Terlalu standar. Tidak ada
yang spesial dan berkesan. Konsep nakalnya pun juga terkesan tempelan semata.
Beruntung dua pemeran utamanya tampil dengan cukup baik. Review lengkapnya bisa
dilihat disini.
Skor:
2,5/5
Foxcatcher
(2014) (09/03/15)
Short
review:
'Foxcatcher'
mengambil jalan berbeda sebagai sebuah film bertema olahraga. Tak ada ingar
bingar dan sorak sorai penonton yang menggema. Tak ada aksi heroik atlet
didetik-detik akhir pertandingannya. Ya, itu sudah terlalu cheesy dan cliche memang.
Menyoroti obsesi manusia yang bersanding dengan sisi gelapnya, 'Foxcacther'
hadir dalam alunan sepi nan depresif. Seolah gulat hanyalah kamuflase untuk
menutupi kesepiannya. Tone-nya yang
kelam dan dingin membawa rasa yang berujung kegetiran. Studi karakter yang
berhasil ditunjukkan para pemerannya. Terutama buat Steve Carrel yang sukses
menyulap dirinya menjadi sosok yang serius dengan karakternya yang kompleks. Oh
ya, buat yang tidak terbiasa, film ini mungkin akan membuat anda bosan.
Skor:
3,75/5
Exodus:
Gods and Kings (2014) (10/03/15)
Short
review:
Tidak
ada masalah sebenarnya dengan film 'Exodus: Gods and Kings' ini. Hanya saja,
dengan durasinya yang panjang, Ridley Scott seperti hanya bermain aman saja
dengan narasi dan plot yang terlewat sederhana. Yang terjadi adalah film ini
benar-benar terasa begitu lama dan melelahkan. Tidak hanya disitu, kedalaman
emosi yang seharusnya bisa ditonjolkan lewat karakternya juga kurang tergali.
Bahkan untuk two men show-nya, Bale
and Edgerton. Nama-nama besar lainnya juga hanya sekedar cameo semata.
Beruntung aspek teknisnya bisa menambal sedikit kekecewaan tadi. Ya, sisi
visualnya benar-benar sanggup memanjakan mata, mulai dari set peradaban Mesir
yang megah sampai klimaks di laut merah. Meskipun begitu, 'Exodus: Gods and
Kings' tidak berada pada tahap epik seperti yang digembar-gemborkannya.
Skor:
3/5
The
Judge (2014) (11/03/15)
Short
review:
Menonton
sebuah courtroom drama memang selalu
punya keasyikan tersendiri. Melihat orang-orang bersilat lidah, memamerkan
kelihaiannya berargumen, mengungkap fakta-fakta yang ada sampai ketukan palu
menutup semuanya dengan keputusan yang menghentak. Pencapaian 'The Judge'
memang belum sampai pada tahap yang diraih seniornya '12 Angry Men' sebagai
sebuah courtroom drama terbaik
sepanjang masa. Namun dengan menyoroti sisi lain tentang hubungan ayah-anak
ditengah pergolakan persidangan justru membawa nuansa hangat buat 'The Judge'.
Rasa hangat yang tidak hanya emosional tapi juga mengharu biru. Seperti memberi
sebuah perenungan bagi kita, dan tentang hubungan dengannya ayah kita
masing-masing.
Skor:
4/5
Unbroken
(2014) (12/03/15)
Short
review:
Ada
beberapa alasan kenapa 'Unbroken' yang dilihat dari semua segi punya kans untuk
masuk nominasi Oscar, namun tidak dilirik juri Oscar untuk kategori utama.
Setelah menontonnya, kita memang akan merasakannya. Biarpun begitu, itu tidak
lantas menjadikan film yang disutradarai Angelina Jolie ini menjadi sebuah tontonan
jelek. Apalagi sisi teknisnya mampu tampil apik. Tapi memasang nafas inspiratif
saja belum cukup untuk membuat film ini menjadi luar biasa. Dilihat dari sudut
lain, Angelina Jolie cukup berbakat sebagai sutradara. Sebagai seorang
perempuan, dia mampu menunjukkan sisi maskulin dalam filmnya. Keras dan
menghentak. Karya besarnya mungkin akan dijumpai dimasa depan. Semoga!
Skor:
3,25/5
Into
the Woods (2014) (14/03/15)
Short
review:
Dan
tak pernah saya sadari bahwa sebuah hutan bisa jadi jalan pertemuan tokoh-tokoh
dongeng legendaris seperti Cinderella, Rapunzel, Jack sampai gadis berkerudung
merah dalam satu jalinan cerita. 'Into the Woods' yang merupakan adaptasi
pementasan broadway itu memulai semuanya dengan menyenangkan. 'I wish', sebuah
kalimat yang diucapkan masing-masing tokoh menjadi daya tarik tatkala
dinyanyikan bersama latar hidup mereka. Ketika alur semakin berjalan maju, tak
bisa dipungkiri jika 'Into the Woods' mempunyai beberapa kelemahan terutama
dari segi cerita. Namun masih sanggup ditutupi performa cast yang tampil tidak mengecewakan, terutama buat Meryl Streep.
Anna Kendrick ok juga jadi Cinderella, hehe. Namun ada rasa tanggung yang saya
rasakan disini, 'Into the Woods' mempunyai nuansa dark yang kental namun tidak maksimal. Ini juga tontonan ringan
tapi terkesan kurang family oriented.
Skor:
3/5
0 comments
Post a Comment