Tulisan
ini merupakan hasil corat-coret saya waktu masih di semester 3 (tiga). Sudah lama sekali sebenarnya (yakni tahun 2011), namun tak
apalah. Itung-itung nambah jumlah postingan. Diambil waktu saya mengikuti
seminar di kampus yang menghadirkan Budi Faisal sebagai pemateri. Budi Faisal
sendiri merupakan seorang arsitek sekaligus dosen di salah satu perguruan
tinggi negeri di Bandung. Tema yang dibahas waktu itu adalah tentang Green Architecture yang difokuskan pada bambu sebagai material bangunan. Aplikasinya dicontohkan pada rumah pribadi Budi Faisal sendiri.
Dan
berikut coretan-coretan kecil saya waktu seminar dulu. Oh ya, gambar diambil dari sini ya!
Sekilas tentang Green Architecture
Seiring
terus berkembangnya isu lingkungan, bidang arsitekturpun terus mencari cara
untuk (setidaknya) mencegah dampak negatif bagi lingkungan yang diakibatkan
oleh adanya pembangunan. Salah satu upaya dalam bidang arsitektur untuk
mengurangi dampak negatif tersebut adalah dengan sebuah konsep yang dinamakan dengan
green architecture.
Green architecture
sendiri (dikutip dari buku Arsitektur
& Lingkungan oleh Dr. Sri Handayani, M.Pd.) adalah sebuah konsep
arsitektur yang berusaha meminimalkan pengaruh buruk terhadap lingkungan alam
maupun manusia dan menghasilkan tempat hidup yang lebih sehat, yang dilakukan dengan
cara memanfaatkan sumber energi dan sumber daya secara optimal dan efisien. Green Architecture merupakan perwujudan
dari arsitektur berkelanjutan yang menjadi jawaban atas eksistensi ekosistem
dimuka bumi ini. Dengan kata lain, penerapan konsep Green Architecture memberi peluang besar terhadap keberlangsungan
hidup manusia dan ekosistem lainnya secara berkelanjutan. Aplikasi dari konsep
ini akan menciptakan suatu bentuk arsistektur yang berkelanjutan.
Ada berbagai macam cara
untuk mewujudkan konsep Green
Architecture pada sebuah bangunan. Salah satunya adalah
material. Dan bambu merupakan salah satu material yang masuk kategori dalam
konsep Green Architecture. Seiring bertambahnya
zaman dan berkembangnya ilmu pengetahuan, bambu kini sudah bukan menjadi barang
aneh untuk dijadikan material bangunan.
Bambu
Bambu
merupakan sejenis rumput yang tumbuh ditempat yang beriklim tropis seperti
Indonesia. Bambu mempunyai karakteristik
yang unik sebagai bahan bangunan, diantaranya:
1) Sustainable
Bambu merupakan tumbuhan yang
mudah tumbuh, kalaupun bambu ditebang selama akarnya masih ada bambu akan tetap
bisa tumbuh. Berbeda dengan pohon yang menghasilkan kayu, pohon-pohon tersebut
memerlukan waktu yang relatif lama untuk tumbuh dibanding bambu.
2) Kuat
Bambu sebagai bahan material bangunan
juga punya keungulan yang lebih dibanding material lain, seperti baja misalnya. Karena ternyata bambu mempunyai kuat tekan yang lebih kuat dibanding baja.
Selain memiliki karakter yang unik, bambu juga punya kelebihan yang tidak dimiliki material lain,
antara lain:
- Meresap
air sampai 240%. Artinya hutan bambu ternyata mampu menyerap air 240% lebih
banyak dibanding hutan pinus. Ini bisa dijadikan alternatif buat hutan-hutan
Indonesia yang perlahan-lahan semakin hilang.
- Menjaga
erosi dan kelembapan tanah. Hutan bambu juga bisa menjadi pencegah terjadinya
pengikisan tanah oleh air dan menjaga kelembababan tanah sehingga tanah tetap
stabil.
- Menyerap
Co2 4x lebih baik. Hutan bambu juga mempu menyerap karbon dioksida 4x lebih
baik dibanding hutan-hutan lainnya, ini sangat berguna ditengah maraknya isu global warming yang menjadi perbicangan dunia saat ini.
- Menghasilkan
O2 35% lebih baik. Selain mampu menyerap karbondioksida yang baik, hutan bambu
juga mampu menghasilkan oksigen yang baik, bahkan 35% lebih baik dibanding
hutan lainnya.
Dan diantara kelebihannya, ternyata bambu juga punya kelemahan. Maka dari itu, maintenance merupakan aspek yang harus diperhatikan ketika menjadikan bambu sebagai material bangunan, baik sebelum maupun sesudah digunakan. Beberapa kelemahan dari bambu tersebut yaitu:
- Rentan
terhadap jamur, bubuk bambu dan serangga
- Tidak
mudah kering
- Mudah
pecah
Budi Faisal’s House
Budi Faisal’s house adalah
tempat tinggal arsitek Budi Faisal hasil rancangannya yang memiliki konsep green architecture dengan bambu sebagai
komponen utama material bangunan tersebut.
Menurut
Budi Faisal tempat tinggalnya ini memiliki 3 konsep yang ramah lingkungan,
yaitu:
1) Menghormati
alam
Karena
lahan yang akan dibuat rumah terdapat banyak pohon, maka agar pohon tersebut
tetap ada tanpa harus ditebang, Budi Faisal membagi bangunan rumahnya menjadi
dua bagian, ini dimaksudkan untuk menjaga pohon-pohon yang sudah ada sebelum
rumah ini dibangun.
Menghormati alam juga bisa
dilakukan dengan memaksimalkan view bangunan tersebut. Hal ini sangat diperhatikan
oleh Budi Faisal, sehingga rumahnya mempunyai view yang sangat terlihat eksotis.
2) Mengeksplorasi
bambu
Ada dua eksplorasi yang dilakukan Budi Faisal pada material bambu. Yaitu sebagai struktur dan sebagai ornament. Sebagai
struktur, Budi Faisal menjadikan bambu sebagai komponen struktur utama rumah. Hal ini didasarkan pada keunggulan bambu yang kuat terhadap gaya tarik.
Sebagai
ornament, Budi Faisal sangat memperhatikan segala keunikan
bambu dan sanggup memanfaatkan keunikan tersebut. Hasilnya, Budi Faisal menyulap bambu menjadi ornament rumah yang tidak
kalah indah dibanding ornament yang biasa digunakan pada rumah. Bahkan punya nilai estetika yang lebih dan kesan natural yang kental.
3) Daur ulang barang bekas
Budi
Faisal memanfaaatkan material bekas sebagai penunjang kebutuhan rumahnya. Dimana Budi Fasial menggunakan kayu bekas robohan bangunan Belanda, menggunakan
kaca bekas dan sebagainya untuk melengkapi kebutuhan rumahnya. Ini juga sangat
bermanfaat terutama untuk pengeluaran karena dengan barang bekas tidak perlu
mengeluarkan pengeluaran yang terlalu besar.
2 comments
permisi boleh tanya, buku arsitektur dan lingkungan oleh Dr. Sri Handayani, M.Pd bisa didapatkan dimana ya?
@fosa:
Saya dulu dapetin buku itu di kampus, kebetulan Bu Sri dosen saya.
Kalo tempat penjualan yg diluar kampus, saya kurang tahu. Dan nggak tahu juga skrg, di kampus masih ada apa nggak.
Post a Comment