Sunday, July 5, 2015

Surat dari Kekasih

Untukmu yang selalu Kucintai,

Saat kau bangun di pagi hari, Aku memandangmu dan berharap engkau akan berbicara kepada Ku
Bercerita, meminta pendapat Ku, mengucapkan sesuatu untuk Ku walaupun hanya sepatah kata
Atau berterima kasih kepada Ku atas sesuatu hal yang indah yang terjadi dalam hidupmu pada tadi malam, kemarin, atau waktu yang lalu
Tetapi Aku melihat engkau begitu sibuk mempersiapkan diri untuk pergi bekerja
Tak sedikitpun kau menyedari Aku di dekat mu

Aku kembali menanti saat engkau sedang bersiap
Aku tahu akan ada sedikit waktu bagimu untuk berhenti dan menyapa Ku
Tetapi engkau terlalu sibuk
Di satu tempat, engkau duduk tanpa melakukan apapun
Kemudian Aku melihat engkau menggerakkan kakimu
Aku berpikir engkau akan datang kepada Ku, tetapi engkau berlari ke telepon dan menelepon seorang teman untuk sekadar berbual-bual
Aku melihatmu ketika engkau pergi bekerja dan Aku menanti dengan sabar sepanjang hari
Namun dengan semua kegiatanmu, Aku berpikir engkau terlalu sibuk untuk mengucapkan sesuatu kepada Ku

Sebelum makan siang Aku melihatmu memandang ke sekeliling
Mungkin engkau merasa malu untuk berbicara kepada Ku, itulah sebabnya mengapa engkau tidak sedikitpun menyapa Ku
Engkau memandang tiga atau empat meja sekitarmu dan melihat beberapa temanmu berbicara dan menyebut nama Ku dengan lembut sebelum menjamah makanan yang Kuberikan, tetapi engkau tidak melakukannya
Ya, tidak mengapa, masih ada waktu yang tersisa dan Aku masih berharap engkau akan datang kepadaKu, meskipun saat engkau pulang ke rumah kelihatannya seakan-akan banyak hal yang harus kau kerjakan
Setelah tugasmu selesai, engkau menghidupkan TV, Aku tidak tahu apakah kau suka menonton TV atau tidak, hanya engkau selalu ke sana dan menghabiskan banyak waktu setiap hari di depannya, tanpa memikirkan apapun dan hanya menikmati siaran yang ditampilkan, hingga waktu-waktu untuk Ku dilupakan

Kembali Aku menanti dengan sabar saat engkau menikmati makananmu tetapi kembali engkau lupa menyebut nama Ku dan berterima kasih atas makanan yang telah Kuberikan
Saat tidur Kupikir kau merasa terlalu lelah
Setelah mengucapkan selamat malam kepada keluargamu, kau melompat ke tempat tidurmu dan tertidur tanpa sepatahpun namaKu kau sebut
Tidak mengapa karena mungkin engkau masih belum menyadari bahwa Aku selalu hadir untukmu
Aku telah bersabar lebih lama dari yang kau sadari.
Aku bahkan ingin mengajarkan bagaimana bersabar terhadap orang lain
Aku sangat menyayangimu, setiap hari Aku menantikan sepatah kata darimu, ungkapan isi hatimu, namun tak kunjung tiba

Baiklah... engkau bangun kembali
Dan kembali Aku menanti dengan penuh kasih bahwa hari ini kau akan memberi Ku sedikit waktu untuk menyapa Ku
Tapi yang Kutunggu, ah tak juga kau menyapa Ku
Subuh, Zuhur, Ashar, Magrib dan Isya
Subuh lagi kau masih tidak mempedulikan Aku
Tak ada sepatah kata, tak ada seucap doa, tak ada pula harapan dan keinginan untuk sujud kepada Ku
Apakah salah Ku padamu?
Rezeki yang Kulimpahkan, kesehatan yang Kuberikan, Harta yang Kurelakan, makanan yang Kuhidangkan, Keselamatan yang Kukaruniakan, kebahagiaan yang Kuanugerahkan, apakah hal itu tidak membuatmu ingat kepada Ku?
Percayalah, Aku selalu mengasihimu,
Dan Aku tetap berharap suatu saat engkau akan menyapa Ku, memohon perlindungan Ku, bersujud menghadap Ku
Kembali kepada Ku

Yang selalu bersamamu setiap saat,
Tuhanmu


Sebuah sajak karya Kahlil Gibran

0 comments