Thursday, July 30, 2015

Catatan Nonton #Juli’15

Edisi ke-20 dari Catatan Nonton di bulan Juli ini. Daftar filmnya masih bisa dihitung jari, tapi bertambah sedikit daripada bulan lalu. Movie of the month kali ini adalah ‘The Guest’ yang dibintangi Dan Stevens. Memang, masih ada yang lebih bagus dibanding ‘The Guest’, namun pesona Dan Stevens seperti masih membekas, mengingatkan saya akan Ryan Gosling di ‘Drive’. Selain karena ‘The Guest’ menghibur tentunya.

It Follows (2014) (03/07/15)
Short review:
Opening mencekam sekaligus penuh misteri telah sukses membuat penonton untuk tetap terjaga menyaksikan bagaimana sosok “It” yang mem-“Follows”. Seolah “It” itu ikut-ikutan mengikuti kita dan membawa kita masuk pada dunianya. Membangun suasana horor lewat atmosfernya memang terasa lebih mengerikan dibanding jump scare berlebihan yang banyak ditemui di film-film horor lain. Dan Robert Mitchells tahu benar akan hal ini. Seiring alur yang terus melaju, ‘It Follows’ tak henti-hentinya menebarkan aura creepy bersama sisi teknisnya yang apik. Premisnya mungkin terkesan bodoh dan menggernyitkan dahi, namun bila ditarik perspektif lain, ada sebuah kritik sosial yang coba disampaikan Robert Mitchells terkait kehidupan seks bebas di zaman sekarang ini.
Skor: 3,75/5

The Guest (2014) (03/07/15)
Short review:
Nuansa ’80-an begitu mewarnai film garapan Adam Wingard ini. Semuanya terasa begitu menyenangkan bersama kehadiran sesosok pria kharismatik yang menjadi “tamu” misterius. Selayaknya sosok David (Dan Stevens) yang langsung mempesona keluarga Peterson di perjumpaan pertamanya, seperti itu pulalah pesona ‘The Guest’ yang langsung menghipnotis kita untuk terus mengikuti alurnya. Moment-moment santai, tegang, sadis, lucu sampai romantis dihadirkan silih berganti namun tanpa sedikitpun mengurangi tensi yang ada. Hingga tiba pada sebuah klimaks di sebuah set pesta dansa dengan gemerlap lampu berwarna-warni lengkap dengan iringan lagu eighties-nya yang tetap keren di tangan Wingard. Dan, Dan Stevens, memang dialah alasan utamanya.
Skor: 3,75/5

Deliver Us From Evil (2014) (04/07/15)
Short review:
‘Deliver Us From Evil’ mungkin akan menjadi berbeda dengan horor kebanyakan, ketika sebuah dunia kriminal dihubungkan dengan dunia supranatural. Seolah kekuatan gelap dunia supranatural tidak bisa dipisahkan dari kejahatan dalam kehidupan sehari-hari. Diilhami kisah nyata, dari seorang mantan polisi Ralph Sarchie yang harus berhadapan dengan kasus yang tak pernah ditemukan sebelumnya. Scott Derrickson meramu kisahnya dengan tema pengusiran setan yang sudah sering diangkat dari film horor. Namun tidak seperti yang dilakukannya di ‘The Exorcism of Emily Rose’,  Scott Derrickson memperlakukan ‘Deliver Us From Evil’ dengan sangat ngepop alias terlalu pasaran. Memang ciri khasnya masih bisa dirasakan, namun tidak terlampau berkesan seperti ‘Sinister’ yang dulu mencuri perhatian saya.
Skor: 3/5

Locke (2013) (05/07/15)
Short review:
Mungkin tidak semua orang akan senang melihat seorang Tom Hardy yang menyetir mobil dimalam hari dari Birmingham ke London dan hanya berbicara via telepon dengan orang-orang yang berurusan dengannnya. Perjalanannya pun bisa dibilang normal-normal saja, tidak ada hal-hal mengejutkan yang berpotensi membuat ‘Locke’ menjadi dramatis. Ya, sepanjang durasinya, kita memang hanya akan melihat sosok Ivan Locke dalam wujud Tom Hardy ditemaramnya malam. Yang terus berbicara via telepon dan sesekali mengumpat. Tak ada orang lain, hanya dirinya seorang. Bukan drama berlebihan memang yang ditawarkan Steven Knight, kita hanya diajak untuk melihat bagaimana seorang pria dengan dilema hatinya harus membuat keputusan penting dalam hidupnya meskipun ia harus kehilangan segalanya. Ada dosa yang ingin ditebus. Ada keinginan yang kuat untuk tidak menjadi apa yang dia benci. Dialog-dialog Ivan Locke di telepon juga bukan tanpa arti, sisi humanisnya terasa related dengan kehidupan.
Skor: 4/5

You’re Next (2011) (18/07/15)
Short review:
‘You’re Next’ telah menandai Adam Wingard bersama kompatriotnya Simon Barret sebagai kreator horor/thriller yang patut diperhitungkan kehadirannya saat ini. Kesenangannya menghadirkan tontonan gore/slasher terlihat begitu jelas disini. Mengusung tema home invasion, ‘You’re Next’ hadir dengan segala element gore yang layak dinikmati. Tidak terlampau sadis sampai terasa disturbing namun tidak pula tampil murahan. Tidak hanya menampilkan kesadisan dan ketegangan, Adam Wingard juga menyajikan beberapa kejutan yang cukup potensial untuk menghentak penontonnya. Tapi lebih dari itu semua, kesenangan sesungguhnya hadir pada sosok cantik Erin Harson (Sharni Vinson) sebagai heroine kuat yang tak kalah brutalnya. Dari tangannya lah, peralatan rumah tangga bertransformasi menjadi alat membunuh yang mengerikan.
Skor: 3,75/5

Shutter Island (2010) (21/07/15)
Short review:
Seperti melihat film klasik dalam balutan modern melihat karya Martin Scorsese yang menandai kerja sama keempat kalinya bersama Leonardo Di Caprio. Mulai dari gambar, pergerakan kamera, dialog-dialog antar karakter sampai scoring nyaring yang menghantui. Semuanya terasa begitu klasik, mengingatkan saya akan film-film thriller zaman dulu yang memang memiliki ciri seperti yang saya sebutkan. Bermain dalam ranah psikologis, Scorsese seperti enggan to the point, ia lebih memilih menebarkan kepingan puzzle misterinya dengan tempo yang begitu lambat. Pulau misterius yang berisi karakter yang tak kalah misteriusnya ini seolah mengajak kita untuk menguak apa yang sebenarnya terjadi di pulau tersebut. Twist ending pun telah disiapkan Scorsese guna mengungkap semua yang terjadi. Mungkin tidak sampai mengejutkan tapi cukup efektif untuk menjawabnya.
Skor: 4/5

The Strangers (2008) (22/07/15)
Short review:
Sejumlah orang tak dikenal menyatroni sebuah rumah. Meneror penghuninya tanpa motif yang jelas, selain memberi ketakutan kepada para korbannya, sebelum membunuhnya tentunya. Terdengar familiar untuk sebuah premis home invasion thriller, tapi memang begitulah adanya. Dan ‘The Strangers’ yang katanya terinspirasi dari kisah nyata ini adalah bagaimana sebuah film home invasion thriller bekerja. Ya, semua kenikmatan genre ini bisa dirasakan dari ‘The Strangers’. Meskipun tidak menawarkan sesuatu yang baru, tapi ‘The Strangers’ tetap menyajikan kegeriannya sendiri. Dibuka dengan pelan bersama dua sejoli yang sedang galau, namun tidak sampai terlalu melankolis karena setelah suara ketukan pintu terdengar, ‘The Strangers’ pun mulai menunjukkan gelagatnya.
Skor: 3,5/5

0 comments