Friday, June 5, 2015

Pertanyaan ‘Penting Gak Penting’ yang Jadi Bahan Pikiran Waktu Kecil

Masa kecil adalah masa paling indah dalam fase kehidupan manusia. Fase dimana manusia bebas melakukan apapun yang dia mau. Fase dimana dunia memaklumi semua hal yang dilakukannya. Fase dimana setiap harinya adalah tentang kesenangan, tanpa sedikitpun terbebani pikiran tentang bagaimana hari esok kelak. Benar-benar indah. Terkadang (seringnya), saya merindukan masa-masa itu. Namun sayang, masa itu tak akan pernah kembali lagi.
Seperti telah diungkapkan diatas bahwa anak kecil itu bebas melakukan apa saja. Tanpa adanya rasa terkekang. Tentu kata bebas ini tidak menunjuk pada semua hal, melainkan pada hal-hal yang memang wajar dilakukan anak kecil saja. Salah satu dari sekian kebebasan bereskplorasi dari anak kecil adalah bertanya. Sifat anak kecil yang memang serba ingin tahu pada semua hal membuat seorang anak kecil melontarkan pertanyaan yang tiada henti bahkan beberapa malah terkesan aneh. Maklum saja, namanya juga anak-anak, baru sedikit melihat dunia.
Seperti anak-anak kecil pada umumnya, sayapun juga mempunyai pertanyaan-pertanyaan yang mungkin agak sedikit aneh. Pertanyaan-pertanyaan yang saat itu tak pernah saya temukan jawabannya. Mungkin juga sampai sekarang. Hanya saja bedanya, kalau waktu kecil saya ingin sekali mendapat jawaban yang pasti, maka untuk sekarang saya lebih memilih menyikapi pertanyaan-pertanyaan tersebut. Karena memang ide tentang sebuah kehidupan adalah sebuah pertanyaan tanpa ujung. Dan benar adanya jika di kehidupan ini terdapat lebih banyak pertanyaan daripada jawaban.
Sejenak mengingat memory waktu kecil dulu. Kali ini saya ingin kembali mengungkapkan beberapa pertanyaan yang dulu sempat terlintas dibenak dan menjadi bahan pikiran tersendiri. Mungkin isinya terkesan aneh dan tidak penting. Karena begitulah pola pikir anak kecil yang (hanya) sekedar ingin tahu.

Kenapa jalannya pertandingan sepak bola tak pernah sama?
Waktu kecil, saya hobi sekali main sepak bola. Dan tak seharipun terlewati untuk main sepak bola. Namun terkadang saya suka berpikir sesuatu tentang sepak bola. Bukan tentang pemain, teknik atau peraturannya. Yang saya pikirkan adalah kenapa jalannya pertandingan sepak bola tak pernah ada yang sama antara pertandingan yang satu dengan yang lainnya?
Saya berpikir bahwa begitu banyaknya pertandingan sepak bola yang terjadi dibelahan bumi ini. Entah itu pertandingan resmi ataupun bukan. Dan saking banyaknya pertandingan yang digelar, membuat jumlahnya tidak terhitung. Namun tak satupun terceritakan ada dua (saja) pertandingan yang sama (benar-benar sama). Faktanya memang demikian. Walaupun pertandingan dilakukan oleh tim yang sama, para pemainnya sama, tempatnya juga sama. Walaupun semua pertandingan memulai permainan dengan operan bola ditengah lapangan. Namun pada akhirnya, detik-detik setelah itu, laju sikulit bundar tidak pernah sama dengan pertandingan lainnya. Jalannya pertandingan memang tidak pernah sama satu dengan yang lainnya. Selalu menawarkan perbedaan.
Pertanyaan-pertanyaan ini juga berlaku buat berbagai permainan lainnya, catur misalnya. Ya, hanya dengan papan segede itu ternyata tidak ada satupun jalan permainan yang sama. Ini juga berlaku buat lagu, dengan hanya 7 + 5 nada saja tak ada satu lagupun didunia yang ini benar-benar sama.

Siapa yang membuat jalan?
Tentang pertanyaan ini, saya tidak berbicara tentang jalan raya. Tapi yang saya pikirkan adalah siapa yang membuat jalan-jalan sekunder beraspal sampai ke pelosok-pelosok, sampai ke daerah-daerah tinggi. Ditambah ternyata jalanan itu bisa nyambung dengan jalanan dari daerah lain. Saya juga sempat menanyakan pertanyaan siapa yang membuat jalan? ini pada seseorang, yang dijawab dengan enteng, Jend. W. Daendels. Memang benar pada masa penjajahan, Daendels sempat membuat jalan dari Anyer sampai Panarukan dengan menerapkan sistem kerja rodi bagi para pekerjanya yaitu kaum pribumi. Tapi bukan itu yang saya maksud Pak! Itu mah saya juga tahu!

Kenapa sepetak tanah bisa dimiliki atas nama pribadi, pemerintah dsb?
Dan ini juga yang membuat saya bingung, sepetak tanah bisa dimiliki atas nama si A, si B, dsb atau dimiliki pemerintah. Padahal yang saya pikirkan, dari mulai Nabi Adam as turun ke dunia, semua tanah ini bebas, tidak yang memilikinya. Lalu dari semenjak kapan dan siapa yang memulai mengklaim bahwa tanah ini adalah kepunyaan si A, B, pemerintah, dsb. Dan siapa pula yang pertama kali mencetuskan adanya surat tanah?

Kenapa negara kita tidak membuat uang yang banyak untuk membayar hutangnya?
Saya cukup sering mendengar slentingan tentang kondisi negara kita yang (katanya) banyak hutangnya. Yang terlintas dipikiran saya adalah bahwa Indonesia punya bank. Dan bank yang membuat uang. Lalu kenapa bank tidak membuat uang saja sebanyak-banyaknya. Lalu lunasi hutang-hutang yang ada. Beres. Sesederhana itu ternyata pikiran saya.

Kenapa bahasa bisa sangat beragam dan berbeda masing-masing tempat?
Saya tahu bahwa bahasa ini sangat banyak didunia. Jangankan didunia, di Indonesiapun sudah sangat beragam bahasa di berbagai daerah. Yang menjadi bahan pikiran adalah kenapa bisa bahasa itu ada dan dimengerti manusia. Siapa yang pertama kali mengajari bahasa bagi manusia? Kenapa bahasa itu bisa berbeda-beda di masing-masing tempat? Kenapa bahasa yang kita sebut bahasa Inggris itu seperti itu, dan kenapa bahasa yang kita sebut sebagai bahasa Indonesia seperti ini? Bagaimana jika bahasa Indonesia itu bahasa Inggris atau sebaliknya?
Tidak hanya tentang bahasanya saja, dalam setiap ‘kata’ pun saya suka berpikir. Contoh, kenapa benda yang sekarang kita sebut sebagai kursi disebut kursi? Bagaimana jika benda yang sekarang kita sebut kursi itu pada awalnya disebut meja? Apakah jika demikian pada akhirnya kita menyebut benda yang sekarang disebut kursi sebagai meja? Kalau ada yang mau jawab karena nggak enak kedengarannya, mending jangan dijawab.
Jadi begitu kira-kira yang saya pikirkan tentang bahasa. Kenapa ya benda A disebut sebagai A dan B sebagai B? Bagaimana jika itu dibalik?
***
Itulah beberapa dari sekian pertanyaan yang dulu sering sekali jadi bahan pikiran waktu kecil. Sebenarnya masih banyak pertanyaan lain yang tak kalah aneh dan tidak pentingnya. Namun kalau saya tulis semua disini, post ini akan menjadi cerewet dengan pertanyaan-pertanyaan absurd kekanakan. Dan rasanya semua orang juga pernah mengalami seperti hal yang saya alami. Melontarkan pertanyaan-pertanyaan aneh. Seperti dimanakah Tuhan berada? Atau bagaimana wujud Tuhan?

0 comments