Masa
kecil adalah masa paling indah dalam fase kehidupan manusia. Fase dimana
manusia bebas melakukan apapun yang dia mau. Fase dimana dunia memaklumi semua
hal yang dilakukannya. Fase dimana setiap harinya adalah tentang kesenangan,
tanpa sedikitpun terbebani pikiran tentang bagaimana hari esok kelak.
Benar-benar indah. Terkadang (seringnya), saya merindukan masa-masa itu. Namun
sayang, masa itu tak akan pernah kembali lagi.
Seperti
telah diungkapkan diatas bahwa anak kecil itu bebas melakukan apa saja. Tanpa
adanya rasa terkekang. Tentu kata bebas ini tidak menunjuk pada semua hal,
melainkan pada hal-hal yang memang wajar dilakukan anak kecil saja. Salah satu
dari sekian kebebasan bereskplorasi dari anak kecil adalah bertanya. Sifat anak
kecil yang memang serba ingin tahu pada semua hal membuat seorang anak kecil
melontarkan pertanyaan yang tiada henti bahkan beberapa malah terkesan aneh.
Maklum saja, namanya juga anak-anak, baru sedikit melihat dunia.
Seperti
anak-anak kecil pada umumnya, sayapun juga mempunyai pertanyaan-pertanyaan yang
mungkin agak sedikit aneh. Pertanyaan-pertanyaan yang saat itu tak pernah saya
temukan jawabannya. Mungkin juga sampai sekarang. Hanya saja bedanya,
kalau waktu kecil saya ingin sekali mendapat jawaban yang pasti, maka untuk
sekarang saya lebih memilih menyikapi pertanyaan-pertanyaan tersebut. Karena memang
ide tentang sebuah kehidupan adalah sebuah pertanyaan tanpa ujung. Dan benar
adanya jika di kehidupan ini terdapat lebih banyak pertanyaan daripada jawaban.
Sejenak
mengingat memory waktu kecil dulu.
Kali ini saya ingin kembali mengungkapkan beberapa pertanyaan yang dulu sempat
terlintas dibenak dan menjadi bahan pikiran tersendiri. Mungkin isinya terkesan
aneh dan tidak penting. Karena begitulah pola pikir anak kecil yang (hanya)
sekedar ingin tahu.
Kenapa jalannya pertandingan sepak
bola tak pernah sama?
Waktu
kecil, saya hobi sekali main sepak bola. Dan tak seharipun terlewati untuk main
sepak bola. Namun terkadang saya suka berpikir sesuatu tentang sepak bola.
Bukan tentang pemain, teknik atau peraturannya. Yang saya pikirkan adalah
kenapa jalannya pertandingan sepak bola tak pernah ada yang sama antara
pertandingan yang satu dengan yang lainnya?
Saya
berpikir bahwa begitu banyaknya pertandingan sepak bola yang terjadi dibelahan bumi
ini. Entah itu pertandingan resmi ataupun bukan. Dan saking banyaknya pertandingan
yang digelar, membuat jumlahnya tidak terhitung. Namun tak satupun terceritakan
ada dua (saja) pertandingan yang sama (benar-benar sama). Faktanya
memang demikian. Walaupun pertandingan dilakukan oleh tim yang sama, para
pemainnya sama, tempatnya juga sama. Walaupun semua pertandingan memulai
permainan dengan operan bola ditengah lapangan. Namun pada akhirnya,
detik-detik setelah itu, laju sikulit bundar tidak pernah sama dengan
pertandingan lainnya. Jalannya pertandingan memang tidak pernah sama satu
dengan yang lainnya. Selalu menawarkan perbedaan.
Pertanyaan-pertanyaan
ini juga berlaku buat berbagai permainan lainnya, catur misalnya. Ya, hanya
dengan papan segede itu ternyata tidak ada satupun jalan permainan yang sama.
Ini juga berlaku buat lagu, dengan hanya 7 + 5 nada saja tak ada satu lagupun
didunia yang ini benar-benar sama.
Siapa yang membuat jalan?
Tentang
pertanyaan ini, saya tidak berbicara tentang jalan raya. Tapi yang saya
pikirkan adalah siapa yang membuat jalan-jalan sekunder beraspal sampai ke
pelosok-pelosok, sampai ke daerah-daerah tinggi. Ditambah ternyata jalanan itu
bisa nyambung dengan jalanan dari daerah lain. Saya juga sempat menanyakan pertanyaan
siapa yang membuat jalan? ini pada
seseorang, yang dijawab dengan enteng, Jend. W. Daendels. Memang benar pada
masa penjajahan, Daendels sempat membuat jalan dari Anyer sampai Panarukan
dengan menerapkan sistem kerja rodi bagi para pekerjanya yaitu kaum pribumi. Tapi bukan itu yang saya maksud Pak! Itu mah
saya juga tahu!
Kenapa sepetak tanah bisa dimiliki
atas nama pribadi, pemerintah dsb?
Dan
ini juga yang membuat saya bingung, sepetak tanah bisa dimiliki atas nama si A,
si B, dsb atau dimiliki pemerintah. Padahal yang saya pikirkan, dari mulai Nabi
Adam as turun ke dunia, semua tanah ini bebas, tidak yang memilikinya. Lalu
dari semenjak kapan dan siapa yang memulai mengklaim bahwa tanah ini adalah
kepunyaan si A, B, pemerintah, dsb. Dan siapa pula yang pertama kali
mencetuskan adanya surat tanah?
Kenapa negara kita tidak membuat
uang yang banyak untuk membayar hutangnya?
Saya
cukup sering mendengar slentingan tentang kondisi negara kita yang (katanya)
banyak hutangnya. Yang terlintas dipikiran saya adalah bahwa Indonesia punya
bank. Dan bank yang membuat uang. Lalu kenapa bank tidak membuat uang saja sebanyak-banyaknya.
Lalu lunasi hutang-hutang yang ada. Beres. Sesederhana
itu ternyata pikiran saya.
Kenapa bahasa bisa sangat beragam
dan berbeda masing-masing tempat?
Saya
tahu bahwa bahasa ini sangat banyak didunia. Jangankan didunia, di Indonesiapun
sudah sangat beragam bahasa di berbagai daerah. Yang menjadi bahan pikiran
adalah kenapa bisa bahasa itu ada dan dimengerti manusia. Siapa yang pertama
kali mengajari bahasa bagi manusia? Kenapa bahasa itu bisa berbeda-beda di
masing-masing tempat? Kenapa bahasa yang kita sebut bahasa Inggris itu seperti
itu, dan kenapa bahasa yang kita sebut sebagai bahasa Indonesia seperti ini?
Bagaimana jika bahasa Indonesia itu bahasa Inggris atau sebaliknya?
Tidak
hanya tentang bahasanya saja, dalam setiap ‘kata’ pun saya suka berpikir. Contoh,
kenapa benda yang sekarang kita sebut sebagai kursi disebut kursi? Bagaimana
jika benda yang sekarang kita sebut kursi itu pada awalnya disebut meja? Apakah
jika demikian pada akhirnya kita menyebut benda yang sekarang disebut kursi
sebagai meja? Kalau ada yang mau jawab
karena nggak enak kedengarannya, mending jangan dijawab.
Jadi
begitu kira-kira yang saya pikirkan tentang bahasa. Kenapa ya benda A disebut sebagai A dan B sebagai B? Bagaimana jika itu
dibalik?
***
Itulah
beberapa dari sekian pertanyaan yang dulu sering sekali jadi bahan pikiran
waktu kecil. Sebenarnya masih banyak pertanyaan lain yang tak kalah aneh dan
tidak pentingnya. Namun kalau saya tulis semua disini, post ini akan menjadi
cerewet dengan pertanyaan-pertanyaan absurd kekanakan. Dan rasanya semua orang
juga pernah mengalami seperti hal yang saya alami. Melontarkan
pertanyaan-pertanyaan aneh. Seperti dimanakah Tuhan berada? Atau bagaimana wujud
Tuhan?
0 comments
Post a Comment