Gigi is back! Ya, di bulan ramadhan kali ini
mereka kembali menelurkan album religi yang memang sudah mereka lakukan sejak
2004. Album yang bertajuk “Mohon Ampun” ini memiliki 10 (sepuluh) amunisi yang
siap diperdengarkan kepada seluruh khalayak khususnya buat ‘Gigi Kita’ dalam
rangka menyambut bulan suci ramadhan. Dalam album ini, mereka tidak membuat
lagu-lagu religi karya mereka seperti yang pernah dilakukan di “Jalan Kebenaran”
dan setelahnya. Tidak pula meng-arransemen ulang lagu-lagu religi musisi lain
seperti yang dilakukannya di “Raihlah Kemenangan” ataupun “Pintu Surga”. “Mohon
Ampun” menawarkan satu lagu baru, dimana sisanya adalah arransemen ulang dari
lagu-lagu religi sebelumnya. Jadi, mereka meng-arransemen kembali lagu-lagu
yang sudah pernah mereka arransemen sebelumnya. Lantas apa yang ingin
ditawarkan “Mohon Ampun’’ ini?
Dilihat
sepintas dari tracklist, mungkin kita
tidak akan terlalu antusias melihat album ‘‘Mohon Ampun’’. Bukan karena apa,
sembilan dari sepuluh track yang ada
adalah track lama yang sudah pernah
mereka keluarkan. Praktis, fokus utama kita akan terpaku pada satu lagu baru
berjudul ‘Mohon Ampun’ yang juga jadi singel
pertama di album ini. ‘Mohon Ampun’ sendiri sebenarnya bukanlah lagu yang
benar-benar baru. ‘Mohon Ampun’ adalah lagu lawas milik Vina Panduwinata yang
sempat populer di era ’80-an. Dari judulnya, rasanya sudah jelas arah lagu ini
akan kemana. Bercerita tentang permohonan ampun seseorang kepada Tuhan-nya atas
semua masa kelam dalam hidupnya. Salah satu tema stereotype lagu religi di Indonesia.
Mohon
Ampun memulai membuka album dengan riff gitar yang mengingatkan saya sama
Angels & Airwaves, tanpa sound experimental
tentunya. Riff gitar seperti ini memang terbilang jarang digunakan Gigi pada
lagu-lagunya. Tidak hanya menambah kesan religi pada lagu tersebut, arransemen
mereka kali ini juga memberi kesegaran buat musik Gigi sendiri. Ketidakhadiran
Dewa Budjana dalam penggarapan album kali ini, tidak terlalu berpengaruh
terhadap konsep musik Gigi secara utuh. Album yang dikerjakan selama kurang
lebih tiga minggu ini tetap berada dalam jalur pop rock ala Gigi.
Perasaan
kurang antusias di awal rasanya akan terpatahkan ketika mulai mengikuti semua track yang ada. Meskipun secara struktur
lagu tidak berubah siginifikan dan kita pun pernah
mendengarkan lagu-lagu religi yang di-arransemen Gigi sebelumnya, di album ‘‘Mohon
Ampun’’, lagu-lagu tersebut tetap bernuansa baru, segar dan layak dinikmati.
Seolah mendengar Gigi di awal karir religi mereka lagi.
‘Pintu
Sorga’ dan ‘Perdamaian’ menurunkan sedikit unsur hard dalam sound-nya,
tetapi tetap berada di jalur rock. ‘Keagungan Tuhan’ dan ‘Damai Bersamamu’
tidak berbeda jauh tetapi masih nyaman didengarkan. ‘Kota Santri’ dan ‘Ada Anak
Bertanya Pada Bapanya’ masih tetap dengan unsur rock-nya. ‘Ada Anak Bertanya
Pada Bapanya’ malah terasa semakin catchy
dengan sound gitar ala ‘Toxicity’
(System of a Down) dibagian verse. ‘Ketika
Tangan dan Kaki Berkata’ menjadi lebih intim dengan nuansa mellow gloomy-nya. ‘Kusadari (Akhirnya)’ menghilangkan unsur
akustik yang sangat kental di album sebelumnya tanpa sedikitpun kehilangan sisi
magis lagu ‘Akhirnya’. ‘Amnesia’ yang notabene adalah ciptaan mereka sendiri mungkin
menjadi lain daripada yang lain. Karena nuansanya 1800 berbeda dengan
versi sebelumnya.
Kesan
membandingkan dengan versi sebelumnya rasanya tidak dapat terelakkan. Biarpun
begitu, mau dibanding-bandingkanpun rasanya tidak terlalu berpengaruh. Baik
versi lama maupun versi baru, semuanya memiliki kesenangannya masing-masing.
Dengan kata lain, meski sama, masing-masing lagu tetap bisa berdiri sendiri.
Terima kasih untuk vokal Armand Maulana yang masih tetap terjaga dan konsisten sampai
saat ini.
Entah
motivasi apa yang ingin dicapai Gigi pada album religinya kali ini. Dimana
mereka hanya meng-arransemen ulang lagu-lagu religi lawas yang sesungguhnya
sudah mereka arransemen. Buat saya, ‘‘Mohon Ampun’’ seperti semacam album remake dari Gigi sebagai grup band trendsetter lagu religi. Album ini
seolah mengembalikan jati diri mereka seperti sebelumnya. Dimana jauh sebelum merilis
‘‘Raihlah Kemenangan’’, Gigi mempunyai cita-cita membuat album yang memuat
lagu-lagu religi hits dimasa lalu. Karena menurut mereka, setelah Bimbo tidak
ada lagi yang pernah melakukannya.
Idealisme
dari cita-cita mereka sempat memudar setelah Gigi menciptakan lagu-lagu religi
versi mereka sendiri yang bisa dibilang kurang memiliki kesan yang dalam. Maka
dari itu, selain menjaring pendengar-pendengar muda yang baru, ‘‘Mohon Ampun’’
juga menjadi jalan untuk meneruskan cita-cita mereka sebelumnya. Dan menjadi
pemanasan untuk kembali menelurkan album religi seperti halnya ‘‘Raihlah
Kemenangan’’ atau ‘‘Pintu Surga’’.
0 comments
Post a Comment